I'll be here.. by your side

No more fear.. no more crying..

.

.

.

Gotta be you
Pairing : Yewon slight!kyusung, wonli
Genre : Yaoi, romance, angst
Summary : Siwon merasa lelah dan ingin mengakhiri semuanya justru di saat Yesung 'jatuh' dan sangat membutuhkan dirinya

Inspired by : One Direction – Gotta be You

Warning : BL, Crack pair, typo(s), alur maksa, etc.

A Yewon Fanfiction © 2013 by Fairy_Siwoonie

.

.


.

HAPPY READING ^^

.

Yesung menghentak-hentakkan kakinya dengan bibir mengerucut kesal, meskipun hal itu sebenarnya sama sekali tidak mengurangi kesan imut di wajah manisnya, sebaliknya mungkin iya. Dengan wajah merah padam, ia terus menginjak-injak sekotak ice cream yang bahkan sebenarnya sudah tidak berbentuk lagi di bawahnya..

"Kau menyebalkan, Choi Siwon!" Geramnya kesal.

Mata Yesung yang tadinya menyipit tajam langsung melebar begitu iris selembut caramel-nya menangkap sosok tinggi namja yang menyandang status sebagai kekasihnya berlari ke arahnya dengan napas terengah-engah.

"Untuk apa kau datang ke sini?" Seru Yesung seraya meletakkan tangannya di kedua sisi pinggang ramping miliknya.

Siwon, namja itu mendengus kesal, "Bukankah kau yang menyuruhku datang ke sini?"

Yesung tersenyum mengejek, "Apa kau tidak punya jam? Kalau aku tidak salah, aku menyuruhmu datang ke sini jam tiga. Dan dengan senang hati aku memberitahumu bahwa sekarang ini adalah jam lima. Jadi tidak ada gunanya kau datang ke sini,"

"Bukankah aku sudah memberitahumu kalau seminarnya baru akan selesai jam setengah lima? Dan kau tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berlari dari tempat seminar ke taman ini?"

"Seminar itu dimulai jam satu siang, Choi Siwon. Bukankah dua jam adalah waktu yang cukup lama untuk mendengarkan orang-orang itu berbicara tentang lukisanmu yang sangat penting itu?"

"Kau sangat tau dengan pasti bahwa seminar ini sangat penting untukku, Kim Jongwoon!" Seru Siwon mulai emosi, membuat Yesung tersentak. Siwon tidak pernah memanggilnya dengan nama itu kecuali saat namja tersebut benar-benar marah.

Yesung menundukkan kepalanya, menyembunyikan sepasang caramel-nya yang tiba-tiba terasa panas.

Tatapan Siwon perlahan melembut saat melihat Yesung memainkan jemari mungilnya dengan kepala tertunduk. Ia tau Yesung sangat tidak suka dibentak oleh siapapun, terutama dirinya.

"Aku tidak mau bicara denganmu lagi," Ujar Yesung dengan suara pelan sebelum kemudian berlari meninggalkan Siwon.

Siwon menghela napas dalam. Yesung selalu saja seperti ini. Ini bukan pertama kalinya Yesung marah setiap kali Siwon terlambat menepati janji yang diputuskan sepihak oleh namja manis itu.

Obsidian kelam milik Siwon terhenti pada pecahan tube ice cream beserta isinya yang berceceran tepat di tempat Yesung berdiri tadi.

"Kau sangat menyebalkan, chagi," Gumamnya pelan sebelum kemudian berlalu meninggalkan taman itu.

.

.

~ 예 원 ~

.

.

"Bertengkar lagi?" Tanya Kyuhyun seraya menjatuhkan dirinya duduk di samping Yesung.

Yesung mengalihkan caramel-nya dari sosok Siwon yang tengah berkutat dengan buku gambar di atas mejanya, kemudian menatap Kyuhyun dengan mata sayu, membuat namja berambut cokelat yang sudah menjadi sahabatnya sejak kecil itu menghela napas.

"Kalau aku tidak salah, bukankah kalian baru saja baikan dua hari yang lalu?"

Yesung mengangguk pelan, "Dia sangat menyebalkan, Kyu-ah,"

"Memang Siwon melakukan apa lagi?"

"Kemarin aku menyuruhnya untuk datang ke taman jam tiga sore, tapi dia baru datang jam lima," Jawab Yesung seraya mengerucutkan bibirnya.

Kyuhyun mengangkat alisnya, "Bukankah kemarin Siwon mengikuti seminar?"

"Tapi dia sudah berjanji akan makan ice cream bersamaku dan mengajakku ke suatu tempat kalau aku memenangkan olimpiade minggu lalu. Aku hanya ingin dia menepati janjinya,"

Kyuhyun tersenyum kecil. Sifat manja dan kekanak-kanakan Yesung sepertinya memang sudah mendarah daging dalam diri sahabat manisnya itu.

"Tapi kita sama-sama tau kalau Siwon sudah menunggu seminar ini sejak lama, Yesung-ah. Bukankah makan ice cream bisa lain waktu?"

"Tapi aku sudah memberinya waktu mengikuti seminar itu selama dua jam, Kyu. Bukankah itu sudah lebih dari cukup?" Yesung tetap membela diri, "Lagipula, ini bukan pertama kalinya dia terlambat setiap membuat janji denganku,"

"Apa kau pernah meminta persetujuan Siwon sebelum memutuskan kapan dan dimana kau ingin bertemu?"

Yesung menggeleng, "Tapi aku kan kekasihnya. Seharusnya dia selalu meluangkan waktunya untukku. Bukannya malah selalu sibuk dengan hobinya yang menyebalkan itu," Ujarnya dengan suara cukup keras, sengaja agar Siwon yang berjarak tidak terlalu jauh darinya bisa mendengar ucapannya itu.

Dan benar saja, tangan Siwon yang tadinya asyik bergerak di atas kertas gambarnya langsung terhenti. Ia bangkit dari kursinya dengan gerakan kasar, menimbulkan bunyi yang cukup nyaring dan membuat seisi kelas itu langsung menatap ke arahnya. Iris obsidian -nya menatap tajam ke arah Yesung beberapa saat sebelum kemudian ia pergi meninggalkan ruangan itu.

Yesung tercekat. Jarang sekali ia melihat Siwon menatapnya setajam itu, membuat ia mau tidak mau menyesali ucapannya tadi.

"A-apa aku keterlaluan, Kyu-ah?" Tanya Yesung dengan suara pelan.

"Well, sepertinya memang begitu," Kyuhyun mengangkat bahunya.

Brak!

Yesung langsung bangkit dari kursinya dan segera berlari mengejar Siwon yang sudah lebih dulu keluar dari kelas itu.

"Yah!" Seru Kyuhyun membuat anak-anak di kelas itu mengalihkan perhatian mereka padanya, "Bukankah kita sudah biasa melihat yang seperti itu? Kenapa kalian serius sekali?" Lanjutnya seraya meletakkan kepalanya di atas meja, mencari posisi yang nyaman untuk tidur sampai beberapa jam ke depan.

.

.

~ 예 원 ~

.

.

Yesung menatap layar ponselnya dengan wajah sayu. Sudah lebih dari enam jam terhitung sejak ia pulang dari sekolah, Siwon sama sekali belum menghubunginya. Kekasihnya itu juga tidak kembali ke kelas setelah ia pergi siang tadi, dan Yesung sama sekali tidak bisa menemukannya dimanapun.

"Apa aku sudah benar-benar keterlaluan?" Tanya Yesung entah pada siapa, "Tapi bukankah Siwon juga jahat? Aku kan hanya ingin dia menepati janjinya,"

"Apa aku harus meminta maaf?"

"Anni! Kemarin dia juga tidak meminta maaf padaku!"

"Haiz! Choi Siwon, kau sangat menyebalkan!" Seru Yesung seraya meremas rambutnya dengan kesal.

Drrt..drrt..

Tiba-tiba ponsel Yesung bergetar, membuat mata Yesung langsung berbinar. Namun itu tidak berlangsung lama, bibir namja manis itu kembali mengerucut saat mendapati nama yang tertera di layar ponselnya itu bukan nama Siwon, melainkan nama Kyuhyun.

"Yeoboseyo?" Ujar Yesung dengan malas.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Kyuhyun dari line seberang.

"Hmm.."

"Sepertinya tadi wajahmu agak pucat. Kau sungguh baik-baik saja, kan?"

"Anni. Aku hanya sedikit merasa pusing,"

"Sepertinya akhir-akhir ini kau sering mengatakan kau pusing. Aku tidak ingin kau sakit. Dan aku yakin, semarah apapun Siwon padamu, dia pasti juga tidak mau melihat malaikat kesayangannya sakit. Apa kau sudah pergi ke dokter?"

"Sudah, sesuai permintaanmu," Jawab Yesung malas.

Terdengar suara kekehan Kyuhyun di seberang, "Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja. Akhir-akhir ini aku perhatikan wajahmu sering pucat. Apa kata dokter?"

"Aku baru akan mengambil hasilnya besok,"

"Perlu teman?"

"Tentu saja. Aku akan meminta Siwon mengantarku besok,"

"Aww~ kau membuatku patah hati, Jongwoon-ah. Aku sangat sedih mendengarnya," Ujar kyuhyun dengan suara yang dibuat-buat.

"Ah, benarkah? Aku sangat senang bisa melakukan itu untukmu, Cho," Balas yesung seraya terkekeh pelan.

Kyuhyun ikut tertawa, "Aku berhasil membuatmu tertawa, kan? Kau terlihat jauh lebih manis saat tertawa, Jongwoon-sshi. Jadi jangan terlalu sering memperlihatkan wajah kusutmu yang mengerikan itu, araseo?"

"Yah! Hanya Siwon yang boleh mengatakan aku manis!"

"Baiklah, lebih baik sekarang kau tidur. Aku tau aku sudah mengantuk. Bye, manis~~" Ujar Khyun seraya terkekeh.

"Yah! Cho Kyuhyun!"

.

.

~ 예 원 ~

.

.

Yesung melangkahkan kakinya menghampiri Siwon yang tengah duduk di bawah pohon di taman sekolah mereka. Sebenarnya Yesung masih agak ragu untuk melakukan ini, karena biasanya ketika sedang bertengkar seperti ini ia hanya akan menunggu sampai Siwon meminta maaf padanya lebih dulu. Tetapi kali ini sepertinya Siwon benar-benar marah padanya. Sebelumnya Siwon tidak pernah tahan mendiamkannya lebih dari dua hari.

"Siwonnie," Panggil Yesung seraya duduk di samping Siwon.

"Hmm," Jawab Siwon acuh tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas gambar di tangannya.

"Aku membawa ice cream. Kau mau memakannya bersamaku? Atau kau mau aku menyuapimu?" Tanya Yesung seraya menyodorkan ice cream yang dibawanya.

"Aku sedang tidak ingin memakan benda itu," Jawab Siwon lagi-lagi dengan nada dingin, membuat nyali Yesung menciut seketika.

"A-ah, baiklah. A-aku bisa memakannya sendiri," Ujar Yesung seraya tersenyum canggung. Ia kemudian membuka penutup ice cream di tangannya lalu menyuapkannya ke dalam mulutnya sendiri.

Suasana hening beberapa saat sebelum kemudian Yesung mulai berbicara lagi.

"Nanti sore temani aku ke—"

"Tidak bisa," Potong Siwon sebelum Yesung sempat menyelesaikan ucapannya.

Mata Yesung sedikit melebar, "Apa?" Tanyanya dengan suara pelan.

"Aku ada urusan dan aku tidak ingin membuatmu menunggu lagi," Jawab Siwon seraya berdiri, "Kau bisa meminta Kyuhyun untuk menemanimu,"

"Tapi aku ingin kau yang menemaniku!"

"Aku tidak bisa," Ujar Siwon seraya pergi meninggalkan Yesung yang terpaku di tempatnya.

Yesung melemparkan ice cream di tangannya ke tanah, "Baiklah! Aku akan meminta Kyuhyun menemaniku! Kau menyebalkan!"

.

.

~ 예 원 ~

.

.

Dokter muda dengan tag name bertuliskan Kim Kibum itu terlihat membenarkan posisi kacamatanya sebelum kemudian memeriksa berkas di tangannya.

"Kemarin kau mengatakan kau sering merasa pusing, kan?" Tanyanya pada Yesung.

Yesung mengangguk pelan, "Ya, mungkin satu bulan terakhir ini. Sepertinya aku terlalu banyak pikiran,"

"Apa kau sering merasa mual?"

Yesung terlihat berpikir sebentar sebelum kemudian menjawab, "Kadang-kadang aku memang merasa mual. Sepertinya aku makan terlalu banyak,"

"Jam berapa kau tidur setiap malam?"

"Sejak kecil aku tidak bisa tidur terlalu malam. Dan sepertinya penyakit itu sekarang semakin parah. Aku sangat mudah mengantuk,"

"Apa—"

"Aku ke sini untuk mengambil hasil pemeriksaanku kemarin, Dokter. Kenapa kau malah bertanya hal-hal tidak penting seperti itu?" Potong Yesung kesal.

"Apa yang baru saja aku tanyakan berkaitan dengan hasil pemeriksaanmu, Jongwoon-sshi,"

"Memangnya bagaimana hasil pemeriksaanku? Apa kau akan mengatakan aku hamil?"

Dr. Kim terkekeh pelan mendengar ucapan Yesung, "Bukan hanya orang hamil yang mual-mual, Jongwoon-sshi,"

"Baiklah, kalau begitu cepat katakan bagaimana hasilnya?"

"Dimana orang tuamu? Mereka yang mengantarmu, kan?"

"Anni. Aku datang bersama temanku,"

"Bukankah kemarin aku sudah mengatakan agar kau datang lagi bersama orang tuamu?"

"Orang tuaku sudah meninggal, apa kau sudah puas?" Ujar Yesung semakin kesal.

"Ah, choseonghamnida,"

"Tunggu dulu, kenapa harus ada orang tuaku? Aku baik-baik saja, kan?"

.

.

.

Kyuhyun langsung berdiri dari kursinya begitu melihat Yesung keluar dari ruang pemeriksaan.

"Bagaimana?" Tanya Kyuhyun.

Yesung tersenyum kecil, "Aku hanya kelelahan. Mungkin ini karena aku terlalu serius mempersiapkan olimpiade kemarin,"

"Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk tidak terlalu serius? Jangan memaksakan dirimu hanya karena Siwon menjanjikan hadiah untukmu. Sekarang kau lihat akibatnya?"

"Kenapa kau jadi sangat cerewet seperti Umma-ku begitu?"

Kyuhyun tersenyum, "Aku hanya khawatir padamu, Yesung-ah. Kajja, aku akan mengantarmu pulang," Ujarnya seraya merangkul bahu Yesung dan menuntun namja manis itu keluar dari rumah sakit.

.

.

.

.

"Kau tidak menyuruhku masuk?"

"Anni. Aku ingin tidur. Gomawo~~" Seru Yesung seraya berlari masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Kyuhyun yang tertawa kecil di dalam mobilnya.

Yesung menjatuhkan dirinya di atas sofa di ruang tamunya. Ucapan-ucapan Dr. Kim di rumah sakit tadi kembali berputar-putar dalam ingatannya. Sama sekali bukan sesuatu yang sempat terpikirkan olehnya.

"Berapa banyak waktu yang kumiliki?"

"Aku tidak bisa memastikannya, Jongwoon-sshi. Bisa satu tahun, dua tahun, tetapi bisa saja hanya beberapa bulan,"

Yesung meraih ponsel di dalam saku celananya, mencari nama Siwon di kontak telepon sebelum kemudian menghubunginya.

"Siwonah.." Gumam Yesung lirih.

Tiga kali Yesung mencoba menghubungi Siwon, sebelum akhirnya panggilan keempat ia mendapatkan jawaban dari operator bahwa nomor Siwon sedang tidak aktif.

Air mata mulai membuat jalannya di kedua pipi mulus Yesung. Tangannya bergetar hingga ponsel dalam genggamannya jatuh ke lantai di bawahnya.

"Aku takut, Siwonah.. Aku takut.."

.

.

~ 예 원 ~

.

.

Bel berdering beberapa kali menandakan jam pertama hari ini akan segera dimulai. Siwon mengalihkan perhatiannya pada kursi di sebelah Kyuhyun yang sampai saat ini masih kosong. Tatapannya kemudian beralih pada Kyuhyun dan mendapati sahabatnya itu menggumamkan sesuatu padanya. Ia hanya menggeleng pelan begitu menangkap maksud Kyuhyun. Ia sendiri tidak tau.

Tiba-tiba pintu ruang kelas itu terbuka. Namun tidak seperti biasanya, kali ini wali kelas mereka tidak datang sendirian, melainkan bersama dengan seorang yeoja yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Guru paruh baya yang biasa dipanggil Mr. Park itu terlihat membisikkan sesuatu pada sang yeoja sebelum kemudian yeoja tersebut tersenyum pada seisi kelas yang langsung disambut dengan tatapan kagum terutama dari para namja di kelas itu.

"Anyeonghaseyo. Choi Sulli imnida. Mulai hari ini, aku akan belajar bersama kalian di kelas ini. Aku datang dari Amerika dan banyak hal yang tidak ku ketahui di sini. Jadi, mohon bantuannya," Ucap yeoja bernama Sulli itu seraya sedikit membungkukkan badannya.

"Baiklah, Sulli-sshi, silahkan duduk di sebelah sana," Ujar Mr. Park seraya menunjuk bangku kosong di sebelah Siwon.

"Nde. Kamsahamnida," Ucap Sulli sebelum kemudian duduk di sebelah Siwon.

"Wow, gambarmu bagus sekali," Puji Sulli ketika melihat gambar di atas meja Siwon.

Siwon menoleh dan menemukan siswa baru itu menatap kagum pada kertas gambarnya, "Benarkah?"

Sulli mengangguk, "Apa kau seorang pelukis?"

Siwon menggeleng, "Anni. Aku hanya hobi melukis dan menggambar. Apa kau seorang pelukis?"

"Anni. Aku sama sepertimu, hanya hobi melukis saja," Jawab Sulli seraya tersenyum, "Nama?"

"Ah, aku Choi Siwon. Senang bisa bertemu denganmu," Ujar Siwon seraya mengulurkan tangannya.

Sulli membalas uluran tangan Siwon, "Kau bisa memanggilku Sulli, Siwon-ah,"

"Arraseo," Balas Siwon sembari tersenyum.

Bel tanda istirahat berbunyi nyaring di setiap sudut sekolah. Sang guru segera mengakhiri pelajaran dan mengemasi buku-bukunya kemudian keluar dari dalam kelas disusul oleh para siswa. Kyuhyun beranjak dari kursinya dan menghampiri Siwon yang duduk beberapa meja di depannya.

"Yesung kemana?" Tanya Kyuhyun seraya menarik kursi di samping Siwon.

"Bukankah seharusnya kau yang lebih tau? Kemarin dia bersamamu, kan?"

"Setelah aku mengantarnya pulang dari rumah sakit, dia tidak menghubungiku lagi. Dia juga tidak menjawab telepon dan pesanku,"

Siwon sedikit melebarkan matanya, "Rumah sakit?"

Kyuhyun mengangkat alisnya, "Apa Yesung tidak memberitahumu? Beberapa hari yang lalu dia melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, dan kemarin hasilnya baru keluar,"

"Dia tidak memberitahuku apa-apa,"

"Kemarin Yesung mengatakan dia akan memintamu mengantarnya mengambil hasil pemeriksaan, tetapi saat pulang sekolah dia justru memaksaku untuk mengantarnya. Apa kalian masih bertengkar?"

Siwon menghela napas, "Aku bosan, Kyu. Kau tau sendiri bagaimana sifat Yesung. Dia itu terlalu manja dan egois,"

Kyuhyun tertawa kecil, "Kita sama-sama mengenal Yesung sejak kecil. Kau sudah tau dengan pasti bagaimana sifatnya, tapi kau tetap memutuskan untuk berpacaran dengannya, kan?"

"Tadinya aku berpikir mungkin Yesung bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu, tapi ternyata justru semakin parah,"

"Yesung hanya bersikap seperti itu pada kita, Siwon-ah, terutama padamu. Itu karena dia merasa nyaman berada di dekatmu. Setelah kecelakaan Kim Ajusshi dan Kim Ahjumma, hanya kita berdua dan orang tua kita yang dia percaya. Kau tau itu, kan?"

"Kau dan orang tua kita terlalu memanjakannya, Kyu. Itulah kenapa dia tidak pernah bisa menjadi dewasa,"

Kyuhyun kembali terkekeh, "Sebelum orang tua Yesung meninggal, orang tuaku dan orang tuamu sudah sangat menyayanginya. Jadi setelah orang tuanya pergi, wajar saja mereka semakin menyayanginya. Kau lupa bagaimana dulu orang tua kita berebut untuk membawa Yesung tinggal bersama mereka? Tetapi sayang sekali Yesung justu memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri. Beruntung orang tuanya sudah menjamin masa depan Yesung sebelum mereka kecelakaan,"

"Yesung sakit apa?"

"Kemarin Yesung mengatakan padaku dia hanya kelelahan,"

Siwon berdecak, "Dasar anak manja,"

"Yah!"

"Anak itu tidak pernah menjadi dewasa. Apa dia sengaja tidak masuk agar aku mengkhawatirkannya?"

"Ouch! Yesung pasti akan sangat terluka kalau mendengarmu mengatakan hal ini, Choi Siwon," Ejek Kyuhyun.

Siwon mendengus, "Aku akan menjenguknya setelah pulang sekolah. Kau akan datang bersamaku?"

"Tidak, aku ada urusan nanti. Kau pergi sendiri saja,"

"Baiklah,"

.

.

~ 예 원 ~

.

.

Yesung menghapus air mata yang lagi-lagi menetes di pipinya. Kegiatan monoton yang ia lakukan sejak tadi malam. Ia sama sekali tidak beranjak dari tempat tidurnya. Wajah yang sayu, mata sembab serta lingkaran hitam dibawahnya turut memperburuk keadaan namja manis itu.

Tangannya terus bergerak membelai wajah namja tampan di dalam foto berbingkai di tangannya. Foto dirinya bersama Siwon yang diambil beberapa bulan yang lalu di Lotte world saat ulang tahun Siwon yang ke 17.

"Apa kau benar-benar marah padaku, Siwonah?" Lirihnya sekali lagi, "Apa aku terlalu egois karena aku ingin kau selalu memperhatikanku?"

Yesung memejamkan matanya sejenak, sedikit mengernyit menahan rasa sakit yang kembali mendera kepalanya.

'Aku takut, Siwon..'

"Yesung?"

Yesung membuka matanya begitu mendengar suara yang begitu ia kenal memanggil namanya. Dan benar saja, iris caramel-nya segera menemukan sosok Siwon berdiri di depan pintu kamarnya.

Yesung buru-buru menghapus jejak air mata di kedua pipinya.

"Siwon?"

Siwon melangkahkan kakinya menghampiri tempat tidur Yesung kemudian duduk di samping kekasihnya itu.

"Kenapa tidak masuk?"

"A-aku hanya.. sedikit tidak enak badan. Tapi aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir," Ujar Yesung seraya tesenyum.

"Aku tidak khawatir," Jawab Siwon membuat senyuman Yesung sedikit memudar, "Karena aku tau kau baik-baik saja. Sekarang aku sudah datang menjengukmu, kau senang, kan?"

"Huh?"

"Bukankah ini yang kau inginkan? Kau ingin aku datang menjengukmu, kan?"

Yesung terlihat berpikir beberapa saat sebelum kemudian senyum di wajahnya benar-benar menghilang.

"Kenapa kau tidak pernah menjadi dewasa, Yesung-ah? Apa kau akan terus seperti ini, huh?" Tanya Siwon dengan nada lembut, namun entah mengapa itu tetap terdengar menyakitkan di telinga Yesung.

Yesung tersenyum kecil, "A-aku hanya ingin kau selalu memperhatikanku," Jawabnya tanpa menatap mata Siwon.

Terdengar Siwon menghela napas, "Tapi bukan seperti ini caranya,"

"Mianhae,"

"Jangan hanya meminta maaf. Berjanjilah kau tidak akan melakukan hal seperti ini lagi, arraseo?"

Yesung mengangguk pelan, masih dengan kepala tertunduk.

"Apa kau sudah makan?" Tanya Siwon seraya merapikan rambut Yesung yang sedikit berantakan.

"Su-sudah,"

Siwon tertawa kecil, "Kau tau, Yesung-ah? Ini adalah pertama kalinya sejak kita berpacaran kau mengatakan padaku kau sudah makan. Biasanya kau akan mengatakan kau tidak akan bisa makan kalau bukan aku yang menyuapimu. Itu benar-benar merepotkan,"

Yesung menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air mata yang mendesak ingin keluar dari caramel-nya ditambah rasa sakit di kepalanya yang semakin menjadi.

"Mi-mianhae, Siwon-ah. Aku ingin tidur. Apa kau bisa meninggalkan aku sendirian?"

Siwon mengangkat alisnya, "Aku pikir kau akan memintaku untuk tidur di sini,"

Yesung menggeleng seraya tersenyum kecil, "Lain kali saja,"

"Baiklah, lagipula aku juga harus pergi. Berjanjilah besok kau tidak akan bolos sekolah lagi, okay?"

Yesung mengangguk pelan.

Siwon tersenyum seraya mengacak rambut Yesung, "Baiklah, aku pergi dulu," Ujarnya sebelum kemudian keluar dari kamar itu.

"Nggh.." Yesung merintih seraya mencengkeram kepalanya. Air mata yang sejak tadi ia tahan kini mulai jatuh membasahi kedua pipinya.

Yesung mengubah posisinya menjadi berbaring, berharap dengan begitu rasa sakitnya akan sedikit berkurang. Namun ternyata rasa sakit itu justru menjadi semakin hebat.

"Siwoonhh.."

Kedua mata Yesung terpejam erat, namun sama sekali tidak menghalangi air mata yang mengalir semakin deras dari manik caramel-nya. Rasa sakit itu terasa semakin kejam menyiksanya, namun entah mengapa, ia merasa bukan itu yang membuat ia menangis. Ia seolah merasakan sesuatu yang lebih menyakitkan. Sesuatu yang membuat dadanya terasa begitu sesak dan perih di saat bersamaan.

.

.

~ 예 원 ~

.

.

"Bukankah aku sudah mengatakan aku akan baik-baik saja, Dokter?"

"..."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku tidak mau menghabiskan waktuku untuk menunggu kematian di tempat membosankan yang bernama rumah sakit itu,"

"..."

"Baiklah, aku pasti akan menghubungimu kalau terjadi sesuatu. Kamsahamnida,"

Klik.

Yesung mendengus kesal. Sebenarnya ia bukan tidak mau menghargai niat baik dokter muda yang terus membujuknya untuk menjalani perawatan di rumah sakit itu, hanya saja ia benar-benar tidak mau menghabiskan waktu di tempat yang menurutnya sangat menyebalkan tersebut. Ia ingin melakukan sesuatu yang lebih berguna, bermain bersama Siwon, misalnya.

"Siwon!" Yesung tersenyum cerah begitu melihat namja yang sudah ditunggunya selama hampir dua jam tadi terlihat berjalan menghampirinya.

Siwon tersenyum, "Kau sudah lama menungguku?"

"Anni. Aku juga baru datang," Balas Yesung sambil tersenyum, berbohong.

"Ada apa? Kebetulan sekali. Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu,"

"Benarkah? Aku hanya ingin memberikan ini padamu," Ujar Yesung seraya menyerahkan bingkisan di tangannya pada Siwon.

Siwon mengangkat alisnya, "Apa ini?"

"Buka saja!"

Masih dengan kening mengernyit, Siwon membuka bingkisan pemberian Yesung tersebut.

"Bukankah ini peralatan melukis?" Siwon menatap Yesung terkejut.

"Apa kau suka?" Tanya Yesung antusias.

Siwon terdiam. Sejauh yang ia tau, Yesung tidak menyukai hobi melukisnya. Apa yang membuat namja itu tiba-tiba memberinya peralatan melukis?

"Apa kau tidak menyukainya? Aku bisa membeli yang baru. Kau bisa memilih yang kau suka,"

"Tidak, Yesung-ah. Bukan seperti itu. Hanya saja, untuk apa kau memberikan ini padaku?"

Yesung kembali tersenyum, "Apa kau lupa? Ini adalah hari jadi kita yang ke dua tahun sebelas bulan. Kau juga seharusnya memberiku hadiah. Aku juga sudah menyiapkan dua tiket untuk menonton film malam ini,"

"Yesung-ah, sebenarnya aku.."

Yesung memiringkan kepalanya, "Kau ingin mengatakan apa?"

"Aku.. aku ingin.. aku.."

"Huh?"

"Aku ingin kita break, Yesung-ah," Ujar Siwon dengan suara pelan, namun cukup untuk membuat Yesung merasa seolah tersambar petir.

"Apa?"

"Aku tidak meminta untuk putus. Hanya saja, aku lelah dengan semua ini. Aku membutuhkan waktu untuk sendiri," Ucap Siwon mencoba memberi Yesung pengertian.

Yesung terdiam beberapa saat membuat Siwon menahan napasnya.

"A-aku harus pergi," Ujar Yesung sembari bangkit dari bangkunya, "Kita bisa menonton film lain kali. Terima kasih sudah datang," Lanjutnya seraya memaksakan sebuah senyuman sebelum kemudian bergegas meninggalkan tempat itu.

"Yesung-ah!"

.

.

~ 예 원 ~

.

.

"Mwo? Kau memutuskan Yesung?" Seru Kyuhyun dengan mata melebar.

"Aniya. Aku bukan meminta putus. Aku hanya meminta untuk break," Jawab Siwon seraya mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk.

"Apa pertengkaran kalian separah itu sampai kau harus meminta break?"

"Aku hanya membutuhkan waktu untuk sendiri, Kyu. Dan mungkin dengan seperti ini Yesung juga bisa menyadari kesalahannya. Dia harus tau bahwa dia tidak bisa terus-terusan menjadi egois. Aku ingin dia menjadi lebih dewasa,"

"Aku mengerti, Siwon-ah. Tapi Yesung tidak akan mengerti! Cara seperti ini tidak akan membuat dia menyadari kesalahannya. Kau tau itu!"

"Aku hanya mencoba, Kyu,"

"Mencoba tidak harus dengan melukai perasaan Yesung, Siwon-ah. Kau tau seberapa besar dia mencintaimu?"

"Dia memang mencintaiku, tapi dia tidak pernah menghargaiku,"

"Aku mengerti perasaanmu, tapi bukankah ada cara lain? Kenapa harus meminta putus?"

"Kau tidak mengerti! Aku sudah lelah dengan sikapnya. Kenapa harus aku yang selalu mengalah dan mengerti perasaannya sementara dia tidak pernah mencoba mengerti perasaanku? Dia selalu menuntut aku untuk mengikuti semua keinginannya tanpa pernah mau tau apa yang aku inginkan!"

"Yesung pasti bisa berubah kalau kau memberitahunya baik-baik, Siwon-ah,"

"Aku sudah memikirkan ini baik-baik, Kyu. Sebenarnya aku ingin mengatakan ini kemarin, tapi aku tidak tega karena Yesung sedang sakit, jadi aku baru mengatakannya tadi,"

Kyuhyun menghela napas, "Baiklah, aku tidak bisa melakukan apapun. Aku hanya tidak ingin kalian berdua terluka. Kalian sudah seperti saudara untukku,"

Siwon tersenyum, "Break bukan berarti persahabatan kita akan putus juga, kan?"

"Aku juga berharap begitu," Jawab Kyuhyun, "Aku akan ke rumah Yesung. Apa kau mau ikut?"

"Tidak. Aku ada janji hari ini,"

Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya, "Janji?"

"Sulli memintaku menemaninya mengunjungi galeri lukisan di kita ini. Baiklah, aku pergi dulu," Siwon menepuk bahu Kyuhyun sebelum kemudian berlari keluar dari kelas itu.

"Yah! Pikirkan lagi keputusanmu. Jangan sampai kau menyesal!" Seru Kyuhyun

"Arraseo!"

.

.

~ 예 원 ~

.

.

Kyuhyun melangkahkan kakinya memasuki kamar Yesung, mengedarkan pandangannnya menatap setiap sudut ruangan yang bisa dikatakan cukup besar itu. Ia sedikit mengerutkan keningnya saat tidak menemukan siapapun di ruangan bernuansa hijau tersebut.

"Yesung?" Panggil Kyuhyun.

Hening. Namun samar-samar Kyuhyun mendengar suara gemercik air dari arah kamar mandi yang berada di sisi kiri kamar Yesung.

"Yesung?" Kyuhyun memanggil sekali lagi, seraya menghampiri pintu kamar mandi yang tertutup itu.

"Uhk.."

Kyuhyun melebarkan matanya begitu mendengar suara seseorang terbatuk dari dalam kamar mandi.

"Yesung!" Kyuhyun berseru, kali ini dengan mengetuk kasar pintu kamar mandi Yesung.

Tidak ada jawaban. Yang terdengar justru suara Yesung seperti memuntahkan sesuatu dari dalam, membuat Kyuhyun semakin panik.

"Yesung, kau baik-baik saja? Jawab aku!"

Klek.

Pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok Yesung yang terlihat lemas dengan wajah pucat di sana.

Kyuhyun langsung menarik bahu Yesung dan membawanya mendekat, "Apa yang terjadi? Apa kau sakit?" Tanyanya cemas.

Yesung tersenyum lemah, "Anni. Sepertinya aku hanya kebanyakan makan,"

"Kau tau kau tidak bisa membodohiku dengan alasan seperti itu, Yesung!" Kyuhyun menatap Yesung tajam.

Yesung menyingkirkan tangan Kyuhyun dari bahunya kemudian berjalan ke menuju tempat tidur, "Apa aku terlihat seperti orang sakit, tuan sok tau?"

Kyuhyun memutar bola matanya, "Apa aku perlu menjawab itu? Wajahmu sangat pucat Yesung! Apa aku perlu memanggil Siwon untuk mengantarmu ke rumah sakit, huh?"

"Andwae!" Yesung langsung menatap Kyuhyun horor, "Jangan berani-berani memberitahu Siwon!"

"Baiklah, kalau begitu katakan yang sebenarnya,"

Yesung mengerucutkan bibirnya, "Aku hanya sedikit tidak enak badan, Kyu. Berhentilah bersikap berlebihan,"

Kyuhyun menghampiri Yesung dan menarik namja itu untuk duduk di atas tempat tidur, memeriksa suhu tubuhnya sebelum kemudian menghela napas berat.

"Aku tau kau sedang ada masalah, Yesung-ah. Tapi bukan berarti kau bisa mengabaikan kesehatanmu. Katakan padaku, kapan terakhir kali kau makan?"

"Baru saja,"

"Kau tau aku tidak bodoh,"

Yesung kembali mengerucutkan bibirnya, "Kalau kau sudah tau kenapa bertanya?"

Kyuhyun kembali menghela napas, "Tentang Siwon, aku sudah tau," Ujarnya membuat raut wajah Yesung langsung berubah. Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena beberapa saat kemudian Yesung kembali tersenyum, meskipun terlihat dipaksakan.

"Tidak ada yang terjadi. Mungkin Siwon hanya sedang emosi," Jawabnya tenang.

Kyuhyun menatap Yesung iba. Ia tau sebenarnya namja manis dihadapannya itu hanya sedang berusaha membohongi perasaannya.

"Yesung-ah—"

"Kami baik-baik saja, Kyu. Kau tidak perlu khawatir. Nanti malam kami akan menonton film bersama," Jawab Yesung masih dengan tersenyum.

"Benarkah?"

Yesung mengangguk semangat, "Aku sudah mengirim pesan padanya,"

"Baiklah, kalau begitu cepat mandi dan ganti baju!"

Yesung memiringkan kepalanya, "Kita mau kemana?"

"Ke rumahku. Aku tidak akan membiarkanmu makan fast food hari ini,"

Yesung mendengus, "Dasar cerewet!"

.

.

~ 예 원 ~

.

.

Siwonnie, aku menunggumu di depan bioskop, seperti biasa. ^^

Yesung membaca pesan yang baru saja diketiknya itu sekali lagi, memastikan tidak ada kata-kata yang mungkin akan membuat Siwon kembali marah padanya. Ia tersenyum kecil sebelum kemudian menekan tombol send pada ponselnya.

Benda berwarna hitam di pergelangan tangan Yesung masih berputar hingga menunjukkan pukul delapan malam, dimana artinya namja manis tersebut sudah duduk di tempat itu selama hampir satu jam menunggu kedatangan Siwon. Yesung semakin merapatkan jaketnya, melindungi tubuhnya dari udara malam yang terasa menusuk kulit, padahal musim dingin sudah berlalu beberapa bulan yang lalu.

"Kenapa Siwon belum datang?" Gumam Yesung seraya mengamati sekelilingnya, "Apa dia sedang sibuk?"

"Anni. Siwon pasti akan datang. Aku tidak boleh marah-marah lagi. Aku harus menunggunya dengan lebih sabar," Ucap Yesung seraya tersenyum. Ia melirik jam di pergelangan tangannya sekali lagi, sedikit menghela napas begitu melihat jarum jam tersebut kini sudah hampir menunjukkan pukul sembilan malam.

.

.

.

.

Kyuhyun baru saja akan pergi ke dapur untuk mengambil minuman ketika tiba-tiba pintu rumahnya terbuka. Namja berkulit pucat itu sedikit mengangkat alisnya begitu melihat Siwon berjalan memasuki rumahnya.

"Kenapa kau ada di sini?" Tanya Kyuhyun seraya menghampiri Siwon.

"Tadi aku mengantar Sulli pulang, dan ternyata rumahnya di daerah sini. Jadi aku memutuskan untuk mampir," Jawab Siwon seraya tersenyum.

Kyuhyun sedikit melebarkan matanya, "Jadi kau baru pulang jalan-jalan dengan Sulli?"

"Aku hanya menunjukkan beberapa tempat yang bagus di Seoul. Dan kau tau, ternyata Sulli itu seorang pelukis yang hebat! Tadi saat mengangtarnya pulang aku sempat melihat beberapa lukisannya dan itu sangat luar biasa!" Ujar Siwon antusias.

"Lalu Yesung? Bukankah kalian seharusnya menonton film?"

Siwon menggelengkan kepalanya, "Aku sengaja tidak datang,"

"Nde?"

Siwon menghela napas pelan, "Aku sengaja tidak datang agar Yesung marah padaku. Mungkin setelah ini dia akan memutuskan aku,"

Kyuhyun semakin melebarkan matanya, "Dan kau tidak memberitahu Yesung kalau kau tidak datang?"

Siwon kembali menggeleng, "Anni. Biarkah dia menungguku, itu akan membuat dia semakin kesal padaku,"

"Yah! Bagaimana kalau Yesung masih menunggumu di sana, huh? Kau tau, ini sudah hampir jam sepuluh malam! Apa yang sebenarnya kau pikirkan?!" Seru Kyuhyun marah.

Siwon menjatuhkan dirinya duduk di sofa ruang tamu Kyuhyun, "Aku hanya ingin mengakhiri hubungan kami, Kyu. Bukankah aku sudah mengatakan padamu? Aku lelah dengan keegoisan Yesung yang semakin menjadi,"

"Tapi tidak dengan cara seperti ini, Siwon-ah! Bagaimana kalau Yesung sakit lagi, huh?"

"Kau tidak tertipu dengannya, kan? Kemarin itu dia hanya pura-pura sakit agar aku memaafkannya,"

Kyuhyun menatap Siwon tidak percaya, "Bagaimana kau bisa berpikiran seperti itu? Yesung itu kekasihmu, Siwon-ah!"

"Justru karena aku kekasihnya! Aku sangat tau dengan pasti bagaimana sifat Yesung!" Seru Siwon.

"Dimana dia mengajakmu bertemu?"

.

.

.

.

Malam semakin pekat. Udara yang semakin dingin membuat tubuh Yesung sedikit menggigil. Ia tidak lagi terus menerus melihat jam tangannya, hanya duduk di sana dengan keyakinan bahwa Siwon pasti hanya terlambat seperti biasanya. Selama apapun Siwon terlambat, namja tampan itu pasti akan tetap menepati janjinya.

Biasanya ia akan terus mengirimkan pesan atau menelepon Siwon agar kekasihnya itu cepat datang. Namun kali ini ia tidak melakukannya. Untuk saat ini, ia tidak ingin terlihat egois seperti biasanya. Ia tidak ingin Siwon marah lagi padanya.

Hanya saja ia tidak bisa memungkiri, hatinya mulai merasa resah. Siwon tidak pernah membuatnya menunggu selama ini, apalagi tanpa menghubunginya terlebih dulu. Sesuatu mulai membuatnya takut.

"Apa kau baik-baik saja, Siwon-ah?" Gumamnya cemas.

Namun, tiba-tiba rasa sakit itu kembali datang. Rasa sakit yang membuat ketakutannya semakin nyata.

"Aku mohon jangan sekarang.." Ia kembali begumam lirih, namun kali ini lebih terdengar seperti sebuah rintihan.

Yesung memegangi kepalanya, mencoba untuk menekan rasa sakitnya. Namun sia-sia, rasa sakit itu justru terasa semakin menyiksanya.

"Siwonah.."

"Yesung?!"

Samar-samar ia mendengar seseorang memanggil namanya, sebelum akhirnya semua menjadi gelap.

.

To be continued~

.


.

A/N : Cuma ingin berbagi FF di ultah Daddy ^^

Sekaligus mau minta maaf sama reader FF Love For You yang di sini disontinued sampe chap 2

Mianhae, nggak bisa lanjut disini

Tapi kalo masih mau baca lanjutannya, bisa lihat ke facebook atau di blog yesungukefanfiction juga ada ^^

Dan aku juga minta maaf buat yang PM-nya nggak kebales

Sejak nggak publish disini aku nggak pernah buka-buka akun ini lagi

Sekali lagi, jeongmal mianhae *bow*