Title: Touch One Star

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasukexHinata

Warning : AU, OOC, crack pair, gaje, abal, miss type, dll.

Dia menoleh, melihat ke sekelilingnya, namun semuanya tampak gelap dan berselimut kabut. Semuanya hanya terlihat samar-samar. Matanya terasa pedih, perih, dan sembab. Entah sudah berapa lama dia menangis, rasanya mukanya mulai membengkak. Sementara itu bagian bawah perutnya terasa dipilin-pilin. Rasa sakit menderanya, darah dan cairan mengalir disela kedua kakinya. Terus-menerus tanpa henti, seperti menganak sungai. Dikepalkannya tangannya erat-erat berharap rasa sakit yang tertahankan itu bisa mengurang. Digigitnya bibir bawahnya kuat-kuat. Ia sudah tidak tahan lagi.

Sementara itu, jauh di ujung sana, siluet seorang bayangan tegap tampak menyita perhatiannya. Bayangan itu semakin mendekat, digapai-gaipaikannya tangan berusaha menarik perhatian bayangan seseorang itu. Bayangan itu semakin mendekat dan semakin jelas, setelah memperhatikan bayangan itu ia bisa menebak bahwa pemilik bayangan itu adalah seorang laki-laki. Ya laki-laki, laki-laki yang sangat dikenalnya, laki-laki yang pernah mengisi hatinya. Sasuke? Ya laki-laki itu adalah Sasuke. Aah, itu pasti dia.

Dia hafal sosok tegap itu walaupun kegelapan mengelilinginya, ya Hinata bahkan sangat hafal sosok tegap itu. Dia berusaha memanggil nama lelaki itu, tetapi hanya suara bisikkan yang nyaris tak terdengar yang keluar dari mulutnya "Sas, Sasuke, Sasuke, tolong aku, aku mohon bantu aku," desahnya berkali-kali. Ketika siluet tersebut mendekat, diperhatikan baik-baik siluet tersebut olehnya. Benar sekali lelaki itu adalah Sasuke, tapi ada sesuatu yang aneh dari lelaki tersebut. Kenapa Sasuke hanya diam saja? Mata lelaki itu terlihat sangat dingin, biasanya lelaki itu selalu memandangnya dengan penuh kasih sayang. Senyum tulus yang biasanya menghiasi bibirnya sekarang berubah menjadi seringai sinis yang menyeramkan bagi Hinata. "Sasuke, tolong… tolong aku, aku sangat membutuhkanmu, ulurkanlah tanganmu kumohon…"

Sasuke hanya diam tidak bergeming, lalu membalikkan badannya. Dicobanya lagi untuk meneriakkan nama lelaki itu, memanggil dirinya agar kembali dan berharap akan menolongnya. Hinata berteriak terus menerus hingga tenggorokkannya sakit. Tapi lelaki yang dipanggilnya itu tidak menoleh sedikitpun.

Dia mulai putus asa, tubuhnya semakin sangat lemah, rasa sakit yang melandanya pun semakin hebat. Tiba-tiba sosok pria tersebut lenyap dari pandangannya disertai dengan hembusan angin dingin yang kencang.

Hinata tiba-tiba terjaga dan duduk di atas ranjangnya, dia terbangun dari mimpi buruknya. Dadanya turun-naik tidak beraturan, nafasnyapun memburu, terengah-engah. Diusapnya kepala dan rambutnya. Tubuh dan bajunya sudah basah oleh keringat. Bibirnya terasa kering dan tenggorokannya pun sangat perih. Diliriknya weker disamping ranjangnya, ini masih tengah malam. Dielusnya pelipisnya. Mimpi buruk itu datang lagi. Mimpi buruk yang sekian lama tidak pernah menghantuinya dan sekarang mimpi buruk itu datang kembali. Mimpi buruk yang selalu hadir disetiap malamnya sejak peristiwa yang pernah menimpanya 4 tahun lalu. Setelah menjalani beberapa terapi ia pun berhenti tidak pernah bermimpi buruk itu tapi sekarang mimpi itu hadir lagi.