Hai, saya author baru disini. mohon bantuannya dan salam kenal ^.^

this is my first fiction, lets enjoy this story -.-,,

Tittle : Four Key

Genre : romance, action

Pairing : LenxMiku

Rated : T

Warning : OOC, OOT, Typo, dll.

Happy reading minna d^.^b


Chapter 1 : Pewaris ? (bagian 1)

Vocagakuen adalah sebuah SMA elit dimana para bangsawan yang hanya bisa bersekolah disini ataupun mereka yang benar-benar mampu untuk menanggung segala biayanya. Dan disekolah ini terdapat lima orang yang terkenal.

Yang pertama adalah Megurine Luka, seorang siswi dikelas 2-A. Ia terkenal akan keluarganya yang kaya raya, sosok anggun nan indah ada padanya, sehingga ia dikagumi oleh semua orang dimanapun, benar-benar terlihat seperti seorang ratu dan para siswa-siswi sering menyebutnya sebagai 'Queen'.

Yang kedua adalah Kamui Gakupo, seorang siswa dikelas 3-A. Ia terkenal dengan julukannya sebagai 'pangeran drama'. Ia sangat mahir dalam berakting, keluarganya juga kaya raya, dan wajah yang dimilikinya sangatlah tampan.

Yang ketiga adalah Honne Dell, seorang siswa dikelas 1-D. Ia terkenal dengan sifat bebasnya dimana ia sama sekali tak ingin diperintah orang lain. Keluarganya sangat kaya raya, sehingga ia dapat melakukan apapun yang diinginkannya, ia juga merupakan siswa yang terkenal dengan kenakalannya. Semua siswa disekolah patuh padanya, hal ini dikarenakan ia sangat pandai dalam segala bidang termasuk akademik. Ia memiiliki wajah yang tampan dan cepat menguasai apapun yang baru dipelajarinya.

Yang keempat adalah Shion Akaito, seorang siswa dikelas 3-B. Ia terkenal karena ketampanannya dan juga kekayaannya. Ia juga sangat pandai dalam hal percintaan, sehingga banyak gadis yang menjadi pacarnya. Ia sangat pandai dalam segala bidang termasuk olahraga.

Yang kelima adalah Kagamine Len, seorang siswa dikelas 1-B. Ia bukan merupakan siswa yang kaya raya, namun ia memiliki ketampanan yang menurut banyak gadis wajahnya sangat manis. Sikapnya yang terkadang dingin membuat semua gadis jatuh cinta kepadanya. Ia memiliki kepintaran diatas rata-rata dan sangat ahli dalam beladiri.

Disamping kelima orang tadi, masih banyak siswa-siswi yang memiliki kepopuleran. Namun kelima orang tadi adalah orang yang berada diperingkat atas dari mereka yang populer.

Disekolah ini juga memiliki siswa-siswi yang memiliki peran penting dalam menjaga kedamaian dunia. Hal itu tidak berlebihan untuk disebutkan karena disekolah ini terdapat beberapa pewaris yang memegang kunci yang sangat penting. Terdapat 4 kunci secara keseluruhan yang tersebar secara acak. Hal ini telah dikatakan dalam sejarah siapapun yang memiliki keempat kunci tersebut, maka masa depan dunia akan berada ditangannya.

Keempat kunci tersebut terbagi atas Diamond, Heart, Spade, dan Club. Dan keempat kunci ini diwariskan secara turun-temurun oleh suatu keluarga bangsawan. Dan tidak ada satupun yang mengetahui keberadaan kunci tersebut diantara banyak bangsawan yang tersebar diseluruh penjuru dunia.

Dan sejarah ini telah ada selama 300 tahun lamanya.

.

.


(Sabtu/Pukul 10.12)

Di siang hari itu,disaat jam istirahat Len terlihat sedang berjalan dengan beberapa bungkusan makanan ditangan kanannya. Ia berjalan dengan santai bersama seseorang laki-laki bersurai biru yang mengenakan syal putih. Mereka berdua terlihat sedang mengobrol dengan sangat akrab hingga obrolan mereka berakhir oleh seorang perempuan yang menghampiri Len.

"Len. Apa kau tidak punya rencana besok siang?" kata seorang perempuan berambut hijau tosca di halaman sekolah kepada seorang anak laki-laki berambut kuning bernama Len.

"Ya, tentu saja" jawab Len yang membuat anak perempuan didepannya merasa amat senang.

"Benar-"

"Tentu saja punya" katanya lagi yang langsung membuat perempuan tadi berubah 180 derajat dari suasana hati yang tadi dirasakannya.

Dengan kekecewaan yang berat, anak perempuan tersebut berbalik dari hadapan Len dan melangkahkan kakinya menuju kearah teman-temannya yang jauh dibelakangnya. Teman-temannya yang melihat hal itu hanya bisa memberi semangat agar tidak menyerah pada gadis tadi.

Sedangkan Len terlihat tidak peduli dengan apa yang barusan saja terjadi dan kembali berjalan menyusuri jalanan di halaman sekolah yang terbilang luas itu.

"Apa tidak apa-apa kau menolak anak itu, Len?" ujar seorang laki-laki yang berjalan disamping Len.

"Apa yang kau katakan Kaito?" tanya Len.

"Yah, kupikir tidak ada salahnya jika kau mengatakan kalau kau memang tidak punya rencana besok"

"Jika aku mengatakan hal itu. Bukannya nanti malah menambah masalah"

"Ayolah Len. Itu hanya sekedar berjalan-jalan. Mungkin?"

"Ya dan diakhir perjalanan itu akan berakhir dengan pengakuannya"

"Hahaha. Apa salahnya dengan itu?" tanya Kaito lagi.

"Sudahlah, Kaito. Aku tidak mau melanjutkan percakapan ini" kata Len yang langsung berjalan mendahului Kaito.

"Baiklah-baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi" kata Kaito yang menyusul Len.

.

.


(Minggu/Pukul 09.10/)

Dipagi hari yang sangat cerah itu, kediaman Kagamine langsung diusik oleh sebuah panggilan dari seseorang yang sangat penting.

Tok…tok…tok

Seorang perempuan bersurai kuning dengan pita putih dan penjepit rambut yang menghiasi rambutnya itu sedang terlihat mengetuk pintu kamar dari Len.

"Len bangunlah ada telpon untukmu" kata Rin yang merupakan saudara kembarnya.

"Untukmu saja Rin" ucap Len yang masih memejamkan matanya dikasurnya.

Rin hanya menghela nafasnya mendengar jawaban dari Len dan mendekatkan telepon genggamnya kesamping wajahnya.

"Maaf Luka-sama. Sepertinya Len sedang tidak enak badan" ucap Rin.

Brakkkk….

Pintu dikamar Len langsung terbuka dengan keras oleh Len.

"Serahkan, telepon itu Rin!" kata Len serius.

"Tidak. Kau bilang ini untukku!" bantah Rin.

"Jika dari Luka-sama, itu pengecualian!" kata Len bersikeras.

"Oke-oke… tapi sebaiknya kau bersihkan dulu wajahmu itu" kata Rin yang melempar teleponnya ke arah Len dan langsung ditangkap oleh Len.

"Diamlah kau!" teriak Len yang melihat Rin langsung meninggalkannya setelah melempar telepon itu.

.

.


(Minggu/Pukul 10.00)

Tak jauh dari kediaman kagamine, terdapat sebuah taman bunga yang dihiasi oleh beragam bunga-bunga indah. Dan diantara bunga-bunga indah tersebut terlihat seorang perempuan yang berpenampilan sangat manis dan cantik sedang duduk di bangku dekat sebuah pohon rindang. Ia terlihat sedang menunggu kehadiran seseorang.

Dan tak lama kemudian ia berdiri dari duduknya karena melihat seorang laki-laki yang berlari kearahnya.

"Kau terlambat Len!" teriak perempuan bersurai merah muda itu dengan tatapan tajam kepada Len.

"hosh…hosh… maaf Luka-sama" ucap Len yang terlihat lelah dengan nafas yang tidak beraturan. Len baru saja berlari dari rumahnya ke taman kota yang berjarak 1 kilometer dalam 5 menit.

"Nih" Luka menyerahkan botol minuman ditangannya dan beberapa lembar kertas ukuran A4 pada Len.

"Terima kasih Luka-sama" Len menerima botol minuman itu dan langsung meneguknya. Setelah itu ia pun bertanya "Apa ini, Luka-sama?"

"Itu tugas mu yang selanjutnya. Kau tidak perlu menjagaku lagi mulai sekarang" jawab Luka dengan tegas.

"Apa maksudnya ini Luka-sama?" tanya Len yang masih belum mengerti keadaannya.

"Mulai sekarang tugasmu untuk menjagaku akan digantikan oleh Hiyama. Dan kau akan menjaga gadis dilembar itu" ucapnya menjelaskan.

Len melihat lembaran itu dan dirinya terkejut dengan apa yang tertera diatasnya.

Dilembar tersebut tertera nama Hatsune Miku, gadis berambut hijau tosca yang diikat twintail. Dan tentu saja, itu adalah gadis yang ditolak oleh Len semalam.

"Kenapa gadis ini?" tanya Len.

"Dia yang mewarisi kunci heart dari keempat kunci yang ada dan baru-baru ini orang yang mengawasinya baru saja terbunuh" kata Luka.

"Kalau begitu ada orang yang mengetahui jika dia memegang kunci itu?" tebak Len.

"Ya kau benar. Keberadaannya sekarang menjadi sangat penting karena mereka sudah tahu siapa dia sebenarnya"

Len hanya terdiam. Dilubuk hatinya ia sebenarnya ingin menghentikan semua ini dan menjalankan kehidupannya dengan normal. Tapi itu tidak dapat dihindari karena sekarang dia telah terlibat dengan sesuatu yang lebih berbahaya dari sebelumnya, terlebih lagi keluarga Kagamine adalah salah satu keluarga yang bertugas untuk melayani dan menjaga orang-orang yang memiliki kunci tersebut.

"Kau juga sebaiknya tahu hal ini Len" ucap Luka dan ia pun membisikkan sesuatu kepada Len.

Len yang mendengar hal itu terkejut tidak percaya. Didalam hatinya sekarang mungkin tumbuh perasaan untuk melindungi perempuan itu dari apapun.

Luka yang mengetahui perasaan Len itu, kini merasa sedikit tenang dengan hal itu. Lalu ia menggenggam tangan Len.

"Dengar Len. Apapun yang terjadi kuharap kau melindungi gadis itu dengan baik" kata Luka yang disambut dengan perkataan 'ya' dari Len.

To be continue…

.

.


thanks for reading minna ^.^

see you in chapter 2...

Preview chapter 2

"Apa yang harus kulakukan sekarang?"/"Baiklah tapi aku hanya akan memberimu ini"/ "Dimana Mikuo-niisan?"/"Semuanya itu hanyalah mimpimu"/"Aku benci dirimu, Len!"/"Dengarkan apa yang kukatakan!"