disclaimer: adventure time © pendleton ward
amaran: judul tidak nyambung dengan cerita dan berpeluang untuk mengecewakan anda 8'D

a.n: udah lama ga nonton adventure time lagi u_u /sigh. pengen liat marshall-lee sumpah ;A;


Finn menuntun matanya untuk terus menjelajahi kata-kata yang tersemat di atas kertas, mantra sihir ini, rumus ramuan itu, spesies ini, makhluk itu, apapun yang tak dapat ia serap dan hanya bisa berlalu jadi angin yang keluar dari bokongnya. Selain itu, Finn sudah tidak mau memakai Kacamata Pintar. Terlalu berisiko untuknya.

Membosankan mengisi sela-sela jarinya, membuatnya malas membaca dan memilih untuk menelungkupkan badan di atas buku yang begitu besar di atas meja, dan bahkan masih banyak buku yang harus ia baca.

Namun, ketika aroma sup kentang berenang ke dalam hidungnya, mata Finn membelalak dan ia berhenti menatap buku penuh rumus dari sela-sela jarinya. Lelaki itu berdiri, bergegas berlari ke asal aroma makanan itu bermuara, matanya sudah memancarkan kerlipan mata yang cerah ketika pikirannya berekspektasi kemana-mana.

"Putri Bubblegum!" Ia berkata. Berkali-kali meneriakkan nama gadis itu dalam larinya.

Finn masih berlari di antara dinding warna merah jambu, menuju asal aroma sedap yang mendorongnya untuk segera berlari ke dapur istana. Serius, Finn tak pernah merasa begitu tertarik dengan makanan sebelumnya, Putri Bubblegum nyaris tak pernah memasak hidangan yang ... normal.

Finn mulai berkspektasi lagi dan menebak bahwa Jake sudah ada di dapur, bersama Putri Bubblegum dan tengah memasak bersama-sama. Sementara dirinya duduk diam di perpustakaan, dengan ribuan rumus yang harus dipelajari? Oh Tuhan, ini sungguh tidak adil.

Finn merasakan napasnya mulai naik tempo ketika ia sudah tidak hapal berapa lama ia berlari, ia tidak pernah menyangka jarak antara perpustakaan dan dapur bisa begitu jauh.

Ketika ia menemukan pintu dengan label KITCHEN di depannya, senyumnya ditarik lagi ke atas.

"Putri Bubblegum! Putri Bubblegum!" Finn berseru, melayangkan tangannya ke atas selagi bisa, gigi-gigi ompongnya merasakan tiupan angin yang masuk ketika ia melompat sambil membuka pintu, suaranya mendadak parau setelah berteriak beberapa kali dan menemukan Putri Bubblegum di pojok dapur.

"Oh, hai Finn!" Putri dengan kelebatan pink di rambutnya itu tersenyum, "aku membuat sup. Kamu mau mencobanya?"

Wajah Finn berubah merah, warnanya terasa kontras dengan istana yang diisi dengan warna pink.

"T-tentu saja." Finn menunduk dan tangan kanannya menggaruk leher, tawa grogi melayang dari tenggorokannya dan mengisi dapur yang riuh dengan suara api membara.

Dapat Finn lihat Jake hanya tersenyum menggoda di atas meja makan, memprovokasinya. Berhias aroma sup kentang yang menggugah selera.

Jantung Finn masih saja berdetak kencang.

Finn mendekatkan kakinya pada Putri Bubblegum sambil menghirup aroma sup yang terasa begitu kental sementara matanya setengah terpejam. Putri Bubblegum menyeringai lalu mengangkat sendok penuh sup hangat, mendekatkannya pada Finn untuk mencobanya.

"Here you go." Putri Bubblegum menarik kurva di wajahnya ke atas. Mengangkat sendok cekungnya.

Finn membuka mulutnya dan bersumpah bahwa jika saja Jake membawa kamera ia akan memohon pada Jake untuk memfoto adegan ini. Jantung Finn berdetak cepat dan tidak sabaran ketika Putri Bubblegum menyuapinya, entah ini memang karena perasaannya, atau ia memang punya riwayat penyakit jantung.

Haaah, kalau saja hari-hari seperti ini bisa didua kali lipatkan. Ah, maksudnya digandakan. Kosakata ini hanya untuk mendramatisir suasana.

(pada akhirnya, Finn memegangi tenggorokannya dengan muka masam. Berteriak nggak enak.)