Disclaimer: Err, not mine.

Warning: Gaje, timeline loncat-loncat

Rating: K

Genre: Friendship

Status: Complete

.oOo.

Geheuskyfies

Dibuat untuk memenuhi Infantrum 50 Sentences Challenge (Set 5)

dan Infantrum Five-First-Fict Challenge

Timon & Pumbaa –

R&R, please...

.oOo.

Puzzle

Malam ini, seperti biasa. Pumbaa dan Timon terkapar di dataran Pride Land. Penuh lelah setelah seharian menemani Kiara. Dalam selimut lembut cahaya bulan, mereka berdua sibuk menyusun keping puzzle kehidupan mereka.

Hukum

Dalam rimba, selalu berlaku hukum rimba. Yang kuat yang menang, seharusnya.

Tiada

Namun, tiada hukum dalam kamus kehidupan Timon dan Pumbaa. Bagi mereka hanya motto yang ada. Motto yang selalu bisa menyelesaikan masalah, "Hakuna Matata".

Burung

Salah satu permainan favorit Pumbaa. Main bowling hidup dengan kawanan burung sebagai pin-nya. Seperti saat ia pertama berjumpa dengan Simba.

Kucing

Seekor kucing-besar yang masihlah kecil. Namun, tetap saja besar bagi seekor Timon.

Lemah

Lemah, bahkan sekarat. Begitu banyak keringat pada tubuh ringkih itu.

Teman

Pumbaa yang polos langsung saja menyebutnya teman.

Angan

Membuat angan meerkat cilik nan licik terbang jauh. 'singa' dan 'teman' hm....

Parasit

Mungkin kata itulah yang cocok disematkan pada Timon. Selalu duduk nyaman di atas kepala Pumbaa, menyuruh ini dan itu seolah ia otak Sang Warthog. Namun Pumbaa tak pernah menyebut sahabatnya parasit. Entah karena hatinya tak berkeberatan memberi tumpangan atau.... Pumbaa sendiri bahkan tak mengenal kata 'parasit'.

Sungai

Tempat nyaman di mana mereka, Timon, Pumbaa, plus Simba bebas terjun bebas ke dalamnya. Menyelam, menyegarkan diri.

Matahari

Disusul mandi sinar matahari yang menembus lapisan epitel. Menguapkan H2O yang lekat pada tubuh.

Nyanyian

Paduan buncahan pikiran yang mengalir verbal, dengan harmonisasi tertentu, dan irama tertentu.

Terindah

Namun tak ada waktu tertentu untuk melontarkannya. Rangkaian kata terindah yang bisa terpikirkan oleh kedua bersahabat. Saling menimpali, tanpa henti.

Siulan

Terkadang. Tanpa makna. Hanya mencocokan dengan irama berjalan mereka. Atau, demi meramaikan suasana.

Makan

Kegiatan yang paling disukai Pumbaa. Karena cacing penguni perutnya nampaknya tak pernah terpuaskan.

Manik-manik

Berpuluh-puluh serangga beragam warna, mengkilap bagai manik-manik. Selalu membangkitkan nafsu makan Pumbaa dan Timon. Namun, beberapa sukses membuat Simba mual.

Rumah

Bagi Timon dan Pumbaa, rumah sudah seharusnya penuh dengan dedaunan hijau bertabur serangga nikmat plus langit biru bak pencitraan surga.

Batu

Karenanya, tak salah 'kan jika mereka terkaget dan kecewa begitu menatap kampung halaman yang diperjuangkan Simba. Hanya bebatuan tertutup gersang. Ditambah kawanan Heyna. Neraka hidup.

Arus

Seiring perjalanan arus kehidupan, poros tak terpatahkan berjuluk 'waktu' membawa mereka semua kemari.

Kenangan

Ke saat dimana masa-masa tersebut telah lama berlalu. Hanya meninggalkan jejak sebagai kenangan.

Gatal

Begitu seringnya acara ngobrol tentang masa lalu ini membuat gatal mulut mereka. Tak kuasa menahan tawa, atau sekadar melontar komentar seenak hati, makin menyulut tawa.

Hanya

Melongok hal itu, kehidupan mereka berdua serasa hanya mengenal kebahagiaan.

Sakit

Namun sebenarnya, dalam masa lalunya mereka telah banyak menanggung sakit.

Sampah

Dianggap sampah tak berguna, bahkan merugikan. Terbuang dari kehidupan. Terlunta mencari eksistensi.

Riang

Mungkin, itulah harga yang harus mereka bayar. Demi keriangan yang mereka dapat kini.

.oOo.

Author Note:

Gyaa~ tugas sekolah belum disentuh malah bikin fict gaje gini....

Gimana? *menatap ketikan di atas dengan pasrah*

Satu kesimpulan: Bikin fict fabel tuh susah~ T.T

R & R, please....