Chapter 1 – My Lady
.
~ Salju turun di pagi yang hening ~
~ Ditingkahi lolongan anjing ~
~ Berjalan pelan dengan sebatang payung dalam kegelapan ~
~ Aku sudah lama menjalani kehidupanku sebagai wanita tanpa air mata ~
~ Dengan hembusan angin dan hujan, berpayung tanpa memperlihatkan air mata setetespun ~
~ Sudah lama kujalani kehidupanku sebagai wanita tanpa hati, tanpa perasaan, mimpi dan air mata ~
~ Sudah lama kujalani kehidupanku sebagai wanita tanpa dendam ~
.
Seorang wanita berambut coklat yang dikepang dua berlutut, mata coklatnya menatap wanita di hadapannya "menurut Mizuki yang melihat cermin air, mereka mulai bergerak".
Wanita berbalut kimono pink bunga Sakura yang selaras dengan warna rambut lurusnya yang pink dan warna matanya yang ungu duduk sopan sambil meletakkan cangkir teh yang ia minum menoleh ke samping "pergilah ke Sansan dan bebaskan ke-4 ksatria naga... jika kondisinya bertambah parah, bawalah wadah naga kegelapan kemari karena aku tak bisa meninggalkan tempat ini, pergilah bersama Mizuki untuk jaga-jaga".
"saya mengerti, nyonya Sakura... siap laksanakan...".
Sesosok wanita berpayung merah bagai darah dengan gagang bambu menyeringai dari balik payungnya "tak perlu menunggu layunya bunga, cukup potong tangkai bunganya dan ia akan layu secara perlahan".
Seorang gadis berkimono merah dengan rambut hitam yang dikepang dua berlutut di belakang wanita itu ""nona Tsubaki, asap hitam terlihat di langit, nampaknya berasal dari wilayah suku api jadi haruskah saya bergegas menuju Sansan sekarang? Mengingat para pemuja naga langit mulai bergerak, nona Tsubaki...".
"temui ke-4 ksatria naga pada malam hari, tunggulah malam sebelum bulan purnama malam di malam ini karena dari apa yang kulihat, saat itu Neguro datang bersama Yotaka dan Kou Ren... sampaikan pesanku padanya, Kyouka... sebentar lagi, saatnya kita membangkitkan darah iblis dalam wadah naga kegelapan...".
Seorang pria berambut hitam lurus yang pendek dengan bekas luka seperti sambaran petir di dahinya berlari, mengejar wanita di hadapannya hingga akhirnya ia berhasil menggenggam tangan wanita itu "tunggu, Yayoi?!".
"lepaskan aku, Ura!?".
"kau tak bisa melakukan hal gegabah ini?! ini tak sepertimu saja!?".
"kenapa tidak? Aku sudah gagal melindungi mereka, karena itu harus kucegah sumber dari pertikaian ini, meski harus kembali ke masa lalu?!".
Ketika Yayoi memegang Ungaikyo yang tersimpan di gudangnya, bayangan Yayoi dan Ura menghilang setelah cahaya yang keluar dari Ungaikyo menyinari tubuh mereka.
Ura yang mendarat di atas semak-semak menggelengkan kepalanya yang pusing "duh, mataku... Yayoi, kau...?!".
Kali ini Ura terkejut, ia seperti sedang menyiram air panas ke dalam air dingin, ia merasa salah tempat karena ia mendarat di waktu dan tempat yang salah.
Yona yang pertama kali menghampirinya dan bertanya "...kau siapa?".
Ura yang biasanya mungkin akan mengacuhkan pertanyaan Yona tapi ia merasa tak bisa diam mengabaikan Yona karena ia merasa aura Yona agak mirip dengan Yayoi. Teringat apa yang terjadi terakhir kali, Ura melihat ke sekeliling "ah?! Kemana wanita itu?".
Sementara itu, di Sansan...
Vold menghampiri Hak dan menawarkan apakah ia perlu meminta beberapa prajuritnya untuk pergi mencari Yona, namun Hak menolak karena takut terjadi salah paham jika Vold seenaknya menggerakkan pasukannya.
"lagipula tempat mereka dikurung dekat dari sini, jadi jika situasi yang terburuk terjadi, aku bisa turun tangan sendiri... meski seluruh dunia melawanku, aku akan tetap menyelamatkan mereka" sahut Hak.
Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh seseorang yang mendarat dari langit. Yayoi yang baru tiba di masa lalu jatuh menimpa tubuh Hak dalam keadaan tak sadarkan diri.
"hei, kau tak apa-apa? sadarlah?".
Yayoi membuka matanya dan melihat Hak "...Ura? ini...".
Menyadari pria di hadapannya bukan Ura, Yayoi terkejut dan bangun, menoleh sekeliling "...ini dimana?".
