Summary: Karena keselahan, jiwa Levy masuk ke tubuh Gajeel.
Disclaimer: Fairy Tail milik Mashima Hiro-sensei, kalau punyaku~ akan kuubah jalan ceritanya XD
Genre: Romance & Friendship
Warning: OOC, Typo(s), gaje, abal, alur kecepetan, banyak dialog, dan hal buruk lainnya.
Pairing: Gajeel Redfox & Levy McGarden
Halo minna~ ini adalah fic kedua Shinji di fandom Fairy Tail ini XD Kali ini pair yang akan Shinji gunakan adalah Gajeel dan Levy. Entah mengapa Shinji berpikir kalau kisah yang berlangsung di dalam fic ini hanya cocok pada pair ini. Mudah-mudahan para Authors dan Readers sekalian menyukai karya Shinji yang satu ini. Pesan dari Shinji, kalau sudah baca diriview ya :D Tapi, memang susah dapet review T_T# miskin review.
Yap! Jangan berlama-lama, langsung baca saja….
Happy Reading –
.
Jiwaku ada Padamu, Gajeel
.
.
.
Di Negara Fiore, tepatnya di kota Magnolia, dimana terdapat guild yang disebut dengan Fairy Tail. Di Guild tersebut, terdapat seorang dengan jenis kelamin perempuan sedang mencoba penemuan barunya.
"Haa~ akhirnya selesai juga. Tapi ini harus di tes dulu, jadi, siapa yang jadi kelinci percobaannya ya?" Tanya Levy berpikir melihat sekelilingnya.
"Kucing!" sesaat Happy, Charla, dan Lily menengok.
"Apakah kalian mendengar sesuatu?" Tanya Lily penasaran.
"Tidak, mungkin kau hanya salah dengar" jawab Charla.
"Aye!" lanjut Happy.
Kembali ke tempat Levy…
"Aku tak menemukan kucing, oh ya! Happy, Charla, dan Lily kan kucing! Ah~ membayangkannya saja sudah mengerikan, apalagi kalu mereka benar-benar mencari kelinci percobaanku. Kalau begitu aku coba pada hewan yang lainnya saja deh"
Levy pergi mencari kelinci percobaan di luar guild, Setelah Levy mencari-cari, tapi ia tidak dapat menemukan kelinci percobaan tersebut. Mungkin setiap hewan yang ada merasakan hawa yang aneh, makanya mereka semua bersembunyi di tempat persembunyiannya. Karena tetap tidak menemukannya, akhirnya Levy memutuskan untuk kembali ke guild.
Sesampainya di guild, Levy duduk di salah satu bangku dibagian luar guild. Percobaan yang bebrbentuk ramuan tersebut ia letakkan di sebelahnya. Lalu, tiba-tiba Gajeel muncul dan mengambil ramuan tersebut. Diminumnya ramuan tersebut sampai habis tak ada sisa.
"Gajeel! Jangan diminum!" teriak Levy
Whusss~ Tapi sudah terlambat, ramuan tersebut sudah di minum Gajeel sampai habis.
"Ha? Tadi kau bilang apa?" Tanya Gajeel yang tak mendengar ucapan Levy.
"Kau, padahal sudah kuberi tahu" ucap Levy menutup mata dan pingsan ditempat.
"Hei! Kau kenapa?" Tanya Gajeel melihat Levy yang hilang kesadarannya. Tiba-tiba Jet dan Droy datang dan melihat Levy yang sudah pingsan, mereka terlihat sangat khawatir.
"Levy~" teriak mereka.
_ Jiwaku ada Padamu, Gajeel _
.
.
"Kau, apa yang kau lakukan pada Levy?" Tanya Jet dengan nada marah dicampur khawatir.
"Ya! Kenapa Levy bisa sampai pingsan seperti ini?" lanjut Droy tak ada bedanya dengan Jet. Tapi saat itu, Gajeel sudah membawa Levy pergi dari mereka…
"Eits… kemana dia?" Tanya Droy kaget melihat mereka yang sudah menghilang.
"Kemana ya?" Tanya Jet balik.
Ternyata sekarang Gajeel sudah berada di dalam rumah Levy. Tubuh Levy ia letakkan di kasur, lalu Gajeel memanggil penyihir medis. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya penyihir medis itu telah sampai di rumah Levy. Langsung saja penyihir medis itu memeriksa….
"Jadi, apa penyakinya?" Tanya Gajeel menanyakan apa penyakit sebenarnya.
"Berapa lama dia seperti ini?"
"10 jam, makanya aku memanggilmu kesini, karena memang sudah terlalu lama" jawab Gajeel dengan ketusnya.
"Ternyata benar"
"Apaan yang benar"
"Ini bukan sebuah penyakit, mungkin hanya sebuah kebetulan saja. Karena, jiwanya telah hilang dari dalam tubuhnya"
"Apa maksudmu?'
"Jiwanya terpisah dari tubuhnya, dengan kata lain tubuhnya tidak memiliki jiwa. Tapi tenang saja, dia masih punya kesempatan hidup. Mungkin kalau jiwanya tak kembali selama satu bulan, ia akan meninggal"
"Apa! Meninggal!"
"ya, sebaiknya kau segera mencari jiwanya yang menghilang itu"
"Sial!"
Penyihir medis itu keluar dari rumah Levy. Didepan pintu ia bertemu dengan dua orang. "Apa disini ada orang?" Tanya salah satu dari mereka. Ya, apa kau temannya? Jika iya, sebaiknya kalian membantu mencari" jawabnya meninggalkan tempat tersebut.
"Apa sih maksudnya? Aku tak mengerti?"
"Sama" ternyata kedua orang tersebut adalah Droy dan Jet.
Droy dan Jet masuk ke dalam rumah tersebut, dan melihat Levy yang terbaring di kasur dan Gajeel yang sedang tidur di sofa. Karena penasaran apa yang telah terjadi, mereka berniat membangunkan Gajel. Tapi sangat sulit untuk membangunkan Gajeel rupanya. Sudah diteriaki tetap tidak bangun, di sirem air pun masih belum juga bangun.
"Dia kebo juga ya" celetus Droy.
"Ya, kalau gitu kita bangunkan Levy saja yuk!" ajak Jet.
"Ayo!" jawab Droy berbinar-binar.
Mereka sekarang menuju ke tempat Levy berada. Saat mereka memulai untuk membangunkan Levy, tapi kelihatnnya mereka tak sejahat itu untuk membangunkannya. Ya~ tapi tetap saja mereka mau membangunkan Levy. Mereka menggoyangkan tubuh Levy, tapi Levy nya tak bangun. Tubuhnya memang tidak bangun, tapi jiwanyalah yang telah terbangun.
'Hoam~ nyenyak sekali aku tidur. Lho, sejaka kapan aku berada dirumah? Oh ya! Tadi Gajeel meminum ramuan itu! Apa sekarang aku ada didalam tubuhnya?' Levy melihat sekelilingnya.
'Jet! Droy! Lalu, Aku! Wah~ ternyata Aku benar-benar ada didalam tubuhnya. Sebaiknya aku bangunkan dia. Gajeel, apa kau mendengarku? Kalau iya bangun! Ada Droy sama Jet tuh'
"Hoam~ Sepertinya tadi aku mendengar suara Levy? Apa salah denger ya? Loh! Hei kalian? Kenapa kalian ada disini?" Tanya Gajeel yang bingung melihat keberadaan rumah mereka dirumah itu.
"Kau sudah bangun?" Tanya Jet
"Ya" jawab Gajeel.
"Hei, kenapa dengan Levy? Kok kami bangunin tapi nggak bangun-bangun sih?" sekarang Droy yang bertanya.
"Katanya, jiwa dia telah menghilang. Dia masih hidup, tapi hanya tak sadar saja. Maksudku, dia akan seperti ini terus jika jiwannya tidak kembali. Setelah satu bulan masih seperti ini, dia akan meninggal" cerita Gajeel.
'APA!'
"APA!" teriak Jet dan Droy berbarengan.
"Tunggu! Teriakan kalian keras sekali. Terus siapa diantara kalian yang tadi teriaknya kaya perempuan?" Tanya Gajeel pada mereka, tapi mereka berdua hanya menggelengkan kepala.
'Aneh' batin Gajeel.
"Yap! Droy, kita harus mencari jiwa Levy yang menghilang itu!"
"Benar! Kita harus menyelamatkan Levy"
'Droy, Jet, Kalian…'
Droy dan Jet menengok kea rah Levy.
"Apa kau tadi mendengar Levy memanggil?"
"Ya, aku mendengarnya. Tapi Levy masih belum sadar"
"Mungkin hanya perasaan"
Setelah itu Jet dan Droy langsung lari dari tempat itu untuk mencari jiwa Levy yang telah menghilang itu. Tapi mereka tak tau harus memulai dari mana. Karena, jiwa itu bentuknya tembus pandang dan tak terhilat, tak dapat tersentuh juga. Sangat sulit mencari jiwa Levy yang hilang entah kemana.
Di rumah Levy~
"Hei kau!" panggil Gajeel. Kau yang dimaksud Gajeel adalah Levy.
"Kenapa kau masih tidak bangun? Padahal dari tadi aku mendengar suaramu. Tidak mungkin kau sedang tidur kan?" ucap Gajeel mendekat pada Levy yang terbaring. Tapi tak ada respon sama sekali dari Levy, yang Ia lakukan hanyalah terbaring di atas ranjang.
"Tak usah berpura-pira, aku mendengar suaramu tadi" lanjut Gajeel.
'Bodoh! Baka!'
"Tuh kan, Aku mendengar suaramu. Tapi kau terlihat tidak bicara ya? Mulutmu tak bergerak sama sekali"
'Bodoh, itu karena aku berada di dalam tubuhmu'
Diam~ Diam sedang melanda. Entah mengapa Gajeel tidak bisa teriak. Mau, tapi tidak bisa?
"Aku mau teriak, tapi kok nggak bisa ya?" Tanya Gajeel pada dirinya.
'Mungkin karena aku' jawab Levy.
"Kok bisa?" Tanya Gajeel.
'Entahlah' jawab Levy kedua kalinya.
"Aku mau tau, kenapa jiwamu ada di dalam tubuhku?"
'Kau ingat, saat kau meminum minuman yang ada di sebelahku?'
"Ya"
'Itu bukan minuman biasa, itu sebenarnya ramuan'
"Ramuan? Ramuan apa?"
'Tadinya mau aku coba pada hewan. Tapi kamunya sudah minum duluan'
"Kenapa kamu nggak kasih tau?"
'Aku sudah kasih tau, tapi kamu malah nggak mendengarnya'
"Oh, suara kecilmu itu ya?"
'Apanya kecil? Aku sudah teriak!'
"Oh, mungkin suaramu jadi kecil karena ada angina. Kau tau kan, yang 'Whusss' itu loh"
'Ya, aku tau'
"Karena kamu yang membuatnya, pastinya kamu punya penawarnya kan?"
'Aku belum sempat membuatnya'
"Apa! Jadi kau akan terus berada di dalam tubuhku sampai kamu berhasil membuat penawarnya?"
'Ya, sepertinya begitu'
Berakhirlah dialog yang begitu panjang ini~
Diam, mereka sedang berpikir. Tumben-tumbenan Gajeel mau berpikir? Kali ini mereka sedang berpikir bagaimana caranya agar jiwa Levy bisa keluar dari dalam tubuh Gajeel. Bagaimana caranya Gajeel bisa membuat penawarnya dengan kapasitas otak yang seperti itu?
'Perpustakaan! Ya, kita akan kesana'
"Ngapain kesana? Dari kecil aku selalu menjauhi tempat yang banyak bukunya seperti itu!"
'Tentu saja mencari buku penawarnya. Aku ingat, sebelum aku membuat ramuan ini...'
~ FLASHBACK ~
_ Levy P.O.V _
Aku sedang membaca di perpustakaan, lalu aku menemukan buku yang sangat menarik. Judulnya, 'Ramuan untuk membuat Jiwa kita masuk ke tubuh lain'. Tentu saja aku tertarik dengan hal yang begituan. Langsung saja aku baca buku itu, ternyata memang benar-benar bikin aku mau mencobanya. Aku mau mencatatnya, tapi aku tidak membawa kertas dan bullpen. Lalu aku minjem ke pengunjung yang ada disana.
'Pak, boleh minta kertas dan minjam bullpen gak?' tanyaku dengan sopan kepada yang lebih tua.
'Oh, boleh! Emangnya mau catat apa dek?'
'Ini!' teriakku semangat sambil menunjukkan halaman yang akan kucatat
'Oh, tapi ingat, kalau sudah membuat ramuan tersebutjangan lupa buat juga penawarnya. Buku tentang penawarnya ada di rak…'
~ FLASHBACK END ~
'Tunggu dulu! Aku lupa ada dimana buku tersebut!' teriakku, karena aku memang benar-benar lupa. Tidak, tepatnya aku tidak mendengar ucapan pria tersebut karena keasikan mencatat. Gawaaat!
"Kamu ini gimana sih! Kalau tak ada bukunya, bagaimana kita bisa membuat penawarnya?" Gajeel sepertinya tidak menerima kalau aku tidak tau dimana buku penawarnya. Mungkin bagi dia, aku hanya akan menjadi beban saja.
'Ya udah, kita ke perpustakaan saja dulu, mungkin nanti disana aku bisa mengingat dimana buku tersebut berada'
_ End of Levy P.O.V _
Langsung saja mereka menuju ke Perpustakaan,
Sesampainya disana, Gajeel bertemu dengan Cana. Cana heran melihat Gajeel ke perpustakaan.
"Gajeel, ngapain kau kesini? Tumben-tumbenan kau ke perpustakaan?" Tanya Cana. Soalnya baru satu kali Gajeel ke perpustakaan dan itupun sekarang.
"Bukan urusanmu!" jawab Gajeel dengan kasar dan langsung masuk ke perpustakaan.
'Gomen ne, Cana'
Cana yang tadinya mau pulang, terhenti karena mendengar suara Levy~
"Levy?" Cana menengok ke belakang, tapi tak ada orangnya. "Apa cuma salah dengar ya?" Tanya Cana dan langsung balik ke rumahnya..
Perpustakaan~
"Ayo, jadi apakah kau mengingatnya?" Tanya Gajeel melihat sekeliling.
'Belum, tunggu sebentar' Jawab Levy mengingat-ingat.
"Cepatlah"
'Sabar dong' Levy terus mengingatnya, tapi belum juga dapat mengingat dimana buku tersebut berada. Sudah hamper satu jam mereka disana hanya untuk menunggu Levy mengingat.
"Kamu bisa ingat gak sih! Aku tak punya waktu hanya untuk menunggumu!"
'Benar, aku hanya membuat Gajeel repot saja. Padahal aku mau membantu, tapi malah membuatnya tambah susah' batin Levy dalam hati.
"Kau tidak membuatku repot kok" ucap Gajeel tiba-tiba.
'eh?'
"Aku bisa mendengar suara hatimu"
'Jadi kau bisa menengarnya? Kalau begitu aku harus berhati-hati kalau mengucapkan sesuatu saat di dalam hatiku!'
"Ya, Ya, jadi, apa kau sudah mengingatnya sekarang?"
'Belum'
"Hah~ harus berapa lama lagi kita berada di sini?"
"Rak 10 baris 16 buku 45. Buku yang kalian cari ada disana"
'Ya! Rak 10 baris 16 buku 45. Ada disana! Dari mana kau tau Gajeel? Lalu, kok suaramu berbeda?"
"Nggak, tadi bukan aku yang bilang. Tapi pria di sebelahku ini" Gajeel menengok , tapi…
'Nggak ada orangnya Gajeel!'
"Iya ya? Siapa dia sebenarnya?"
Karena sudah mengetahui dimana tempat buku tersebut berada, langsung saja Gajeel menuju tempat tersebut. Tapi yang dilakukan Gajeel hanya berputar di tempat yang sama.
"Kayanya kita udah lewatin ini ya?"
'Kau ketauan~ nggak pernah ke perpustakaan kan?' ledek Levy.
"Memang, kalau gitu aku Tanya ke orang itu dulu deh"
Gajeel langsung menuju orang yang akan ia tanyakan dimana rak 10 itu..
"Hei, yang mana rak 10?" Tanya Gajeel pada orang yang sedang membaca buku. Karena tampang Gajeel yang menakutkan, orang tersebut malah lari terbirit-birit menjauhi Gajeel.
"Kok malah kabur sih?" Tanya Gajeel yang ternyata tidak menyadari bahwa orang tersebut kabur karena tampangnya.
'Hihihi' tawa Levy.
"Apanya yang lucu"
'Kau tau, orang itu kabur karena tampangmu yang menakutkan. Makanya, hilangkan saja sedikit keseramanmu itu' jelas Levy.
"Kalau aku memang menakutkan, kok saat kita bertemu kamu tidak kabur seperti orang tadi?"
'Iya ya, mungkin karena aku sudah mengenalmu! Kita ini kan teman!'
"Oh, ternyata itu alasannya. Tapi, tampangku sudah sejak lahir memang seperti ini"
'Ya, memang ada alasan lain? Memang, tampang orang tidak bisa diubah. Oh ya, rak 10 ada di sebelah baratmu tuh'
"Deket banget!"
'Jangan teriak, kau tak tau ya kalau di perpustakaan tak boleh berisik. Oh ya, ada satu lagi, dari tadi kamu dikira orang gila karena ngomong sendiri'
"Apa!#melihat sekeliling# benar juga, tuh orang pada liatin aku. Kenapa kamu nggak bilang dari tadi sih!"
'Lucu aja ngeliatnya'
"Mending cari bukunya aja deh"
Gajeel langsung menuju rak 10, lalu dia melihat baris 16. Karena tinggi, Gajeel memanjat untuk mengambilnya. Padahal ada tangga disebelahnya, tapi Gajeel malah memanjang seperti cicak. Dia Bagaikan cicak yang sedang menempelkan dirinya pada rak buku. Sekarang Gajeel sudah sampai di baris 16, langsung saja Gajeel menuju buku ke 45. Setelah mendapatkannya, Gajeel melompat dari ketinggian tersebut. Sukses pendaratan? Ya! Tapi ia telah menimbulkan korban. Apa korbannya? Kursi yang berada di bawahnya telah hancur!
'Gajeel, Kau menghancurkan kursi perpustakaan'
"Bodo ah, kalau gitu langsung ke rumahmu saja"
Gajeel langsung berlari menuju rumah Levy, sesampai di rumah Levy, Gajeel langsung duduk di kursi dan meletakkan buku tersebut di atas meja. Setelah itu, Gajeel membuka buku tersebut.
'Hal 399' Levy memberitahu dimana halaman letak penawarnya berada.
"Baiklah~" Gajeel membuka halaman 399 dengan tepat.
'Disini untuk membuat penawarna diperlukan tiga jenis bahan. Yaitu, Daun Keberuntungan yangbberada di taman pemakaman raja-raja kuno. Yang kedua, Bunga Edelweis yang berada di puncak Gunung Fuji. Yang terakhir, Batu Berlian yang terdapat di sungai keramat. Tempatnya lumayan berbahaya juga ya, apa kau bisa kesana?'
"Tentu saja! Apa yang tak bisa kulakukan?"
"Ya, tapi kau hatus tetap hati-hati. Walaupun tubuh kamu hanya sendirian, tapi jiwa kamu tidak sendirian kita bersama. Jiwaku ada Padamu, Gajeel"
"Hmm, aku mengerti"
'Kalau gitu kita berangkatna besok!'
To Be Continue
Akhirnya selsai juga~ nah, ini Chapter pertamanya. Bagaimana menurut kalian? Shinji akan melanjutkan chapter keduanya kalau Shinji bisa mengupdate fic XD Shinji udah coba-coba kemaren, dan hasilnya bisa! Akhirnya bisa juga Shinji membuat fic Multi-chap \(0)/ BANZAI! Tapi sekarang masih bisa nggak ya?
Yap! Pokonya cukup sekian saja, Silakan kritik, saran, dan pendapat kalian kalian tumpahkan di kotak di bawah ini...
Kotak Riview –
.
.
.
V
Sekian,
Shinji-Gray Dragneel Michaelis
