Queue de Fée

© Fairy Tail milik Hiro Mashima. Saya hanya meminjam beberapa Karakternya.

Warning: OoC, AU, Typo(s), Newbie Author

~ Goyukkuri ~

| Chapter 1 – Hari Pertama |

Narita Airport, Tokyo

09.00 a.m.

'Akhirnya…' batin seorang gadis yang baru saja keluar dari bandara. 'ohisashiburi Tokyo~' raut wajah gadis tersebut nampak gembira saat menginjakkan kaki ditanah kelahirannya. Ia mengankat sedikit tangannya dan segera masuk kedalam Taxi dan melaju menuju kediamannya.

.

.

Gadis tersebut turun didepan sebuah rumah megah. Nampak ditembok terdapat sebuah tanda bertuliskan nama marga pemilik rumah itu, "Heartfilia". Gadis itu berjalan memasuki kediaman milik orang tuanya tersebut. Surai pirangnya terhelai oleh hembusan angin kecil. Didepan pintu sudah ditunggu oleh seorang buttler.

"Loke, ohisashiburi" sambut gadis tersebut dengan ramah

"ohisashiburi ojou" balas seorang buttler tersebut. Dan dibukakan pintu untuk sang putri dari pemilik rumah.

"Lucy.." seorang wanita bergaun dengan warna rambut yang senada dengan gadis itu, Lucy, menghampiri dan memeluk Lucy.

"Tadaimamama.." kata Lucy dan membalas pelukan dari sang mama. Merekapun berjalan kedalam dan melepas kerinduan antara ibu dan anak yang terpisah beberapa tahun.

Lucy Heartfilia, ia merupakan anak dari pasangan Jude Heartfilia dengan Layla Heartfilia. Setelah lulus dari SMA Tokyo, ia mengikuti ayahnya yang bekerja sebagai biro ke Amerika selama 4 tahun. Dan ia memutuskan kembali untuk suatu hal yang harus ia lakukan di Jepang. Lucy merupakan gadis yang mudah bergaul dan sangat ramah. Saat ini Lucy tengah asik mengobrol dengan ibunya. Mereka berdua melepas rasa rindu karena lama tak bertemu

.

.

Matahari sudah bersinar cukup tinggi. Lucy berjalan santai dikota. Ia berniat untuk menemui sahabatnya pada hari ini. Ia melihat hp miliknya, nampak sebuah alamat dengan nomor kamar dimana sahabatnya tinggal. Tak perlu waktu lama untuk ditemukan oleh Lucy. Ia mengetuk pintu kamar didepan dirinya.

"haaiii..tunggu sebentar" kata pemilik kamar. Dan tak lama pintu kamar terbuka dan nampak seorang gadis kecil dengan surai biru dan bando kuning dikepalanya.

"Lu-chaan~ ohisashiburi" kata Levy sambil memeluknya.

"ohisashiburiLevy-chan" balas Lucy dengan pelukan hangat pula. Merekapun masuk dan berbincang-bincang tentang pengalaman mereka selama 4 tahun terakhir.

Levy McGarden, sahabat Lucy sejak SMA hingga sekarang. Ia memiliki otak yang cerdas. Setelah lulus ia masuk kedalam Hukum di Tokyo University. Ia lulus dengan nilai memuaskan dan dengan waktu tempuh hanya 3.5 tahun. Dan dengan setengah tahun ia menjadi pengacara yang cukup sukses dan cukup ditakuti di pengadilan wilayah Tokyo.

Lucy dan Levy duduk diruang tengah, duduk dan menikmati secankir teh hangat sambil mendengarkan cerita satu sama lain.

"hhmmm.. kau hebat sekali Levy-chan. Menjadi pengacara terkenal dalam waktu hanya setengah tahun" kata Lucy kagum

"hehe.. itu karena seseorang yang mempromosikanku, jadi banyak yang menyewaku sebagai pengacara mereka" kata Levy lalu menyeruput teh dicangkirnya

"tapi itu sungguh hebat Levy-chan. Menurutku pengacara bisa terkenal dalam waktu sesingkat itu, itu hal yang hebat" kata Lucy. Levy hanya tertawa mendengar sahabatnnya yang memuji ia berlebihan.

"jadi apa yang kau lakukan di Amerika Lu-chan?" Tanya Levy. Ia meletakkan cangkir teh dimeja dan menyilangkan kakinya, bersiap untuk mendengarkan kisah Lucy

"a-aku? Aku hanya belajar-belajar saja. Dan sesekali keluar untuk sekedar bekerja paruh waktu di sebuah kafe" kata Lucy

"hhmmm… aku kira kau juga akan bekerja seperti ayahmu. Kau kan sangat pintar" puji Levy

"haha.. kau lebih pintar dariku Levy-chan. lagipula…" Lucy memotong kalimatnya, dan menyeruput sedikit teh miliknya.

"lagipula?" Levy mengangkat separuh alisnya

"lagipula aku tidak ingin menjadi seperti ayahku" jawab Lucy dengan nada datar.

"hahaha" Levy tertawa mendengar perkataan Lucy yang datar. Sudah lama ia tak mendengar suara Lucy yang datar. "jadi kenapa kau kembali ke Jepang?" kata Levy

"tidak ada. Aku hanya ingin ke Jepang, lagipula ada suatu hal yang harus kukerjakan" kata Lucy

"sesuatu apa?" Tanya Levy penasaran

"rahasia.. hehe" kata Lucy

"mou Lu-chan~" Levy menggembungkan kedua pipinya

"hahaha.. nanti kau juga akan tahu Levy-chan" jawab Lucy dengan tawa kecil

Mereka pun berbincang cukup lama hingga tanpa mereka sadari langit mulai gelap. Lucy memutuskan untuk pulang.

"perlu aku antar Lu-chan?" Levy menawarkan bantuan kepada Lucy

"tidak perlu Levy-chan, lagipula aku masih ingin jalan-jalan" kata Lucy yang sudah selesai memakai sepatu miliknya

"baiklah kalau begitu, hati-hati Lu-chan"

"iya Levy-chan" Lucy pun meninggalkan apartemen tempat tinggal Levy.

.

.

Lucy berjalan dibawah lampu-lampu jalanan yang juga ramai dilalui orang-orang. Tokyo terlihat indah saat malam. Ia berjalan menuju arah rumahnya.

"meoong" suara kucing membuat langkah Lucy terhenti. Ia melihat kesekitar dan mendapati seekor kucing yang memandang kedirinya di persimpangan gang kecil. Seekor kucing dengan warna yang sedikit aneh, biru dan putih dibagian perut.

"neko~" Lucy berjalan mendekati kucing biru itu, namun ia berlari menuju dalam gang. "ah! Neko-chaan.. neko-chaan" Lucy mengikuti kucing itu kedalam gang yang cukup gelap. Kucing itu berhenti, Lucy berjongkok dan mengelus kucing itu. Matanya mendapati sebuah kalung melingkari leher kucing itu. Ada tulisan pada kalung itu, "Happy? Sou ka..jadi namamu Happy" Lucy terlalu asik dengan kegiatannya hingga tak sadar 3 orang asing mendekat kearahnya.

"yoo.. ojou-chan..sendirian?" kata seorang laki-laki yang datang kearahnya. Lucy terkejut mendengar suara itu dan langsung berdiri dan menoleh kearah sumber suara. Kucing biru tersebut lari entah kemana. "bagaimana kalau kita bermain-main.. ojou-chan~" kata orang asing itu. Mereka bertiga mendesak Lucy hingga terpojok kearah tembok. Mata ketiga orang asing itu melihati tubuh Lucy. Maklum saja, tubuh Lucy terbilang bagus, dengan perut langsing dan ukuran dada yang cukup besar. Tangan salah seorang itu mencoba meraih dada Lucy. Namun tak sampai setengah dari jarak mereka, tangannya dicegat oleh tangan seseorang lagi yang baru saja sampai

"yooo~ maaf mengganggu, tapi bisakah kau hentikan ini dan pergi dari sini?" kata pria yang mencegat, atau lebih tepatnya mencengkram tangan orang asing tadi yang ingin memegang dada Lucy. Dan secara cepat orang asing itu melepaskan tangannya dari cengkraman pria ini.

"siapa kau?!" kata orang asing itu

"kalian tidak perlu tahu. Aku ulangi, bisakah kalian pergi dari sini?" pria tersebut nampak tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai dengan pandangan yang tajam. Ketiga orang tadi nampak ketakutan dan pergi. Dan pria tersebut menoleh kearah Lucy, ekpresinya berubah menjadi seperti pria biasa. "daijoubu?" Tanya pria itu

"hm" Lucy mengangguk.

"sebaiknya gadis tidak berkeliaran ditempat seperti ini. Mari aku antar ke jalan utama" tawar pria itu dan berjalan, Lucy mengiyakannya dan mengikuti pria itu. Lucy hanya memandang samar wajah pria itu karena gelap. Tak lama mereka sampai dijalan utama, tepat dimana Lucy melihat kucing biru tadi.

"arigatou.. etto?" kata Lucy

"ah, gomen,nama ku Natsu Dragneel. Panggil saja Natsu" balas pria itu dengan senyuman.

"Lucy Heartfilia, terimakasih sudah menolongku, Natsu-san" balas Lucy setengah menunduk, 'ah.. warna rambut yang aneh, tapi itu cocok dengan wajahnya' batin Lucy setelah melihat wajah pria yang menolongnya.

"haha.. iie iie. Dan panggil saja Natsu, tidak usah terlalu formal. Jadi… ada urusan apa seorang gadis didalam gang sana?" Tanya pria bersuari pink itu.

"a-aa.. etto..aku tadi melihat kucing berbulu biru dan mengikutinya sampai kedalam gang, dan orang-orang tadi datang" jelasnya kepada pria itu

"maksudmu.. kucing itu?" pria itu menunjuk kepada kucing yang berdiri di depan pintu masuk sebuah kafe.

"aaahh~ benar sekali" kata Lucy dengan suara sedikit keras. Pria itu sedikit tertawa melihat kelakuan Lucy. Lucy hanya malu senndiri saat melihat bahwa ia ditertawai oleh pria itu.

"maafkan aku.. bagaimana kalau kita ngobrol didalam? Lagipula aku pemilik kucing itu" ajak Natsu dan langsung berjalan kearah kafe itu. Dan entah kenapa Lucy mengiyakan ajakan pria yang baru ia kenal itu. Mereka berjalan masuk kedalam kafe yang bertuliskan "Queue de Fée". Bunyi lonceng terdengar saat pintu dibuka.

"selamat datang…" sambutan dari pelayan perempuan bersurai putih pendek.

Kafe itu cukup besar, kursi dan meja tertata rapi menyeluruh ditengah ruangan. Terdapat 2 buah Bar Counter, yang pertama tepat beberapa meter didepan pintu masuk, dan yang satunya berada beberapa meter disebelah kanan pintu. Diantara kedua bar counter itu terdapat sebuah panggung untuk music ringan, hanya saja sedang tidak ada perform saat ini. Dan disebelah pojok kiri terdapat pintu yang menghubungkan kearah ruang staff. Disebelah kiri pintu masuk terdapat dapur dan dibatasi oleh meja kasir yang seperti bar counter. Kafe nampak masih sepi, beberapa pelayan masih membersihkan meja, karena kafe masih baru buka.

Natsu berjalan kearah bar counter yang lurus dengan pintu masuk dan mempersilahkan Lucy untuk duduk di bar stoolsebuah kursi tinggi yang berada didepan bar counter. Lalu Natsu duduk disebelahnya

"selamat datang di Queue de fee. Ada yang bias saya bantu Nona?" kata seorang bartenderberambut spike hitam.

"etto..aku tidak terlalu tahu dengan minuman. Jadi bias beri aku yang ber-alkohol rendah?" kata Lucy

"tunggu dulu… Gray, kenapa kau hanya melayani Luce?" Natsu merasa bahwa ia tidak dianggap

"Natsu… untuk apa kau kemari? Bukankah kau ada urusan dengan kakek?" jawab bartenderbernama Gray itu

"aku akan kesitu sebentar lagi" jawab Natsu singkat.

"terserah kau" pandangan Gray berubah kearah Lucy, "mohon tunggu sebentar Nona" jawab Gray dengan senyuman ramah. Gray mulai memasukkan dua buah cairan kedalam shaking set dan mulai mengocoknya. Tak lama ia menumpahkan isinya kedalam cocktail glassdengan hiasa potongan lemon dan es batu kecil.Cairan berwarna biru cerah mengalir keluar dan memenuhi gelas itu. "silahkan Nona" Gray meletakkan gelas tersebut didepan Lucy secara halus, "dan ini untukmu Natsu" sebuah air mineral dengan es batu untuk Natsu

"hhmmm.. warna yang menarik" Lucy pertama kali melihat minuman ini

"Royal Blue Cocktail" kata Natsu

"nama yang bagus" kata Lucy, tangannya meraih cocktail glassitu dan meminumnya sedikit, "hmm.. ini enak" kata Lucy

"Natsu, bukankah sudah saatnya kau menemui kakek" kata Gray dengan nada sedikit mengusir

"aku mengerti" Natsu langsung meneguk habis air mineralnya, "maaf Luce, aku ada urusan. Tunggu disini sebentar, aku akan mengantarmu nanti" Natsu langsung meninggalkan tempat tanpa mendengar respon Lucy. Lucy hanya menatap Natsu yang menuju ruang staff.

"kenapa Natsu masuk keruang staff?" pandangan Lucy kali ini tertuju kepada Gray

"dia memang bekerja disini, tapi dia shift pagi. Jika kau mau, kau bisa kesini pagi hari. Saat pagi kafe ini seperti restoran keluarga, sedangkan saat ini terlihat seperti bar" jelas Gray yang masih sibuk mengelap gelas yang Nampak sudah mengkilap sedari tadi.

"hmm.. kalau begitu aku akan mencoba kemari besok pagi" kata Lucy lalu menyeruput minumannya lagi

.

.

Hampir 20 menit Natsu berada didalam ruang staff. dan taklama ia keluar dari ruangan itu

"yoo.. maaf aku- la… ma" Natsu memandang gadis pirang yang ia ajak minum tadi "hoi hoi.. apa dia mabuk?" Lucy tertidur dimeja bar dengan kedua lengannya ia jadikan bantalan kepala

"maaf Natsu, aku lupa kalau dia meminta alcohol yang rendah" Gray menjawab hal itu dengan muka datar dan masih saja ia mengelap gelas yang sudah bersih itu.

"jadi, kita apakan dia sekarang?" kata Natsu dengan memandang dekat wajah Lucy yang sedang tertidur pulas

.

.

Matahari mulai muncul. Udara yang dingin perlahan menghangat dan beberapa burung mulai berkicau ria. Disebuah apartemen berlantai 16, situasi masih terasa sepi, terdapat sebuah ruang bertuliskan nama "Dragneel" pada pintu, didalamnya nampak gadis berambut pirang terlelap disebuah tempat tidur king size dengan selimut menggulung tubuhnya.

"ngghh" desahan pelan keluar dari mulut kecilnya. Ia membuka kedua kelopak matanya dan menampakkan manik caramel yang indah. Dan langsung saja manik itu bertatapan langsung dengan manik obsidian dari pria yang saat ini ada diatas tubuhnya. "are?" Lucy masih bingung dengan keadaannya saat ini.

"ohayou" pria yang tak lain adalah Natsu itu menyapa Lucy dengan santai

"KYAAAA!" teriakan Lucy memecah keheningan apartemen mewah itu.

~Berambung?~

Terimakasih untuk yang sudah membaca ff ini. Perkenalkan pen name saya KuroNaLu, panggil saja Kuro. Saya adalah newbie, jadi...yoroshiku onegaishimasu. sekali lagi, terimakasih bagi yang sudah membaca.

Fanfic ini akan saya lanjutkan atau tidak tergantung review.. mohon Review, entah itu kritikan atau apapun. oke see ya~