Chapter 1 : Nightmare
Author : Choi Di Jee
Title : Sleep Paralysis
Pairing : KrisHo
Main cast : Wu Yi Fan x Kim Junmyeon
Support cast : Park Chanyeol x Byun Baekhyun
Genre : GS. Romance. Comedy. Mistery
Rated : T
Summary : Karena mimpi burukku sama seperti kenyataan dihidupku. Jika aku mati disini maka aku juga akan mati disana.
Pergi.
Pergii..
Pergiiii...
PERGIIII ...
ARGHHH !
Aku terbangun. Napasku tak beraturan. Aku masih dikamar. Jam 01.00 AM.
Sial. Mimpi buruk lagi.
Aku minun air putih lalu tertidur lagi.
04.48 AM
Jangan ganggu aku. Pergiiii... Kumohon!
Aku terbangun untuk kedua kalinya pagi ini. Aku mengusap mukaku kasar.
Menyebalkan.
Kuputuskan untuk tak tidur lagi. Aku membasuh mukaku dan pergi untuk menikmati pagi yang masih terbilang gelap.
Seoul. Apa selalu segelap ini padahal waktu sudah menunjukkan pagi.
Aku hanya berjalan dan sesekali berlari kecil. Aku merasakan sejuknya udara Seoul pagi ini. Kulihat kawasan yang kulewati.
Hari semakin cerah dan sang mentari muncul berapa menit yang lalu. Aku menuju jalan pulang dan saat aku memasuki area apartemenku terlihat ada mobil box seperti jasa pengiriman barang.
Apa ada penghuni baru?
Aku tak begitu menghiraukannya. Aku masuk lift dan menuju kelantai 8.
TINGG
Pintu lift terbuka dan pemandangan yang kulihat berbeda dari biasanya. Jika biasanya jam yang masih terbilang pagi ini lorong lantai 8 akan sepi. Tapi sekarang banyak sekali orang yang berlalu lalang didepan mataku sambil membawa barang2.
Orang2 itu mengantarkan barang2nya tak jauh dari letak apartemenku. Ternyata penghuni barunya berada tepat disebelahku. Pantas saja
Begitu aku akan masuk apartemenku sekilas aku melihat seorang gadis keluar dari apartemen itu. Cantik
Siang ini aku baru saja keluar dari tempat yang seminggu sekali selalu rutinku datangi. Tempat seorang Ahli psikis atau kejiwaan. Kalian pikir aku gila?
Oh tidak. Jangan pernah katakan aku gila. Seorang Direktur Wu Corp gila(?) Aku bisa langsung ditendang dari perusahaan kakek.
Aku hanya punya sedikit kelainan dibagian mimpiku. Karena kejiwaan membawa pengaruh pada mimpi. Kupikir jiwaku selalu sehat. Tapi kenapa semua mimpi2 buruk itu seolah melahap habis mimpi2 indahku hingga tak bersisa. Sehingga yang kudapatkan hanyalah mimpi2 buruk yang menakutkan dan tak membiarkanku bangun kedunia nyata. Mimpi yang mengerikan dan membuatku tak bisa bangun walaupun aku sudah berteriak meminta tolong. Rasanya sangat berat untuk bangun sekalipun keringat yang keluar menjadi bukti tanda bahwa aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bangun dan melarikan diri dari semua mimpi buruk itu.
Inilah masalahnya. Sejak 4 tahun lalu setelah kematian kedua orangtuaku. Aku tak pernah mendapatkan mimpi indah itu lagi. Namun ketika aku tidur dikediaman kakek ataupun tidur ditemani noona ku. Aku selalu mendapatkan mimpi indah itu dan juga aku bisa merasakan tidur dengan nyenyak. Entahlah kupikir hanya orang2 yang menyayangiku yang bisa membuatku nyaman dan terjangkau dari semua mimpi buruk itu.
Namun aku tidak mungkin terus berada dikediaman kakek karena aku ingin mandiri. Selain itu aku juga tidak mungkin untuk terus meminta noona ku untuk menemaniku tidur(?) Lagi pula semenjak setahun yang lalu Jessica noona sudah menikah dengan Dong Wook hyung. Mungkin jika aku meminta noona ku sekali saja ataupun untuk terakhir kalinya menemaniku untuk tidur bisa dipastikan jika keesokan harinya namaku sudah terukir indah dibatu nisan. Bagus(?) kurasa itu lebih mengerikan dari mimpi burukku daripada harus mati ditangan Kim Dong Wook hyung.
Baiklah mungkin malam ini aku akan lembur dikantor lagi. Sial. Pekerjaan menumpuk. Tidur tak nyenyak. Selalu mimpi buruk. Bahkan tanpa memanggil peramal, aku bisa menebak jika aku memiliki masa depan yang suram. Penuh penderitaan.
"Kris kau lembur lagi? kasian sekali. Biar kutebak kau pasti belum makan kan? Makanya segeralah menikah. Agar setiap kau pulang lembur ada yang menyiapkan air hangat. Makanan yang telah siap. Terus min-.."
"Chanyeol! Bisakah kau tutup mulutmu itu. Kau ini berisik sekali tidak jauh beda dengan istri Baekhyun mu itu. Menyebalkan. Pergi sana. Istri cerewetmu akan mengomel jika kau pulang telat lagi. Dan itu membuatku pusing mendengar ceramah darinya."
"Haha. Easy man. Istriku tidak secerewet itu juga. Itu tandanya dia benar2 sayang dan peduli padaku, teman."
"Iya memang sayang. Tapi mana ada seorang istri karyawannya marah2 pada seseorang yang pangkatnya lebih tinggi dari suaminya hanya karena pulang terlambat tidak lebih dari satu jam, Chanyeol! Istrimu itu sangat mengerikan. Ketika marah dia tak pandang bulu. Bahkan dia berani menceramahiku hampir 2 jam sebelum aku meeting dengan klien. Dan itu semua membuatku gila."
"Tapi kedudukanku memang penting diperusahaan ini Kris"
"Aku bahkan lebih penting diperusahaan ini"
"Aku manager utama disini"
"Aku direkturnya. Pabboya! Dasar Park Yoda"
"Apa kau bilang. Dasar tiang listrik."
"Pabbo"
"Jomblo"
"Apa kau bilang?! Yak! Chanyeol kemari kau. Yak! Bocah! Awas kau ya akan kupenggal kepalamu besok. KAU DENGAR!"
"ARRASEO SAJANGNIM. ANNYEONG!" teriak chanyeol dari luar pintu ruanganku. Bahkan suaranya sampai menggema. Aigoo..
Aku memijat pelipisku pelan. Lalu membereskan berkas yang ada dimejaku. Aku kehilangan konsentrasiku karna orang terkutuk bernama Chanyeol yang tak lain sahabatku dari High School.
Kini aku telah berada diapartemen mewah daerah Gangnam. Aku baru saja selesai mandi dan keluar hanya menggunakan sehelai handuk yang kulilitkan disekitar pinggangku untuk menutupi daerah kebanggaanku.
Baru aku akan menggantikan handuk yang menutupi kesejatianku dengan boxer hitam polos sebelum suara bel apartemenku berbunyi. Maka sesegera mungkin aku memakai boxer dengan cepat lalu beranjak menuju pintu.
Cklek
"Nuguseyo?" tanyaku tanpa memandang orang didepanku sambil mengusap rambut basahku dengan handuk yang tersampir dibahu kananku.
"Annyeong has-.. aaaaAAA" gadis itu langsung berteriak begitu saja sambil mengatupkan tangannya didepan mata rapat2.
Haha dia lucu sekali. Seperti melihat or-..
Aku segera mengalihkan pandanganku menatap diriku sendiri. Astaga. Pria gila macam mana yang dengan percaya dirinya menemui seorang gadis hanya menggunakan boxer hitam polos pendek dan topless. What? Topless dihadapan yeoja yang bahkan belum kenal?
Aku segera masuk dan memakai kaos tanpa lengan dan celana jeans pendek lalu segera keluar menemuinya lagi.
Kira2 apa yang dipikirkannya tentangku tadi ya? ah memalukan sekali. Wajahnya sampai merah. Astaga aku meracuni otaknya secara tidak langsung. Tapi untuk apa dia menemuiku?
"Mianhae aku tadi berteriak. Aku hanya kaget melihatmu seperti tadi. Sekali lagi mianhae." Katanya sambil menundukkan kepala sehingga aku tak dapat melihat wajahnya dengan sempurna.
"Tidak apa2. Lagi pula itu salahku. Aku tadi terburu2 karna mendengar belku berbunyi. Justru aku yang harusnya minta maaf karna menyambut tamu dengan keadaan yang tak sopan. Jadi mianhae agasshi"
"Namaku Kim Junmyeon tapi aku sering dipanggil Suho. Aku tetangga barumu. Mohon bantuannya. Bangapta"
"Aku Wu Yi Fan. Panggil saja Kris. Jika kau membutuhkan bantuan jangan sungkan2 untuk memberitahuku arraseo? Mulai sekarang kita akan jadi tetangga yang baik dan saling menolong jika membutuhkan."
"Gomawo Kris-ssi. Senang rasanya memiliki tetangga yang ramah2. Aku pasti akan betah berada disini dan tidak akan merasa sendirian lagi. Sekali lagi gomawo Kris-ssi"
"Ne. Sama2 itulah gunanya tetangga. Kalau begitu selamat malam Suho-ya. Annyeong"
"Chankaman. Sebenarnya kedatanganku kesini juga ingin mengajakmu makan malam. Karna tetangga yang disebelah sana itu tadi bilang jika dia tak bisa ikut merayakan kepindahanku sebagai tetangga baru karna harus pergi keluar kota karena pekerjaan. Jadi maukah kau menemaniku makan malam ini di apartemen baruku. Kumohon untuk permintaan bantuan pertama kaliku ini yaa?"
"Tapi-..."
Kruyuk.. Kruyuk..
Kulihat dia tersenyum penuh arti memandangku dan dia terlihat semakin cantik. Oh Tuhan. Bidadari dari Surga mana yang kau turunkan ini. Dia cantik sekali. Aku seperti mendapatkan mimpi indahku lagi.
Tanpa sadar kini tangannya menarik lenganku membawanya masuk ke apartemennya.
"Diam berarti iya. Dan suara drum diperutmu itu tak pernah bohong. Jadi... tadaaa selamat datang diapartemenku ^^ Mianhae ini masih berantakan."
Aku melihat seisi ruangan ini yang sebagian masih terlihat polos namun ada juga yang sudah didekorasi. Cat tembok warna Orange lembut. Kain renda2 motif bunga dijendela. Dan terdapat banyak sekali lukisan dari ukuran besar, sedang, atau kecil. Sekilas aku melihat ada kotak berisi perlengkapan lukis dll.
"Sudah puas memandangi setiap inci ruangan ini Tuan Kris?" tanyanya sambil melambaikan tangannya didepan wajahku.
"Mianhae. Apa kau seorang pelukis?"
"Ne. Aku baru lulus dari Universitas Seni di Amsterdam. Melukis adalah hidupku." jawabnya masih sambil memanaskan makanan yang dibuatnya.
"Duduklah. Aku memasak cukup banyak karna kupikir akan banyak tetangga yang datang tapi kurasa orang2 yang tinggal diapartemen ini semuanya orang2 sibuk." Sayangnya aku juga termasuk dalam daftar orang tersibuk didunia.
"Apa kau juga termasuk dari orang2 itu Kris-ssi? Karna kalau tidak salah aku tadi melihatmu memakai jas formal layakny-.."
"Ne. Aku termasuk seperti mereka. Tapi jangan khawatir. Jika kau membutuhkan sesuatu aku pasti akan membantumu."
"Ah ne kamsahamnida Kris-ssi"
"Ne cheonma. Mari kita makan"
"Harusnya aku yang mengatakannya. Haha. Kurasa perutmu makin tak terkontrol. Jadi kajja kajja. Selamat makan."
Setelah kejadian makan malam dirumah Suho aku tak pernah memikirkan hal yang tak selain dia. Kurasa aku telah jatuh cinta padanya. Apa aku harus memikirkan ulang kata2 Chanyeol waktu itu yang menyuruhku untuk segera menikah? Tapi pria konyol macam mana yang baru kenal sehari lalu esoknya langsung melamar gadis yang baru dikenal kemarin. Gila. Bisa hancur harga diriku.
Semua pemikiran tentang pernikahan hanya membuatku pusing lebih baik aku harus istirahat dan tidur.
01.48 AM
Aku mulai terjaga dalam mimpiku. Namun sesaat pergerakan kecil pada tubuhku menandakan bahwa kegelisahan mulai merasuki mimpiku. Mimpi itu berlangsung cukup lama hingga aku merasa berkeringat hebat seolah aku habis lari marathon.
Mimpi yang membawaku masuk kedalam lubang hitam dan berakhir ditempat yang sangat mengerikan. Tempat yang gelap dengan suhu yang rendah namun sangat mencekamkan. Terlihat kilatan petir menyambar beberapa kali dan sekilas aku melihat keadaan sekitarku. Kusadari aku berada ditempat yang seharusnya tak kutempati saat ini. Aku terduduk disalah satu makam seseorang yang tak kukenal. Aku terkejut melihat ada pergerakan dari gundukan disebelah makam yang kududuki ini. Belum terhenti keterkejutanku dari itu semua kini baru kusadari jika aku tengah berdiri ditengah lautan orang-orang yang telah tak bernyawa.
Awan hitam dilangit kini berubah menjadi seperti sebuah lubang hitam besar dan berputar disertai angin yang sangat kencang. Dedaunan berterbangan bersamaan dengan suara geraman yang terdengar mengerikan dan mampu membuatku tersadar jika saat ini banyak sepasang mata yang kini menatapku tajam dan berjalan mendekatiku. Wajah mereka kebanyakan sudah hancur dan bercak darah diseluruh bagian tubuh mereka terlihat mengerikan. Aku melihat sekitarku mencoba mencari sesuatu yang dapat kugunakan untuk melindungi diri.
GGGGGGGRRRRRAAAAAHHHHHHH
Makhluk tak bernyawa itu berlari kearahku dengan suara geramannya yang terdengar mengerikan itu. Mereka mulai menyerangku aku memukul mereka dengan tongkat kayu itu dengan sangat keras dan berakhir patah. Kayu yang kupegang tadi patah dari genggamanku. Aku menatap mereka tak percaya. Mereka memandangku dengan tatapan lebih mengerikan dari sebelumnya.
Aku bertarung melawan mereka dengan tangan kosong. Mereka terus memukul rahang bawahku lalu beralih keperutku hingga aku mengeluarkan darah segar dari mulutku. Tak berhenti dari itu semua kini kedua tangan dan kakiku ditarik mereka seolah ingin memutuskan organ tubuhku. Aku tak berdaya. Sungguh aku telah mengeluarkan seluruh tenagaku melawan mereka. Bertarung melawan mereka layaknya melawan kucing besar ganas dengan 9 sembilan nyawanya yang tak akan mati walaupun pernah terbunuh sekali dan bisa hidup lagi dengan nyawa cadangannya.
BRUKK
Mereka melemparku dan aku jatuh berguling-guling dan berakhir ditempat sebuah petir yang menyambar tadi. Aku berusaha berdiri dari ketengkurupanku dengan sangat pelan lalu jatuh lagi. Darah yang mengalir tak hanya keluar dari mulutku namun juga di hidungku, pelipisku, telingaku dan beberapa keluar di tubuhku yang lain terutama kakiku yang sempat tertancap tombak berantai yang runcing.
BRAKK
Seseorang memutar balik tubuhku dengan kasar lalu membantingnya ke lantai dengan keras. Kali ini dari sebanyak makhluk mengerikan yang kulihat tadi kuakui jika yang berada didepanku inilah yang paling mengerikan. Wajahnya hancur, matanya merah disebelah kiri dengan darah yang mengalir disekitarnya, lalu mata kanan yang bolong tanpa ada bola matanya, pipinya seperti bekas sayatan pisau lalu mulutnya seperti bekas kebakaran sehingga ia tak punya bibir dan wajahnya terlihat seperti setengah tengkorak.
Makhluk itu mencekik leherku dengan kuat hingga aku kesulitan untuk bernapas. Disisi lain aku melihat dari ekor mataku jika ada makhluk lain yang juga berusaha menarik tanganku dan mencoba untuk terus menggoreskan pisaunya tepat disekitar denyut nadiku. Aku terus berusaha mengeluarkan diri dari kungkungan mereka namun sia-sia karena mereka semakin ganas menghabisiku.
Aku pasrah. Napasku melemah. Tatapanku sayu. Aku tak melawan apapun yang mereka lakukan padaku. Aku tak bisa berbuat apa2. Aku menutup mataku sambil terus merasakan rasa sakit yang menjalar disekujur tubuhku. Cekikan dileherku makin erat. Goresan ditanganku makin terasa perih. Mungkin sebentar lagi aku akan mati. Karena mimpi burukku sama seperti kenyataan dihidupku. Jika aku mati disini maka aku juga akan mati disana.
"Kris.."
Aku mendengar suaranya.
"Kris..."
Aku yakin suara itu memang miliknya. Dengan sisa tenaga yang kupunya kucoba untuk membuka mata. Dari sekian banyak makhluk mengerikan yang saat ini mengitariku hanya satu yang kujadikan pusat perhatianku.
Dia berbeda. Dia wanita. Dia cantik. Dia memakai baju serba putih. Dia yang bersinar. Dia yang menatapku. Dia yang memanggilku. Dia yang tersenyum untukku. Hanya padaku. Dialah gadis yang dengan beraninya menyita perhatianku dari pertama kali bertatap muka dengannya. Aku ingin menggapainya. Aku ingin memeluknya. Aku ingin memilikinya. Tapi aku bisa apa?
GGGRRRRHH
Geraman makhluk itu menyadarkanku. Seketika tubuhku menegang merasakan napasku yang tersenggal-senggal. Belum sampai disitu, makhluk itu sepertinya belum puas jika belum melihatku mati. Setelah berusaha mencekik namun aku yang tak kunjung mati kini ia memiringkan kepalaku mencoba mematahkan kepalaku. Namun...
"KRISS.."
Seketika cahaya putih bersinar sangat terang hingga membuat mataku silau. Aku tetap berusaha tak ingin menutup mataku karna ingin mencari keberadaan gadis yang terus meriakkan namaku itu. Tapi aku tetap tak menemukannya hingga cahaya silau itu makin terang dan membuat mataku perih seketika.
Hosh.. Hosh..
Aku bangun. Aku benar2 terbangun. Kurasa mimpi buruk kali ini yang terpanjang dari yang pernah kualami. Terbukti aku yang biasa bangun tengah malam atau pagi yang masih gelap kini bangun siang. Sangat siang.
10.52 AM
Kulihat badanku rasanya sakit untuk digerakkan. Inilah yang kumaksud dengan mimpi burukku sama seperti kenyataan dihidupku. Walaupun luka memar lebam dan hal lainnya tak terjadi didunia nyata. Tapi rasa sakit siksaan mereka terasa. Ngilu. Bahkan sisa2 keringat masih ada disekitar pelipisku.
CRING.. KREEK
Suara apa itu? Jangan2 ada maling? Pikirku.
CEKLEK
Belum sempat aku membuka pintu kamarku namun pintunya sudah ada yang membukanya dari luar.
Deg.. Degg.. Deggg
"Kris.."
Suara ini. Yeoja ini. Perasaan ini. Hanya jika berada dengan yang ini. Aku merasakan ini. INI. KAH. CIN. TA. ?
"Kris. Gwenchana?"
Tanpa menjawab pertanyaanya aku langsung menariknya dan memeluknya. Menjatuhkan kepalaku diceruk lehernya menghirup aroma khas tubuhnya. Entah kenapa rasanya aku merindukannya. Sangat merindukkan gadis yang telah menolongku dari mimpi burukku juga yang telah mengajakku makan malam dirumahnya.
"Suho-ya... Gomawo"
"Kris oppa. Waegurae? Gwenchana? Badanmu terasa panas Oppa."
"Jeongmal gomawo Suho-ya"
"Kenapa kau terus bilang terima kasih Kris oppa? Sekarang lepaskan aku dan berbaringlah diranjangmu. Kau demam jadi aku akan merawatmu. Kajja" katanya sambil menarikku untuk menuruti perkataannya. Aku menggangguk patuh.
Suho duduk disisi ranjangku sambil memeras handuk kecil lalu meletakannya dikeningku. Aku meringis kecil merasakannya.
"Dingin." ucapku pelan
"Bukan dingin. Tapi kau yang terlalu panas. Sentuhlah keningku untuk memastikannya"
Aku menyentuh keningnya pelan lalu turun perlahan menyentuh setiap inci wajahnya cantiknya. Kuhentikan tanganku tepat dibawah dagunya lalu turun lagi menyusuri leher jenjang miliknya. Kulihat dia memejamkan matanya sejenak lalu menatapku kembali. Aku meraih tengkuknya yang dengan otomatis tubuhnya ikut mendekat padaku. Aku tak ingin menyiakan waktuku. Kutarik tubuhnya sehingga ia berada diatasku dan aku memeluknya erat. Kurasakan ia membalas pelukkanku dengan mengusap lenganku pelan.
Aku tersenyum penuh arti. Kini aku sedikit mengangkat tubuhnya berharap ia menatapku. Dan kurasa ia paham maksudku.
Aku menatap dalam kemanik mata hitam bulat miliknya. Indah. Aku juga bisa melihat hanya diriku seorang yang terlihat dibola mata indahnya. Aku tersenyum lembut menatapnya. Suho menatapku tak kalah lembut. Senyumannya seolah menuntunku menuju jalan kesurga. Berharap senyuman itu hanya ditujukan padaku.
Perlahan wajahku mendekat kearahnya. Hingga hidungku sengaja kusatukan dengannya. Pipinya merona. Aku tersenyum melihatnya lalu kuraih tengkuknya untuk lebih mendekat padaku hingga keningku bersentuhan dengannya. Kuhembuskan napasku pelan dipermukaan bibirnya lalu aku ikut memejamkan mataku bersiap untuk merasakan bibir cherry miliknya.
Lebih dekat
Kumohon
Biarkan aku merasakannya
Sekarang waktun-.. (?)
KKRRRIIIIIIIIINNNGGG
Damn it. Siapa sih yang telpon? ganggu aja!
Chanyeol's calling...
Dasar kau PARK CHANYEOL! Awas kau yaa aku benar2 murka kali ini. Jadi jangan salahkan aku jika aku benar2 membunuhmu setelah ini. DASAR PARK YODA PABBOYA!
"Kenapa tidak kau angkat Kris?"
"Suho-ya sejak kapan kau turun kita kan belum menyelesaikan yang tadi."
"Ige mwoya? Pervert namja eoh?!"
"Aniya Suho-ya. Aish... Sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu" kataku mengalihkannya dan sudah mematikan handphone ku agar tidak ada kecoa yang mengganggu moment ku lagi.
"Katakan saja. "
"Yak. Jangan memanggilku seperti itu. Panggil aku Oppa. Kris oppa" Suho pura2 tak mendengar lalu mengalihkan pandangannya.
"Oke fine. Panggil apapun yang kau mau. Tapi jangan pernah mengalihkan tatapanmu padaku. Suho-ya kumohon~" akhirnya Suho menatapku.
"Baiklah aku akan jujur padamu tentang perasaanku padamu. Sebenarnya ini terlalu cepat untukku terlebih untukmu juga. Tapi akan lama bagiku jika aku harus menunggu mengungkapkan ini." aku terus menatap dalam kearah manik indah miliknya.
"Love at the first sigh. Itulah yang kurasakan terhadapmu. Kuharap kau tidak terkejut. Tapi inilah yang kurasakan sejak bersamamu. Dadaku berdetak sangat cepat Suho-ya. Dan itu hanya jika bersamamu. Jadi kumohon jadilah pengisi ruang disisi hatiku dan ijinkan aku menjadi seseorang yang tak akan pernah mengecewakanmu saat ini dan selamanya. Would you be my girlfriend?"
Kulihat Suho sedang mengetuk jari telunjuknya didagunya dan bibirnya bergerak gerak terlihat menggemaskan. Aku tak sabar ingin menciumnya. Dan akhirnya Suho menghentikan aktivitasnya lalu telunjuknya beralih menuju kekeningnya dan diam.
"NO. " jawabnya singkat tanpa memandangku juga.
"Ahh WAEE? Suho-ya Waeyo~?" kataku sambil menunjukkan aegyo ku tapi fail.
"Karna kau tak romantis sama sekali Oppa-ya~" katanya sambil mengerucutkan bibirnya imut. Aigoo yeoppoda~
"Mwoya? aku tak bisa lebih romantis dari ini. Suho-ya jebbal. Terima saja nee"
"Aniya. Aku ingin yang romantis. Aku tidak mau dengar yang lain."
"Yak! Suho-ya mengerti lah. Baiklah aku akan mencobanya tapi tidak bisa sekarang. Tapi kau harus berjanji tidak akan melirik namja lain selain aku ne, arraseo Suho-ya?"
"Ne i'm waiting for you. Fighting ^^" katanya sambil menyemangatiku.
Aku tak tahan akan kemanisannya sehingga dengan sengaja aku segera mengecup kedua pipinya cepat lalu segera pergi menuju dapur.
"I LOVE YOU! My Queen Suho" teriakku dari luar kamar.
"YAK! Aku tidak akan luluh hanya dengan sebuah kecupan. AKU INGIN YANG ROMANTIS!"
END/TBC/SEQUEL ?/?/?
Salam Choi Di Jee imnida dj_inunk
