Yey my first bleach fanfic. Dengan penuh perjuangan akhirnya Hika bisa publish ni fanfic .

Berhubung ini yang pertama, mohon kritik sarannya. :)

RUKIA'S LIGHT

Disclaimer: Bleach punya Om TIte Kubo,

Hikaru cuma pinjem buat dimainin

Rukia's Light Special Present By:

Hikaru Kurochiki

Warning:

gaje, AU, OOC (maybe), deskrip kurang, EYD belum bener.

Chapter I : END

Rukia membuka matanya perlahan. Mencoba memandang sekelilingnya,tapi pandangannya buram, seperti televisi yang terkena gangguan. Samar-samar dilihatnya hujan yang turun dengan deras dan orang-orang yang berlari ke arahnya.

Merasa pusing, Rukia memegang kepalanya. Darah segar mengalir dari pelipis kirinya. Bingung, dia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Ingatannya kembali pada beberapa saat yang lalu.

Bus yang melaju kencang.

Truk itu.

Keduanya menghantam mobil yang dikendarai Rukia.

Dan…

Kaien!

Tiba-tiba nama itu terlitas di benaknya. Apa yang terjadi padanya? Rukia ingin menoleh untuk melihat keadaan cowok yang duduk di sebelahnya, tapi, dia terlalu lemah untuk melakukannya. Pandangannya sudah buram dan kembali menghitam.

Rukia yang kebetulan memegang kemudi, selamat dalam kecelakaan mobil itu. Akan tetapi, Kaien…cowok itu menghembuskan napas terakhirnya sebelum penduduk setempat sempat menolongnya. Dia tewas di tempat kejadian…


"Kuchiki Rukia,"panggil Ukitake-sensei.

Rukia bergeming, tidak menghiraukan panggilan gurunya. Dia hanya menatap hujan lewat jendela.

"Kuchiki Rukia!"Ulang Ukitake-sensei labih keras.

Rukia tetap bergeming. Entah memang tidak mendengar panggilan Ukitake-sensei, atau pura-pura tidak mendengar.

"Rukia,"Hinamori menyenggol lengan Rukia. "Ukitake-sensei memanggilmu."

Rukia tersentak. "Apa?' tanyanya pada Hinamori.

"Ukitake-sensei memanggilmu,"ulang Hinamori.

"Oh,begitu,"respon Rukia singkat. Lalu menggengkat tangannya dan berkata, "Ya,sensei?".

"Kerjakan soal nomor 1 sampai 10,"perintah Ukitake-sensei.

"Hai,"jawab Rukia,lalu maju ke depan kelas,mengerjakan soal yang dimaksud.

Ukitake-sensei tidak mengira Rukia bakal langsung maju dan membabat habis 10 soal fisika yang tergolong sulit itu—rata-rata siswa bakal kena ayan duluan sebelum sempat mengingat rumusnya,apalagi menyelesaikan jawabannya. Dia terkejut bukan main waktu Rukia menulis rumus-rumus—sampai rumus turunannya juga—dengan lancar tanpa kurang satu titikpun.

Setelah selesai, Rukia kembli ke bangkunya, sementara Uikitake-sensei memeriksa jawabannya."Benar semua,"kata Ukitake-sensei setengah tidak percaya seorang Kuchiki Rukia—siswi yang tampak tidak pernah memperhatikan pelajaran dan selalu melamun di kelas—dapat menyelesaikan 10 soal fisika supersulit."Silakan disalin."

Rukia mengeluarkan buku catatannya dan mulai manyalin.

"Ngapain disalin? Bukannya kau bias mengerjakanya tanpa buku?"tanya Hinamori, setahunya, Rukia malas mencatat pelajaran yang sudah dia kuasai.

"Nggak apa-apa,"jawab Rukia singkat, tetap sambil menulis.

Beginilah hidup Rukia sekarang. Menjadi murid terbaik di sekolah. Rata-rata nilai pelajaran selalu A. Tapi,tanpa kehidupan. Dia melakukannya hanya untuk melupakan kesedihannya. Agar dia punya kegiatan untuk mengalihkan pikirannya.

Sudah dua bulan berlalu sejak tragedi yang merenggut nyawa Kaien. Tapi Rukia samasekali belum bisa melupakan kesedihannya. Sekarang di hidup Rukia yang baru, segalanya berubah. Sikap Rukia yang ceria,cerewet dan ramah tak lagi dpat ditemui. Rukia yang sekrang cenderung pumurung dan pendiam. Dia lebih senang menyendiri. Baginya menyenderi merupakan kenikmatan yang luar biasa. Kematian Kaien adalah salah satu kelalaian terbesar dalam hidupnya. Tragedi itu masih menyiskan kepedihan yang mendalam bagi Rukia. Tragedi itu juga menjadikan Rukia tidak bisa memaafkan dirinya.

"Hei, Rukia. Nanti aku pinjam catatanmua,ya…" kata seorang cowok berambut merah aneh yang duduk dibelakang Rukia. Abarai Renji.

Rukia mengangguk singkat,lalu meneruskan pekerjaannya:menyalin jawaban 10 soal fisika di papan yang tadi dia kerjakan.

Renji menatap Rukia prihatin. Biasanya Rukia bakal ngomel panjang lebar kalau Renji pinjam catatannya. Jauh berbeda dengan Rukia yang sekarang, hanya bicara jika ditanya dan hanya satu atau dua kata saja.

Seperti bukan Rukia…

}to be continued{