Every move is magic

By Lee Lolina

Rate T

Genre: Adventure/Frindship

Sumarry: Kyuhyun dengan kebiasaannya yang suka terlambat malah mendapat masalah aneh, bukan sekedar hukuman seperti membersihkan toilet atau diskors, melainkan hukuman untuk menyelesaikan sebuah tantangan di dunia aneh. Dunia penuh imajinasi seperti Alice in Wonderland. Atau ini lebih tepat disebut permainan untuk menyenangkan seseorang?

.

.

.

.

.

Kamar itu besar sekali. Dan juga gelap. Hanya ada beberapa lilin kecil saja yang memberikan penerangan. Kamar itu juga dikelilingi dinding yang sangat kokoh. Terbuat dari batu besar seperti dinding istana dan bukan terbuat dari batu bata biasa. Ruangan itu juga jika saja lebih diberikan penerangan yang lebih, dapat terihat perabotan mewah dan sebuah tempat tidur bertirai dengan ukuran queen size berada di tengah ruangan.

Di atas tempat tidur itu, tidurlah seorang pemuda dengan perawakan wajah yang sangat manis. Kulitnya seputih susu. Rambutnya sehalus kain sutra. Wanginya seharum bunga-bunga, tapi tampaknya semua itu dia tidak sadari dan ketahui. Hanya orang-orang disekelilingnya yang terus merawatnya hingga masih seperti ini.

Sudah bulanan dia tertidur. Tidak bangun-bangun dari alam sadarnya. Tertidur seperti putri di dongeng Sleeping Beauty yang jika dicium oleh pangeran akan terbangun kembali, tapi sayangnya ini bukan dongeng. Tidak semudah itu membuat pemuda yang tertidur ini terbangun dari tidur panjangnya.

Sudah puluhan ilmuan ternama di dunia disewa oleh ayahnya untuk membangunkan putra tercintanya, tapi semuanya berkata ini adalah hal yang langkah. Baru saja terjadi. tidak ada alasan pasti kenapa anak ini bisa tertidur. Dan tidak ada alasan pasti pula bagaimana membangunkan anak ini.

Lalu suatu hari seorang ilmuan datang dengan sendirinya kekediaman pemuda itu. Namanya tidak tersohor atau bahkan tidak ada apa-apanya dengan ilmuan-ilmuan terkenal dan pintar yang disewa ayah anak itu, tapi dalam keadaan yang kalut, ayah anak itu menerima siapa saja yang bisa menyembuhkan anak satu-satunya, walaupun sering kali para penjahat menggunakan kesempatan itu untuk menyusup masuk ke dalam.

Ilmuan dengan penampilan tidak menunjang itu, datang menemui sang ayah dan mengatakan semua apa yang dia ketahui mengenai penyakit yang diderita oleh sang pemuda. Sang ayah dan juga sang ilmuan kini berada pada ruangan khusus yang besar, seperti ruang pertemuan dimana hanya ada mereka berdua. Mereka duduk saling berhadapan dengan halangan sebuah meja cukup besat dan panjang serta ukiran-ukiran rumit pada meja berlapis emas itu.

Ilmuan itu lalu mulai pembicaraan dengan mengatakan bahwa penyakit itu adalah penyakit Sleeping Death-itulah nama penyakit yang dinamakannya-yang jarang terjadi di kota, tapi banyak terjadi pada daerah desa-desa terutama tempat lahir dan tinggal ilmuan itu.

Katanya, penyakit Sleeping Death itu menjangkit seseorang yang sedang dalam emosi yang labil atau mendapatkan tekanan yang membuatnya depresi, stress dan seperti ingin bunuh diri, tidak ingin ada di dunia ini lagi. Penyakit itu banyak ditemukan di daerah pedesaan karena tentu saja ekonomi yang tidak bagus, dan fasilitas, dan juga jangan lupa perbudakan sangat kental di sana. Akan banyak orang yang ingin untuk mengambil nyawanya sendiri dan muncullah penyakit itu.

Sang ilmuan berkata bahwa, mungkin saja virus Sleeping Death itu sudah mulai menular masuk ke dalam kota melalui perantara angin yang sangat bagus. Sang pemuda yang saat itu sedang mendapat tekanan berat dari lingkungannya akan sangat mudah terjangkit penyakit itu dan akhirnya terlelap hingga sekarang.

Sang ayah yang mendengar perkataan itu hanya bisa terdiam. Sepertinya perkataan sang ilmuan benar adanya. Lalu sang ayah mulai bercerita bahwa dulu, sehari sebelum sang anak tertidur dan tidak bangun lagi, dia dan istrinya bercerai. Anak terakhir mereka dibawa oleh sang istri dan anak pertama yaitu sang pemuda dibawa oleh ayahnya. Mungkin itulah yang menyebabkan kenapa penyakit itu bisa bersarang pada anaknya.

Setelah selesai bercerita sang ayah pertanya pada sang ilmuan, "Apakah penyakit ini bisa menimbulkan kematian?"

Sang ilmuan menjawab,"untuk apa saya menamakan penyakit itu dengan nama Sleeping Death jika tidak menimbulkan kematian? Penyakit itu akan menimbulkan kematian setelah sang korban kurang lebih terjangkit selama tiga tahun. Sebetulnya bukan penyakit itu yang menyebabkan kematian, tapi prosesnya sang terjakit tidak mendapatkan asupan makanan dan daya kerja tubuhnya akan mulai turun dan turun sampai tidak bisa bekerja lagi dan akhirnya meninggal. Sama seperti orang yang terkena koma jika tidak segera bangun."

"Kau yakin anakku terjangkit Sleeping Death? Kau sendiri mengatakan bahwa ini sama dengan koma. Bisa saja anakku hanya terkena koma dan akan segera bangun," ucap sang ayah dengan sedikit nada dikeraskan.

"Mungkin, tapi Anda sudah menyewa puluhan ilmuan yang bahkan mengatakan itu bukan koma. Mereka tidak bisa menemukan jawabannya karena tentu saja mereka tinggal di kota yang masih belum terjangkit penyakit itu. Beda dengan saya yang tinggal di tempat asli penyakit itu dan lagi, gejala yang terlihat oleh anak Anda sama dengan gejala yang ditimbulkan oleh ibu saya yang dulu terkena penyakit itu," jelas sang ilmuan.

"Bagaimana dengan ibumu?"

"Dia sudah mati. Tidak bisa diselamatkan."

Diam. Hening. Tidak ada yang berani berkomentar.

Sang ayah hanya tersenyum lemah."Berarti memang anakku akan mati juga sama seperti ibumu."

"Tidak." Sang ilmuan langsung membantah dengan cepat. "Anakmu bisa selamat. Perbandingannnya memang seimbang, tapi itu lebih baik daripada ibuku yang saat itu perbandingannya 1:99."

Sang ayah menaikan sebelah alisnya. "Apa maksudmu anak muda?"

"Sesaat ibuku meninggal, saya berpikir keras bagaimana membuat sesuatu yang bisa menyelamatkan semua orang dari penyakit itu. 5 tahun saya bekerja untuk mencari sesuatu itu," jelas sang ilmuan.

Sang il muan mengeluarkan sesuatu dari jas lab usang yang dikenakannya. "Ini adalah mikrochip yang ada di dalam kaca tipis ini bisa merekam segala sesuatu dengan sangat jernih hampir seperti aslinya dan akan membuat sang penikmat akan merasa seperti dialah yang juga ikut dalam segala kegiatan yang terekam itu."

Sang ilmuan meletakkan kaca tipis itu di atas meja berlapis emas itu. "Yang membuat sang korban tertidur adalah karena adanya tekanan batin, masalah, stress, impian yang tidak terkabulkan dan yang lainnya. Lalu saya mulai berpikit bagaimana jika membuat semua hal negatif itu hilang? Kita bisa membuatnya hilang dengan memberikan semacam motivasi, memperlihatkan keadaan yang lebih baik dari keadaan terakhir yang dilihatnya atau mengabulkan satu impiannya."

"Lalu kau membuat mikrochip itu untuk membuat sang korban melihat kenyataan yang lebih baik, tapi kau yakin itu bisa membuatnya terbangun?" tanya sang ayah.

"Tidak sepenuhnya, tapi seseorang yang mempunyai keinginan kuat untuk sembuh dari suatu penyakit maka akan sembuh tapi yang pesimis penyakit itu malah semakin mengerogotoinya sama seperti penyakit itu. jika dia sudah menemukan arti hidupnya, semangatnya, ada keinginan untuk melanjutkan hidup lagi maka dia akan melawan penyakit itu dan presentasinya 90% bahwa dia akan segera bangun. Dia rindu dengan tempatnya menjalani kehidupan ini," jelas sang ilmuan.

"Kau jenius anak muda. Aku akan membayar mahal akan hal ini dan merekomendasimu menjadi salah satu ilmuan di laboratorium terkenal. Bakatmu tidak bisa disia-siakan," sang ayah menawarkan tawaran yang menggiurkan.

Tapi rupanya sang ilmuan menggelengkan kepalanya. "Anda tidak perlu membuang-buang uang Anda untuk sesuatu yang belum pasti seperti itu dan masih banyak orang yang bahkan lebih pintar yang seharusnya mendapatkan tawaran Anda."

"Tapi, aku harus memberikan balas budi," ucap sang ayah.

"Bagaimana dengan menguji mikrochip itu? Bila benda itu memang bisa membuat anak Anda terbangun, saya ingin berpesan satu hal yaitu supaya Anda memproduksi benda itu secara massal dan membagikannya ke daerah pedesaan dengan gratis supaya semua orang yang ada di sana yang terjangkit bisa sembuh. Itu lebih baik daripada hanya saya yang mendapatkan kesenangan sementara," ucap sang ilmuan dengan penuh keyakinan.

Sang ayah dari anak yang menjadi korban penyakit itu hanya bisa terdiam. Dia sangat salut dengan hati yang mulia anak ini. Biasanya, orang-orang akan mulai memberikan nominal tinggi, memeras kekayaan yang ada padanya, tapi tidak dengan anak ini. Dia malah lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri.

"Aku akan mengabulkan permintaanmu itu, tapi aku tetap harus memberikanmu imbalan," ucap sang ayah ngotot.

Sang ilmuan menghelah napas dan berpikir sejenak. Sebetulnya ada satu hal yang ingin sekali lagi dimintanya, tapi hal itu sangatlah berat dan juga bisa dibilang ilegal, tapi sepertinya dia harus mengatakannya karena orang yang ada di depannya ini sangat keras kepala. "Bagaimana dengan membiarkan saya melintasi waktu dengan menggunakan mesin waktu yang Anda punya?"

"Itu mustahil dan juga ilegal, tapi mungkin aku bisa mempertimbangkannya ketika kau menyebutkan alasan yang tepat dan meyakinkanku bahwa kau tidak akan menyalahgunakannya."

"Terlalu menyedihkan untuk tinggalkan di zaman dimana ibumu mati dan kau tidak bisa lupa akan kejadian itu untuk selama-lamanya. Masa lalu kelam itu akan terus menjadi bayang-bayang hidup saya sampai kapapun. Saya tidak akan pernah bisa melupakannya seperti yang lainnya. Semuanya akan tampak jelas tanpa ada samar sedikitpun," ucap sang ilmuan.

"Kau pengidap-"

Sang ilmuan langsung memotong perkataan sang ayah. "Ya, Hypertymestic Syndrome."

"Tapi, hanya dengan berpindah dimensi saja kau tidak akan bisa melupakannya."

"Aku punya cara sendiri yang tidak boleh Anda ketahui."

Sang ayah lalu mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya yang mahal itu. sebuah kunci yang terbuat dari kristal berwarna keunguan. Tidak lupa juga dengan design mata kunci yang sangat rumit.

"Kita menukarkan barang itu dengan barang ini," ucap sang ayah.

Sang ilmuan tersenyum, tapi sebelum kunci itu berada di tangannya, sang ayah lagi-lagi mengutarkan sebuah pertanyaan,"dari mana aku tahu bahwa mikrochip ini tidak diselipkan racun berbahaya yang bisa membuat anakku mati? Kau tahu aku orang kaya yang dibenci dan akan banyak orang yang menginginkan penderitaanku."

"Percayalah. Aku tidak mungkin melukai anak sebaik dia. Alasanku datang ke sini bukan semata-mata supaya Anda yang kaya raya dapat memproduksi mikrochip itu dan membagikannya kepada orang-orang di desa saya, tapi saya memang ingin menyembuhkan anak Anda sendiri karena alasan tertentu." Ilmuan itu tersenyum terakhir kalinya untuk orang-orang di zaman ini, lalu mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam black hole yang tercipta oleh mesin waktu yang ada di depannya.

.

.

.

.

.

.

Sang ayah mulai membuka-buka album milik anaknya. Mengenang senyuman manis yang kemungkinan tidak akan pernah dilihatnya lagi. Lalu dia menemukan sebuah surat yang diselipkan anaknya,

Aku senang sekali bisa mengunjungi desa yang ada diseberang timur itu! banyak sekali berbagai macam tanaman yang tidak pernah kulihat di kota. Dimana-mana padang rumput seperti makanan sehari-hari. Hutan-hutan yang rimbat dan juga penuh imajinasi! Aku jadi pingin bertualang seperti Alice in Wonderland dan lainnya. Apalagi aku ketemu dengan anak yang sangat baik! Aku ingin ketemu dengannya lagi suatu saat.

Di bawah dari amplop surat itu, ada sebuah foto yang berukuran sangat besar. Letaknnya sangatlah sebab hanya ada satu foto iyu yang terpajang sendiri, tidak seperti yang lainnya yang biasa terpajang berpasangan.

"Panggilkan ilmuan Tan Hangeng. Ada project yang ingin kubaerikan padanya dan setelah selesai, aku akan memanggil ilmuan itu kembali lagi," ucapnya dengan ambigu.

.

.

.

.

.

.

Year 2012 [09.00 AM]

Dengan tergesa-gesa anak itu berlari menabrak siapa saja yang ada di depannya. Matanya terbulatkan ketika menangkap sebuah banguann mewah yang ada di depannya dengan pintu gerbang yang hampr tertutup. Hanya tersisa cela 5 cm saja.

Anak itu menghelah napas. Dia lalu mengambil jalan alternatif lain dengan berbelok ke arah kanan pada tempatnya berdiri sekarang yang membuatnya para petugas piket itu tidak akan melihat bahwa dia terlambat. Lalu ketika sampai di bagian paling ujung dari bangunan itu, dia memanjat dengan cepat dan terjatuh pada semak-semak yang ada di sana.

Tanpa mempedulikan penampilannya yang berantakan, dia dengan cepat menoleh ke arah kanan dan juga kiri untuk memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang meyadarinya datang terlambat dan menggunakan pintu gerbang yang tidak biasa.

Baru saja dia bernafas lega, tubuhnya menengang ketika mendengar suara yang tidak asing baginya. "Kau terlambat lagi,ya, Tuan Cho Kyuhyun terhormat? Akan kuberikan kau hukuman yang sangat berat supaya kau kapok!" seruan itu berasal dari guru piket dan juga sekaligus guru matematika tersadis dengan hukumannya. Terakhir kali, anak itu, terlambat, dia disuruh untuk membersihkan ruang planetarium yang sangat berdebu dan jarang digunakan. Sekarang apa coba?

"Kau akan merapikan semua buku yang ada di perpustakaan bocah sialan," ucap Kim Heechul, nama lengkap dari guru sadis itu.

Kyuhyun, anak yang tukang bikin malasah itu hanya bisa menganga lebar dan berwajah pucat. "Kau gila! Kau menyuruhku merapikan ruangan paling membosankan yang tidak akan pernah kuinjaki yang berukuran dua kali lipat dari lapangan sepak bola!" anak itu berteriak dengan suara keras.

Heechul memukul kepala Kyuhyun dengan keras. "Dasar! Kemana tata bicara sopanmu terhadap orang yang lebih tua apalagi gurumu, hah? Sudah cepat pergi sana! Atau kau mau aku menambah hukumanmu nanti?"

Kyuhyun dengan cepat berdiri dan berlari secepat mungkin meninggalkan guru sadis itu.

Sang guru yang tersenyum kecil melihat reaksi anak didiknya yang lumanyan lucu, tapi segera digelengkan kepalanya ketika orang itu adalah bocah pembuat masalah seperti Kyuhyun. Heechul mengeluarkan sebuah jam antik dari saku celananya. Jam itu aneh. Mulai dari design apalagi jarum dan angka yang tertera di sana.

"Sudah waktunya, tuanku. Sudah waktunya," ucapnya dengan suara sekecil bisikan. Lalu dia mulai kembali memasukkan jam aneh itu dan segera berjalan kembali ke gedung sekolah utama untuk mulai mengajar di kelas jam pertamanya ini. jangan sampai dia dicap sebagai tukang terlambat sama dengan bocah itu.

.

.

.

.

.

.

Kyuhyun mendobrak pintu perpusatakaan yang terbuat dari kayu mahoni berkualitas tinggi itu dengan sangat keras. Sang penjaga perpustakaan, Shindong, langsung terkaget.

"Wah, aku tidak pernah melihatmu. Kau kalangan dari orang-orang itu,ya?" Shindong tertawa kecil meremehkan sambil tetap memegang sebuah buku.

Kyuhyun masih saja mengatur napasnya. Posisinya sekarang sedang dalam keadaan sedikit bungku, tangan bertumpu pada kedua lutut, dan pandangan, kepalanya tertunduk ke bawah, tapi setelah mendengar perkataan Shindong, dia langsung mengangkat kepalanya dan menatap penjaga perpustakaan itu dengan tatapan sinis.

"Diam kau bakpao. Lebih baik kau kembali membaca buku dan ngemil untuk membuat badanmu semakin bulat," Kyuhyun melontarkan kata-kata menusuk.

Shindong menatapnyanya dengan tatapan marah, tapi dia tetap diam. 'Sial anak ini,' batin Shindong kesal.

"Kau berhenti mengomel. Cepat bersihkan perpustakaan ini. aku bahkan hampir tidak bisa melihat judul-judul buku yang tercetak pada ribuan buku di sini karena tebalnya debu. Cepat lakukan atau aku akan membuat Heechul semakin memperberat hukumanmu," ucap Shindong dengan datar. Dia kembali mengalihkan perhatian dengan membaca buku yang sempat dilupakannya tadi.

"Cerewet! Aku baru saja mau melakukanya!" Dan setelah berkata itu, Kyuhyun denan jalan ogah-ogahan dan hentakan kaki kasar karena kesal, menuju salah satu rak yang dengan tempatnya berada berjalan, tapi langkahnya berhenti saat mendengar seruan dari penjaga perpustakaan itu.

"Berhenti! Kau itu memang suka sekali yang praktis,ya? rak yang berada di dekatku itu sudah pasti sama sekali tidak berdebu, tapi beda dengan rak-rak buku yang berada di paling belakang. Mereka semua berdebu tidak karuan. Rak-rak itulah yang harus kau bersihkan. Jangan lupa juga dengan rak-rak buku yang berada di lantai atas," ucap Shindong dengan panjang lebar.

Kyuhyun dengan slow motion membalikkan kepalanya menatap Shindong sambil memainkan sudut bibirnya ke kiri tanda dia sebal dan juga jangan lupa alis dan dahi yang berkerut bukan main. 'Sialan bakpao gendut ini,' batin Kyuhyun kesal.

'Haha... aku berhasil membalas bocah tengik itu. satu sama,' batin Shindong senang. Dia bersusaha menutupi senyuman dan ketawanya di balik buku besar dan tebal yang sedang dibacanya.

"Apa yang kau tunggu lagi? Hush! Cepat pergi sana dan selamat bekerja!" seru Shindong.

Tidak mau melihat wajah Shindong yang seperti mengejeknya, Kyuhyun segera pergi dari sana dengan cepat, masih seperti sebelumnya, dengan hentakan kaki yang keras.

Wajah ekspresi suram langsung terpampang pada wajah Kyuhyun. "Aku disuruh membersihkan rak sampah penuh debu berumur berabad-abad dalam waktu mainku yang berharga?" sepertinya urat nadi milik Kyuhyun sudha mulai tampak disisi dahinya.

"Sial. Lain kali aku harus mengerjai kedua manusia menyebalkan itu habis-habisan," gerutunya sambil mulai memilih satu buku untuk dibersihkannya pertama kali, tapi kemudian dia berhenti. Tampak memikirkan sesuatu.

"Err... dengan apa aku akan membersihkan buku ini?" tanyanya entah pada siapa,"masa aku harus kembali lagi? Gila, untuk sampai ke sini saja tenagaku rasanya sudah hampir terkuras semua." Yeh, itulah repotnya punya perpustakaan super besar.

Dengan kesal dan tanpa sadar, Kyuhyun mendendang rak buku yang ada di depannya. Kyuhyun baru saja menyadari kebodohannya itu dan tidak bisa menghindar dari kesialan lain yang akan menimpanya lagi karena kesalahannya lagi.

Rak buku itu perlahan bergetar dan tampak seperti akan mau tumbang dan beberapa detik kemudian hal itu terjadi. rak buku itu tumbang, tapi untung saja karena di belakangnya ada tembok, rak buku itu berhenti terjatuh dengan si tembok sebagai peyangganya, tapi muatan itu dengan beruntun terus berjatuhan dan seperti membuat kuburan kertas untuk Kyuhyun.

Kyuhyun merentangkan kedua tangannya dengan keras ke atas untuk membuat celah untuknya dan kemudian dia membuat badannya lurus dan kepalanya keluar dari tumpukan buku itu, walau dia sekarang masih keadaan duduk.

"Puehh! Sial. Kenapa nasibku sial sekali kali ini?!" Dia memuntahkan debu-debu yang masih ke dalam mulutnya dan membersihkan wajahnya yang kotor. Pandangannya masih kabur karena insiden tadi, tapi entah kenapa atau memang benda itu yang mencolok sehingga Kyuhyun tertarik.

Kyuhyun memandang benda itu dengan tatapan aneh. Itu sebuah buku. Well, memang tidak heran jika ada buku yang ada di dekatnya, dibadannya saja ada, tapi ada yang aneh dengan buku itu. buku itu adalah satu-satunya buku yang tidak terjatuh dari rak. Ukurannya yang besar membuatnya tersangkut dan memungkinkan untuk tidak terlepas dari cela rak tempat penyimpanan buku dan lagi buku itu tampak diletakkan pada bagian yang terdalam dan diluarnya di tumpuk dengan buku lainnya untuk menyamarkan keadaannya dan membuat debu-debu bahkan tidak bisa mengotorinya walau hanya sedikit.

Kyuhyun bangkit berdiri dengan badan yang agak dibungkukkan karena takut kepalanya akan terjedot dengan rak miring yang ada di atasnya. Dia dengan tenaga yang cukup besar menarik buku itu. dia semakin memperbesar tenaganya dan kali ini menggunakan kedua tangannya. berhasil, tapi badannya malah terhantam ke tembok karena daya tarik yang terlalu kuat.

"Auchh." Badannya kini betul-betul semakin remuk rasanya.

Dia terjatuh terduduk. Sedikit meringis, tapi pandangannya kembali terhadap buku yang kini digenggam oleh kedua tangannya.

Kyuhyun adalah orang yang benci membaca. Benci belajar. Benci buku. Tidak ada satupun yang disukainya walaupun itu komik, jadi, buku apapun tidak akan pernah bisa menarik perhatiannya, tapi beda dengan buku kali ini. Ada ketertarikan yang baru pertama kali Kyuhyun rasakan.

Kyuhyun menaikkan sebelah alis matanya. "Gembok?" anak itu meraba benda yang seperti terlapis emas berkarat-karat,"tidak terkunci," lanjutnya. Kyuhyun melepaskan gembok itu dari besi pengait dan meletakkannya di atas tumpukan buku yang ada di sampingnya.

"Bahasa latin?" Kyuhyun memang tidak terlalu memperhatikan guru bahasa alien-itu julukan untuk bahasa latinnya- ketika menjelaskan, tapi dia sempat melihat jenis dan ciri-ciri tulisan alien itu.

"Sial. Sama sekali tidak terbaca." Kyuhyun lagi-lagi mengeluarkan kata makian kesukaannya.

Dia meraba-raba kertas itu. Masih halus walau sudah mulai menguning. Berapa umur buku ini? dan kenama buk yang mirip dengan barang antik yang harusnya menjadi barang pelelangan di dunia internasional bisa ada di sini? Apa sekolah ini mencurinya dan menyembunyikannya?

Kyuhyun menggelengkan kepalanya berusaha untuk menjernihkan kepalanya yang berpikir ngawur. Tubrukan buku-buku berdebu itu tadi sudah mulai membuat otaknya koslet dan semakin eror saja.

Kyuhyun bergidik ngeri ketika dia merasakan tangannya seperti tertarik masuk. Pandangannya sontak saja terarah pada tangan kanan yang tadi membelai kertas itu. di tengah-tengah kertas itu muncul cairan lengket yang berwarna hitam. Fungsinya mirip sekali dengan lumpur hisap, tapi kali ini lebih mengerikan dan menjijikan.

Kyuhyun berusaha keras menarik tangannya sekuat tenaga agar tangannya bisa ketarik keluar dari cengkraman sang cairan lengket berwarna hitam. Tapi semakin anak itu berusaha lepas, cairan itu semakin memperkuat tarikannya juga, dan besar dari cairan itu semakin menjalar ke samping-sampingnya dan semakin membesar.

Bermula dari sebuah titik , semakin besar seperti lingkaran yang berukuran diameter 14 cm, lalu menjadi besar memenuhi satu halaman, lalu mulai menjalar ke halaman ke sampingnya sampai buku yang terbuka menyediakan 2 sisi kertas itu semuanya sudah berwarna hitam, lengket dan cairan itu juga meletup-lentup membentuk bola-bola kecil yang ada mengenai beberapa sisi badan Kyuhyun.

Cairan hasil letupan itu mulai mempelebar dirinya kembali. Kyuhyun semakin memandang takut. Kini tubuhnya juga seperti dimakan oleh cairan aneh yang entah apa itu dan lalu kemudian hanya dalam beberapa detik saja, seluruh badannya sudah terrogoti seutuhnya oleh cairan itu. cairan itu seperti mempunyai sifat asam juga, seakan-akan cairan hitam itu melelehkan tubuh Kyuhyun yang berbentuk padat dan perlahan menjadi endapan yang mulai terjatuh ke lantai karena sudah tidak punya penopang.

Ketika sudah mencair semua dan menjadi cairan lengket di lantai, tiba-tiba saja radius wilayah dan tingkat kepekatan mereka berkurang. Mereka menjadi semakin kecil dan tampak seperti air. Lalu menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun, kecuali buku yang berhamburan di mana-mana.

.

.

.

.

.

Kejadian itu sangat mengerikan. Siapa yang mau menjadi korban makhluk entah apa itu dan melahapmu hingga kau tidak ada lagi di dunia ini? Tidak ada, kan? Lalu, ketika ada orang yang mengalami kejadian itu disekitarmu, kenapa kau tidak segera menolongnya?

Seseorang melihat semuanya dari lantai 2 dari perpustakaan itu, tapi dia diam saja. Memasang wajah datar seperti apa yang dialami Cho Kyuhyun bukanlah hal yang patut membuatnya kaget, takut, jijik. Apa yang dialami anak malang itu seperti kejadian biasa untuk matanya.

Orang itu berpakaian aneh. Memakai jubah dan baju yang berornamen rumit, seperti pakaian kerajaan dengan harga selangit. Dari jubahnya juga terdapat kain yang membuat wajahnya tertutupi oleh semacam kerudung berwarna hitam, wajah seputih salju itu hanya bisa terlihat setengah saja. Tangan sebelah kanannya memegang sebuah apel semerah bibirnya.

Perlahan diangkat tangannya agar dia bisa menatap apel tersebut. Dia menggertakkan giginya dan meremas apel itu sampai mulai retak dan hanucr menjadi berkeping-keping. Tangannya basah oleh cairan sari yang muncrat dari buah tersebut.

"Red Ridding Hood. Aku akan membunuhmu lihat saja. Kau dan ayahmu telah membuatku sengsara," ucapnya dengan nada yang berbahaya.

Tangannya yang basah itu dikibas-kibaskan, lalu setelah merasa lumayan kering, dia memasukkan tangannya ke balik jubahnya dan meraih sebuah benda kecil. Sebuah kunci yang terbuat dari kristal yang berwarna kuning dan jangan lupa ornamen rumit yang timbul di kristal itu.

Orang itu melayangkan kucni tersebut ke udara dan memutarnya ke sebelah kanan. Perlahan muncul gumpalan aneh di udara. Gumpalan dengan warna yang senada dengan cairan aneh yang memakan Cho Kyuhyun tadinya. Gumpalan cairan hitam itu mulai membesar sampai setinggi orang tersebut. Dia mulai melangkahkan kakinya masuk ke sana dan menghilang bersama pusaran cairan hitam aneh yang melayang di udara.

Pemandangan langkah itu lagi-lagi dilihat oleh manusia lainnya, tapi lagi-lagi tidak ada yang bertindak. Mungkin mereka tidak sempat, karena mereka melihatnya hanya melalui sebuah perantara kamera pengawas yang ada di perpustakaan itu dengan monitor di ruang kontrol yang tersembunyi.

Dua orang berada di sana. Satu dengan ukuran tubuh yang cukup 'berisi' dan satunya kurus dan berwajah cantik untuk ukuran laki-laki.

"Tidak apa membiarkan dia masuk ke dalam dunia yang dibuat Tuan?" Shindong bertanya pada rekannya Heechul.

"Tidak masalah. Tuan katakan bahwa malah akan lebih menyenangkan jika skenario yang dibuatnya tidak berjalan lancar. Apa yang akan terjadi di tempat itu bukannya hanya sebuah kebohongan dan sandiwara belaka, melainkan kejadian asli dan menegangkan yang akan semakin merangsang pangeran kita agar bangun dari tidur panjangnya," ucap Heechul.

.

.

.

.

.

Kyuhyun terbangun, dia mengerakkan tangan kanannya untuk menutupi sedikit cahaya yang membuat matanya silau. Dengan perlahan mata iu mulai terbuka dan betapa kagetnya ketika dia menyadari dia sedang berada di tempat yang sama sekali tidak dikenalnya.

Tempat ini bukan rumahnya. Bukan sekolah atau tempat apapun yang ada di kotanya.

Tempat ini bisa dibilang berupa hutan yang sangat rindang dan subur. Pohon-pohon berumur ratusan atau mungkin puluhan ribun tahun melihat ukurannya yang sangat besar dan kayunya yang berwarna sangat coklat tua.

"Oh tidak. Kesialan apa lagi yang menimpaku? Di mana ini? Kenapa aku bisa ada di sini? Atau jangan-jagan bakpao itu dan juga si guru sadis itu mengetahui niat jahatku untuk mengerjai mereka habis-habisan lalu mau membalas dendam dengan membawaku ke sini?" ucapnya sambil mengacak rembuat miliknya.

Dia membalikkan kepalanya ke arah belakang masih dengan memegang kepalanya karena ada suara aneh. Matanya terbulatkan ketika dia melihat pohon besar yang ada di belakangnya memiliki wajah dan mulut yang berkomat-kamit berbicara hal yang tidak dimengertinya.

Kyuhyun melepaskan kedua tangannya dan mengalihkan pandangannya ke depan. Matanya menyelusuri semua yang ada di depannya. Kyuhyun mengucek-ngucek matanay memastikan apa yang dilihatnya lagi merupakan ilusi atau imajinasinya saja, tapi sayang semuanya sangat nyata.

Bunga-bunga yang berukuran sangat besar, bahkan untuk ukuran bunga yang seharusnya kecil seperti dandelion, lavender, mawar dan yang lainnya. Bunga-bunga itu bahkan berukuran lebih besar darinya dan lagi memiliki wajah sama seperti pohon yang ada di belakangnya. Mereka juga saling berbicara dengan bahasa yang aneh.

"Mereka yang mengerjaiku, kan? ARGHHHH! Tapi rasanya itu tidak mungkin! Apalagi tempat ini bahkan tidak pernah kulihat di dunia nyata dan seperti dunia fantasi di film-film yang jelas-jelas tidak nyata dan merupakan editan komputer! Kalau memang ada kedua orang miskin itu tidak akan mampu membeli bahkan menyewanya!" teriak Kyuhyun dan berdiri tiba-tiba dari tanah tempatnya terbaring tadi.

Tunggu. Kenapa aku bisa berpikiran irasional seperti itu? Lebih baik aku mengingat kenapa aku bisa sampai di tempat aneh ini," ucap Kyuhyun.

Kyuhyun langsung teringat bahwa dia terbawa ke sini dengan cairan hitam aneh dari buku aneh nan antik. Cairan aneh pekat yang menjijikan yang menutupi semua tubuhnya dan lalu dia tidak tahu apalagi yang terjadi selanjutnya, tapi Kyuhyun yakin bahwa makhluk itulah yang membawanya sampai ke sini.

"Hah, kalau begitu sudah pasti bukan mereka yang melakukannya, lalu siapa?" Kyuhyun terjatuh terduduk, pasrah dengan nasibnya sekarang ini, apalagi ketika ada benda tajam yang tiba-tiba berada hampir mengenai lehernya.

Kyuhyun mengangkat kepalanya dan dia mendapati lima orang pasukan berpakaian besi dengan tombak dan juga pedang pelindung mereka di tangan masing-masing. Semua orang itu sedang menatapnya dengan tatapan garang dan mengelilingi. Kyuhyun hendak berdiri, tapi pergerakannya dihentikan oleh suara salah satu pasukan yang menodongkan tombak ke arah lehernya.

"Berhenti! Sedikit saja kau bergerak anak muda, maka kami tidak akan segan-segan untuk membunuhmu!" seru pasukan itu.

'WHAT THE HELL IS GOING ON!' ingin rasanya Kyuhyun meneriaki kalimat itu dengan sekeras-kerasnya sampai pita suaranya putus menandakan bagaimana kesal dan juga takutnya dirinya dengan pasukan dengan tombak dan pedang terasah yang bisa membunuhnya ketika melakukan hal-hal yang mencurigakan lagi.

Cho Kyuhyun betul-betul tertimpa kesialan berturut-turut tanpa henti dan semakin parah saja setiap waktunya.

.

.

.

.

.

To Be Continue

A/N: Punya saran siapa yang akan muncul di chpt depannya sebagai permulaan? Red Ridding Hood? Cinderella,kah? Alice? The Queen Heart, Beauty and The Beast atau yang lainnya?

Last can i have your opinion about this fic?