Halllaaoooww!
Saya author baru di fandom ni, yah saya udah banyak baca fic-nya, jadi pingin buat juga… permulaan saya bikin scene biasa, tapi ni baru prolognya.. moga ada yang suka..
Saya masih tahap pembelajaran, jadi mohon bantuan dari para senpai sekalian…
Mulai aja yak! YA-HA!
Disclaimer: saya tak punya Eyeshield 21, ntu punya nya Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata (moga gak salah =,=)
Warning: OOC, GAJE, OC, ANEH…
Pair : Hiruma YoichiXAnezaki MamoriXOC
PS: : tanda perpindahan tempat atau waktu
'..' pikiran atau batin suara efek juga
"…" percakapan
Enjoy it's…
Eyeshield 21: What I Can?
Chapter 1:
Began In The Night
Sore hari yang cerah di sebuah lapangan amefuto di Senior High School Deimon. Saking cerahnya, ayam-ayam yang berkeliaran(?) pun enggan keluar, takut bakalan jadi ayam panggang, seorang cowok yang mengenakan seragam merah bertuliskan nomor 21 di punggungnya terus berlari dengan didampingi (baca: dikejar) seekor anjing yang terlihat kelaparan
"Aaaakh… panaasss…" keluh cowok itu sambil terus berlari dengan kecepatan 4,2 yard/detik-nya
"YA-HA! LEBIH CEPAT LAGI CEBOL SIALAN! CEPAT KEJAR CEBOL SIALAN ITU CERBERUS! YA-HA!"
'Trrrrtttt… ttrrrrtttt…trrrttt…'
Suara teriakan dan suara rentetan tembakan terdengar dari arah The Commander of Hell. Hiruma Yoichi
"Ah, Iya… Hiruma-saaannn!" balas teriak cowok itu. Kobayakawa Sena. Berusaha menambah kecepatan larinya agar tidak tertangkap anjing yang mengejar nya. Cerberus
"KALIAN JUGA ANAK-ANAK SIALAN!" teriak (baca: perintah) Hiruma lagi, menembakkan peluru-peluru yang (mungkin) tak pernah habis dari senjata AK-47 nya
"HA'I!" seru mereka. Anggota Amefuto Deimon Devil Beast. Serempak
"Huft… latihan neraka dimulai seperti biasanya. Aku kasihan pada mereka" ujar seorang cewek berparas cantik dengan rambut coklat sebahu yang tergerai bebas di hembus angin, tengah duduk di sebuah bangku tak jauh dari lapangn itu. Sang manajer klub amefuto. Mamori Anezaki. Mata biru safir-nya yang indah memperhatikan anak-anak anggota Deimon Devil Beast (singkat-DDB) berlatih keras
"Yah, ini juga demi mereka dan klub amefuto ini. mereka harus lebih kuat lagi agar dapat mencapai cita-cita. Chrismast Bowl" kata cewek lain yang duduk di samping Mamori, berambut biru kehitaman dengan seragam cheerleader berwarna merah. Taki Suzuna
"Yeah… kau benar, Suzuna-chan" kata Mamori menghela napas
"Yaps! Aku juga harus menyemangati mereka supaya lebih semangat lagi! Ja, Mamo-nee" seru Suzuna sambil melesat pergi mendekati lapangan dengan in-line skate-nya
"Hhh… sore ini lumyan panas…" gumam Mamori menyeka setetes keringat yang mengalir di pelipis-nya. "Hm, aku harus melanjutkan pekerjaan ku juga" katanya seraya bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju ruang klub Deimon
Lama mereka berlatih, dimulai dari pulang sekolah tadi sampai tak terasa matahari pun mulai menenggelamkan dirinya
"Akh! Capek, MAX!" keluh cowok yang wajahnya sodaraan sama monyet *dijitak Monta*. Yaps, Ryoutaro Monta. Yang merebahkan tubuhnya ke rumput hijau itu
"Uhh… *hosh* aku juga.. *hosh*" lirih Sena yang juga tepar. Belum semenit tepar..
"KALIAN JANGAN TIDURAN DUO CEBOL SIALAN! CEPAT LARI LAGI!" teriak Hiruma sanagr, menembakkan kembali AK-47 nya
"Hiiieeeee!/Mukyaaa!, iya, iya Hiruma-saaannn!" teriak duo cebol *di gebuk Sena+Monta* bersamaan, bangkit lalu lari lagi
"Hiruma-kun, berhenti lah menyiksa mereka!" bentak Mamori. Merasa marah dengan sikap Hiruma yang menurutnya sudah kelewatan
"Berisik kau, manajer sialan" cuek Hiruma yang terus mengawasi latihan anggotanya (baca: bawahannya) berlatih dengan napas sudah di ujung tanduk (lebay)
"Mou… Hiruma-kun! Kau tak lihat mereka sudah kelelahan parah begitu? Cepat sudahi latihan ini!" kata Mamori kesal. Dia kasihan melihat teman-temannya yang sudah lebih dari 5L (lemah, lelah, letih, lesu, lunglai) *author dibejek karena lebay*
"Diamlah, cerewet!" Hiruma masih cuek
"Hiruma-kun! Kau mau melihat mereka mati kelelahan?" bentak Mamori (lagi)
Cowok pemilik rambut kuning spike dan telinga Elf itu memperhatikan sekilas semua anggotanya. "Tch, terserah kau lah, manajer sialan. OOI BOCAH-BOCAH SIALAN! LATIHAN SELESAI! KALIAN BOLEH BUBAR! TAPI BESOK PAGI LATIHAN SEPERTI BIASA. AWAS SAJA KALAU ADA YANG TELAT! Ke.. ke.. ke.. ke.." teriak Hiruma di selingi tawa setan nya.
"Manajer sialan, cheer sialan berikan mereka handuk dan minuman" perintah Hiruma
"Yosh!"
Terdengar berbagai helaan napas lega dari setiap anggota DDB di lapangan hijau amefuto itu. Mereka semua lalu bergegas menuju ruang klub
"Uaaaahhh… segar MAX! " (udah tau ni siapa~)
"Aaahh…"
"Segaarrr.."
"Banget!" (Ha-ha bersaudara)
"Fugo~"
"Katanya 'nyawa ku kembali'" Kurita menterjemahkan perkataan Komusubi
"Aha-ha… aku kembali segar!" Taki masih dengan gaya acrobat (?) nya
"Hhaahh.. akhirnya bisa istirahat juga" hela nafas Sena, Yukimitsu, dan Ishimaru bersamaan. Sedangkan Musashi hanya duduk sambil mengelap keringat nya
"Hiruma-kun, ini handuk dan minuman mu" kata Mamori sambil meletakkan sehelai handuk putih dan sebotol minuman mineral di samping Hiruma, yang sedang 'sibuk' dengan-apa-yang-dikerjakannya-di depan-laptop-kesayangan nya
"Hn" respon Hiruma tanpa menoleh sedikitpun dari layar laptop
"Hhh… hampir gelap, aku harus segera pulang" ujar Yukimitsu yang sudah mengganti pakaian dengan seragam sekolah
"Ah, aku juga harus segera pulang" seru Sena
Beberapa saat kemudian, ruang klub yang semula ramai dengan anggota DDB, sekarang menjadi sepi, hanya menyisakan dua orang yang masih setia berada di ruang klub itu. Hiruma Yoichi dan Anezaki Mamori
Mamori terlihat tengah sibuk dengan berbagai kertas dan map-map yang bertengger di atas meja. Sedangkan Hiruma (masih) asyik memainkan jari-jari panjangnya di atas tombol-tombol keyboard laptop-nya
'Tik.. tok.. tik.. tok'
'Tek-tek-tik-tek-tek'
'Ploph!'
Suara detak jarum jam, ketikan jari Hiruma, dan bunyi letusan permen karet less sugar Hiruma terdengar bergantian dan berirama menemani mereka yang tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing
'Greek'. Suara bangku yang di geser. Mamori lalu berdiri dari tempat duduknya
"Kau mau kemana, pacar sialan?" tanya Hiruma, masih fokus pada sang lappy-love
Note: di sini HiruMamo udah pacaran, tapi mereka belum umumin. Jadi kalo di tempat umum ato lagi ama anggota klub, si Hiruma manggil kayak biasa. Tapi kalo berdua-an, yah gitu deh*author di tempeleng* njuut…)
"Bosan. Aku mau beli sedikit cemilan di supermarket Son-son, kau mau nitip apa?" jawab Mamori seraya mengenakan jaket pink bergaris putih, miliknya
"Sebungkus permen karet tanpa gula" katanya singkat
"Hm, baiklah" Mamori lalu berjalan keluar dari ruang klub
#Mamori-POV#
"Ukh, dingin… sekarang jam, hmm.. 9 malam. Pantas aja dingin banget" batin ku sambil lebih mengeratkan jaket yang ku gunakan. Sekantong belanjaan (isinya cemilan semua) menggantung di genggaman tangan kiri ku
"Haahh.. tumbennan supermarket Son-son rame malam hari, jadi ngantri deh" gumam ku saat melewati belokan. Tiba-tiba saja…
'Brukh!'
"Aww…" rintih ku setelah menabrak 'sesuatu' lalu jatuh terduduk. Belanjaan ku jadi tercecer di jalan
"Maaf-maaf.. saa tidak sengaja" ujar ku langsung meminta maaf setelah membereskan belanjaan yang tercecer
Ku perhatikan sejenak orang yang ku tabrak tadi. Seorang laki-laki tinggi, berjalan agak sedikit membungkuk dengan kedua tangan berada di saku jelana gunung berwarna hitam, mangenakan jaket coklat gelap dan topi baseboll yang menutupi mata nya, kepalanya juga menunduk, aku jadi tidak bisa melihat wajah nya dengan jelas. 'Orang aneh' batin ku
"Hn" hanya itu responnya, lalu segera melanjutkan perjalanannya dengan santai seperti tidak pernah terjadi apa-apa
'Benar-benar orang aneh' batin ku lagi
Sesaat setelah membersihkan rok-ku yang sepertinya sedikit kotor, lalu buru-buru melanjutkan kembali perjalanan menuju ruang klub Deimon
"Aku kembali!" seru ku seraya membuka pintu ruang klub
"Eh, kok gelap?" bingung ku saat memasuki ruang klub. 'Apa Hiruma-kun sudah pulang? Tapi kok lampunya dimatiin? Jarang banget. Kalaupun pulang, dia pasti sudah mengunci pintu ruang klub ini, tapi ini gak. Aneh' pikir ku berusaha mencari seklar lampu untuk menghidupkannya
'Ketemu!'
'Tek!' lampu di hidup kan. Ruangan yang semula gelap tadi pun sekarang telah disinari cahaya lampu membuat ruangan itu kembali terang. Aku lalu memperhatikan ruangan ini
"Sepi. Berarti Hiruma-kun sudah pulang ya" gumam ku
"Eh, tapi kok laptop nya masih ada di sini? Apa dia lupa membawanya? Ah, biarlah dulu. Malam ini dingin banget, hmm… pekerjaan ku juga tinggal ¼ lagi… Yosh! Buat the hangat du lu ah" kata ku beebicara sendiri seraya melangkah ke dapur…
"Loh, kok sampai lampu dapur juga di matiin?" heran ku, segera ku nyalakan lampu (lagi)
'Tek!'
"Hmm… KYAA!"
Tbc…
Iyaappss! HUffftt… selese juga ni chap satu. Maap kalo pendek dan 'sedikit aneh' ehee~
Baru permulaan nih,,
Komen, kritik, saran, apa pun diterima, asal jangan flame yah, saya belom kuat nyiramnya (gaje!)
Review Please,-
