Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak? Bangun atau tidak?
Arrgh. Okay, bangun. Tapi jika mereka ada di hadapan ku. Arrgh tak usah bangun. Tapi pasti Momy marah-marah jika aku tak bangun. Huff...tarik nafas. Keluarkan. Tarik nafas. Keluarkan. Tarik nafas. Keluarkan. Okay, okay cukup Ying! Kau harus bangun dan hadapi saja jika mereka ada di hadapan mu.
Huff...satu, dua, tiga.
"KYAAAAAAAA."
BOBOIBOY : animonsta.
Rate : T
Warning : Typo (s), AU, OC, OCC, No aliens, No robots, No power, dll.
"Ying kenapa kau selalu berteriak setiap pagi?" Gadis bersurai hitam berbandana biru itu tak berniat menjawab pertanyaan sang ibu yang menatapnya sedari tadi. Sang ibu menghela napas lelah. Kenapa anaknya setiap pagi lebih tepatnya saat bangun tidur selalu berteriak ketakutan.
"Ying ceritakan pada Mo-"
"Sudah ku bilangkan."
Sang ibu mengerutkan dahinya. 'Sudah ku bilang' apa maksudnya. Seingatnya Ying tak pernah bilang apa pun mengenai mengapa dia selalu berteriak setiap pagi.
"Huh..sudah ku kuduga. Momy tak akan pernah percaya."
"Apa maksudnya Ying. Momy benar-benar tak mengerti."
"Momy lupa? Aku pernah mengatak alasannya. Tapi," Ying menatap ibunya. "Tapi Momy tak pernah percaya sedikit pun pada ucapan ku."
"Tak percaya bagaimana?"
"Momy tak percaya bahwa aku bisa melihat arwah, hantu atau makhluk kasat mata lainnya. Bukannya Momy selalu tak percaya jika aku punya kemampuan seperti itu."
"Kau harus ke psikiater."
Brak
"Aku tak butuh psikiater. Momy kira aku punya kelainan. Sudahlah lagi pula Momy tak akan pernah percaya pada ku. Momy hanya menganggap aku gila atau berhalusinasi."
Ying bangkit dari duduknya. Kemudian berlari menuju kamarnya. Sedangkan sang ibu hanya diam sembari melihat punggung anaknya yang makin lama makin menghilang. Ia menghela napas lelah. Mungkinkah yang dibilang Ying itu bukan kebohongan? Atau hanya halusinasi anaknya saja. Semuanya begitu rumit untuk dimengerti.
00000000000000000
"Anak itu hanya kelelahan Nelly. Itu semua hanya halusinasinya saja."
"Tapi Xavier, ini berlebihan. Anak itu selalu berteriak ketakutan setiap pagi. Mungkin ucapan Ying benar. Bahwa dia bisa melihat mereka."
"Nelly-"
"Please percayalah pada anak mu Xavier."
"Tapi ini semua gila. Mana mungkin ada yang seperti itu. Dia butuh psikiater Nelly."
"Dia tak gila Xavier."
"Lalu apa lagi kalau bukan gila?"
"Xavier please!"
Xavier menatap jengah istirinya yang memohon untuk percaya dengan ucapan anak mereka. Tapi menurutnya ini semua gila. Hantu itu tidak ada.
"Nelly-"
"Xavier jika kau seperti ini. Ying benar-benar akan gila."
"Nelly apa-"
"Iya atau tidak?"
Xavier menghela napas. Sebenarnya ia masih tak percaya tapi toh akhirnya ia mengangguk. "Baiklah, mungkin aku akan sangat sulit percaya. tapi apa selanjutnya?"
"Hm.." Nelly tersenyum.
"Kita masukan dia ke sekolah khusus anak-anak yang memiliki kemampuan di luar ambang batas manusia."
000000000000000000
"Jadi sekolah apa ini?"
Arsitektur yang terkesan kuno. Aura mistis tercium di sana-sani. Walau terurus, rapi, dan bagus, tapi tetap terlihat angker dan sunyi. Sisi-sisi tembok sekolah pun di pasangi lentera bukannya lampu. Dinding-dinding Lorong-lorong koridornya pun di pasangi lentera bukannya lampu. Sekolah ini juga lumayan gelap walau siang hari. bagaimana jika malam hari? Hanya satu kata yang mampu mendeskripsikan sekolah ini 'mengerikan'. Sebenarnya Sekolah apa ini?
"Welcome to Introductio Academy Spiritus."
"Hah..."
TBC OR DELETE
Hai saya adalah author baru di sini. Maaf jika pendek, jelek dan tak berkenan di hati.
