Title: A Warming Friendship The Series

Characters/ Pairing: Hatake Kakashi & Haruno Sakura

Type: Drabble, Oneshot

Genre: Friendship, Humor

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

.

Yo! AWFTS datang lagi. Selamat menikmati!

Friendship is a special kind of love. When you do find one, hang on tight, don't let go and remind that friend every once in a while how much he or she means to you.

A Warming Friendship The Series: These Cookies Are Anything Butt

.

Sakura bersenandung pelan menuju salah satu kamar rumah sakit. Sekali lagi, seperti biasa, Kakashi menghabiskan waktu di sana setelah berhasil menyelesaikan misi. Kebetulan hari ini dia sedang tugas jaga, jadi sekalian dia mengunjungi pria itu.

Perlahan pintu kamar terbuka. Aroma green tea mengisi ruang hidungnya, membuatnya tersenyum pelan. Sepasang mata hijaunya mendapati seorang pria dengan rambut perak sedang membaca novel bersampul oranye. Sakura menggeleng pelan.

"Harusnya kau istirahat, Kakashi-sensei." Sakura menghampiri bufet di samping tempat tidur, meraih vas bunga dan mengganti airnya serta mengisinya dengan batang-batang peoni yang segar.

"Sakura-chan." Mata Kakashi membentuk huruf 'n' melihat kedatangan gadis itu. "Aku segera ingin menyelesaikan klimaksnya."

Sakura mendecih. Kakashi adalah Kakashi. Ninja mesum nomor dua di Konoha. Tapi di sisi lain dia merasa lega mengetahui keadaan Kakashi yang berangsur-angsur pulih.

Lalu dia mengangkat sebuah kantong kertas, mengeluarkan kaleng berwarna biru tua. "Jadi aku membuat ini."

Kakashi mengangkat wajahnya. "Kau membuat kaleng? Wow."

"Bukan!" Sakura menusuk dengan telunjuk pinggang Kakashi yang tertusuk kunai saat sedang berada dalam misi seminggu lalu, membuat pria itu meringis pelan. "Aku membuat kue, bodoh!"

Kakashi meletakkan novel ke pangkuannya dan membuka kaleng itu. Dia mengambil satu kue coklat dan tak lama dia tertawa.

"Apa?"

Kakashi menatap kue yang terapit di antara jarinya itu. "Ini bentuknya apa?"

"Hati?"

"Tapi ini seperti… bokong." Kakashi melirik Sakura dengan senyum yang tersamarkan oleh masker. "Atau jangan-jangan kau sengaja membuatnya agar bisa melihat wajahku? Kalian memang tidak pernah berubah."

"Padahal aku membuatnya dengan sepenuh hati." Sakura tertunduk. Pundaknya nampak gemetar. "Aku tidak butuh wajahmu untuk mendengar pendapatmu tentang kue itu, sensei!"

"Eh?" Kakashi mengusap-usap lehernya. "Gomen, Sakura-chan." Digigitnya kue itu saat Sakura tak melihatnya. "Rasanya enak!"

"Seharusnya bentuknya hati. Hati!"

"Tidak, tidak, ini sudah bagus. Rasanya enak! Aku menyukainya!"

Sakura yang sudah setengah berdiri, kembali ke kursinya sambil bernapas lega. "Jadi rasanya enak?"

"Mm. Enak sekali. Terima kasih." Satu kue sudah habis dimakan Kakashi. Mata abu-abunya memperhatikan gadis rambut merah muda itu berdiri sambil mengatupkan kedua tangannya ke depan dada.

"Kalau seperti itu, berarti Sasuke pasti akan menyukainya juga! Aku tinggal memperbaiki bentuknya. Arigatou, Kakashi-sensei!"

Kakashi masih ingin berbicara tapi punggung gadis itu telah menghilang di balik pintu yang menutup perlahan. Kepalanya tertunduk pada sekaleng penuh kue di tempat tidurnya. Dia menyingkirkan kaleng itu ke atas bufet.

"Sasuke, ya? Tapi rasanya masih terlalu manis, Sakura," gumam Kakashi yang kini kembali membuka novelnya.

.

END

.

"All you need is love. But a little chocolate now and then doesn't hurt."—Charles M. Schulz.

Buat drabble ini entah kenapa hati saya kok merasa sakit? Anw, tetap tinggalkan ripyu, jangan cuma fave. Berikan feedback. Terima kasih!