An adilaarang Fiction Present
READ A/N PLEASE^^
.
Chapter 1: 2nd Grade
.
.
Jungkook termasuk setitik manusia yang percaya terhadap peribahasa 'Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri China'. Ia percaya bahwa ilmu itu segalanya; dalam hal apapun seseorang harus berilmu jika ingin 'bisa' hidup. Jungkook kerapkali berdecak heran tatkala menjumpai segerombol anak-anak malas yang malah nongkrong disaat seharusnya mereka duduk manis dalam kelas. Jungkook bukan tipe orang yang senantiasa membagi atensinya pada lingkungan sekitarnya secara cuma-cuma, namun ia tak cukup acuh untuk paham bahwa ia memang dikelilingi oleh pelajar-pelajar malas yang sialnya kaya raya; dimana seharusnya dengan kekayaan itu Jungkook akan mengeluarkan biaya berapapun agar ia dapat memahami segala ilmu di Dunia.
Well, mungkin kadang Tuhan tak adil; mengingat Jungkook bukanlah anak orang kaya namun ia anak 'emas' . Jungkook itu jauh dari kata malas, juga lebih dari kata giat, sangat rajin malah. Maka itulah ia disini sekarang, salah satu sekolah menengah atas elit di kota; merupakan sekolah berbasis Internasional dengan kualitas pendidikan yang sangat baik. Datang dengan berbekal beasiswa, ia mencoba peruntunganya dengan mendaftar disekolah ini 2 tahun lalu; Jungkook tergolong cerdas di sekolah saat di desa dulu -dan ia hanya perlu mempertahankan posisi tertinggi di sekolah ini maka ia akan lulus tanpa biaya sepeserpun.
Demi apapun, hanya itu tujuan hidup Jungkook selama hampir 18 tahun hidupnya yang selalu ia isi dengan ketekunan yang gigih. Karna Jungkook yakin bahwa usahanya tak akan mengkhianati hasil, ia akan mencapai apa yang selalu ia rapalkan ketika berdoa.
Tapi sekali lagi, mungkin Tuhan kadang tak adil. Ketika dengan tidak elitnya posisinya harus tergeser oleh anak pindahan sialan. Hanya pemuda berandal yang ternyata juga sedikit berdarah berdarah asing, begitu mudah memindahan posisi Jungkook dengan nilai akhir nyaris sempurna. Pasti ia menyogok atau semacamnya, pikir Jungkook, mengingat sikapnya yang jauh dari kata teladan. Jungkook pernah memergoki di kelasnya beberapa kali; tak mendengarkan guru mengajar dan malah menyumpal telinganya dengan earphone lalu tidur dalam kelas.
Jungkook tak pernah ingin cari musuh, apalagi di kota besar. Namun dengan hadirnya 'pengacau' itu, Jungkook secara otomatis telah mengikhrarkannya –secara sepihak- sebagai rival
FOOLS FALLING
(with how God's hands clapping for our destiny)
.
Kim Taehyung X Jeon Jungkook
etc; all BTS's Member and some EXO's Member
Yaoi – Chaptered - School Life – Romance - Mystery
PG-17 (for bad words and contents)
All cast belongs God and their Agency, i just own the plot of this story
OCC; Typo everywhere –watch your eyes carefully T-T
.
.
.
"So people should falling in love with their eyes closed"
Sebenarnya bersekolah di kota besar adalah opsi terakhir yang terlintas di otak jenius Jungkook.
Jungkook berasal dari desa,namun bukan antah berantah; disana pendidikan sudah layak dan cukup memadai untuk pemuda-pemudi di desa.
Setelah Ayah dan Ibunya meninggal dalam kecelakaan ketika Jungkook berumur 14 tahun, Jungkook hanya tinggal berdua dengan sang Nenek. Jungkook rela ikut bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama tingga dengan Neneknya,namun tak bertahan lama. Singkatnya,Nenek Jungkook hanya mampu menemaninya 2 tahun saja lalu Jungkook benar-benar sebatang kara.
Jungkook bertemu dengan Seokjin dipemakaman Neneknya. Dengan dalih bahwa pria yang kala itu berusia 22 tahun adalah salah satu murid dari sekolah tempat Nenek Jungkook mengajar, Jungkook mencoba menata kembali hidupnya, juga pakaianya. Usai Seokjin berkata ia akan menanggung biaya hidup Jungkook sebagai balas budi atas jasa Neneknya, Jungkook mendapati dirinya mengiyakan ajakan pria itu untuk hidup dengannya di kota.
Sempat ragu,namun mengingat ia masihlah pelajar menengah pertama dan butuh biaya untuk kejenjang selanjutnya, maka disinilah sekarang Jungkook. Jungkook kini tinggal di apartement sederhana bersama seniornya yang sudah seperti kakak kandung baginya bernama Kim Seok Jin. Seokjin adalah satu-satunya anggota keluarga yang Jungkook miliki sekarang.
Jungkook merupakan tipe pemuda yang cuek, tidak ribet, masa bodoh; tidak akan mencampuri yang bukan urusannya dan hanya fokus pada apa yang menjadi kewajibanya, tipikal idealis. Namun Jungkook cukup baik dalam bergaul walau sejauh ini hanya Min Yoon Gi; ia bisa beradaptasi dengan baik karena campur tangan Yonggi juga. Selama bersekolah di kota, Jungkook tak menemukan kesulitan berarti; mempertahankan prestasi tidak termasuk dalam hitungan
Hell yeah, tidak sebelum ada makhluk baru bernama Kim Tae Hyung yang menginjakkan kaki disini pada bulan pertama tingkat 2.
.
.
Jungkook menatap nanar papan pengumuman di hadapannya,satu-satunya yang tak bergeming kala siswa lain sudah lenyap satu persatu,menyisakan ia berdiri kaku di sana.
Yoongi memutar bola matanya jengah. Sahabatnya ini sungguh-sungguh,ia pergi membeli snack dikantin selama hampir lima menit dan menemukan Jungkook masih ikut terpampang di depan papan pengumuman saat ia kembali; orang konyol mana yang akan melakukan hal itu
Tadi Jungkook begitu heboh saat mendengar kabar bahwa daftar peringkat akan dipasang di papan pengumuman sepulang sekolah,pemuda itu bahkan tak bisa tenang ketika duduk di kelas,sungguh. Yoonggi sendiri lebih memilih tak peduli akan hasilnnya,karna tak akan ada kejutan untuknya disana,Yoongi yakin seribu persen
Lagipula apa yang salah dari papan lebar memanjang berwarna putih itu; ia hanya menampilkan sederet pengumuman yang sebagian besar telah ter-realisasikan dan beberapa brosur pendaftaran kuliah, kursus atau sejenisnya. Satu-satunya yang baru tertempel adalah lembaran kertas daftar peringkat akhir semester 2; mungkin itu yang sedang dipelototi Jungkook.
For God's shake, Jungkook benar-benar akan bisa melubangi papan tak berdosa itu.
"Seriously kook, what'cha doing?"
Dan bukan helaan nafas kasar dari pemuda berambut hitam disampingnya yang Yoonggi harapkan sebagai jawaban. Jungkook tak kerasukan hantu penunggu papan pengumuman kan?
''-eotteokhe.."
"apa..?"
"-shit-.."
"oh c'mon, aku tau kau tidak sedang berbicara padaku -" hardik Yoongi
Persekon kemudian Yoongi bisa merasakan Jungkook lagi-lagi menghelas nafas kasar,kali ini memijat pangkal hidungnya prihatin. Kapasitas otak Yoongi cukup lumayan untuk akhirnya dapat memahami bahwa Jungkook tidak dalam keadaan baik-baik saja. Apa yang Jungkook prihatinkan?, fakta bahwa sahabatnya itu siswa emas di sekolah adalah rahasia umum-
"Lagi, bbongbbong. Ia menggeserku.. –laki-laki itu.."
Jungkook mengeluh akan posisinya yang berada ditingkat kedua,meski digit angkanya sama antara nilai pemuda itu dengan nilai seseorang di atas Jungkook. Dalam hati Yoongi juga bergumam tak menyangka beberapa kali sambil memasang ekspresi sengit ketika melirik daftar peringkat tersebut,menyadari satu hal. Hanya berbeda koma dengan jarak yang tak begitu berarti dan itu berpengaruh,pikirnya. Yoongi mendekati Jungkook dengan tangan terulur pada pundak pemuda itu yang kini berdiri gentar dengan mata berkaca-kaca,menahan tangis.
"-Him.. how can?!. Aku ada diperingkat kedua lagi, Yoongi. Aku-.."
Tetapi ketika mendapati dirinya direngkuh dari samping oleh Jungkook,raut wajah Yoongi melembut,begitu berarti posisi terbaik bagi Jungkook demi beasiswanya. Yoongi lebih dari sekedar tau akan perjuangan Jungkook selama 6 bulan semester ini yang lebih keras dari sebelumnya; Jungkook menangis dipelukannya ketika tau ia berada diposisi kedua dengan perbedaan 2 digit angka pada semester awal dulu.
Mengingat hal itu, Yoonggi iba bukan main. Sahabatnya telah berusaha hingga hampir sekarat untuk hasil semester ini. Maka harusnya,seharusnya Jungkook pantas dapat posisi tertinggi.
Hanya bisa mengusap pundak Jungkook menenangkan,tak ada yang bisa Yoongi lakukan selainnya.
Jungkook itu jauh dari kata malas dan sangat rajin,itu benar
Tak langsung pulang ketika bel panjang berbunyi, namun malah berada dalam sebuah kelas bimbingan belajar tambahan bersama siswa-siswa yang cukup jauh dibawah standar otaknya, itulah Jungkook. Dan Jungkook cukup tau diri untuk tak sombong saat ini,terlepas dari karna ia hanyalah siswa beasiswa, Jungkook memang tak terlahir engan sifat seperti itu.
Ia cukup tau diri kapan saatnya untuk pede dengan kecedasaanya dan kapan saatnya merendah karena situasi. Jungkook bukanlah pemuda yang supel. Tapi ia kritis. Jungkook melirik datar arloji hitamnya,mengerutkan dahi pada detik selanjutnya. Sudah jam 3 dan tak ada tanda-tanda guru pembimbingnya akan datang.
Apa-apaan.
Jungkook duduk disini bukan untuk mendengarkan kericuhan gratis dari siswa-siswa sekelasnya. Ia disini untuk belajar. Bangku disamping papan tulis itupun harusnya sudah diduduki 15 menit yang lalu.
"Sorry from my deepest heart, everyone... I'm late"
Bicara pada siapa dia?
"Park Songsaenim tidak bisa hadir untuk mengajar hari ini, jadi aku yang akan menggantikan beliau untuk menyampaikan materi" Jungkook terperangah shok, kali ini benar-benar apa-apaan. "Kim Tae Hyung. Cukup panggil Taehyung,aku tidak lebih tua dari kalian semua. Get it? " Singkat. Padat. Jelas. Wajah datar.
Seluruh kelas berbisik; bertanya-tanya, heran, kagum, terpesona-shit,Jungkook menyayangkan telinganya karna telah mendengar yang satu itu. Mereka mungkin tak banyak yang mengetahui eksistensi pemuda dihadapan mereka ini, namun sebagian dari mereka pasti tak asing dengan nama tersebut. Nama yang sudah dua kali terpampang di papan pengumuman dengan peringkat teratas; yang baru terdaftar sebagai siswa di sekolah ini pada tingkat kedua.
Jungkook berdecih. Bocah ini.
Penampilannya semakin tak karuan.
Persetan dengan apa yang pemuda ini lakukan selama long holiday kemarin, yang jelas Jungkook benar-benar muak dengannya. Menggantikan Park Songsaenim mengajar katanya? Dengan rambut bercat dan jaket kulit itu? Murid peringkat teratas ini lebih terlihat seperti berandalan di ujung gang atau tukang copet di dalam bis ketimbang pembimbing pengganti,apalagi dengan sikapnya yang tak beretika. Jungkook sendiri heran kenapa sekolah se-elit ini memperbolehkan muridnya berdandan sebegini berantakannya.
Jungkook kembali memindai tubuh tegap yang mulai bercakap ria di depan kelas itu dengan lebih intens; bahkan tubuhnya tak terlihat seperti anak sekolahan,-dan apa itu dua buah piercing ditelinganya.
Jungkook menutup matanya prihatin; salah berdoa apa ia hingga mendapat saingan sejenis ini.
.
.
"Jika kau tidak memiliki alasan untuk mengikuti kelas ini, kupersilahkan kau untuk lebih baik pulang kerumah dibandingkan kau tertidur dikelas, -umm Mr. Jeon?! "
Brengsek
Intonasi itu.. Sok sekali.
Jungkook membuka mata dengan kelabakan dalam sekejab,lalu melirik Taehyung sinis.
"Any Problem?" 'Ya! you son of bitch'.. Jungkook menggeleng singkat
"Aku tak bisa mendengar suaramu dari sini, Tuan Jeon –apa kau benar-benar baik?" Parasnya menampilkan tampang prihatin yang terkesan terlalu dibuat-buat,Jungkook mulai muak. Jungkook membenturkan gerahamnya kasar,kesal bukan main. "Good, Mr. Kim"
"Just Taehyung, dear" –fuck
Jungkook bersumpah melihat pemuda itu menyunggingkan seringaian menyebalkan sebelum mengedarkan pandangannya kembali pada seluruh penjuru kelas,memulai penjelasan singkat mengenai pelajaran bahasa inggris dengan lancar dan luar biasa tenang. Jungkook meruntuki dirinya sendiri ketika tak sengaja menyanjung kemahiran pemuda itu dalam menerangkan materi; lalu menemukan dirinya yang sudah paham menjadi semakin paham.
Semua ini karena pemuda itu; Jungkook mengumpat tak suka
Sisanya, Jungkook bungkam sepanjang bimbingan berlangsung lalu bergegas pulang setelah mengumpulkan post-test dengan rekor mengerjakan tercepat.
Biasanya,selalu, Jungkook akan memeriksa lagi hasil pekerjaannya sebelum benar-benar mengumpulkannya. Namun kali ini yang Jungkook pikirkan hanyalah cepat-cepat enyah dari ruangan itu,seakan ia bisa menghancurkan seisi ruangan itu jika ia semenit lebih lama disana.
Ini adalah interaksi pertama mereka, Jungkook yakin.
Tetapi Jungkook sudah membiarkan dirinya jatuh dalam kubangan kebencian yang lebih dalam,sesak juga sangat gelap. Peduli setan.
Berbaik hati pada rival adalah hal terakhir yang terlintas dalam otak Jungkook
.
.
.
TuBerCulosis
.
.
HUUUEEEH :'''' sedih banget akun lama (adilarang) gabisa kebukakk. jadi move sini ya. Rang jadi harus repost dari awal but, it's oke demi kenyamanan readers-nim semua:')
So,
Mind to review for my first chap on my first story..?
Better follow me, tho XD
With Love, Adilarang
Find me on IG [ ]
