Eiji Notes : Aloha minaa (^o^) Gak pengen banyak ngomong fic ini sebenernya sebagai ganti fic Overdose karena udah gak dilanjut... (-.-). Ide ceritanya hampir sama... (^.^). Cuman fic ini bener-bener Mature content, jadi bagi yang gak suka tinggal click back...

Desclaimer : Naruto hanya milik Masashi Kishimoto. But, this story is mine. Namikaze Eiji. So, dont be Plagiator. Dont Copy my fic. And dont Bash my story. Thank You (^o^)

Rate : M

Pairing : SasuFemNaru slight ShikaFemNaru

Warning : AU,OOC,OC,Typo bertebaran, EYD jelek. No flame. Kritik dan saran yang membangun dan menggunakan bahasa yang sopan diterima, alur kecepetan. Cerita aneh bin Gaje. Mature content.

.

.

Gak suka ! Gak usah baca !

.

.

Happy Reading Minna... (^o^)

.

.

Because I'm Shadow

By.

Namikaze Eiji

.

.

Naruto terbangun dari tidur lelapnya saat ia mencoba bangkit tiba-tiba ia meringis sakit pada bagian selangkangannya. Tanpa terasa air mata kembali mengalir dari iris safirnya. Rasa sakit di bagian selangkangannya seolah mengingatkan apa yang telah terjadi padanya.

'Aku sudah kotor' batinnya, tangannya menggemgam erat selimut yang menutupi tubuh polosnya.

Krieett...

Suara pintu kamar mandi yang terbuka mengalihkan perhatiannya. Terlihat sosok pemuda yang sangat tampan keluar dari sana hanya dengan menggunakan celana training panjang tanpa atasan, membuat dada bidangnya terekspos sempurna membuat kaum hawa manapun yang melihatnya pasti akan bersuka rela menyerahkan dirinya pada pemuda ini. Namun, tidak bagi Naruto. Ia sama sekali tak terpesona pada pemuda tampan yang ada di depannya. Perlakuan pemuda itu telah membuat Naruto buta akan pesonanya.

"Mandilah...kuantar kau pulang." ujar pemuda itu datar. Tersadar jika dirinya masih terbaring diranjang pemuda itu dalam keadaan polos, ia segera bergegas bangun sesekali terdengar isakkan kecil dari mulutnya, ia genggam selimut itu sambil melilitkannya pada tubuhnya dan berjalan ke kamar mandi.

Pemuda yang berada di kamar itu hanya mendesah pelan. Ia dudukkan dirinya ditepi ranjang sambil meremas rambutnya kasar, menyadari perbuatan bejatnya. Sasuke tak pernah segila ini sebelumnya, hanya karena cinta matanya telah dibutakan oleh rasa cemburu yang justru malah menyakiti gadis yang selama dua tahun ini ia cintai diam-diam.

.

.

"Bagaimana?" tanya Sasuke saat melihat Naruto keluar dari kamarnya. Matanya menatap Naruto dari atas sampai bawah. Seragam gadis itu sedikit kusut, tentu saja akibat perbuatannya. Naruto diam tak berniat menjawab pertanyaan Sasuke.

"Kau mau aku menjelaskan kepada orang tuamu tentang kejadian tadi atau -"

"Jangan!" jawab Naruto cepat. Sasuke menaikan alisnya sebelah.

"Jangan beritahu mereka kumohon..." ujar Naruto kepalanya tertunduk menatap lantai yang ada dibawahnya, air matanya jatuh untuk kesekian kalinya hari ini. Dia tak bisa membayangkan bagaimanna reaksi kedua orang tuanya jika mengetahui keadaannya. Mereka pasti akan sangat kecewa.

"Lalu bagaimana dengan kekasihmu?" berbeda dengan pertanyaannya yang pertama yang terkesan sangat hati-hati, kali ini Sasuke mengatakannya dengan santai seolah pertanyaannya ini bukanlah hal yang berat.

"Jangan beritahu dia juga. Biarkan ini menjadi rahasia kita berdua." tanpa sadar Sasuke menyeringai puas mendengar jawaban Naruto.

"Baiklah, jika itu mau mu."

.

.

Flashback On

"Naru..."

"Apa?"

"Kau tau tidak senpai yang tampan itu, ternyata dia akan mengajar dikelas kita untuk menggantikan guru Kakashi."

"Banyak senpai yang tampan disini, memang senpai yang mana?"

"Sasuke senpai" ujar Ino memekik layaknya seorang fans girl.

"Sasuke senpai? Yang pernah memenangkan olimpiade fisika dan matematika itu?" tanya Naruto memperjelas pernyataan Ino, Ino menganggukkan kepalanya semangat.

"Karena Kakashi sensei harus pergi mewakili sekolah kita selama sebulan, jadi Sasuke senpai yang menggantikannya." timpal Ino lagi.

Obrolan kedua gadis itu terhenti saat pelajaran pertama dimulai.

.

.

Naruto menunggu didepan gerbang sekolahnya. Sesekali ia melemparkan senyum pada teman-temannya yang berlalu untuk pulang. "Hah...sudah setengah jam aku menunggunya" desah Naruto lelah sembari melihat jam tangan bergambar keroppi yang melingkar manis ditangannya. Tak lama senyumnya mengembang saat melihat orang yang ditunggu tiba. Nafas pemuda itu tampak memburu karena berlari. "Maaf aku terlambat." ujar pemuda bernama Shikamaru, setelah berhasil menetralkan nafasnya. "Tak apa." Naruto tersenyum menenangkan saat melihat raut penuh penyesalan Shikamaru seolah mengatakan pada pemuda itu bahwa ini bukanlah masalah besar.

Mereka pasangan yang sangat serasi bukan? Meskipun terkadang mereka bertengkar kecil. Namun keduanya saling menyayangi. Mereka sudah menjadi sepasang kekasih selama empat tahun, waktu yang cukup lama bukan? Dan mereka pantas mendapatkan penghargaan karena selama ini belum pernah ada masalah serius yang menimpa hubungan mereka.

.

.

Sudah dua minggu Sasuke mengajar dikelas Naruto menggantikan Kakashi, dan hampir setiap jam pelajaran Sasuke selalu memperhatikan Naruto. Gadis yang membuat Sasuke menerima tawaran Kakashi sensei untuk mengajar dikelasnya menggantikannya. Gadis yang selalu ia awasi dari jauh dan gadis yang telah mencuri hatinya. Berkali-kali Sasuke mengutuk dirinya sendiri yang begitu pengecut karena tak berani mengungkapkan perasaannya sendiri. Mungkin predikat playboynya yang membuatnya merasa tak percaya diri karena takut mendapat penolakan dari Naruto. Naruto memang berbeda dari semua gadis yang pernah ia kencani sebelumnya, Sasuke tahu betul Naruto sangat tak menyukai bad boy sepertinya. Hal ini jugalah yang membuat Sasuke menyimpan rapat-rapat perasaannya dan terus mencari pelarian dengan gadis lain, namun sepertinya perasaan memang tak dapat dibohongi, sekeras apapun ia mencoba tanpa sadar matanya terus mengawasi keberadaan Naruto dan pikirannya terus membayangkaan wajah gadis itu. Sampai suatu pemikiran muncul dibenaknya. Jalan untuk mendapatkan Naruto...cara agar Naruto menjadi miliknya. Tak peduli jika cara itu dapat menyakiti Naruto.

.

.

"Aku paling tidak suka ada siswi yang tidak memperhatikan pelajaran yang kuberikan." suara datar nan dingin menyapa indera pendengaran Naruto, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Maaf senpai, aku hanya..."

"Hanya apa? Kau pikir aku tak tahu kalau kau tidak memperhatikan pelajaranku? Dari tadi kau hanya melamun" Sasuke terus mencari kesalahan Naruto, membuat gadis itu terpojok.

"Tapi aku tak bermaksud..."

"Cukup, aku akan memberimu sanksi dan kau tidak boleh menolaknya." ujar Sasuke tegas dengan nada memerintah yang sangat kentara. "Pulang sekolah temui aku diruanganku." tambahnya.

.

.

Natuto menuruti perintah Sasuke dengan datang keruangannya sepulang sekolah. Pemuda itu langsung menyuruh Naruto untuk ikut dengannya ke apartemennya. Mereka tiba di apartemen Naruto yang letaknya cukup jauh dari rumah Naruto.

"Kau mau minum apa?" tanya Sasuke sambil membuka kulkasnya yang dijawab dengan gelengan pelan oleh Naruto. Tiba-tiba Sasuke membanting keras pintu kulkas membuat Naruto tersentak kaget.

"Jadi kaau siap dengan hukumanmu? Ingat tak ada penolakan." ujarnya dingin, ia dudukkan dirinya disamping Naruto -disofanya.

Naruto menelan ludahnya, entah mengapa perasaannya mulai tak enak, ditambah tatapan Sasuke yang membuatnya takut. Sasuke meneguk minumannya pelan membuat lehernya bergerak seduktif dan membuat bibirnya basah.

"Maaf, tapi aku sudah tidak bisa menahannya lagi...ini juga salahmu, karena tak pernah melihatku." ucap Sasuke sembari mengikis jarak diantara mereka. Naruto sedikit bingung dengan ucapan Sasuke barusan, ia menggeser posisi duduknya saat merasakan Sasuke mulai mendekat kearahnya. Dengan sigap Sasuke mencengkram lengan Naruto, ia tarik paksa Naruto menuju kamarnya.

"Senpai lepaskan aku, kau mau apa?" tanya Naruto panik.

"Diam." ujarnya dingin dan mengunci pintu kamar. Ia hempaskam tubuh Naruto keranjangnya.

Sasuke melepaskan ikatan dasinya dan merangkak menaiki tubuh Naruto. Diikatnya kedua pergelangan tangan Naruto keatas, di ranjang besinya.

"Senpai, kumohon lepaskan aku..." mohon Naruto, ia terus mencoba meronta berusaha melepas ikatan pada tangannya membuat pergelangan tangannya memerah karena memar. Sasuke hanya tersenyum simpul menanggapinya, ia tarik paksa dasi Naruto.

"Tenang." bisiknya tepat disamping telinga Naruto. Ia cium paksa bibir ranum itu lidahnya terjulur menjilat bibir bawah Naruto. Naruto mengatupkan mulutnya rapat tak ingin lidah itu masuk dan menjelajahi mulutnya.

"Mmmmpphhh..." Naruto terus menarik-narik tangannya yang terikat, tubuhnya bergetar karena takut. Sasuke hanya diam dan melihat tubuh Naruto yang ada dibawahnya.

"Harusnya bukan dia yang berada disampingmu, tapi aku." ucap Sasuke datar, tangannya bergerak melepas kancing-kancing seragam sekolah Naruto. Bibirnya turun menciumi leher Naruto, Naruto semakin meronta menolak perlakuan Sasuke. Karena kesal dengan rontaan Naruto yang menghambat pergerakannya, ia jambak rambut pirang Naruto. Naruto meringis sakit saat merasakan jambakkan kasar Sasuke, air mata tampak menggenang dipelupuk matanya. Ia tak pernah menyangka akan mengalami kejadian seperti ini.

"Mmmpphh..." Naruto mencoba menahan desahannya saat Sasuke menjilat pelan leher putihnya. Bibir Sasuke menghisap setiap jengkal leher Naruto membuat tanda yang mengukuhkan bahwa gadis yang berada dibawah tindihannya adalah miliknya seorang. Tangan Sasuke tak tinggal diam, tangan itu menekan payudara sintal Naruto pelan dengan gerakan memutar. Tubuh Naruto bergerak tidak karuan menerima perlakuan Sasuke pada payudaranya. Ia ingin berteriak keras namun tak bisa, Naruto hanya dapat menangis saat ini.

"Diam! Atau aku akan bersikap kasar." bentaknya, karena melihat penolakan dan air mata yang keluar dari mata Naruto. Naruto memandang tajam kearah Sasuke, tatapan penuh rasa sakit dan kebencian. Jujur...hati Sasuke tertohok saat melihat Naruto menatapnya seperti itu, tapi ia tak bisa menghentikannya sekarang. Akhirnya ia lagi-lagi menyembunyikan perasaannya lewat sikap kasar dan dinginnya pada Naruto.

Sasuke mulai membuka kemeja sekolahnya. Naruto membuang mukanya kesamping menghindari tatapan pemuda itu. Dia dapat melihat dari ujung matanya, jika Sasuke juga membuka celananya. Matanya terpejam takut, tubuhnya semakin bergetar berharap ada seseorang yang dapat menolongnya. Shikamaru...dia mengharapkan Shikamaru datang.

Sasuke menarik dagu Naruto kasar, membuat wajah gadis itu berhadapan langsung dengannya, namun mata Naruto tetap terpejam rapat. Sasuke menyeringai licik.

"Aku tak mau ada penolakan." bisiknya sambil mengecup telinga Naruto, membuat tubuh gadis itu meremang sejenak. Sasuke membuka sisa-sisa kancing yang menutupi tubuh sintal gadisnya, namun seragamnya tak dilepas dari tubuh Naruto karena tangan Naruto yang terikat. Ditariknya bra tanpa tali milik Naruto. Rasa dingin langsung hinggap di payudaranya saat lidah Sasuke terjulur untuk menjilat puncak dadanya.

"Emmmpp..." Naruto menggigit bibir bawahnya saat merasakan hisapan kuat didadanya, membuat Sasuke semakin gencar mengerjai tubuhnya. Tangannya turun meraba bagian paha dalam Naruto, mengelusnya dengan gerakan sensual membuat tubuh Naruto menggelinjang geli. Naruto akui perlakuan Sasuke di payudara dan pahanya membuatnya merasakan perasaan aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang diperutnya. Mulut Sasuke yang masih menghisap dada Naruto dapat merasakan bahwa puting gadis itu mulai mengeras membuatnya semakin gencar memainkan payudara itu. Setelah puas dengan payudara sebelah kanan, kini mulutnya berpindah pada payudara Naruto yang satunya. Payudara itu diperlakukan sama, dijilat, dihisap, dan dikunyah renggang-renggang putingnya membuat puting itu mengeras. Sasuke melepaskan kulumannya pada payudara Naruto, sudut bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah seringaian saat melihat payudara itu memerah karena ulahnya.

"Nnnggghhh..." Naruto memekik ketika Sasuke menekan bagian kecil di kewanitaannya berkali-kali. Naruto berusaha menutup kedua kakinya, namun ditahan oleh tanga Sasuke. Ia masukkan kedua jarinya kedalam tubuh Naruto yang masih terbalut celana dalam, memberi kesan kasar pada vaginanya.

"Mmmpphh...nnggghh.." Naruto menggeleng pelan pada Sasuke, Sasuke tak mengindahkan penolakan Naruto. Tubuhnya sedikit membungkuk untuk melumat kembali dada Naruto. Sementara jari-jarinya terus bergerak di bawah sana, ia dapat merasakan kedua jarinya yang diapit kuat, tanpa sadar pikirannya melayang membayangkan jika yang diapit oleh vagina Naruto adalah kejantanannya. "Nnggg.." Sasuke mengerang disela kulumannya saat membayangkan itu. Sasuke mempercepat gerakan jarinya saat merasakan vagina Naruto mengetat diwabah sana, ia tahu Naruto sebentar lagi akan sampai. Genggaman tangan Naruto menguat dan matanya terpejam erat saat ia merasakan ada sesuatu yang akan keluar. Namun, sebelum Naruto mencapai puncaknya, Sasuke lepaskan tangannya dan kulumannya di dada Naruto, membuat Naruto merasa lega dan sedikit kecewa? Tak bisa Naruto pungkiri perlakuan Sasuke membuat Naruto merasakan kenikmatan yang baru baginya.

"Aaahhhkkk..." Naruto menjerit keras bukan karena hisapan kuat Sasuke di dadanya melainkan karena sesuatu di bawah sana yang menerobos dan mendesak untuk masuk. Peluh tampak keluar dari pelipis Sasuke saat mencoba memasuki Naruto, Naruto sangat ketat membuatnya sedikit kesulitan untuk masuk. Ia terus menghentakkan tubuhnya paksa dengan sentakan yang kuat dan pada sentakkan ketiga akhirnya tubuhnya dapat memenuhi Naruto. Air mata Naruto terus mengalir, Sasuke mendiamkan dirinya sejenak saat melihat Naruto yang kesakitan bibirnya mengecupi leher Naruto lalu berpindah melumat bibir Naruto, mencoba mengalihkan rasa sakit itu. Saat Naruto mulai membalas ciumannya ia gerakkan tubuhnya perlahan. Naruto memekik sakit disela ciumannya, perlahan rasa sakit itu berganti dengan rasa nikmat yang menyerang seluruh tubuhnya.

"Aahh..hhmmm.." Sasuke mendesah merasakan kejantanannya diapit kuat oleh vagina Naruto. Mata oniksnya memandang Naruto yang berada di bawahnya. Mata safir indah itu terpejam rapat, bibir gadis itu sedikit membengkak akibat ciuman panasnya dan saat matanya turun menuju leher ia tersenyum bangga melihat banyaknya kissmark yang ia buat.

"Aaahh...nnggghh.." tanpa sadar Naruto ikut mendesah saat gerakan pemuda diatasnya bertambah cepat. Sasuke tersenyum puas mendengar desahan Naruto, bibirnya bergerak menuju payudara Naruto yang terus bergerak akibat hentakkan pinggulnya seolah menggodanya untuk mencumbui payudara sintal gadis itu lagi.

"Ouhhh..Sukkeehh..ki-kimochi" Naruto terus menyerukkan nama Sasuke, akal sehatnya seolah lenyap sekarang yang ada di benaknya adalah kenikmatan yang tengah Sasuke berikan padanya.

"Ssshhh..aahh..katakan sekali lagi" bisik Sasuke tepat di telinga Naruto, ia pelankan gerakannya mencoba menggoda Naruto.

"Kimochih...Aaakkhh" desah Naruto, Sasuke tersenyum puas ia langsung mempercepat gerakannya membuat tubuh polos mereka berguncang hebat. Tubuh telanjang mereka yang menempel erat memberikan sensasi tersendiri.

"Mmmpphh...enggghh.." tubuh Naruto mengejang saat mencapai puncaknya bersamaan dengan Sasuke. Ia dapat merasakan cairan pemuda itu memenuhi rahimnya. Nafas mereka berdua memburu, ia tenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Naruto menikmati sisa-sisa orgasmenya.

Sasuke mencabut juniornya dari vagina Naruto, tubuhnya merangkak keatas membuka ikatan yang masih mengikat tangan Naruto. "Aahh.." Naruto menghela nafas panjang saat Sasuke membuka ikatannya, Sasuke kembali mencium Naruto namun kali ini dengan ciuman lembut berbeda dengan yang pertama. Sedangkan Naruto hanya diam menerima perlakuan pemuda itu tanpa membalas ciumannya. Sasuke menjauhkan tubuhnya dari Naruto, ia duduk manatap Naruto tapi tidak menindihnya. Naruto membalas tatapannya, alih-alih ingin membuang pandangannya dia justru terdiam melihat tubuh polos Sasuke yang kekar, benar-benar tubuh yang terbentuk dengan abs yang terukir sempurna di perutnya belum lagi dadanya yang bidang, apakah benar dia ini manusia? Kulit putih Sasuke tampak basah karena keringat, bibir pemuda itu tampak terbuka untuk mengambil nafas, jujur ini adalah pemandangan paling menggoda yang pernah ia lihat selama ini. Persetan dengan akal sehatnya, ia sudah benar-benar terbuai oleh sentuhan pemuda ini.

"Maaf.." bisik Sasuke pelan sambil mendorong kembali kejantanannya untuk memasuki Naruto, sebelum sempat merintih sakit bibirnya sudah terlebih dahulu terkunci oleh bibir Sasuke.

"Oouhh..Naru.." desah Sasuke sambil terus menggerakkan pinggulnya, tangannya memeluk erat tubuh lemah Naruto yang berada di bawah tindihannya seolah takut kehilangan.

"Aaahhkk..emmmhhh" Naruto melenguh lemah saat Sasuke memghentakkan juniornya kasar dan brutal, ia dapat merasakan milik Sasuke yang semakin membesar dan mengeras di dalam tubuhnya. "Aaahhkk.." desahnya lagi saat Sasuke mengenai titik tersensitifnya. Rasa nikmat bercampur sakit menjadi satu, ia sendiri bingung mana yang lebih dominan.

"Naruhhh..akkkuhhh..aaahh.." Sasuke menekan pantat Naruto membuat juniorya masuk lebih dalam, desahan tak henti keluar dari bibir keduanya.

"Aaahhkk..ber-hentihh..sakiiitt.." rintih Naruto saat merasakan hujaman kasar Sasuke di vaginanya. "Tahh-han.." Sasuke semakin mempercepat gerakan pinggulnya, bibir tipisnya sedikit terbuka karena rasa nikmat yang menyerang tubuhnya.

"Ouuhh...aaahh.." Sasuke menghentakkan tubuhnya kasar saat mencapai puncak dan menggerakkan pinggulnya beberapa kali sebelum berhenti. Dia cium Naruto sebelum melepaskan kejantanannya, ditatapnya Naruto lagi. "Maaf.." Naruto tak menjawab pikirannya pening mau menangispun percuma toh semuanya sudah terjadikan?

.

.

Tbc

.

.

Eiji Notes : Gimana menurut kalian? Ada yang pernah nonton drama The Heirs bagi yang udah pernah nonton pasti gak asing dong ama tokoh Choi Young Do yang suka ama Cha Eun Sang? watak Sasuke disini terinspirasi ama dia. Waktu nonton drama itu Ei greget banget liat sikapnya Young Do ke Eun Sang, dia suka ama gadis itu tapi gak tau cara ngungkapin perasaannya dan malah bersikap cuek dan nyebelin...(-.-).

.

.

Boleh minta ripiw? ^o^