Halooo haloooo saya adalah author baru yang saraaap*dilempar tongkat*kalian bisa panggil saya kou atau vian, mau pakai suffix juga gak masalah atau panggil apa saja deh*di getok reader*. Oke sebelum saya tambah sarap saya akan mebawakan cerita abal hasil dari ngures otak saya sendiri. Maaf kalau ceritanya kurang menarik, harap dimaklumi ya reader semua saya masih newbe*bener gak tuh tuliasannya*.

Kuroshitsuji by Yana Toboso

My bos, My boyfriend

Warning: OOC, Typo, Alur kecepetan, Bahasa kurang bagus, Romance kurang berasa dan berbagai ke kurangan lainnya.

Enjoy this story, don't like don't read

Chapter 1

Seorang laki-laki bersurai golden blonde terlihat belum memperlihatkan tanda-tanda akan terbangun dari tidurnya, padahal waktu sudah menunjukan tepat jam 07.00AM.

"Aloooooooooooiiiiiiiiiis!" Teriak seorang remaja bersurai navy blue dengan iris mata berwarna biru laut menuju kamar seseorang yang masih bergelung dibalik selimut tebalnya yang di panggil 'Alois'. Melihat sang sahabat masih asik tidur membuat remaja berambut navy blue ini naik pitam, dengan tidak lembut dia menarik selimut Alois hingga sang empunya jatuh dari kasur dengan tidak elitnya.

GEDEBUK!

Begitulah kira-kira bunyi Alois yang terjatuh dengan tidak elitenya ke lantai kamar yang tidak bisa dibilang empuk. Karena benturan yang dahsyat itu Aloispun bangun dan meringis karena punggungnya yang berciuman dengan lantai.

"Aiish.. Ciel apa yang kau lakukan? Tidak bisakah kau membangunkanku dengan cara yang lebih manusiawi?" Protes Alois yang sudah berdiri dan mengelus punggungnya –tepatnya bokongnya- yang masih sakit.

"Tch. Kau pikir ini jam berapa hah?! Cepat mandi sekarang, lalu kita sarapan" kata Ciel cuek dan tidak menggubris protes dari alois, lalu pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Tidak berapa lama Aloispun kebawah dan sarapan bersama Ciel. Oke mungkin kalian bingung kenapa Alois dan Ciel bisa tinggal serumah, itu karena Alois tidak tinggal dirumahnya lagi – oke salah, ulang- itu karena keluarga Alois berada didesa sedangkan Alois tinggal dikota melanjutkan sekolahnya. Kebetulan Angelina Dalles -tante Ciel- atau biasa Ciel sebut 'Madam Red' karena rambutnya yang merah, tinggal di desa tempat Alois tinggal, Ciel sering diajak oleh ayah dan ibunya untuk menginap dirumah tantenya dan di sanalah Ciel bertemu dengan Alois. Entah bagaimana caranya mereka bisa jadi sahabat baik walaupun lebih banyak bertengkarnya dibanding akurnya. Alasan Alois melanjutkan sekolah dikota simple saja karena Alois ingin tau lebih banyak tempat di kota dan melihat sendiri bagaimana orang kota itu, maka di sinilah dia. Dirumah keluarga Phantomhive, rumah sahabatnya yang dengan suka rela memberi tumpangan tempat tinggal. Begitulah kisah singkat kenapa Alois bisa tinggal dirumah Ciel, oke kita lanjut ceritanya.

Sesampainya disekolah Cielpun menuju kelasnya yang berada di lantai 2 dan Alois menuju lantai 3 di mana kelasnya berada –Ciel dan Alois berbeda 1 tahun-. Sesampainya di kelas Alois langsung menuju bangkunya yang berada di paling belakang dekat jendela. Tak berapa lama kemudian bel berbunyi anak-anak kembali ke tempatnya masing-masing dan masuklah seorang guru dengan rambut drak red panjang, memakai kacamata berbingkai merah dengan hiasan tengkorak dirantai kacamatanya, mempunyai iris mata berwarna hijau muda, mempunyai gigi seperti hiu dan mempunyai sifat nyentrik terbilang aneh. Sebut saja dia Grell Sutcliff, menurut Alois dia sangat sial mendapat wali kelas sekaligus guru matematikanya adalah Grell. Kenapa? Karena gurunya ini sangat amat aneh sekali, nada bicaranya aneh terkadang sok di imut-imutkan. Bukannya terpesona atau apa justru Alois merasa mau muntah mendengarnya, kalau Ciel yang seperti itu sih mungkin masih pantas dan akan membuat orang lain langsung nosebleed nah ini! Haah lupakan soal itu. Yang membuat Alois makin kesal adalah dia sering sekali di suruh mengerjakan soal matematika yang sebenarnya tidak terlalu dia sukai itu, membuat Alois makin kesal pada gurunya ini. Selama pelajar Alois sama sekali tidak memperhatikan apa yang di jelaskan oleh guru merah berkacamatnya itu, dia malah asik melihat langit yang sama birunya dengan iris matanya.

Skip Time

KRIIIIIIIIIIIIIIIING!

Begitulah bel istirahat berbunyi, seperti panggilan surga yang melepaskan mereka dari neraka para pelajar yang disebut BELAJAR. Anak-anak langsung berhamburan keluar kelas setalah mendengar bunyi bel itu dan langsung menuju ke kantin atau sekedar duduk di kelas untuk mengobrol atau menuju tempat lain –tentunya masih disekitar sekolah- yang bisa merefresh sejenak otak mereka yang dari pagi sudah di jejalkan berbagai macam materi pelajaran. Tidak terkecuali pemeran utama di fanfic ini siapa lagi kalau bukan Alois Trancy.

"Oleeee!" Teriak Alois sambil bangkit dari duduknya dan menampilkan senyum cerah cerianya.

"Senang sekali kau tuan Trancy" Kata seorang gadis bersurai golden blonde curly dikuncir dua dengan iris mata berwarna hijau. Elizabeth Midford yang berasal dari keluarga terpandang, putri dari Alexis Leon Midford ini merupakan teman baik Alois.

"Hehe, iya lizzie aku sangat senang Karena lepas dari pelajaran untuk sementara" Kata Alois dengan cengengesan. " Oia lizzie, bisakah kau berhenti memanggilku dengan TUAN TRANCY itu sedikit menggangguku. Kita inikan teman" lanjut Alois lagi dengan senyum mengembang di bibirmya yang mampu membuat siapapun bertekuk lutut kecuali Elizabeth dan Ciel tentunya.

"Haha, aku hanya bercanda Alois. Santailah sedikit" Kata Elizabeth sambil menepuk bahu Alois pelan.

"Baiklah ayo kita makan, Ciel pasti sudah menunggu kita!" Kata Alois dengan semangat dan langsung berlari dari kelas menuju kelas Ciel, begitu juga Elizabeth yang mengikuti langkah Alois.

Sesampainya di kelas Ciel, dan setelah menjemput Ciel Merekapun langsung menuju taman yang berada di belakang gedung sekolah ini. Suasana di taman ini begitu nyaman, dengan pohon-pohon rindang yang membuat taman ini sejuk dan terlihat asri, karena ditanami berbagai macam tanaman dan bunga yang sedap di pandang mata. Tempat yang cocok untuk bersantai, duduk-duduk , dan tempat mengobrol. Suasana di taman ini juga sepi tanpa ada satupun yang bisa menganggumu, sekedar pemberitahuan belum banyak anak yang tau soal taman di belakang gedung sekolah ini. Makanya Alois, Ciel dan Elizabeth merupakan anak yang beruntung karena mengetahui tempat ini dan dengan seenak jidat menjadikan taman ini markas juga tempat piknik dadakan. Tak perlu khawatir dengan anak lain, karena sekolah ini menjunjung tinggi penghijauan dan lingkungan sekolah yang bersih jadi di sekolah ini banyak tamannya.

Tempat Alois dan Ciel bersekolah bukanlah sekolah biasa namun sekolah bertaraf internasional dengan segudang fasilitas canggih, juga tempatnya anak berdarah bangsawan, pejabat serta kalangan borjuis lainnya bersekolah. Di sekolah ini tidak hanya kekayaan saja yang jadi keunggulannya tapi juga otak dari para murid-murid di sekolah ini, beruntung Alois dan Ciel termasuk dalam kategori anak genius jadi semua biaya sekolah, seragam dan juga buku di tanggung pihak donatur yang menunjang kebutuhan sekolah mereka. Sekolah ini mempunyai system beasiswa yang tidak biasa, semua anak berprestasi di sekolah ini akan di lihat oleh pihak sekolah, yayasan dan juga donatur yang akan membiayai semua kebutuhan sekolah mereka, dengan melihat bakat dan prestasi yang mereka punya. Setelah puas menyeleksi maka mereka akan memilih anak mana yang pantas mendapat beasiswa tidak biasa ini dari si donatur. Alois dan Ciel termasuk anak yang terpilih itu, maka mereka tidak perlu lagi mengkhawatirkan tentang biaya sekolah atau apapun itu. Yang harus mereka lakukan adalah belajar dan meningkatkan prestasi mereka agar sang donatur tidak merasa rugi telah membiayai sekolah mereka. Oia author lupa memberitahu nama sekolahnya ya, baiklah akan saya beritahu nama sekola meraka adalah "GREEN INTERNATIONAL HIGHSCHOOL".

"Oia, Alois pulang sekolah nanti kamu ada waktu tidak?" Tanya Elizabethpada Alois yang sedang asik menikmati makannya.

"afu fufang hehohah afha heha fahuh fahu (aku pulang sekolah ada kerja paruh waktu)" jawab Alois dengan mulut penuh makanan.

"apa? Aku tidak mengerti, habiskan dulu makanan di mulutmu" kata Elizabeth yang tidak mengerti apa maksud Alois.

"aku pulang sekolah ada kerja paruh waktu" Kata Alois memperjelas apa yang dia katakan tadi.

"Oh baiklah, tidak apa-apa" Kata Elizabeth maklum.

"Oke"

-My bos, My boyfriend-

Setelah usai sekolah Alois dan Ciel berpisah. Alois menuju tempatnya bekerja paruh waktu dan Ciel kembali ke rumah, kalian pasti bingung kenapa Alois bekerja paruh waktu. Itu Karena Alois juga ingin membantu keluarga Ciel, dia merasa tidak enak karena menyusahkan ibu dan ayah Ciel walaupun ibu dan ayah Ciel tidak keberatan dengan hal itu dan sudah menganggap Alois anak sendiri. Tapi tetap saja Alois bersikeras untuk membantu ke uangan mereka dengan ikut bekerja dan hasilnya di berikan pada ayah dan ibu Ciel. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya Alois sampai di depan cafe bernama " Latte Café" . Alois pun masuk kedalam dan langsung menggantinya dengan pakain pelayan. Pakaian pelayan yang digunakan Alois simple saja kemeja lengan panjang berwarna putih dilapisi dengan rompi tanpa lengan berwarna hijau lumut, di bagian kerahnya dipasangkan dasi kupu-kupu berwarna hitam dan celana berwarna hitam panjang dan juga sepatu pantofel yang dia pakai. Aloispun segera keluar dari ruang ganti dan segera melaksanakan pekerjaannya.

"Alooooiiiiiis" Teriak seorang laki-laki berparas seperti anak perempuan bersurai strawberry blonde, mempunyai iris mata berwarna biru kehijauan. Dengan poni kiri dan kanannya di jepit menggunakan penjepit rambut berwarna merah. Sebut saja dia finnian atau biasa di di panggil finny.

"Ah finny, ada apa?" Tanya Alois pada finnian yang tiba-tiba berteriak memanggilnya.

"Tau tidak, tau tidak" Kata finnian dengan semangat setelah dia sudah berada di dekat Alois.

"Tidak tau, kan kamu belum beritahu aku apa-apa" Kata Alois dengan nada iseng.

"Oia ya hehe" Kata finnian sambil cengengesan. "Katanya pemilik café kita sudah pulang loh dari jepang, yang aku dengar juga dia akan ke sini tapi tidak tau kapan" Lanjut finnian dengan semangat seperti pembawa acara gosip.

"Oh, begitu. Untuk apa dia ke café ini?" Kata Alois dengan nada yang di buat seolah dia tertarik, padahal bagi Alois dia sama sekali tidak perduli. Toh di sini dia hanya bekerja saja.

"Katanya untuk mengecek para pekerja yang ada di sini, oia yang kudengar pemilik café ini punya wajah seram loh. Matanya tajam, wajahya seram dan senyumnya seperti pembunuh. Hiiii.. mengerikan" Kata finnian melanjutkan ceritanya.

"hah? Sepertinya pemilik café ini bukan orang biasa yah ahaha" Kata Alois yang tidak bisa menyebunyikan tawanya, karena membayangkan ciri-ciri pemilik cafenya seperti yang dikatakan finnian. "mungkin dia jelmaan iblis hahahaha" lanjut Alois tanpa menghentikan tawanya.

"Hus! Sembarangan saja kamu Alois. Yasudah ayo kita bekerja saja sekarang" Kata finnian mengakhiri pembicaraan mereka. Karena takut di dengar oleh orang lain.

"Olee!" Seru Alois.

Merekapun melanjutkan pekerjaan mereka dengan tenang seperti biasa tanpa mengetahui ada orang yang telah mendengar keseluruhan perbincangan mereka dari tadi. Setelah mendengar pembicaraan yang secara tidak sengaja dia dengarpun, dia langsung pergi dari café itu dengan senyum misterius yang terpasang di wajahnya dan aura intimidasi yang kuat yang terasa disekeliling tubuhnya. Membuat siapapun yang melewatinya akan bergidik ngeri dan segera menjauh dari orang aneh tersebut.

TBC

Oke jangan tatap saya dengan tatapan mengerikan seperti itu. Saya tau ini cerita gak jelas dan ngerusak mata banget udah gitu pendek lagi. Tapi saya dengan amat sangat memohon reviewnya dan kritik yang membangun dari reader sama sekalian. Agar saya bisa lebih semangat lagi mengerjakan lanjutan fanfic gaje ini. Kalaupun tidak ada yang review saya bakalan tetep ngelanjutin fanfic ini*dibacok*. Oke sekali lagi terimakasih untuk reader dan silent reader yang udah mau baca fanfic gaje ini. Dan sekali lagi saya tekankan MOHON REVIEWNYA YAAAAAAAAAAAAA#maksa*digergaji grell*.