High School Hustle
Casts: GOT7 and Winner
Pairing: Markbam
Rating: T
Genre: romance, friendship
Warning: BL, Highschool!AU, typos, out of character
Disclaimer: storyline is mine and casts are God's
Notes: italics for native languages (Thai/Chin/Eng)
happy reading
.
Bandara Incheon pagi hari ini cukup ramai. Orang-orang berlalulalang di bandara ini, terutama di bagian kedatangan, pasti banyak orang yang menunggu kedatangan kerabatnya pagi hari ini. Namun ada seseorang yang baru saja tiba dari Negeri Gajah Putih alias Thailand. Ia adalah Khunpimook Bhuwakul atau panggil saja Bambam—ia mempunyai nama panggilan yang unik dengan saudaranya—Ia terlihat murung dengan iPhone-nya di tangan, memencet-mencet layar untuk menelpon seseorang.
"Mom, Bamie sudah sampai di Korea" (in Thai)
"Baguslah, sepupumu, Jinyoung sudah di sana untuk menjemputmu. Cari saja laki-laki berambut hitam dan mukanya imut."
"Tapi mom, di sini banyak yang seper—"
"Sudah ya, mommy sedang sibuk. Love you, son"
Sambungan tertutup. Bambam berdecih kesal. Jelas sangat banyak yang berpenampilan seperti itu. Ibunya bertingkah mengesalkan beberapa hari ini. Ia adalah satu-satunya alasan mengapa Bambam ada di bandara ini sekarang. Ibunya menemukan sekolah yang—menurutnya—bagus di Korea, sekolah seni. Bambam tidak lancer berbahasa Korea, ayahnya—yang orang Korea—tidak terlalu mementingkan Bahasa tersebut sehingga ia selalu menggunakan Bahasa Thailand dimana pun. Tingkat kekesalan Bambam memuncak ketika ia mengetahui bahwa sekolah yang ia tempati adalah sekolah homogen, alias sekolah yang isinya laki-laki semua. Beruntung sepupunya juga bersekolah di sana.
(Okay, back to the story.)
"Berambut hitam dan muka imut, apa tidak ada yang lebih spesifik lagi?" ucapnya sambal mengacak-acak rambutnya frustasi
Ia melihat ke sekelilingnya untuk mencari seseorang yang kira-kira adalah sepupunya. Ia berbalik ke belakang dan—
"WAAAH!" teriaknya saat melihat orang berdiri tepat di depan mukanya.
"Kau Khunpimook Bhuwakul kan?" Tanya seseorang di depannya. "Aku Park Jinyoung, sepupu jauhmu. Ahjumma pasti sudah memberitahu tentangku" lanjutnya
"Aish, ne. A-aku tau. Kau mengagetkanku saja!" balas Bambam dengan wajah kesal
"I'm sorry~" ucapnya "kajja, ayo kita ke dorm-mu!" Bambam terlihat bingung.
"D-dorm? Aku akan tinggal di dorm?" tanyanya
"Ah, ahjumma belum memberitahu ya kau akan tinggal di dorm sekolah? Aku juga tinggal di sana kok. Tenang saja, dormnya bagus kok, tidak beda jauh sama hotel. Sekolah kita kan elit. Kajja!" Jinyoung langsung menarik tangan Bambam ke mobilnya.
.
"Bambam-ah, bangun, kita sudah sampai!" Jinyoung mengguncang badan Bambam yang duduk di sebelahnya agar terbangun
"Eoh?" Bambam membuka matanya perlahan
"Kita sudah sampai di dorm. Ayo cepat turun!" Jinyoung pun turun dari mobil dan menurunkan barang bawaan Bambam.
Mulut Bambam terbuka sempurna. Benar kata Jinyoung, dormnya tidak beda jauh dengan hotel, lebih bagus malah. Bangunannya terlihat tinggi dan megah. Ia sedikit berterimakasih dengan ibunya. Ia segera tersadar dari pikirannya dan turun dari mobil dan segera menyusul Jinyoung untuk masuk ke dorm.
"Kau duduk saja dulu, biar aku yang urus kamarmu" ucap Jinyoung, dijawab oleh anggukan Bambam
Tak berapa lama, Jinyoung kembali dengan swipe card yang jelas akan menjadi kunci untuk masuk ke kamarnya.
"Ini, untuk masuk ke kamarmu. Ada di lantai 7, kamarku di lantai 5 dan semua fasilitas ada di lantai 10. Perlu aku antar tidak?" ujar Jinyoung sambil memberikan swipe card-nya ke Bambam.
Kamar 714.
"Gak usah, Jinyoungie. Terimakasih telah membantuku~" ujar Bambam dengan senyumannya
"Aigoo, kiyeowo! Ne, sama-sama. Aku harus pergi sebentar, kita ketemu nanti malam ya! Annyeong~" Balas Jinyoung dibalas lagi dengan lambaian Bambam dan segera melangkah pergi
Baru beberapa langkah, ia berbalik.
"Ah, Bamie, kau beruntung mendapatkan roommate seperti dia"
.
Akhirnya aku selesai merapikan barang-barangku. Kamar ini cukup besar untuk dihuni dua orang. Karena tempat tidur di sebelah kanan sudah ditempati, jadinya mau tak mau aku menempati tempat tidur yang kiri.
Aku mengitari seisi ruangan ini. Ruangan ini sudah layaknya apartment. Ada TV, dapur, kamar mandi dengan bath tub, balkon, bahkan ada studio kecil di sudut ruangan. Dan roommateku bernama Mark Tuan. Sepertinya ia bukan orang Korea, namanya sama sekali tidak ada unsur Korea-nya. Ia juga seorang atlet wushu dan sepertinya anggota OSIS di sekolah.
'kau beruntung mendapatkan roommate seperti dia'
Dan…. apa maksud Jinyoungie berkata begitu? Apa untungnya sekamar dengan anggota OSIS dan atlet wushu? Bisa-bisa aku babak belur dibully sambil dihajar dengan teknik wushu-nya itu. Dasar aneh.
Aku duduk di sofa sambil menonton acara kesukaanku, Pororo. Ya, Pororo. Penguin lucu itu. Walaupun aku sudah 16 tahun, namun aku masih setia menonton Pororo. Lucu sih. Ya lebih baik daripada tidak ngapa-ngapain sambil nunggu Mark Tuan itu datang
.
"Ne sonsaengnim, aku akan memberikan proposalnya besok!" ujar seorang namja—yang sedang menelpon seseorag—
"Ne, selamat malam sonsaengnim!" ujarnya lagi.
Ia segera menggesek kartunya dan masuk ke kamarnya. Kamar 714.
Siapa lagi kalau bukan Mark Tuan? Setiap kamar hanya dihuni dua orang kan. Mark Tuan adalah seorang anggota OSIS—sesuai dugaan Bambam—dan memangku jabatan ketua. Ia juga adalah seorang atlet wushu dan sekarang ia sedang mempelajari martial arts. Wajahnya yang tampan dapat melelehkan semua orang yang melihatnya, yeoja maupun namja. Mark adalah anak yang pendiam, namun ia bisa menjadi sangat berisik jika sudah bersama sahabat-sahabatnya. Ia juga ahli dalam bidang rap, ia mengambil kelas rap pula di sekolah. Dan seperti halnya Bambam, ia bukan orang Korea, ia lahir di Amerika namun kedua orangtuanya adalah orang Taiwan.
(back to the story)
Mark terkesiap saat melihat seseorang tengah tertidur di sofa depan TV. Ia adalah Bambam. TV-nya menyala, dan Mark segera mengetahui kalau ia habis menonton TV, tepatnya Pororo. Mark tau kalau aka nada anak pindahan, namun ia tidak mengetahui kalau ia akan sekamar dengannya. Mark memperhatikannya dengan seksama.
"Cute and adorable" ucapnya saat melihat wajah Bambam.
"He's from Thailand, isn't he?" Mark berbicara sendiri.
"He doesn't look like one" ia berbicara sendiri lagi.
"Why did he fall asleep here?" lagi.
"Oh, I guess he must be bored watching that penguin thingy" lagi.
"Should I bring him to the bed? He's my new roommate right?" lagi.
"Yes, I should have. He must be tired." Dan lagi. Namun kali ini Mark segera mengangkat tubuh Bambam dengan gaya bridal style.
"Oh my God. He's so light. Has he eaten anything for this past months?" ia melihat badan Bambam yang bisa dibilang kecil untuk ukuran laki-laki. Tubuhnya ramping dan tidak terlalu tinggi.
Mark menidurkan Bambam di tempat tidurnya. Ia melihat ke bagian kiri kamarnya—tempat Bambam—hampir semuanya dipenuhi dengan warna neon. Ia juga menempel tiga buah poster di dindingnya, poster band terkini, Infinite dan AOA dan….Pororo? jadi orang Thailand ini benar-benar gemar Pororo. Ia melihat ke bawah, ia juga mengganti sprei miliknya sendiri dengan gambar Pororo bahkan ia mempunyai boneka Pororo juga. Namun barang-barang pribadinya diwarnai dengan warna-warna mencolok. Mark menggeleng-gelengkan kepalanya melihat roommate barunya. Sunggu menggemaskan.
Mark segera beranjak dari tempatnya berdiri dan beranjak untuk mandi, mengingat ia masih mempunyai proposal yang harus ia selesaikan dan diberikan ke gurunya besok. Sungguh berat menjadi ketua OSIS.
.
Umm, dimana aku? Tempat tidurku? Bukankah tadi aku masih di sofa sambil menonton Pororo? Siapa yang membawaku kesini?
Aku melihat ke sekelilingku. Aku melihat seorang namja tengah duduk di depan meja berlajarnya dengan laptop menyala, terlihat sedang mengetik sesuatu. Itu pasti Mark Tuan. Ah ia menggunakan earphone. Apa aku tadi mendengkur sehingga ia terganggu karenaku?
Aku segera turun dari tempat tidur, berniat untuk menyapa dia. Tak lupa membereskan rambutku terlebih dahulu, rambutku selalu berantakan sehabis bangun tidur. Aku berjalan ke arahnya degan hati-hati. Kok aku menjadi gugup seperti ini ya? Padahal hanya ingin berkenalalan dengan roommate baru saja.
Dengan ragu-ragu aku menepuk pundaknya.
.
Bambam menepuk pundak Mark pelan. Mark membalikan badannya, melihat orang yang tadi ia gendong berdiri di depannya dengan muka tertunduk dan merah. Ia sangat senang dengan pemandangan di depannya ini. Mark bukan seorang gay, namun ia mengakui bahwa Bambam sangatlah imut untuk ukuran seorang namja.
'Holy shit. Kenapa ia tambah imut waktu bangun? W-what! Okay, Mark, you're definitely not a gay person. Stay cool' pikir Mark.
'Ya Tuhan, Mark Tuan lebih tampan daripada yang di foto. Ia juga sangat berkarisma. Tatapannya juga tajam. Ah, mungkin ini love at the first sight?' pikir Bambam.
"A-ah, annyeonghaseyo, namaku Khunpimook Bhuwakul. Panggil saja Bambam! Aku dari Thailand, semoga kita dapat berteman baik!" ucap Bambam dengan 'awkward Korean'-nya
"Hm, annyeong. Aku Mark Tuan. Aku ketua OSIS di sini, kau bisa bertanya apa saja kepadaku. Selamat datang di sekolah ini, Bambam!" ucap Mark sambil tersenyum.
"K-ketua OSIS?" mata Bambam melebar karena kaget.
"Iya, kenapa?" Tanya Mark
"K-kau tidak akan membullyku kan?" Tanya Bambam balik
Mark tertawa kecil, kemudian mencubit kedua pipi Bambam. "Apa ini termasuk membully?"
Muka Bambam memerah padam karena perlakuan Mark, ia mengerucutkan bibirnya.
"Aw hyung, sakit!" ringis Bambam
"Hyung? Bukannya kita seangkatan ya?" Tanya Mark
"Um, aku ikut kelas akselerasi, hyung. Aku masih 16 tahun." Jawab Bambam sambil duduk di Kasur milik Mark.
Mark menganggukkan kepalanya.
"Hyung sedang mengerjakan apa? Perlu Bamie bantu?" Tawar Bambam
"Aniyo" balas Mark.
"B-baiklah. Bamie mau mandi ya hyung!" ucap Bambam kemudian langsung beranjak ke kamar mandi.
Mark hanya berdehem sebagai jawaban dan kembali focus ke proposalnya.
Beep beep
Handphone Mark berbunyi. Sebuah message masuk.
From: Babo Wangkong
Ssup bro! Denger-denger, anak baru itu sekamar sama hyung ya? orangnya gimana hyung?
"Haish, Wang Jackson gak pernah bisa diem ya" ucapnya sebelum membalas pesannya
To: Babo Wangkong
He's nice, tiny, cute, adorable, and childish? Pokoknya dia imut menurutku. Absolutely your type.
"What did I just write-" Semua salah Wang Jackson
Ia kembali menulis proposalnya.
Beep beep
"WANG JACKSOOOON" teriaknya. Bagaimana ia bisa konsentrasi!
From: Babo Wangkong
Seriously? Hati-hati hyung, nanti hyung jadi gay cuma gara-gara anak baru yang menurutmu imut.
"Shit" umpatnya
To: Babo Wangkong
Never.
Oh iya, ia sekelas denganmu. Jangan bully dia. He's pure and innocent.
Mark mematikan HP-nya. Karena ia tidak ingin diganggu oleh teman-temannya. Ia butuh menyelesaikan proposalnya kalau tidak ia akan dibunuh oleh Mr. Kim. Namun baru ia akan menyentuh laptopnya lagi, perutnya berbunyi. Ia segera beranjak ke dapur dan mengambil sebungkus snack dan sekaleng coke. Ia berjalan kembali ke kamar sambil membuka kaleng coke-nya.
"O-oh! Mark hyung!" ucap seseorang yang baru keluar kamar mandi
"Bambam, ka—"
Langkah Mark terhenti. Kaleng coke dan snack pun jatuh.
'Shit.'
TBC.
