Simple

Hunhan

Supposed to be drabble series, I guess(?)

Early notice : Ini genderswitch. Pemain milik orangtua masing-masing. Cerita hasil imajinasi gak penting ruhan hehe.

Selamat Membaca!


1 : First Sight

Bagi seorang Oh Sehun, cinta itu hanyalah isapan jempol belaka. Menurutnya, tidak ada yang akan mengalahkan rasa cinta dari keluarga. Oleh karena itu, ia menganggap bahwa cintanya hanya akan ia berikan untuk orangtua dan kakaknya saja. Prinsip itu ia pegang hingga usianya kini telah 17 tahun. Tapi sepertinya hal itu akan berubah karena pagi ini ketika ia turun dari kamarnya yang berada di lantai dua dalam keadaan setengah sadar, menuju dapur untuk minum, ia menemukan sesuatu.

Disana berdiri seorang gadis mungil berambut ungu keperakan sebahu yang tengah bersenandung kecil sambil mencuci gelas. Gadis itu mengenakan kaos putih polos yang dibalut jumpsuit biru. Rambutnya dihiasi bando dengan boneka beruang putih kecil di pinggir kanan. Ia terlihat seperti anak berusia 12 tahun dan Sehun menaikan sebelah alisnya.

Siapa anak ini?

"Ekhm!" Sehun sengaja berdeham menyebabkan gadis kecil itu menghentikan aktivitasnya dan berbalik kearah pintu dapur.

Sehun bisa mendengar gadis itu terkesiap dengan bibir membentuk huruf o dan mata membulat sempurna. Hei, apakah manusia mungkin memiliki mata seperti itu? warnanya cokelat caramel dan terdapat kilauan samar dari maniknya yang membuat Sehun tidak bisa mengalihkan pandangannya.

"Annyeonghaseyo," tanpa Sehun sadari gadis itu kini sudah berada di depannya dan membungkuk ramah menyapanya.

Sehun masih diam tak berkutik tanpa membalas yang membuat gadis itu sedikit mengerenyit. Ia lalu mengangkat bahunya sambil lalu dan berjalan melewati Sehun begitu saja.

Sadar akan ketidaksopanannya setelah hampir semenit berdiri diam, Sehun membalikan badan berusaha mencari sosok gadis tersebut. Sayup-sayup ia mendengar suara tertawa dari arah taman belakang rumahnya. Ia lalu melangkahkan kaki menuju kesana dan mendapati sejumlah orang yang tengah bersantai.

"Eh, Sehun-ah kau sudah bangun?" teguran itu membuat Sehun menengokan kepalanya kearah ibunya yang tengah keluar dari ruang tengah.

"Eomma, nuguseyo?" Sehun menunjuk kumpulan orang di taman dengan dagunya membuat eommanya tertawa pelan.

"Teman-teman kampus Yifan. Mereka sedang ada kerja kelompok dan sudah semenjak jam 7 berada disana."

Sehun mengangguk mendengar jawaban ibunya sambil kembali melihat kearah kerumunan orang tersebut dan mendapati kakaknya berada dipinggir taman dengan tiga orang lainnya memegang sebuah bambu yang dibentuk seperti segilima dengan bantuan tambang. Disisi lainnya terdapat empat orang lainnya yang juga tengah merakit bamboo-bambu tersebut namun dalam bentuk yang berbeda. Yifan memang seorang mahasiswa jurusan arsitektur dan Sehun sering melihat hyungnya itu membawa pulang tumpukan benda berbagai bentuk dan maket aneka bangunan.

Ia lalu mengedarkan pandangan dan tersedak ludahnya sendiri saat melihat satu-satunya gadis mungil berambut ungu keperakan diantara kerumunan namja tersebut. Ia sedang duduk sendiri di tengah taman dengan sebuah maket dipangkuannya.

Apa ia adik salah satu teman hyung? Kenapa ia dibiarkan memegang maket itu? Bagaimana kalau rusak?

Sehun sedikit heran karena biasanya Yifan akan sangat marah dan mewanti-wanti Sehun agar tidak berada dekat-dekat dengan maketnya. Butuh kerja keras dan tidak tidur berhari-hari bagi Yifan untuk menyelesaikan maket berukuran 1,5x1,5 meter. Oleh karena itu ia melarang keras Sehun bahkan untuk sekedar melihat dari jarak dekat. 'Nanti rusak!' sergah Yifan. Namun, sekarang ia melihat gadis mungil itu dengan bebasnya menyentuh maket tanpa ada yang melarang.

"Sehun-ah!"

Panggilan itu menghentakan Sehun dari lamunannya. Yifan tengah melambai menyuruh adiknya mendekat dan Sehun dengan patuh melakukannya.

"Hongbin, Suho, Chen, ini dia adik laki-laki ku, Wu Sehun." Ucap Yifan memperkenalkan Sehun pada ketiga orang lainnya.

"Bangapseumnida, hyungdeul." Sahut Sehun sambil membungkukan badan.

"Wah aku pikir kau sudah manusia paling minim ekspresi yang aku kenal. Ternyata adikmu bahkan lebih dingin wajahnya!" ucap salah seorang diantara teman Yifan yang bernama Chen sambil tertawa.

Yifan hanya menoyor kepala Chen sebagai balasan sementara Hongbin dan Suho tertawa melihatnya. "Yifan-ah, apa dirumahmu masih ada lem? Luhan kehabisan lemnya."

Seruan dari balik punggung Sehun membuat keempat namja itu menghentikan tawanya. Seorang pria bertopi kupluk tengah berjongkok sambil mengusak rambut gadis berambut ungu perak yang tengah mengerucutkan bibirnya.

"Aku rasa aku masih punya satu botol di kamarku, Hyukjae-ya." jawab Yifan sambil mendekat kearah mereka dan terkekeh menatap si gadis kecil itu.

"Eum, hyung. Dia adik salah satu dari hyungdeul ya?" tanya Sehun pada ketiga teman kakaknya yang masih berada di sampingnya dan mengikat bamboo-bambu tersebut.

Hongbin dan Chen sontak tertawa terbahak membuat Sehun mengerutkan alisnya bingung. Suho yang responnya tidak separah dua orang lainnya mengulum senyumnya sebelum menjelaskan. "Maksudmu, Luhan? Dia teman sejurusan kami, Sehun-ah. Kami semua seumuran."

Penjelasan Suho membuat Sehun terbelalak. Bagaimana mungkin gadis mungil yang seperti berumur 12 tahun itu nyatanya berumur 20 tahun sama seperti hyungnya? Seakan mengerti ekspresi terkejut Sehun, Hongbin menepuk pundak Sehun disela tawanya. "Luhanie memang seperti anak kecil. Tapi jangan sampai kau bilang itu padanya, bisa-bisa kau habis babak belur. Ia.. eum sedikit brutal."

"Lee Hongbin! Kau membicarakan aku, eo?" teguran itu sontak membuat Hongbin berhenti tertawa dan menutup rapat bibirnya.

"Aniya, Luhanie. Kau mau aku membicarakanmu?" tanya Hongbin dengan nada menggoda membuat gadis berambut ungu perak itu melempar gunting tanpa peduli kearahnya.

"Yah! Kau hampir membunuhku." Protes Hongbin yang dihadiahi dengan ucapan datar Luhan, "Memang itu niatku."

Hongbin langsung melepaskan aktivitasnya membelit bamboo dan berlari menuju Luhan sambil memiting lehernya bercanda. Belum sempat Sehun memproses segalanya, Chen dan Suho juga meninggalkan begitu saja kerjaan mereka dan berlari kearah si gadis mungil sambil berteriak, "Aku juga mau mengerjai Luhan!"

Tak sampai tiga detik, delapan namja yang berada di taman itu sudah mengerubungi si gadis mungil yang saat ini tertawa terpingkal-pingkal dengan pipi semerah tomat karena dikelitiki begitu banyak orang. Ia berjuang melepaskan diri dan berlari bersembunyi dibalik punggung Sehun.

Tangan mungilnya meremas ujung kaos hitam yang dipakai Sehun dan tawanya yang bagaikan dentingan lonceng itu memenuhi indera pendengaran Sehun.

"Tolong aku, adiknya Yifan!" pintanya membuat Sehun secara spontan justru mengatakan, "Sehun, namaku Sehun, n-nuna."

"Sehun, selamatkan aku dari kawanan serigala!" pekik Luhan menyadari teman-temannya yang menyeringai dan tengah berjalan kearahnya.

Perut Sehun bergejolak menyenangkan saat Luhan mengucapkan namanya pertama kali. Entah mengapa sudut bibirnya terangkat dan ia ingin sekali mendengar namanya disebut kembali oleh Luhan. Namun melihat hyung dan para temannya yang semakin dekat, Sehun menggenggam tangan Luhan dan berlari menghindar dari terkaman hyungdeulnya.

Pagi itu, merupakan pagi terbaik selama 17 tahun Sehun hidup. Pertama kalinya ia berlarian seperti anak kecil bersama hyungnya dan kesembilan temannya. Pertama kalinya ia menggenggam tangan seorang gadis yang baru beberapa menit ia kenal. Pertama kalinya ia merasakan getaran menyenangkan saat namanya disebut oleh si gadis. Dan pertama kalinya ia tersenyum sepanjang hari akibat seorang gadis yang tampak seperti anak berumur 12 tahun meskipun nyatanya ia lebih tua 3 tahun dari Sehun.

Dan pertama kalinya Sehun menyadari, mungkin cintanya akan ia berikan tidak hanya untuk orangtua dan hyungnya, tapi juga untuk Luhan love at first sightnya.


Kkeut!

Akhirnya ngepost ini padahal harusnya belajar, heuu -.-

Yasudahlah ya yang penting senang hehehe

Reviewnya boleh yaah kakak :3

See you soon!