KASTIL FRANKENSTEIN
DISCLAIMER : Masashi Kishimoto
Story © by : Teteh
Rated : T
Genre : Mystery - Romance
Summary : Sebuah liburan sekolah yang harusnya bersenang-senang berubah menjadi horor ketika terjebak disebuah kastil karena ditemukannya sang kepala sekolah sudah tak bernyawa lagi. Mampukah Sasuke keluar dari kastil terkutuk itu ?
Enjoy !
Kirin Senior High School mempunyai pelajar yang memiliki banyak bakat. Tidak jarang kalau semua murid KSHS ini mendapat nilai merah. Nyaris semuanya memiliki nilai diatas rata-rata, juga sekolah SMA ini tak pernah absen untuk mengikuti kegiatan tour sekolah dan selalu masuk peringkat teratas dari ajang event urutan 'Sekolah terfavorit'.
Sama halnya tahun sebelumnya, kakak-kakak kelasnya pun ikut andil dalam persiapan tour antar Sekolah yang dibimbing langsung oleh Kepala Sekolah. Serta para panitia atau sekarang sudah menjadi mantan kakak kelasnya pun ikut memeriahkan ajang tour ini.
Mantan kakak kelasnya atau sekarang menjadi panitia pembimbing juga membentuk sebuah kelompok yang disebut 'Akatsuki'.
Dan di Tahun ini event Tour antar Sekolah kembali diselenggarakan oleh beberapa sekolah elit yang ada di Negara Api dan Negera petir.
Persiapan SMA KSHS mencapai 98 % dan dikuti lebih dari pelajar. Itu pun dibagi beberapa tim sesuai urutan Bus. Satu Bus terdiri 35 anak termasuk sang kepala sekolah dan guru-gurunya.
Dan sesuai hasil lotre SMA KSHS mendapat kesempatan untuk mengunjungi beberapa museum di Kushogakure.
Pagi yang cerah menyinari alam dan perasaan gadis dengan surai pink yang sedikit ikal dibagian bawah dengan panjang sepusar ini tengah senyum-senyum sendiri saat mata hijaunya menangkap sosok pemuda yang tengah mengobrol dengan teman-temannya yang tak jauh dari pandangannya, "Akhirnya tahun ini aku berkesempatan satu Bus dengannya." Gumam Sakura. Nama gadis ini.
Merasa ada memperhatikan pemuda bersurai darkblue dengan syal abu-abu melingkar dipinggangnya lalu baju putih melekat ditubuhnya itu menoleh sejenak.
Tertangkap basah ada gadis bersurai pink yang entah siapa namanya, ia juga baru satu bus dengannya itu sedang menatapnya, mungkin. Atau memang perasaannya saja. Ia kembali mengikuti obrolan teman-teman dan mengganggap hal itu angin lalu. Toh, bukan pertama kalinya ia diperhatikan seperti itu. Sudah biasa. Saking sudah biasa ia merasa risih.
PUK!
Sakura tersentak dengan tepukan dibahu entah siapa gerangan.
"Kau melamun? Atau memperhatikan seseorang?" tebak gadis bersurai coklat ikal sedada yang dibiarkan tergerai disisi dan kanan.
"Hotaru?!" reflek sakura menyebut nama gadis itu, "Kau mengagetkanku. Tidak ada apa-apa kok. Aku hanya kepikiran saja kira-kira kita kemana ya tour tahun ini? Walau sudah ada bocoran tapi kepala sekolah katanya punya kejutan buat kita. Menurutmu bagaimana?" Sakura mengelak dan lebih memilih mengganti topik.
"Mulai ya mengalihkan topik. Ck, pinternya!" Hotaru mendecak lalu pura-pura ngambek.
"Memang benar kok, tidak ada apa-apa. Setidaknya aku belum yakin akan apa yang kurasakan ini. Suatu saat, aku akan memberitahumu. Jangan ngambek begitu, Hotaru." Sakura memeluk Hotaru dari samping, "Utakatta" bisik Sakura tepat ditelinga Hotaru.
Blushh...
Wajah Hotaru langsung merah bak strawberry setiap mendengar kata 'Utakatta' kakak kelas yang disukainya. Pria itu pun ikut dalam tour antar Sekolah tahun ini.
Sakura terkekeh-kekeh melihat salah tingkah temannya itu, "Kudengar dia juga satu Bis dengan kita, loh!" goda Sakura.
Hotaru melepaskan rangkulan Sakura lalu menatapnya dengan kesal namun gugup, "K-Kau itu selalu menjadikan dia tameng untuk menghindar dariku." Katanya.
"Itu memang kelemahanmu, Hotaru. Aku sudah hafal itu. Daripada masang wajah jelek seperti itu lebih baik kita masuk in barang-barang ke dalam Bus. Sebentar lagi bus akan berangkat." Sakura menggaet telapak tangan Hotaru untuk mengambil barang-barangnya didalam kelasnya untuk ia masukkan kedalam BUS. Nanti.
Sementara itu para panitia KSHS juga sudah standby disamping Bus.
"Hidan, kau yakin bawa senjata aneh itu? Senjata yang mengerikan tahu." Kata Tobito.
"Berisik kau! Ini senjata turun temurun dan diwariskan padaku. Kau tidak tahunya, aku tipe pria yang setia akan ajaran Dewa jasin. Aku tidak akan berpaling darinya, itu sebabnya aku tidak mau meninggalkan senjata ini dimanapun." Kata Hidan dengan bangga memperlihatkan senjata sabit bermata tiganya.
"Dewamu namanya jasin? Namanya yang kurang cocok. Kemarin aku ketemu seorang bapak berjualan donat, Saat aku tanya namanya dan bapak itu bilang Jasin. Berarti dewamu itu jualan donat. Hahaha..." tawa Tobito menggelegar hingga terdengar ke kelas Sakura yang ada di lantai dua.
"Sialan kau!" Hidan maju satu langkah hendak memukul Tobito namun ditahan oleh Kakuzu.
"Sudah hentikan. Bicara dengan bocah hanya membuang energi." Kakuzu menambahkan, sepertinya ia ikut Jengkel karena sedari tadi Tobito terus mengoceh.
"Senjata milik Hidan tidak ada apa-apanya ketimbang seniku yang paling bersejarah di dunia. Walau aku juga mengakui kehebatan seninya milik Sasori. Tapi tetap saja, seniku yang paling hebat dari seni manapun." Ucap Deidara dengan bangganya.
"Tchi, tanah liat Cuma mainan anak-anak. Apanya yang seni?" gerutu Hidan.
"Kau bilang sesuatu, Hidan?" tanya Deidara.
"Tidak. Aku hanya merasa kesal sampai kapan kita dijemur disini? Astaga..." ucap Hidan.
"Ok. Persiapan udah selesai." Kata Itachi tiba-tiba.
"Kita kapan berangkat, Itachi? Pantatku terus demo ingin cepat duduk."keluh Tobito.
Disela obrolan mereka datang sang kepala sekolah bersurai panjang hitam dengan mata menyerupai ular.
"Itachi, kumpulkan anak-anak untuk segera masuk ke Bus. 10 menit lagi berangkat." Ucap Orochimaru-kepala sekolah KSHS. Pengganti Sarutobi Hiruzen.
"Baiklah." Itachi meniupkan peluit.
PRIIIIIT!
"Ayo, anak ayam pada kumpul. Beri tanda tangan lalu masuk ke kandang, ok." Seru Tobito dengan tawa renyah dari Deidara dan Hidan mendengar seruan Tobito.
Satu persatu anak KSHS kumpul berbaris.
"Jangan samakan kami dengan ayam, senpai. Tega sekali." Ucap Naruto.
"Cantik begini dikatai anak ayam. Keterlaluan sekali, Dia tidak lihat apa?" Ino mendumel disamping Sakura yang sedang memperbaiki make up nya yang mulai luntur.
"Mereka sangat kocak ya. Jangan diambil hati Ino, dia panitia. Jaga bicaramu!" kata Sakura.
Satu persatu mereka menanda tangani kertas yang ada di Map sebagai identitas yang sah sebagai peserta event tour antar Sekolah.
Sakura dan Tenten satu bangku di barisan kiri yang terdiri dua bangku.
Sementara Sakura bersebelahan dengan pemuda yang sudah menarik perhatiannya selama dua tahun terakhir ini.
'Ah, Sasuke-kun? Dia disebelahku? Aku baru sadar' Pikir Sakura.
Ya. Sasuke bersama dua temannya berkesempatan mendapatkan barisan kanan yang dimana semuanya dengan 3 kursi.
Dan sekarang, di dekat jendela Naruto, ditengah Sai lalu dipinggir Sasuke.
Sasuke melirik sekilas pada bangku disebrang, tuk sekejap Manix hitamnya bertemu langsung dengan Manix hijau.
Deg!
Segera Sasuke berpaling. Ia benci mengakui kalau tadi sempat terpesona oleh mata hijau itu.
'sial!'
10 menit kemudian.
Bus mulai berjalan. Keadaan seketika hening.
"Siapa disini yang punya suara merdu? Nyanyi ya biar suasana bus lebih ramai." Ucap Deidara dengan nada tinggi.
"Sakura saja senpai. Dia suaranya sangat bagus. Benarkan?" kata Hotaru pada semua teman-teman yang ia tatap.
"Bener banget. Dia sering ikut lomba nyanyi dan berakhir selalu menang. Ayolah, Sakura nyanyi buat kita ya..." pinta Matsuri.
"Tapi aku ka-"
"Kalau begitu, biar Sasuke yang mengiringi musiknya. Dia sangat pandai, terutama gitar dan piano. Benar begitu Sasuke..." seru Naruto dengan lantangnya.
Sasuke mendecih mendengar ucapan Naruto. Rasanya ingin sekali melemparnya dari jendela keluar kalau tidak ada si penengah-Sai.
"Ini aku bawa gitar." Utakatta menyodorkan gitar dari arah samping kursi Sasuke, "Ambillah. Jangan membuat kami kesal." Kata Utakatta.
"Aku lagi malas." Tolak Sasuke dengan nada sarkastik.
"Ayo, buat kami terhibur. Setidaknya beri nyanyian nina bobo juga tidak apa-apa, aku mulai mengantuk." Kata Shikamaru. 'Hoaam...!' ia mulai menguap.
"Kau sih tanpa musik juga pasti tidur dalam hitungan detik. Hipnotis alami...hahaha..." Ledek Hidan akan ucapan Shikamaru.
"Merepotkan." Hanya itu respon Shikamaru.
.
.
.
"Sasuke, ambillah." Tuk kedua kalinya Utakatta berucap.
"Baiklah." Dengan nada sungkan Sasuke mengambil gitar itu dari tangan Utakatta-kakak kelasnya plus temannya.
Sempat ia melirik gadis disebrangnya, namun itu hanya sekilas. Tak bisa dihitung oleh jari maupun jarum jam. Pelit!
Trreng...
Sasuke mulai memetik gitarnya sembari membuka mulut siap bernyanyi...
Yubi kara koboreochita kagayaki no naka ima mo
Toushi wo hemeta manazashi azayaka ni utsuru
Kazono no muko no kotae osoreru koto mo naku
Mitsume tsuzuketa kedakasa...
Sontak yang lain terpaku akan suara dan alunan gitar yang dimainkan sosok Sasuke. Sungguh di luar pikiran mereka.
Ada yang menggelengkan kepala mengikuti irama gitar ada juga yang menghentakkan kakinya seakan menjadikan hentakkan itu sebuah drummer, ada juga yang ikut menyanyi.
Sasuke melirik gadis disebrang seakan memberi kode, 'Ini giliranmu'.
Wajah Sakura langsung bersemu begitu pemuda itu menatapnya, ia berpaling kearah depan lalu bersandar pada sandaran bangkunya sambil memejamkan keduanya matanya. Ia mulai membuka mulut untuk melanjutkan lirik lagu yang dimainkan pemuda pujaannya...
Shinjitsu wa yasashisa no itami no kakera no koshi
Kono mune wo tsuranuite wa toorisugite iku
Mijuku na tenohira ni aru hatesehinai ashita wo
Toutoki hito sasageyou
Mae ni fumidasu tabi sora wa hiroku
Takaku kanjiru kedo soredemo oikaketai...
"Amazing." Puji Tobito dengan suara kerasnya.
"Suara yang cocok. Duet saja sekalian." Celetuk Yahiko.
Mereka benar-benar terhanyut akan lirik dan irama gitar yang Sasuke mainkan ditambah suara Sakura yang sangat cocok jika dipadukan dengan irama gitar Sasuke. Terasa klop.
Trreng...
Sasuke diam-diam tersenyum tipis disela memainkan gitarnya...
Nada Sasuke sedikit tinggi namun terkesan berat dan bikin hati bergetar...
Kogane no hikari wo
Shinjiru kokoro de
Negau kara
Sakura menyambungkan...
Kizutsuite mo shizuka ni uketomete yudanaeteta
Sadame sae koete susumu rinto shita kiyosa
Kali ini Suara Sasuke dan Sakura menjadi satu...
Mukumori wa kieta keredo kagirinai mirai wo
Itoshiki hito e tsunage you
Yami ni mayou tabi ni michi wa tooku
Nagaku tsurai keredo nigezu ni aruite iku...
SWIT-SWIT!
Kiba bersiul dibarengi Naruto melihat betapa kompaknya dua orang yang saling bertukar suara.
Sasuke terdiam tapi Sakura tetap melanjutkan liriknya...
Kogane no hikari ni haji nai tsuyosa wo
Chikau kara
Kini Sasuke yang melanjutkan...
Kogane no hikari wo
Shinjiru kokoro de
Kogane no hikari haji nai tsuyosa wo
Chikau kara
Eien wo ano hito ni.
Trreng...
Sasuke mengakhiri petikan gitarnya karena memang sudah selesai.
PROK...PROK...PROK...
Semuanya bertepuk tangan riang begitu lagu berakhir. Sungguh suasana di Bus terasa berbeda dari pertama berangkat.
Sasuke dan Sakura bertukar pandang sesaat. Namun Sasuke berpaling-terus.
Lain halnya dengan Sakura. Sangat bahagia. Bisa satu Bus bahkan duet, tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
.
.
.
Mereka semuanya tertidur didalam Bus karena makin lama cuacanya mulai mengantuk. Setelah bersenang-senang kini mereka tertidur lelap, ada juga yang masih terjaga.
.
.
Satu hari perjalanan dari Konohagakure ke Kushogakure akhirnya Bus bermuatan 37 penumpang termasuk supirnya berhenti di tempat sebuah Museum yang bersejarah di Kushogakure.
"Ayo, sudah sampai." Seru Kepala Sekolah menggunakan speaker.
.
.
Anak-anak KSHS turun dari Bus hanya dengan bekal alat tulis dan kamera untuk mencatat dan mengabadikan benda atau barang yang ada di Museum tersebut untuk dipajang di Mading Sekolahnya. Nanti.
Sakura berdesakkan dengan beberapa murid untuk mencapai pintu keluar Bus. Dan dengan itu ia lagi-lagi terbawa mundur yang harusnya maju justru ia malah mundur. Ini menyulitkannya.
'Aduh, jadi sesak begini. Kalau tahu begini aku belakangan saja tadi' Pikir Sakura.
Sementara Tenten yang satu bangku dengannya juga sedang berdesakan didepan, lebih didepan darinya.
"Butuh bantuan, Nona?" Suara mengagetkan Sakura.
Gadis ini menengok kebelakang, "Ah! Iya."
.
"Leganya..." seru Tenten dan Ino begitu berhasil keluar dari Bus.
"Dimana Sakura? Bukankah dia satu bangku denganmu, Tenten..." tanya Hotaru pada gadis bercepol dua itu.
"Iya. Tadi dia dibelakangku. Ku kira dia mengikutiku. Ya ampun... jangan-jangan dia masih di dalam." Cemas Tenten.
Tak berselang lama pria bersurai merah keluar dan dibelakangnya Sakura.
"Itu Sasori-senpai kan? Sejak kapan Sakura dekat dengan panitia? Keren." Ino malah memuji.
Hotaru dan Tenten menghampiri Sakura.
"Sakura, kau tidak apa-apa kan?" tanya Ino sambil melirik senpai yang masih menggenggam tangan Sakura.
"Ekhem..." Tenten berdehem.
Sontak Sasori nama pria bersurai merah ini melepas genggamannya. Ia menggaruk pipinya yang tidak gatal menahan gugupnya, "Err...aku duluan ya, Sakura. Lain kali berhati-hatilah." Ucap Sasori.
"Terimakasih Sasori-senpai sudah menolongku." Balas Sakura sambil membungkuk.
"Jangan formal begitu. Aku kan panitia pembimbing dan tugasku memang seharusnya begitu kan. Sampai nanti, Sakura." Sasori pun akhirnya berlalu pergi mengikuti rombongannya. Dibalik itu ia tersenyum.
"Ciee...kau dapat kemajuan Sakura. Hebat kau!" puji Ino dengan suara melengking.
"Kurasa senpai itu menyukaimu, Sakura. Pasalnya, dia tidak pernah melakukan seperti tadi pada seorang gadis. Itu info yang aku dapat dari beberapa temannya." Sambung Tenten.
"Kalian apaan sih, dia itu tadi menolongku. Apa salahnya. Sudahlah, ayo kita kesana nanti ketinggalan." Sakura melenggang pergi duluan, ia tak ingin ada salah paham nantinya.
"Ck, kenapa aku jadi kesal begini? Tidak mungkin...kalau aku...jeoules pada pria macam dia." Gumam Sasuke yang merasa gusar tiba-tiba menyerangnya. Ini aneh. Hanya dengan melihat Gadis pink itu bergandengan dengan pria bersurai merah itu ia jadi kesal. Pikiran macam apa itu.
"Sasuke, sedang apa disitu? Ayo, masuk" Naruto menyenggol lengan Sasuke yang masih berdiri didepan pintu Bus satunya.
"Hn."
.
.
TO BE CONTINUE
Special fiction from grup Fanfiction Sasusaku Under the same sky
