Kue Pertamaku

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana seluruh umatnya berlomba-lomba untuk mengamalkan amal saleh. Salah satunya adalah Ciel Phantomhive cewek berambut panjang yang selalu mengikat dua rambutnya. Bermata biru sebiru langit sehingga langit pun cemburu dengan keindahan bola matanya, ia bermata biru dikarenakan dia blasteran Indo-Jepang.

"Ciel~" panggil seorang cewek yang mendekat kearahnya, namanya Lizzy a.k.a Elisabeth Middleford cewek berkebangsaan Inggris ini siswa pindahan yang ayahnya dimutasi ke Indonesia.

Ciel menoleh kearah sumber suara dan menghela nafas saat melihat Lizzy, "ada apa Lizzy?" tanyanya heran karena melihat Lizzy.

"Ciel apa kau tau bahwa minggu depan udah lebaran?" tanya Lizzy dengan semangat, sedangkan Ciel hanya mengangguk menjawab pertanyaan Lizzy.

"Nah… bagaimana kalo kita bikin kue untuk lebaran? Nanti kita minta tolong pada Sebastian sensei (sensei= guru)?" tanya Lizzy meminta pendapat Ciel. Terlihat dari wajah Ciel bahwa ada ketidak sukaan dengan pendapat Lizzy, tapi daripada sahabatnya itu marah mending Ciel ikuti kemaunnya.

Sepulang sekolah setelah mereka menemui Sebastian sensei mereka berjalan keruang PKK dimana peralatan masak tersedia ditempat tersebut.

"Jadi… kalian ingin aku membantu membuat kue untuk lebaran?" tanya Sebastian sensei sang guru PKK. Kedua gadis didepannya itu mengangguk dengan semangat. "Baiklah dengan senang hati akan kuajari kalian cara membuat kue kering," ujarnya setelah mendapat jawaban dari muridnya pada pertanyaan sebelumnya.

Berhari-hari mereka lalui untuk membuat kue kering dan berkali-kali juga mereka merasakan neraka, karena Sebastian sensei yang mengajari mereka bagaimana cara membuat kue adalah guru killer yang sangat suka menghukum muridnya ketika mereka melakukan kesalahan, seperti… membuat ulang kue yang sudah diajarinya 100 kali. Yah hal itu pula yang membuat seluruh muridnya jadi bisa membuat kue dengan baik.

Hari terakhir mereka di ajari membuat kue, sang sensei killer melunak karena sepertinya para muridnya itu sudah tau bagaimana caranya membuat kue. "Selesaii…" ujar Ciel dan Lizzy berbarengan, dengan bangga mereka menyerahkan kue buatan mereka pada guru pembimbing mereka selama 5 hari itu. Saat kue mereka jadi saat itulah beduk buka sekaligus adzan magrib berkumandang dengan indah membuat ketiga orang yang ada didalam mensyukuri puasa hari ini mereka laksanakan tanpa ganguan satupun.

"Bagaimana sensei?" tanya Lizzy yang tegang dengan jawaban yang akan diberikan gurunya itu. Sebastian mengigit kue yang diberikan muridnya. "Enak… selamat Lizzy kau sudah bisa membuat kue," ujar Sebastian. Ucapan sang guru membuat hati Lizzy lega dengan keberhasilannya. Lalu Sebastian melihat kearah kue yang dibuat Ciel. Ia makan hasil jerih payah Ciel selama 5 hari dan rasanya tidak beda dengan milik Lizzy. "Selamat kalian akhirnya bisa membuat kue dengan benar dengan begini ajaranku pada kalan sama sekali tidak sia-sia" ujar Sebastian tersenyum dan mengusap kepala dua gadis didepannya.

"Terima kasih sensei… ini kue pertamaku yang tak akan kulupakan…" ujar Ciel dan Lizzy bersamaan.

TAMAT