Disclaimer: Om Kishimoto muach *bejeked*
Warning: AU, EyD melenceng dari yang seharusnya berlaku, OOCness, Gaje-ness, Absurd-ness, Tanda baca nyasar, Miss typos berkeliaran. dwwl (dan warning-warning lainnya)
A/N: sebenernya Akemi gatau menahu tema SHDL taon ini tapi nekad bikin fic gegara ngebet buat ikutan event jadi hanya inilah fic yang bisa Akemi persembahkan untuk para readers budiman (halah~)
Maafkan daku, Akemi Holic dan Akemi Licious! (nangis kejer)
#dibantai masa xDa
.
Summary: Sebuah tantangan yang berisi empat rintangan harus dilalui Sasuke demi mendapat restu dari Sang –calon- mertua, Hyuuga Hiashi. Dapatkah Si Uchiha bungsu yang kelewat percaya diri itu berhasil? Ataukah perjuangannya justru terputus di tengah jalan akibat campur tangan Hyuuga Neji yang menderita sister complex?
.
.
-First Chapter: Sasuke Uchiha meets Hyuuga's Family -
"Aku menyukaimu" ucap seorang pemuda bersurai raven pada seorang gadis beriris amethyst. Si gadis hanya tersenyum simpul.
"Aku sudah tahu sejak tiga tahun yang lalu"
Tepatnya, saat penerimaan mahasiswa-mahasiswi baru di Universitas Todai, Tokyo. Saat itu Sasuke selaku panitia ospek pada masa itu dan pacar Hinata saat ini tersepona err, maaf terpesona maksudnya pada gadis itu. Padahal Hinata bukanlah mahasiswi baru yang terbilang popular. Penampilan Hinata biasa saja. Tapi, entah kenapa Sasuke terpesona.
Pada sikap Hinata yang pemalu dan tak ingin jadi pusat perhatian. Pada tutur katanya yang halus nan lembut. Pada pribadinya yang unik. Sejak saat itu, Sasuke bertekad akan menaklukkan gadis itu dan baru terealisasi tiga tahun kemudian.
"Dan?"
"Aku ingin kau menemui keluargaku"
GLEK
Sasuke menelan ludah paksa. Bola matanya membulat sempurna. Apa ia tidak salah dengar? Keluarga Hyuuga? Sarang para Hyuuga?
Well, Sasuke masih sayang nyawa. Tapi, masa iya dirinya yang seorang lelaki dari keluarga terhormat Uchiha bersikap pengecut dengan tidak meminta restu pada keluarga kekasihnya. Ini sebuah dilema!
"Baiklah"
"Minggu depan Sasuke-kun harus datang"
Ada pepatah yang mengatakan kalau cinta itu butuh pengorbanan, dan siapapun pencetus pepatah itu, Sasuke mengutuk akan mematahkan leher si pembuat pepatah menjadi dua.
-000-
Title: Challenge
Main pair: Sasuke U. x Hinata H.
Genre: Romance
Rate: T
Fic pertama daku for SHDL#tiga
HAPPY SasuHina's DAY!
And
Happy reading!
-ooo-
Jika Sasuke tak salah memperkirakan. Rasanya sudah dua jam ia berputar-putar di kawasan itu dan menemui jalan buntu sebanyak dua kali. dua kali yang lain Sasuke berputar di tempat yang sama.
Benar, Sasuke tersesat. Masa bodoh, ia lebih mementingkan harga dirinya yang bisa-bisa turun drastic jika bertanya pada orang lain terutama Hinata. Lagipula, kenapa harus di Rumah Utama Hyuuga, sih!
'Benarkah ini masih di bumi!'
"Halo, Sasuke-kun! Mencariku?"
Sasuke menoleh ke belakang ketika ada seseorang yang seenak jidatnya mencolek-colek pundaknya pelan dan ia langsung mengerjap-ngerjap. Demi Jashin! Hinata benar-benar terlihat, celakalah ia, seksi. Sasuke megap-megap seperti ikan.
Jaket longgar yang biasanya membalut tubuh indah gadis itu kini tergantikan sebuah cardigan tipis berwarna ungu pucat senada dengan segala aksesoris yang dikenakan gadis itu. Dan sepertinya Hinata menambah penderitaannya dengan mengenakan bawahan berupa rok pendek casual. She's looking so hot, Damn!
"Ayo, ikut aku!" Hinata menarik tangan Sasuke riang. Rok pendeknya berkibar tertiup angin.
'Kemanapun'
Tapi, Sasuke baru menyadari satu hal penting yang terlupakan.
Hinata menuntunnya menuju sarang Hyuuga. Seketika itu juga, background musim semi yang melatari keduanya berubah menjadi sesuram kuburan.
'Demi apapun juga yang bisa mendengarku di atas sana. Ku mohon, beri aku sedikit umur panjang'
-ooo-
Do'a Sasuke terkabul.
Sesampainya di sarang para Hyuuga stoic bin expressionless –kecuali Hinata tentunya. Mereka tampaknya sedang kompak untuk keluar di waktu yang hampir bersamaan. Yang secara tidak langsung menguntungkan pihak si Uchiha bungsu yang satu ini.
Oh, sepertinya tidak seluruhnya karena ternyata ada satu Hyuuga kecil yang tertinggal dan terlihat takut-takut untuk keluar dari balik pintu ruangan yang sementara ini menjadi benteng persembunyian mendadak si kecil Hyuuga. Itu bukan masalah!
"Hanabi-chan, keluarlah. Ayo, kesini!" bujuk Hinata sambil menepuk pahanya.
"Tidak mau!"
"Lho, kenapa?" Tanya Hinata mengernyitkan keningnya heran begitu melihat reaksi adik semata wayangnya.
"Aku takut ayam!"
Nah, itu baru masalah.
-ooo-
Sudah satu jam lamanya Hinata mengobrak-abrik sebuah kotak besar yang berisi beragam model wig alias rambut palsu.
"Apa yang kau lakukan?"
"Mencari wig"
Orang bodoh pun tahu, pikir Sasuke sambil memutar bola matanya ke atas.
"Untuk?"
"Mendandanimu"
What the? Mendandani? Maksudnya make up gitu?
Hinata tak berpikir untuk menjadikannya model cosplay seperti yang sering dan hampir selalu dilakukan Nyonya Uchiha, bukan?
"Aku tidak mau!"
"Pokoknya harus mau!"
Hinata bersikeras mengenakan wig bermodel klimis berwarna coklat eboni dengan poni menyamping pada Sasuke.
Bukan Sasuke namanya jika tak mempunyai kemauan yang keras. Terbukti dari usahanya saat ini untuk menjauhkan wig laknat itu. ia pun tak kalah kekeuh mempertahankan kemauannya.
"Ini demi kebaikanmu juga, Sasuke-kun!" Hinata berjinjit, menggapai, mencoba meraih wig coklat yang sedikit bergeser akibat tarikan kencang Sasuke.
"Apa maksud..-?"
"Aaaaaaa"
BRUK
Dan berakhir dengan tersungkurnya kedua pasangan sejoli itu ke tumpukan wig yang tersebar di seluruh lantai kamar.
Oh, shit! Jika Hinata bergerak sesenti saja dari tempatnya saat ini, Sasuke bersumpah ia takkan bisa menahan diri lagi. Tapi, teriakan mengggelegar dari arah pintu sudah cukup untuk mematikan gairahnya.
"APA-APAAN INI!"
Gelegar Hiashi begitu melihat ruangan yang sepuluh menit yang lalu masih tertata rapi sekarang tak ubahnya seperti kapal pecah. Belum lagi, salah seorang putrinya berada di tengah kerumunan wig sambil memeluk seseorang.
Itu sudah cukup untuk menaikkan emosi sang kepala keluarga dan Neji sudah bersiap untuk memanggil barikade Hyuuga elit.
-ooo-
"Hinata, sering-seringlah membawa temanmu kesini"
Hinata hanya tersenyum simpul menanggapi wejangan sang ayah. Sedangkan Sasuke, jangan Tanya. Dengan wig coklat konyol melapisi rambutnya yang dirasanya sangat gatal jangankan mendengar, menyadari Hiashi berbicara saja tidak.
"Kurasa, temanmu sangat tomboy untuk ukuran gadis yang lumayan cantik" komentar Neji mengenai penampilan Sasuke yang terkesan sangat jantan.
"Sasuke-kun laki-laki" cetus Hinata tersenyum manis sambil menarik wig yang dikenakan Sasuke hingga memperlihatkan rambut asli pemuda beriris onyx itu tanpa memperdulikan pelototan si empunya rambut yang dilayangkan padanya.
"Yang benar saja!"
"Benar, Nii. Sasuke-kun laki-laki. Aku hanya memakaikan wig agar Hanabi-chan tidak takut padanya"
Apa ada yang pernah bilang kalau Hinata terlalu polos hingga seringkali membuat Sasuke tak kuasa menahan keinginannya untuk mencekik lehernya?
"Iya, kan Sasuke?"
Tapi, lebih banyak amarahnya terhapus dengan senyum polos itu. Jadi, mau bagaimana lagi?
"Ya"
"Kubunuh kau!"
-ooo-
"Kau harus berterima kasih pada Hinata karena mencegahku untuk tidak membunuhmu saat ini juga!" gerutu Neji memberikan deathglare khas Hyuuga terbaiknya pada Sasuke.
"Terima kasih, Hinata"
"Sama-sama, Sasuke-kun" Hinata tersenyum inosen seolah tak menyadari atmosfer ketegangan yang melingkupi ruangan itu.
Tuh, kan!
"Kau harus melewati empat rintangan yang ada dan menyusul Hinata ke lantai teratas rumah ini dalam waktu dua jam. Jika berhasil, aku akan –dengan berat hati- merestuimu" ujar Hiashi dengan penuh wibawa.
What the hell is that? Yang benar saja! dua puluh lantai dalam dua jam dan itu belum termasuk tantangan yang lain. Apa sebegitu ekstrimnya keluarga Hyuuga untuk melindungi keturunannya?
Tapi, demi Hinata meski halangan cobaan rintangan menghadang tak jadi masalah dan takkan jadi beban pikiran(?).
"Tou-sama!"
"Neji, bawa Hinata ke atas!"
Hinata memberontak. Jelas ia merasa paling bersalah atas kejadian yang Sasuke terima hari ini.
"Aku akan ke sana walaupun harus menyeret kakiku untuk sampai disana!" tekad Sasuke bergelora. Mengalahkan kobaran semangat masa muda pasangan Guy-Lee.
"Aku akan menunggu!"
Dan perjuangan Sasuke dimulai!
-ooo-
TBC
Nantikan chapter duanya sesaat lagi, COMING SOON! *krik krik krik*
Salam sejahtera dan untuk kedua kalinya HAPPY SasuHina's days! #tebar kolor XD
Akemi Wonderweiss :*
