Separuh Bintang

.

Disclaimer : orginal story 'Separuh Bintang' by Evline Kartika

Re-make as YunJae version by veectjae

Warning : Genderswitch, Out Of Character. Don't like, don't read!

.

.

.

Cinta itu sesuatu yang tidak terduga

Datang pada tempat yang tidak terduga,

Pada saat yang tidak terduga,

Bahkan pada orang yang tidak terduga.

Cinta itu tidak membutuhkan alasan

Jika sebuah cinta membutuhkan alasan,

Ketika alasan itu hilang,

Cinta itu juga akan hilang bersamanya.

Lalu, ketika seseorang yang kita cintai itu menghilang,

Apakah kita juga harus hilang bersamanya?

.

.

- PROLOGUE –

.

.

"Kasihan sekali gadis itu. Appanya dulu kabur, oppanya overdosis, dan sekarang eommanya meninggal. Sekarang, pasti ia sebatang kara"

Gadis itu berdiri mematung di hadapan makam ibunya. Peti sudah bergerak turun memasuki lubang makam. Tapi gadis itu tetap tidak menunjukkan reaksi apa pun. Tidak menangis, tidak biacara, atau tidak melakukan apa pun. Hanya diam, diam, dan diam saja. Seakan taka da seorang pun di sekelilingnya.

Dua tahun yang lalu….

Suara bantingan barang menjadi backsoung keadaan rumah itu. Suara tangisan sang eomma mengiris-iris hati Jaejoong. Sejak sebulan yang lalu, orangtuaya selalu bertengkar. Jaejoong sendiri tidak tahu apa penyebab pastinya pertengkaran itu. Yang dia tahu, dia membenci keadaan ini. Dia benci suasana rumah yang kacau seperti ini. Dia merindukan appanya yang dulu! Ke mana perginya Appa yang sangat menyayanginya itu? Ke mana perginya Appa yang selalu membawa keceriaan dan kebahagiaan?

Sosok setengah baya muncul di hadapannya, memandangnya dengan tatapan jijik. Dia bukan Appa! Dia bukan appaku! Jaejoong selalu menanamkan kata-kata itu dalam hatinya. Appanya pasti telah mati. Ya, pasti begitu. Appanya tidak mungkin seperti ini.

"Joongie, kau anak haram! Kau bukan anak Appa!" TARR! Kata-kata itu meluncur begitu saja. Kata-kata yang terdengar seperti umpatan dibandingkan pernyataan. Mendadak Jaejoong tidak bisa berpikir. Jangankan berpikir sekarang, bernapas pun rasanya sulit. Jaejoong ingin sekali tertidur. Dia ingin tidur, dan saat bangun dia akan mendapatkan semuanya kembali seperti semula. Ini pasti mimpi.

Jaejoong memandang eommanya, meminta dukungan. Cepat katakan padaku bahwa semua ini hanya mimpi! Jaejoong berteriak dalam hati. Namun, Kim Heechul, eommanya, hanya bisa terisak, dan terus terisak. Jaejoong beralih memandang oppanya. Tapi Hyunjoong hanya memeluknya.

Sayangnya, semua ini nyata….

Tanpa menjelaskan apa pun, setelah mengucapkan dua kalimat itu, appanya benar-benar menghilang. Setiap hari, Jaejoong melihat eommanya selalu menunggu di depan pintu, menunggu, dan terus menunggu. Namun, appanya tidak pernah kembali.

Setahun yang lalu….

"Oppa, aku pinjam kamus ne….." Jaejoong masuk dan mendapati kamar Hyunjoong kosong melompong. Akhir-akhir ini dia memang jarang melihat oppanya. Setelah kepergian Appanya, Kim Hankyung, appanya lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Beban Hyunjoong pasti sangat berat. Selain harus mencukupi kebutuhan sehari-hari, Hyunjoong juga harus menanggung biaya pengobatan eommanya yang mengidap penyakit jantung. Semua itu pasti tidak sedikit jumlahnya, apalagi jika harus ditanggung oleh remaja yang baru berumur 18 tahun.

Tiba-tiba pandangan Jaejoong tertunju pada benda kecil di bawah ranjang. Tablet-tablet apa ini? Jaejoong membuka plastic kecil itu dan mengerutkan dahinya. Apa hubungan Hyunjoong dengan benda ini? Jaejoong berpikir keras. Ini jelas bukan obat Eomma. Lalu apa ini? Jangan-jangan…

Jaejoong mencoba menepis semua pikiran buruknya. Tapi bayangan oppanya dan tablet-tablet itu bergantian muncul dalam otaknya. Jaejoong ingin berteriak, dia ingin menangis, dia ingin marah. Dia sudah benar-benar lelah menghadapi semuanya. Tanpa sadar, sebilah silet memotong nadinya begitu saja, sekali, dua kali, tiga kali….

"Joongie! Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila?!" Jaejoong mendengar teriakan Hyunjoong tiba-tiba, terputuss-putus. Perasaannya panas dan dingin, tidak keruan. Sinar lampu pun terlihat nyala dan padam bergantian. Sebelum akhirnya, semua menjadi gelap.

Jaejoong membuka mata. Semua tampak putih. Sekilas saja, dia tahu ini rumah sakit.

"Kita butuh uang. Oppa hanya punya cara itu. Oppa hanya anak SMA, Joongie. Oppa bisa kerja a[a? Hanya itu satu-satunya jalan. Oppa tidak menggunakannya, sumpah! Oppa hanya mengedarkan"

Jaejoong tak habis pikir mendengar perkataan Hyunjoong. Jaejoong tidak habis berpikir tentang semuanya.

"Oppa sayang sama Joongie" kata-kata Hyunjoong membuat Jaejoong gemetar. Memang bukan hanya sekali Hyunjoong mengucapkan empat kata tadi. Dan Jaejoong tahu, Hyunjoong menyatakan perasaan sayang yang bukan hanya sekedar dari mulut seorang kakak. Untuk sekian detik berikutnya, mereka berpelukan.

Dua minggu kemudian, Jaejoong menemukan oppanya telah terbujur kaku dengan busa memenuhi mulut. Jaejoong menjerit sekeras-kerasnya, menangis sekencang-kencangnya. Jaejoong mengguncang-guncang tubuh Hyunjoong sekeras mungkin, memanggil-manggil nama Hyunjoong tanpa henti. Jaejoong merasa mulutnya sudah kering, suaranya pun sudah tidak mampu keluar lagi. Tapi Hyunjoong tetap bergeming. Hyunjoong overdosis.

Tiga bulan yang lalu…

Kesehatan Eomma semakin memburuk. Sudah tidak ada obat yang bisa diminum. Hampir setiap malam Jaejoong bermimpi semua orang meninggalkannya. Dan hari itu, mimpinya benar-benar menjadi kenyataan. Tiba-tiba Eomma pingsan dan berhenti bernapas. Jaejoong hanya menatap tubuh eommanya ambruk ke tanah. Dia tidak melakukan apa pun. Dia tidak berteriak seperti saat Hyunjoong meninggal, dia tidak menangis seperti saat menemukan Hyunjoong yang sudah terbujur kaku, dia bahkan tidak berlari menghampiri eommanya untuk memastikan apakah eommanya masih hidup atau tidak. Dia hanya tahu, dia benar-benar ingin mati saat itu juga.

Jaejoong menatapan peti itu tersiram tanah. Dan ia tetap bergeming.

"Joongie…" Satu sosok merangkul pundaknya. Terlihat sangat prihatin. Tetapi, Jaejoong menepisnya.

"Mulai sekarang, jangan memanggilku Joongie"

.

.

To Be Continue

.

.

Veect is back with another new story~!

Haha maaf ya, veect tahu harusnya veect ngelanjutin Who Knows dan My Lovely Ex-Lover dulu, tapi gatau kenapa idenya stuck, gajalan :"

Setiap berusaha nulis, selalu gadapet feelnya /3 *malah curcol*

Mungkin readers pernah baca cerita ini, veect gatau apakah sudah ada yang me re-make novel ini juga? Sepertinya ada versi ChanBaeknya ya? ._.

Tapi veect tetep bakal bawain FF ini, sebagai selingan. Karena veect sudah kelas 3, mau masuk semester 2 pula…. Dan setelah itu UN OTL. Tenang aja, veect tetep bakal berusaha ngelanjutin FF-FF veect. Mungkin yang bakal sering di update FF ini, karena novelnya juga veect pakai untuk mengerjakan tugas~ Sekali dayung dua pulau terlampaui xD

Kalau responnya bagus, veect bakal usahain buat fast update!

Anw, Merry Christmas and Happy New Year guys! And, Happy 12th Anniversary, my Rising Gods From East! #Happy12thTVXQDay #12thTVXQJYJDay #RedisTVXQ

Thanks for reading, review please? :)