Title : Caffe of Love

Characters : Bigbang's members

Disclaimer : Bigbang bukan punya author T.T

Mereka punya papa YG.

Warnings : OOC, plot rada gk jelas.

Selamat membaca... ^ ^

.

.

.

.

Seorang namja bermata sipit tampak sedang mengepel lantai caffe mungil itu.

Bibirnya terus melantunkan suara emas mengikuti lagu dari earphonenya.

Wings Caffe...

Sebuah caffe kecil yang terlihat begitu hangat di tengah kesibukan kota Seoul.

Caffe bergaya Eropa klasik dengan aroma candu bubuk kopi dan kue-kue manis, merupakan alasan banyak orang terpancing untuk sekedar menikmati secangkir kopi hangat sambil mengistirahatkan tubuh mereka dalam alunan lembut denting piano yang kadang terdengar dari pertunjukan solo sang pemilik caffe ini.

Namanya Youngbae.

Lelaki berambut mohawk dengan wajah yang ramah dan lembut.

Sebelumnya, dia membentuk caffe ini bersama dengan tunangannya, Dara.

Sayangnya maut lebih dulu menjemput yeoja itu dalam sebuah kecelakaan.

Setelah sekian lama memilih untuk menutup caffe ini, Youngbae akhirnya kembali membuka Wings Caffe dengan maksud meneruskan impian Dara yang sudah terbang ke surga.

Tapi kita tidak akan bercerita tentang kehidupan Youngbae kali ini.

" Daesung-hyung, apa kau sudah putus dengan Minji?"tanya namja bermata panda sambil mengelap beberapa cangkir kopi. Daesung, orang yang sedang mengepel lantai caffe, seperti tidak menghiraukan pertanyaannya.

" Hyung..."masih tidak ada jawaban.

" Hyung, kenapa kau diam saja? Hyung marah, ya?"Daesung malah menggoyang-goyangkan pinggulnya.

" DAESUNG-HYUNG!"Daesung tersentak dan melepaskan earphone yang dari tadi menggantung di telinganya.

" M-mwo?Ada apa, Seungri?"

" Ah, lupakan saja hyung."Seungri menghela nafas, kembali melanjutkan pekerjaannya tadi.

'Klining-klining'

Lonceng kecil di pintu masuk caffe berdenting, seorang lelaki dengan senyuman hangat masuk lalu menggantungkan mantelnya.

" Kalian datang pagi sekali."ujarnya.

" Oh, selamat pagi Youngbae-hyung!"sambut Daesung dan Seungri bersamaan.

" Pagi Daesung, Seungri."balas Youngbae sambil membuat secangkir Caffe Americano untuknya.

" He? Kenapa nama Daesung-hyung yang disebut duluan?"protes Seungri mengerucutkan bibirnya.

" Ya kau ini!Hal sepele begitu juga protes."jawab Daesung disertai jitakan kecil di kepala Seungri.

" Ah, sakit!Bae-hyung, ahjussi ini sudah memukulku!"

" Mwo? Ahjussi katamu?Kau akan menjadi menu spesial hari ini, Seungri! "teriak Daesung lalu menyodorkan kayu pel yang dia pegang, nyaris saja wajah Seungri bernasib sama dengan lantai caffe mereka.

" Aaakh!Ampun hyung!Sa-saranghae Daesung-hyung~"Seungri mencoba memberikan aegyo terbaiknya pada Daesung sambil berlari menghindar dari terkaman(?) Daesung.

" Aku belum pernah melihat panda ber-aegyo sebelumnya."ejek Daesung.

" Aku juga belum pernah melihat rubah mengepel lantai sebelumnya."Seungri membalas ejekan Daesung dengan wajah datar. Sehingga Seungri harus kembali berlari jika tidak mau wajah mulusnya terkotori dengan detergen pembersih lantai.

Youngbae yang melihat semua itu hanya terkekeh kecil, menikmati Caffe Americano kesukaannya. Daesung dan Seungri sudah bekerja di Caffe nya selama 4 tahun, sejak Dara masih hidup. Mereka sudah dianggap Youngbae sebagai adiknya sendiri.

'klining-klining'

Bel kecil itu kembali berdenting, kali ini dua orang pemuda berpakaian modis masuk kedalam. Namja yang tinggi memakai setelan dengan warna dominan hitam. Berbeda dengan namja bertubuh lebih mungil, seluruh pakaiannya berwarna putih kecuali scaft dan kacamata berbingkai violet yang dia kenakan.

" Pelanggan pertama untuk hari ini. Ayo mulai bekerja."perintah Youngbae.

" Baik."Daesung merapikan apron hitam yang dia kenakan, lalu bergegas menghampiri meja yang ditempati dua pelanggan pertama mereka.

" Selamat datang, silahkan lihat menu kami."sapa Daesung ramah.

" Seperti biasa."ujar namja tinggi itu dengan santai.

" Hm, secangkir Hot Espresso, Seunghyun-hyung?"Daesung mulai mencatat pesanan Seunghyun. Dia memang sudah sering datang ke Caffe ini. Dari pakaiannya yang glamour, sepertinya dia orang yang kaya. Tapi sampai sekarang, Daesung masih tidak tau apa pekerjaan Seunghyun. Mungkin seorang pengusaha sukses? Entahlah...

Daesung beralih ke namja tampan di hadapan Seunghyun.

" Wah, kau ini temannya Seunghyun-hyung, ya?"kata Daesung sambil mendekatkan wajahnya. Namja itu langsung mendongkak dan menatap tajam Daesung.

" Tidak sopan."desisnya.

" A-ah...Maafkan aku..."Daesung menunduk, kaget dengan reaksi yang dia dapat.

" Jiyong, kau ini terlalu sensitif."komentar Seunghyun. Namja yang dipanggil Jiyong hanya diam.

" Daesung, perkenalkan ini Jiyong, sahabatku. Dia lebih tua darimu, jadi panggil dia Jiyong-hyung."

" Aku tidak tua."potong Jiyong.

" Aigoo...terserah saja."desah Seunghyun lalu mengambil koran yang tersedia.

" Ne, salam kenal Jiyong-hyung. Kang Daesung imnida."Daesung menyodorkan tangannya. Tapi Jiyong tidak terlihat seperti memperdulikan perkataan Daesung. Jadi Daesung menarik kembali tangannya.

" Jangan panggil aku Jiyong, kau ini sok akrab sekali."

" Mian-mianhae,Tuan. Aku sudah tidak sopan tadi."Daesung jadi merasa tidak nyaman.

" Caramel Macchiato."

" N-ne? Apa?"

" Aku pesan Caramel Macchiato, pabo."Jiyong mendengus kesal.

" Ah,iya. Satu Caramel Macchiato."Daesung mencatat dengan gugup.

" Satu Hot Espresso dan Caramel Macchiato. Mohon tunggu sebentar."Daesung membungkuk lalu bergegas pergi menghampiri Seungri dan Youngbae.

" Siapa orang itu, hyung?"bisik Seungri menunjuk ke arah Jiyong.

" Sahabat Seunghyun-hyung."Daesung memberikan daftar pesanan pada Seungri. " Orang yang menyeramkan."bisik Daesung.

" Hyung, kau sering datang ke Caffe kecil ini?"tanya Jiyong sambil memainkan scraft yang terikat di lehernya.

" Ya, Espresso nya enak sekali,loh. Tempatnya juga nyaman. Biasanya ada pertunjukan piano solo juga."

" Jauh lebih keren juga bar milikku."sergah Jiyong.

" Ya jelas saja beda Jiyong-ah. Itukan bar kelas satu. Di hotel termewah pula."jelas Seunghyun sebal dengan kekeraskepalaan Jiyong.

" Pelayannya bodoh."gumam Jiyong.

" He, maksudmu Daesung?"Seunghyun meletakkan koran yang dia baca. " Menurutku dia manis."tambah Seunghyun menunjukkan seringainya.

" Manis? Seleramu benar-benar unik, hyung."

" Memang dia manis kan? Anaknya juga baik, dan polos." Jiyong menatap Seunghyun dengan tatapan jijik.

" Hyung, kau...suka bocah itu?"selidik Jiyong.

" Memangnya kenapa? Jiyong-ku cemburu, hm?"goda Seunghyun sambil perlahan menyentuh pipi Jiyong. Jiyong segera menepis tangan Seunghyun.

" Jangan berlaku bodoh! Kau membuatku jijik!"

" Hm, memangnya kenapa?"seringai Seunghyun semakin mengembang. " Bukannya Jiyong, juga suka pada namja?"

" Cih, tentu saja tidak. Itu hanya teknik untuk mendapatkan hati dari pengusaha lain. Mereka itulah orang-orang bodoh yang tergila-gila padaku."

" Oh, jadi itu juga yang sudah kau lakukan padaku supaya kau bisa dengan mudah menjalin kerja sama dengan kami? Padahal aku sudah berharap banyak pada Jiyong-ku."Seunghyun menunjukkan tatapan memelas.

" Tidak usah ku goda juga, kau itu selalu mengekori ku." Seunghyun mendengus melihat kepercayaan diri Jiyong.

" Wah wah... Jiyong benar-benar angkuh ya."ujar Seunghyun.

" Kalau melihatmu seperti ini, aku jadi ingin bermain-main sedikit."lanjutnya.

Jiyong mengangkat sebelah alisnya. Tidak mengerti dengan arah perkataan Seunghyun.

" Ayo kita bertaruh, seperti dulu."Seunghyun tersenyum lebar.

" Bertaruh?"

" Ya, kalau kau bisa memiliki Daesung dalam satu minggu ini. Kau bisa menjalin kontrak dengan perusahaan wine-ku selama satu tahun secara cuma-cuma."Seunghyun mendekatkan wajahnya.

" Kenapa harus pelayan itu?"potong Jiyong

" Terserahku,ini kan permainanku. Dan kalau kau gagal, kau harus mau menjadi..." matanya tampak berbinar.

" Pelayanku -ah tidak- tepatnya pacarku."ucapnya dengan penekanan.

" Tidak mau. Aku masih punya harga diri."tolak Jiyong.

" Harga diri? Bilang saja kalau kau takut."Jiyong tampak tersinggung dengan perkataan Seunghyun.

" Takut? Aku bisa menaklukkannya sekarang juga!"

" Jangan banyak omong. Buktikan saja."tantang Seunghyun.

" Maaf lama menunggu, ini pesanan kalian."Daesung berjalan mendekat mengantarkan pesanan mereka. Seunghyun dan Jiyong langsung menghentikan pembicaraan mereka.

" Satu minggu..."bisik Seunghyun pada Jiyong.

" Nah, selamat menikmati."Daesung membungkuk lalu hendak pargi. Namun genggaman tangan Jiyong menahan Daesung tetap di situ.

" Eh, apa ada yang kurang, Tuan?"tanya Daesung. Jiyong menatap mata Daesung dengan pandangan yang aneh. Lalu senyuman manis mengembang di wajahnya.

" Maaf, tadi aku sudah berkata kasar padamu."kata Jiyong dengan lembut.

" N-ne...tidak apa, Tuan. I-itu salahku."Daesung jadi bingung dengan tingkah Jiyong yang berubah drastis.

" Tidak, jangan menyalahkan dirimu."Tiba-tiba Jiyong bangkit dan memegang kedua bahu Daesung.

" Caramel..."gumam Jiyong.

" M-maaf?"

" Kau manis, seperti caramel..."Daesung merasakan wajahnya memanas.

' Apa-apaan orang , kau tidak boleh terlihat bodoh oleh orang aneh ini!'batin Daesung.

" Aku...suka sekali caramel."bisiknya sebelum mendekatkan wajahnya ke wajah Daesung. Rasanya Daesung ingin berteriak saat itu. Tapi entah kenapa lidahnya terasa kaku.

' Mau apa dia? Menciumku? Oh, jadi begini rasanya saat akan berciuman itu. Ah, bukan saatnya memikirkan itu, Daesung! Apa yang harus kulakukan? Waa...Eomma, tolong aku!'pikiran Daesung semakin kacau.

Daesung bisa merasakan nafas Jiyong menggelitik hidungnya.

" Tuan..."

" Hng... Panggil Jiyong saja..."

" I-itu..."

' PRANG! '

Jiyong dan Daesung refleks saling menjauh mendengar suara itu. Daesung menoleh dan melihat Seungri berdiri mematung dengan pecahan kaca di depannya.

" A-AIGOO...AKU MENJATUHKAN GELAS...HYUNG, BISA KAU BANTU AKU DISINI ?"panggil Seungri dengan suara yang kelewat keras hanya untuk orang yang berada enam langkah di hadapannya.

" O-OK! AKU SEGERA KESANA!"jawab Daesung dengan volume maksimal.

" Maaf mengganggu, silahkan menikmati pesanan kalian. "Daesung bergegas pergi.

Jiyong tampak kesal dan membantingkan tubuhnya ke sofa.

" Sepertinya akan ada penghalang,ya? Jiyong."tanya Seunghyun dengan senyuman mengejek.

" Ini baru yang pertama, hyung. Kau siapkan saja kontrak perusahaan itu."balas Jiyong sambil menyeruput Caramel Macchiato-nya. " Enak."

Daesung membantu Seungri membersihkan pecahan kaca.

" Hei, Seungri."Seungri mendongkak.

" Ya, hyung?"

" Gomawo..."

" Eh, untuk apa?"

" Karena sudah menolongku dari orang aneh itu."jelas Daesung. Seungri menundukkan kepalanya, seperti menyembunyikan wajahnya.

" Tidak kok..."gumamnya pelan.

Youngbae yang dari tadi mendengar percakapan mereka hanya bisa tersenyum kecil.

" Seungri, belum berubah ya..."

.

.

.

.

TBC

Gimana fanficnya readers?

Tolong review-nya ya!

Don't be a silent reader, okeh.

Kalau ada yang kurang pas, bilang aja sama author.

Bakalan diterima dengan jari yang bersih(?)

Khekhekhe... Makasih yang udah mau luangin waktu buat baca fanfic author norak ini!

HwanB