Mamma mia koto da riaa~ Dissa Dissi Nie dengan FF lain!
" Hooi! Gimana nasibnya UBJ ama Day 2 Utage dan Day 3 JaNime mu? Belum lagi itu Kumpulan Humor : Naruto! Author macam apa kau haah? " Teriak readers.
Day 2 dan Day 3 ku on process of continue. Sementara itu UBJ dan KH : Naruto masih kuanggap SEMI-HIATUS! Alias masih nge-blank! Rata-rata para Author juga nge-blank ae looh!
" TAMPAR EN SEDENG ELUUU! " Teriak Readers tatap mematikan ke Dissa.
Eeeitz... Oke, oke, kalian tenang aja! Meski Dissa mengalami sekul sekul dan banyak hadangan lain, Dissa harus berusaha! Ganbatte! Ganbatte! Ganbatte!
-THE END-
" WOOOOI! Ceritanya aje belom Dissa! Elu payaaah! " Bentak readers.
Oh iyaa... Ampuuun! Minna, sekarang Dissa akan coba membuat FF non HU-MOR! Alias HU-LES! (WOOOOI!) Dissa akan membuat adventure kayaknya. Tapi maaf kalo kesannya masih jelek, soalnya ini baru belajar! Hiks huhu weweek.. :( Semoga dapat menghibur kaliaan!
WARNING : Cerita ini tidak begitu mengikuti sejarah aslinya! Cerita ini hanyalah FIKSI! GARIS BAWAAH YAA! FEIKSI! Dan Sengoku Basara itu kepunyaan Capcom only. Kalau gue yang punya, mungkin sekarang Sengoku Basara gak bakalan ada namanya, soalnya bakal dibikin abstrak dan gila ama Authornya.
Langsung aja mulai! (Maaf ya, ini masih belum ada italic, bold dan kawannya. Jadi mungkin isi ceritanya kalian ga begitu dapet... Saking ngetik dokumen di iphone... Gitu deh..)
Aku ini... Hanyalah seseorang yang normal...
Sepenuhnya seorang yang normal.
Kapan aku bisa menjadi daimyou keren seperti Dokuganryuu...?
Namun berhati mulia seperti Ieyasu?
Dan mungkin agak kasar seperti Motochika..?
Entahlah, hanya takdir yang menentukan itu...
Namun, aku selalu berjuang, berjuang dan berjuang!
Hingga kucapai impianku itu!
Aku takkan membiarkan tubuh ini diam!
Karena itulah kunci kesuksesan...
Chapter 1 : The Beginning of Story
Namaku adalah Tsubako Chiba. Panggil saja Tsubako-san. Aku memiliki rambut kuning lurus ukuran sebahu agak panjangan sedikit. Rambutku ini suka kukuncir satu kesamping, tapi kusisakan sebagian di belakang. Kulitku putih cerah, tapi cerahnya tidak begitu cerah juga sih.. Usiaku ini baru 19 tahun. Tepat sekali, aku ini hanyalah seorang wanita yang normal. Sering kulihat daimyo-daimyo pertarungan yang membuatku terkesan, seperti Date Masamune, Sanada Yukimura, Tokugawa Ieyasu, Maeda Keiji, dan lain-lainnya yang tak dapat kusebut semuanya. Aku belum pernah terlibat, sebut saja belum pernah mengarahkan senjata satu pun pada suatu pertarungan, tapi aku selalu berlatih dengan shurikenku yang memiliki tali bagaikan boomerang saat ada banyak waktu luang. Biasanya sih kusebut ropped shuriken, tapi entahlah. Semua ini tujuannya hanya satu, untuk mewujudkan impianku, yaitu... Menjadi seorang daimyo perang!
Orang tuaku. Mereka sudah tewas dalam perang yang barusan berakhir ini. Jadi sekarang, aku tinggal sendiri di rumah kayu. Oh iya, tempat tinggalku di daerah terpencil Odawara. Aku jarang sekali keluar dari rumahku, takutnya rumahku terjadi apa-apa saat kutinggal. Apalagi sekarang hanya aku yang tinggal di rumah itu seorang.
Hari ini adalah hari yang cerah. Aku langsung melakukan latihanku di depan rumah. Tanpa keraguan sedikitpun, aku belajar mengayunkan shurikenku ke arah yang aku inginkan. Dan kemudian menangkapnya lagi.
" HIYAAAH! HAAAH! SOREE! " Teriakku dengan semangat. Vertikal sih, sudah. Tapi, sepertinya aku masih belum dapat mengontrol secara miring.
" KUSOOO! KENAPAAA? " Teriakku kesal. Aku coba lagi mengayunkan shuriken tersebut.
" LAGII! AYOOO! "
Dan akhirnya, aku bisa memiringkan shurikenku. Tapi sial, aku lupa menangkapnya.
" Ya ampun, aku lupaa! Ayo lagii! "
Kucoba lagi, lagi, dan lagi. Tapi kenapa shuriken ini tak mau menuruti batinku? Kenapa shuriken ini susah sekali dikontrolnya? Huff.. Aku menarik napas dalam-dalam, dan mencobanya lebih keras.
" HAAAAAAH! "
Kemudian, akhirnya... Shuriken itu menurutiku! Shurikenku akhirnya dapat digerakkan miring dan ditangkap dengan tanganku.
" YOOOOOSH! AKHIRNYAAAA! "
Kemudian, aku belajar air shuriken. Gerakan ini yaitu pada saat aku melompat, aku harus mengarahkan shurikenku ke bawah. Dilanjutkan dengan 20 hits combo shuriken yang mengarahkan shuriken berkali-kali dari arah yang berbeda-beda. Beberapa menit kemudian, latihanku selesai juga.
" Yokatta, Kami-samaa~ " Kataku lega. Tiba-tiba...
DUUUUAAAAAR!
Apaa? Ledakan apa itu? Bukannya perang baru saja berakhir?
" Soko wa nani? " Gumamku.
" Hei kau naak! " Teriak seseorang dari agak kejauhan. Aku menoleh kearahnya dan bertanya.
" Haii? Sebenarnya apa yang sedang terjadi? "
" Larilah! Sekarang peperangan muncul lagi! Kali ini dipimpin oleh klan Matsunaga! Cepat mengungsi atau hidupmu akan enyah! " Teriaknya lagi.
" Apaaa? " Tanyaku tak percaya.
" LARILAAAAH! "
Haaah... Haaah... Aku bingung harus lari ke arah mana saat melihat kondisi daerah sekelilingku. Penuh dengan kebakaran dimana-mana. Sial! Apa yang harus kulakukan?
" TOLONG AKUUU! AKU TAK BISA KELUAAAR! "
Tapi sialnya lagi, orang yang tadi itu sudah hilang entah lari atau menjadi korban peperangan. Ya ampun, apa aku akan menjadi korban juga?
" Hohoho... Rupanya masih ada seorang anak disini.. " Kata seseorang memasuki wilayahku dengan entengnya. Berjalan ke arahku.
Aneh sekali! Kenapa dia tak terbakar sedikitpun? Apa memang ini pemimpin klan Matsunaga? Cubit! Cubit! Ini pasti mimpi! Dan setelah kucubit berkali-kali, latar tempat tak berubah juga.
" SIAL! Ini bukan mimpi! " Batinku.
" Masa bodoh dirimu! Ini perang! " Kata orang yang berada di hadapanku saat ini.
" Apakah aku harus membunuhmu disini? Anak kecil yang tak berdaya... Fufu.. " Kata orang itu lagi dengan nada tak sopan. " Atau mungkin.. Kau yang akan membunuh dirimu sendiri? Silahkan! "
GRRRRH... Aku mulai muak dengan orang ini! Cerewet sekali!
" Sepertinya kau adalah wanita lemah yang pasrah menerima takdir ya? Kasihan sekali... Malang... "
GLEEK!
Apa yang dia bilang? Malaang? Heei! Bahkan aku belum berbicara satu patah kata pun padanya! Temee! Aku langsung mengeluarkan ropped shurikenku dan menghadapkan senjataku ke arah orang cap 'Temee' tersebut.
" OMAI... JANGAN KIRA AKU INI LEMAAH! " Teriakku kesal.
" Oowh... Begitu ya? Kau mengajakku untuk duel? " Tanya orang itu sambil memegang-megang dagunya.
" Tentu! Siapa yang tidak muak terhadap pembicaraanmu yang kasar itu? Haah? " Balasku.
" Baiklah. Kau boleh menyerangku duluan. "
Yang benar saja orang ini! Selain menyebalkan, dia ini ternyata bodoh! Masa' kesempatan nyerang dikasih ke musuhnya? Tapi ini bisa menjadi kesempatanku, jadi aku memulai seranganku!
" HAAAAAH! " Teriakku mengarahkan shuriken secara miring. Tapi...
" Kau kira aku ini baik ya? Baguslah. " Kata pemimpin Matsunaga yang sok gaya itu. Anehnya, orang ini malah hanya menjentikkan jarinya...
CKREEK! DUAAAAR!
" Nani? " Teriakku kaget. Aku terhempas dengan serangan api ajaib jentikkan jari Matsunaga lumayan jauh. Gilaa! Ternyata gayanya itu memang persis dengan tingkat serangannya! Aku mendapat luka yang cukup berat di bagian lenganku. Berarti serangan orang ini... Kuakui kuat sekali!
" Mau coba lagi? Kesempatanmu ada banyak looh! " Kata Matsunaga yang hanya diam di tempatnya.
" Sial! Bagaimana cara aku mencari kelemahannya? " Batinku.
" Mau kuberi kesempatan tidak sih? "
GLEEK!
Aku harus mencobanya lagi! Kalau tidak, mana mungkin aku bisa mengamati pergerakannya?
" HAAAAAH! TAKE THIIIS! " Teriakku yang kini menyerangnya dari atas. Dan orang ini... APAAA? Dia bisa menepis shurikenku HANYA DENGAN TELAPAK TANGANNYAAA?
" Ayolah, nak! Masa' kamu belum dapat? " Kata Matsunaga menggoda.
" Ciih... Bagaimana ini? " Batinku.
" Sepertinya aku bisa mengambil kegigihanmu... " Kata Matsunaga.
HAAAAH! KATA-KATANYA HANYA MEMBUATKU LELAH SAJAAA!
" Mungkin aku harus melakukan gerakanku dengan cepat dan berkali-kali. " Kataku dalam hati. Seperti yang kukatakan, aku menyerang Matsunaga lebih cepat. Atau, yang tadi kusebut 20 hits combo itu. Dan apa yang dia lakukan sekarang?
Lagi-lagi dia menepis setiap shurikenku! Padahal itu sudah lebih cepat! Orang ini sudah gila!
" Baiklah, sepertinya kau takkan dapat sampai kapanpun itu, nak kecil. Meski kegigihanmu itu tinggi, apa gunanya kau melawanku? Jangan sok kuat deh! Padahal kekuatanmu masih terletak di ranking para idiot! "
GLEK!
SOK KUAAT? DAN... I-DI-OT? DIA BILANG IDIOT KAN? HEEEI! ITU TIDAK SOPAAN! AKU SUDAH BERLATIH DENGAN GERAK GERIK ITU SETIAP HARI! DAN MASIH KAU SEBUT ITU IDIOT HAAH?
" NAN DATTOOOO?! " Teriakku tak terima. " Woooah! "
Baru kusadari kalau tempat berpijakku dikelilingi percikan api yang banyak dan lumayan besar.
" Menjauhlah dari hadapanku... SEKARAANG! " Teriak Matsunaga.
DUAAAAR!
" WAAAAAAAKH! " Teriakku terjatuh di tanah. Aku tak dapat membangunkan tubuhku lagi. Mataku juga tak kuat untuk dibuka lebih lebar lagi.
Apakah ini akhir dari hidupku? Apa beginilah caranya aku mati? Jika memang Kami-sama menakdirkan kematian ini... Aku bersyukur... Karena aku bisa tinggal di dunia ini untuk beberapa waktu... Dan sekarang, mungkin tibalah saatnya aku harus pergi...
Sayonara... Boku no sekai...
DUAAAAAR!
" Lemah sekali dia... " Kata Matsunaga sambil meninggalkanku yang tak berdaya ini. Dan kini, mataku mulai terpejam. Entah untuk sementara... Atau selamanya.
To be continued...
Dissa : *tumben dialog lagi? (Ini cuman buat opening and closing ceritanya doang! Isinya ya pake format yang sekarang!)* " Gimana ceritanya? Kacau kaan?! Aku belum pernah bikin ginian sih! "
Motonari : " Menurut saya, 99 persen kacau, 1 persen netral. "
Dissa : " Tuh kan! Motonari aja bilang gitu! Mungkin memang kacau cerita ini! Lagipula cerita ini tokoh utamanya adalah seorang OC! Alias Tsubako Chiba coba! Dan Tsubako ini OC baru dipakai! Sketsanya aja males bikin! Masa' langsung tertera disini? Hahaa... "
Masamune : " Tapi pengalaman pertama is the best loh, Dissa! Berarti juga tooh, Dissa punya 2 OC sekarang! Keren itu! "
Dissa : *teriak* " ITU KALAU ADA DI FF JANIMEEEE! BAKAAA! Dan soal OC itu yaa... Ettou.. Bener juga lu... "
Masamune : " Yeee... Aku cuman ngomong aja biar ada little enjoy nya! "
Dissa : " Oowh ya sudah.. Minna! Plis reviewnyaa! Dissa akan menerima review format apapun! Asal jangan format yang ga bisa dibaca ya! Arrigatou! "
