Disclaimer : Detektif Conan milik Gosho Aoyama.
Ruang Rindu
Arti Kebahagiaan
By Enji86
Di depan ruang operasi di rumah sakit umum Beika terdapat beberapa orang yang sedang berdiri sambil menatap pintu ruang operasi dengan harap-harap cemas. Dua orang wanita yang sedang menunggu itu matanya sembab karena habis menangis sedangkan dua orang yang lain, yang laki-laki, memperlihatkan ekspresi sedih dan khawatir di wajahnya. Salah satu dari laki-laki tersebut, yang lebih muda, bajunya kusut dan berantakan dengan perban yang membalut lengannya.
Seorang wanita muda berambut sebahu berwarna coklat melangkah menghampiri laki-laki yang lebih muda tersebut. Baju wanita itu juga kusut dan berantakan. Lengannya juga dibalut perban, sama seperti laki-laki yang sedang dihampirinya itu. Wanita itu menyentuh bahu laki-laki muda tersebut sehingga laki-laki tersebut menoleh ke arahnya.
"Aku ingin bicara" ucap Shiho memecah keheningan di depan ruang operasi tersebut sehingga membuat ketiga orang yang lain menoleh ke arahnya. Ketiga orang itu memandang Shiho dengan penuh tanda tanya karena tidak ada satu pun dari mereka mengenal si pendatang baru tersebut.
Shinichi diam sejenak, sepertinya sedang berpikir dan mempertimbangkan sesuatu.
"Oke" ucap Shinichi akhirnya.
Shiho berbalik dan melangkah menjauhi ruang operasi diikuti oleh Shinichi dengan diiringi pandangan bingung ketiga orang yang ada di depan ruang operasi. Setelah mereka berada di luar jangkauan pandangan dan pendengaran orang-orang yang ada di depan ruang operasi, Shiho berhenti dan berbalik menghadap Shinichi.
"Jadi, kau akan kembali padanya?" tanya Shiho.
Shinichi hanya diam dan menundukkan kepalanya.
Setelah menunggu beberapa saat dan Shinichi tidak juga menjawab pertanyaannya, Shiho menghela nafas.
"Aku akan pergi" ucap Shiho.
"Haibara, aku..." belum selesai Shinichi bicara, Shiho menempelkan telunjuknya di bibir Shinichi.
"Jangan bilang apa-apa lagi. Sejak awal aku sudah tahu kau adalah miliknya. Aku hanya meminjam dirimu sebentar darinya, sekarang sudah saatnya aku mengembalikan dirimu padanya" ucap Shiho.
"Apa kau harus pergi?" tanya Shinichi.
"Yah, berhubung organisasi hitam sudah hancur, aku bisa pergi kemanapun yang aku mau. Lagipula aku pasti tidak akan rela melihatmu bersamanya walaupun aku sadar benar bahwa kau adalah miliknya" ucap Shiho santai.
"Haibara, maafkan aku" ucap Shinichi sambil memeluk Shiho.
"Tidak perlu. Sekarang, bisakah kau lepaskan aku sebelum ada yang melihat kita lalu menjadi salah paham?" ucap Shiho dingin.
"Oh, maaf" ucap Shinichi sambil melepaskan Shiho.
"Selamat tinggal" ucap Shiho kemudian berbalik dan melangkah menuju pintu keluar rumah sakit.
Shinichi berdiri di tempatnya sampai Shiho menghilang dari jangkauan pandangannya kemudian berbalik dan melangkah menuju ruang operasi.
XXX
Operasi Ran berjalan dengan sukses. Ran selamat dan tidak kurang suatu apapun. Setelah dipindahkan ke kamar pasien, keempat orang yang tadi menunggu di depan ruang operasi segera berpindah ke depan kamar pasien dan menengok Ran bergantian setelah Ran sadar.
Shinichi keluar dari kamar tempat Ran dirawat dengan tersenyum senang. Dia dan Ran baru saja meresmikan hubungan mereka dari teman masa kecil menjadi sepasang kekasih. Namun senyumnya langsung lenyap ketika Shiho tiba-tiba muncul di dalam pikirannya. Dia merasa bersalah dan rasa itu akan tinggal di hatinya untuk selamanya.
"Maafkan aku, Haibara. Aku tidak akan pernah bisa melupakanmu" ucap Shinichi dalam hati.
"Shinichi-kun, Ai-kun bilang dia akan pergi dan tidak akan kembali lagi" seru profesor Agasa sambil melangkah menuju Shinichi.
Lamunan Shinichi langsung buyar dan dia segera menarik profesor Agasa menjauhi kamar pasien tempat Ran dirawat. Untung saja saat itu hanya ada Shinichi di depan kamar Ran. Kogoro dan Eri sudah masuk kembali ke dalam kamar Ran sementara Sonoko sudah pulang.
"Profesor, jangan bicara keras-keras. Nanti rahasia tentang Conan Edogawa dan Ai Haibara bisa terbongkar. Ingat, mereka sudah pergi ke Amerika seminggu yang lalu" ucap Shinichi.
"Maaf, maaf. Tapi aku benar-benar panik. Kau harus mencegahnya, Shinichi-kun" ucap profesor Agasa.
"Tidak. Aku tidak bisa mencegahnya" ucap Shinichi.
"Kenapa tidak? Bukankah kalian berdua..." ucapan profesor Agasa langsung dipotong oleh Shinichi.
"Maaf profesor. Kami sudah selesai. Sekarang aku pacaran dengan Ran" ucap Shinichi muram.
"Apa? Bagaimana bisa kau melakukan hal itu pada Ai-kun? Kau mempermainkannya" seru profesor Agasa.
"Aku tidak punya pilihan lain. Ran menyelamatkanku dari peluru dan sebelum kehilangan kesadarannya, dia menyatakan cintanya padaku. Kau tidak tahu bagaimana rasanya, profesor. Aku mencintai mereka berdua dan sekarang Ran sangat membutuhkan aku. Dia terus menungguku padahal aku sudah bilang padanya agar dia tidak menungguku lagi. Apa kau bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Ran kalau tiba-tiba aku muncul dengan membawa Haibara sebagai pacarku padahal Ran sudah menyelamatkan nyawaku?" ucap Shinichi dengan penuh emosi.
"Lalu bagaimana dengan perasaan Ai-kun?" seru profesor Agasa.
Shinichi tertegun sejenak. Dia tidak pernah memikirkannya karena Shiho tidak pernah memperlihatkan perasaannya. Shiho selalu menyimpan semua perasaannya di balik topeng poker face-nya sehingga Shinichi tidak pernah benar-benar tahu apa yang sedang dirasakan oleh Shiho.
"Aku... aku... tidak tahu" ucap Shinichi dengan dramatis.
"Shinichi-kun, aku benar-benar kecewa padamu. Ai-kun sudah kuanggap anakku sendiri dan kau sudah mempermainkannya. Aku tidak tahu apakah aku bisa memaafkanmu" ucap profesor Agasa kemudian berbalik dan melangkah menuju pintu keluar rumah sakit.
XXX
Shinichi kembali menjalani kehidupannya seperti saat sebelum dia menjadi Conan. Kehidupannya yang sempurna sebagai detektif SMA yang terkenal didampingi oleh pacar sempurnanya yaitu Ran Mouri. Dia bahagia bersama Ran. Dari dulu Ran adalah pendengar yang baik, dia bisa memasak, dia gampang menangis dan gampang tersenyum. Shinichi tidak bisa meminta lebih. Lagipula jika dia mengalami masalah atau ingin mendiskusikan sesuatu dia masih bisa bicara pada Heiji. Hanya saja ketika sedang sendirian, dia selalu diganggu oleh bayangan Shiho yang selalu muncul dalam benaknya.
Setelah lulus SMA, Shinichi masuk akademi kepolisian sedangkan Ran masuk program diploma PGSD. Kemudian setelah lulus dari akademi kepolisian dan diterima menjadi detektif polisi di kepolisian Tokyo, dia menikah dengan Ran yang juga sudah mulai mengajar di SD Teitan. Pernikahan mereka sangat meriah. Profesor Agasa juga kelihatan gembira dengan pernikahan mereka. Profesor Agasa sudah memaafkan Shinichi setahun setelah kepergian Shiho.
2 tahun pernikahan Shinichi dan Ran sungguh masa-masa yang membahagiakan bagi mereka berdua. Tapi ketika menginjak tahun ke-3, pernikahan mereka mulai dilanda masalah. Hal ini disebabkan belum hadirnya bayi di tengah-tengah keluarga mereka. Shinichi dan Ran sudah melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan dan hasilnya mereka berdua tidak mempunyai masalah atau kelainan dalam sistem reproduksi mereka. Dokter hanya menyuruh mereka bersabar dan menunggu.
Shinichi dan Ran menjadi jarang melakukan hal yang biasa dilakukan suami istri. Mereka tetap tidur di ranjang yang sama tapi tidak melakukan apapun. Mereka berdua terlalu takut untuk berharap dan terlalu takut untuk kecewa. Mereka tidak bisa lagi menikmati malam suami istri. Hal ini juga mempengaruhi Shinichi di tempat kerja. Dia menjadi workaholic sehingga dia cepat mendapat promosi.
XXX
Suatu hari Shinichi mendapat kabar bahwa dia mendapat promosi menjadi inspektur di kepolisian Hokkaido. Untuk merayakannya, Shinichi mengajak Ran makan malam di restoran favorit mereka berdua.
"Kau tahu, aku adalah inspektur termuda di seluruh Jepang" ucap Shinichi ceria.
"Ya sayang, kau sudah mengatakannya ribuan kali" ucap Ran sambil tersenyum. "Jadi kapan kau akan pindah?"
"Minggu depan. Rumah dinas sudah tersedia. Tinggal digunakan saja" jawab Shinichi.
"Hmm, kalau begitu aku harus cepat-cepat mengurus pengunduran diriku dari SD Teitan" ucap Ran berusaha menyembunyikan kesedihan di hatinya.
Ran sangat menikmati mengajar di SD Teitan karena anak-anak bisa mengisi hatinya yang kosong karena belum hadirnya seorang bayi. Lagipula seluruh keluarga dan teman-temannya ada di Tokyo. Ran takut kesepian. Apalagi suaminya adalah seorang workaholic yang lebih suka mengurusi kasus daripada menemaninya di rumah atau menemaninya jalan-jalan.
Usaha Ran untuk menyembunyikan kesedihannya ternyata sia-sia. Shinichi dengan mudah dapat menebak bahwa pindah ke Hokkaido merupakan hal yang berat bagi Ran. Lagipula Shinichi juga mulai lelah dengan sandiwara yang mereka lakukan. Mereka berdua berusaha menutup-nutupi kegelisahan dalam hati mereka masing-masing dengan bersandiwara bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa rumah tangga mereka tidak pernah punya masalah sama sekali. Dari dulu mereka selalu melakukan itu, menutupi dan menyembunyikan perasaan mereka satu sama lain, termasuk juga perasaan cinta, sehingga butuh kejadian luar biasa untuk sekedar menyatakan cinta.
"Tidak perlu. Lebih baik kau tetap mengajar di SD Teitan" ucap Shinichi.
"Eh? Tapi aku kan harus mengikutimu pindah ke Hokkaido?" tanya Ran bingung.
"Aku tahu kau suka mengajar di SD Teitan. Lagipula seluruh keluarga dan teman-temanmu ada di Tokyo. Jadi lebih baik, kau tetap di sini" jawab Shinichi.
"Tapi aku istrimu. Aku harus ikut kemanapun kau pergi. Siapa yang akan mengurusmu kalau aku tidak ikut?" ucap Ran.
"Tenang saja. Aku bisa mengurus diriku sendiri. Lagipula aku tidak akan lama di Hokkaido. Aku pasti akan segera mendapat promosi lagi dan menjadi inspektur di Tokyo. Kau percaya padaku kan" ucap Shinichi dengan senyum penuh percaya diri di bibirnya.
"Tentu saja aku percaya padamu. Baiklah kalau begitu. Terima kasih, sayang" ucap Ran sambil menghapus air mata yang mulai membasahi pipinya.
Ran merasa lega dan senang karena dia tidak perlu pindah ke Hokkaido walaupun dia sedikit khawatir karena harus membiarkan Shinichi sendirian di sana.
XXX
Shinichi dan Ran tiba di Hokkaido sabtu malam. Rencananya Ran akan membantu Shinichi membereskan rumah barunya dan kembali ke Tokyo minggu sore. Acara beres-beres selesai saat siang hari sehingga mereka berdua masih punya waktu untuk makan siang dan jalan-jalan sebelum Ran kembali ke Tokyo. Mereka pergi ke mall yang ada di kota itu dan makan siang di foodcourt yang ada di mall tersebut.
Ketika sedang asyik memandangi orang-orang yang lalu lalang di sekitar foodcourt, tiba-tiba mata Shinichi menangkap sesosok wanita yang dikenalnya di kejauhan. Dia dapat mengenali wanita itu dari warna dan gaya rambutnya.
"Sayang, kau tidak mendengarkan aku ya" seru Ran sambil mengayun-ayunkan tangannya di depan mata Shinichi sehingga menghalangi pandangannya.
Shinichi memegang tangan Ran sehingga pandangannya tidak terhalangi lagi tapi ketika dia melihat ke tempat dimana dia melihat wanita itu, wanita itu sudah menghilang.
"Kau lihat apa sih?" seru Ran sambil menoleh ke arah pandangan mata Shinichi.
"Tidak ada. Tadi ada badut lucu di situ tapi sekarang sudah tidak ada. Maaf, kau bilang apa tadi?" tanya Shinichi mengalihkan pembicaraan.
"Aku baru sampai dan aku sudah mulai berhalusinasi. Kendalikan dirimu, inspektur" ucap Shinichi dalam hati.
"Dasar! Aku bilang, kau harus tetap makan makanan sehat, jangan kebanyakan makan fastfood dan mi instan" ucap Ran.
"Badut lucu, huh? Jadi kau benar-benar menginginkan anak ya?" ucap Ran dalam hati.
"Ya, ya. Aku tahu" ucap Shinichi.
Kemudian mereka makan dalam diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
Setelah jalan-jalan menjelajahi mall, Shinichi mengantar Ran ke bandara untuk kembali ke Tokyo. Sebelum naik ke pesawat, Ran berjanji akan mengunjungi Shinichi setiap akhir pekan.
XXX
Shinichi memulai karirnya sebagai inspektur dengan tidak memuaskan. Dia selalu menyelesaikan kasus sendiri tanpa bantuan anak buahnya. Bahkan saat mengejar penjahat pun, dia lakukan sendiri. Sepertinya dia memang tidak berbakat menjadi inspektur. Akhirnya anak buahnya hanya kebagian mengerjakan laporan dan tentu saja itu sangat membosankan. Tapi Shinichi yang dari dulu tingkat kepekaannya sangat rendah, tentu saja tidak menyadari keluhan anak buahnya.
Suatu hari Shinichi berkenalan dengan profesor ahli sistem reproduksi manusia dalam sebuah kasus. Shinichi lalu menceritakan tentang kondisi keluarganya yang belum dikaruniai anak dan profesor tersebut bersedia melakukan pemeriksaan terhadapnya. Nanti jika hasil pemeriksaannya positif, Shinichi akan membawa Ran untuk melakukan pemeriksaan juga. Namun profesor tersebut mengatakan pada Shinichi bahwa dia tidak dapat memberikan hasil pemeriksaannya dalam waktu dekat karena ada beberapa penelitian yang harus diselesaikannya sehingga Shinichi harus bersabar. Shinichi merasa senang sekali karena ada harapan baru yang muncul walaupun dia harus menunggu lama.
Catatan Penulis :
Jadi, ini fic multichapter-ku yang pertama di 2011.
Semoga kalian suka.
Baca dan komen!
Salam pertamax buat shevanna runno, Nachie-chan, 4869, Meiko Namikaze, Beadoscute, Aptx, amelia untuk komen-nya di fic tahun baruku yang berjudul "Pengertian". Terima kasih banyak!
