Cinderellas's step brother

.

Chanhun, Chanbaek, SuDo

.

Typo EVERYWHERE!

.

.

Adaptasi Cinderella's Step Sister

.

.

Ga suka jangan di baca!

.

.

Sehun (18 y.o)

Jongin (15 y.o)

Chanyeol (20 y.o)

Baekhyun (17 y.o)

.

.

PROLOG

.

Suara air yang mendidih memenuhi dapur salah satu rumah pedalaman busan siang itu. matahari sangat terik, tapi udara tetap dingin. Terlihat lelaki muda berkulit putih pucat memasangkan apron ke badannya. potongan demi potongan dia lakukan pada sawi putih yang sudah di lumurinya dengan banyak cabai. Mencobanya satu potong dan rasanya sangat baik.

"lepaskan!" satu teriakan membuat lelaki itu membelakkan matanya. Tapi setelahnya, wajah dia kembali datar.

"kyungsoo-ya, bukan seperti itu" lelaki itu tetap melanjutklan memasak meski terdengar derap langkah bersemangat kearahnya. Panggilan 'kyungsoo-ya' tetap mengalun dengan lembut di telinganya. Tidak hanya itu, bahkan teriakan dari seseorang juga tidak dia hiraukan.

Lelaki pucat itu melirik kearah sebelahnya dan melihat anak laki-laki yang tinggal satu atap denganya selama ini mengambil beberapa potongan kimchi lalu memasukkannya ke dalam mulut kecil itu

Di saat yang bersamaan, kegaduhan, teriakan, semuanya terlihat jelas terjadi diantara dua insan yang sekarang sedang berhadapan satu sama lain "pergi! Jangan sentuh aku, bastard!" bahkan teriakannya sampai ke ruangan rumah tetangga

"kyungsoo-ya~ kau ingin aku melakukan apa? Aku akan melakukan apapun" salah satu insan di ruangan itu angkat tangan dan berlutut dengan tatapan memohon pada manusia di hadapannya sekarang "katakan saja padaku"

Lelaki yang di mintai permohonan kaget mendengar penuturan pria di hadapannya. Dengan kesal lelaki itu membuka bajunya dan menunjukkan beberapa luka di pundaknya. lelaki yang sekarang half naked itu berteriak dan minta penjelasan atas luka di pundaknya

"bukan aku yang melakukannya, botol botol itu yang salah" bujuk pria itu menunjukan sekumpulan botol minuman keras yang baru saja ia beli tadi malam. Lelaki yang di panggil kyungsoo itu semakin menaikkan volume teriakannya saat pria di hadapannya memeluknya dengan erat

"aku tidak ingin mendengarnya! Pergi kau junmyeon!"

"aku sudah katakan, jangan dekat denganku jika aku dalam pengaruh alkohol" junmyeon semakin mengeratkan pelukannya. Tentu saja kyungsoo menolak dan mendorongnya hingga kepala junmyeon menubruk dinding kamar

Di dapur, sehun –lelaki pucat tadi- mengambil semangkuk nasi dan meletakkannya di meja makan. Lelaki muda bernama jongin tetap masih mengambil potongan kecil kimchi dan melahapnya. Sehun duduk dan segera melahap sesendok nasi kedalam mulutnya. Dia juga mencoba supnya. "hyung, apa kau tidak memberiku makanan?" tanya jongin tidak percaya "mengapa kau makan sendiri?"

Sehun menghentikan acara makannya sejenak "aku tidak tau kapan aku akan dapat makan lagi" ucap sehun dengan datar "aku akan memakan semua yang bisa aku makan sekarang, jadi-" ia menatap tajam ke arah jongin "jangan ganggu aku"

Seperti mengerti akan keadaan. jongin membelakkan "apa kau akan pergi?" tapi yang di tanya tetap melanjutkan makannya. Merasa tidak dihiraukan, jongin mengambil langkah cepat ke penanak nasi "jika kau pergi, maka ini juga akan menjadi makanan terakhirku" ucapnya terburu buru "tidak akan ada yang memasak untukku lagi"

Dan berakhir dengan keheningan karena mereka sibuk menghabiskan makanan yang ada dimeja. Teriakan teriakan yang berasal dari kamar seperti musik yang mengalun di telinga sehun. ia tidak peduli.

"dengar baik baik, aku ingin menyampaikan suatu hal padamu" jongin menelan nasinya dan melanjutkan "tidak peduli, dimana kau berakhir atau kau akan tinggal. Aku akan menemukanmu dan menjagamu" ucap jongin serius dengan aksen busan yang sangat ketara. Tapi sehun tidak peduli

Sebuah teriakan kencang memanggil nama sehun berhasil membuat sehun bangun dari tempatnya. Ia berlari ke arah suara berasal dan menemukan ibunya hampir di pukul oleh lelaki mabuk, junmyeon dengan tongkat baseball. Dengan cepat sehun menjatuhkan junmyeon dan menahannya di lantai

Tongkat baseball tergeletak begitu saja di lantai. jongin segera mengambil tongkat itu dan membuangnya. Di tongkat itu terukir 'Oh Sehun adalah milik Kim jongin'

.

.

Langkah kaki yang sangat cepat, membuat rumah itu semakin lama sekain kecil terlihat. Sehun terus menarik ibunya untuk lari bersama. Ia frustasi mengapa dari tadi tidak ada taksi yang lewat. Sementara di lain tempat, jongin terus berteriak memanggil sehun untuk tidak pergi. Ia mencintai hyungnya. Beda dengan jongin, junmyeon justru mengincar kyungsoo dengan mengejarnya

"dia datang! Apa yang harus kita lakukan?" tanya kyungsoo. Tapi sehun tidak menghiraukan ibunya dan tetap menarik ibunya untuk berlari

Dengan tiba tiba kyungsoo menarik sehun untuk berhenti sejenak. Ia berpikir bahwa ia harus berganti baju. Ia tidak mungkin berpenampilan acak acakan seperti itu-"kau pikir ini waktunya untuk mengkhawatirkan tentang itu?! " teriak sehun frustasi

Kegiatan mereka terhenti ketika mendengar nama kyungsoo di sebutkan. Mereka melihat kebelakang dan ternyata benar, ada junmyeon. Dengan cepat, sehun kembali menarik ibunya untuk lari. Mereka melewati banyak gang gang sempit agar dapat bersembunyi "lewat sini" lalu junmyeon melewati mereka

Melihat kesempatan tersebut, sehun dan ibunya kembali berlari ke jalan raya untuk mendapatkan taksi. Entah mengapa junmyeon selalu menemukan mereka. Dia kembali memanggil nama kyungsoo dengan tatapan memohon. Untuk sesaat, kyungsoo sedikit kasihan melihat junmyeon. Tapi sehun kembali menarik ibunya untuk pergi agar tidak kemakan omongan junmyeon.

"awas kau! Jika aku menemukanmu, aku akan membunuhmu!" teriak junmyeon

Perasaan yang ragu ragu segera jongin tepis. Ia melompat ke arah junmyeon untuk menghentikannya mengejar sehun dan kyungsoo "hyung! Makan dengan baik dan menjadi sehat!" teriak jongin seperti pesan terakhirnya sebelum sehun meninggalkannya pergi

.

.

.

Taksi berjalan dengan tenang tapi tidak dengan manusia di dalamnya. Supir taksi tentunya menyupir dengan tenang, hanya saya penumpangnya-"bahkan kita sama sekali tidak memiliki rencana! Tidak ada rencana!" kyungsoo memukul sehun dengan keras "tanpa uang di kantong, apa yang harus kita lakukan?"

"apa kita pernah memilki uang?!" balas sehun tak kalah tajam "kita tidak pernah memiliki uang sepanjang hidup kita!"

Anak ibu tersebut terus berkelahi. Beradu mulut seperti mereka bukanlah ibu dan anak "ahjussi. Kita kembali ke tempat yang tadi!" bentak kyungsoo. mata sehun membesar "apa? Tidak! Kita ke stasiun kereta! 45 menit lagi kita akan ketinggalan kereta!" sehun tak mau kalah, kyungsoo juga. Kyungsoo kembali mengatakan jika taksi tersebut harus kembali dan sehun terus mengatakan untuk terus ke stasiun kereta

Supir taksi merasa jengah dan memberhentikan kendaraannya. Ia menyuruh keduanya keluar karena ia merasa sangat pusing mendengar perkelahian mereka yang sangat berisik "tidak. Kita kembali ketempat tadi. Tempat dimana kau-"

"ibu" panggil sehun lembut. omongan kyungsoo terpotong dan melihat ke sehun "apa kau ingin kembali kerumah itu karena ini?" lanjut sehun kemudian menunjukkan sebuah cincin berlian yang sangat cantik. Pasti mahal. Kyungsoo tersenyum menang "ahjussi! Cepat kita ke stasiun kereta! Kita akan terlambat. Palli jinjjaro kkayo!" putus kyungsoo

.

.

.

Barang barang berserakan di lantai. Kebanyak dari semua itu adalah pakaiannya. Junmyeon menggeledah lemarinya-tidak, semua lemari di geledah. Sialan. Pelacur itu bahkan mengambil cincinnya "jongin. Panggilkan jungkook" pinta junmyeon. jongin panik. Mereka adalah geng berandalan "cepat! Atau aku akan menghajarmu!"

.

.

.

Mobil hitam yang sangat terlihat mahal itu berhenti dengan mulus. Ke-empat pintunya terbuka dan muncul beberapa orang dengan pakaian hitam. Mereka semua masuk ke dalam stasiun kereta dimana target yang mereka incar berada.

Myeong Beong Station

Sialnya, keretanya sudah pergi "lihat kesini" salah satu dari mereka menarik petugas yang ada disana.

"kapan kereta itu sampai pada stasiun selanjutnya?" tanyanya dengan garang, tapi petugas kereta tersebut tampak tidak takut "jam 5 sore" jawabnya dengan tenang

Semua dari mereka segera pergi ke stasiun selanjutnya. Sehun dan kyungsoo tidak boleh lolos.

Dilain tempat, sehun menunggu ibunya yang sedang berganti pakaian. Ibunya selalu seperti itu. mementingkan penampilan. "bagaimana bisa kau mengambil pakaian seperti ini?" tanya ibu sehun frustasi sambil memilah satu persatu pakaian yang ada di tasnya "apa kita sedang fashion show?" balas sehun dengan malas

Tapi kyungsoo menganggap pertanyaan sehun seperti hembusan angin-"ini adalah satu satunya pakaian yang bagus. Ah iya, aku juga harus memperbaiki rambutku." Sehun memutar matanya dengan malas

.

"hyung, aku pikir aku akan di hajar sampai mati. Jadi aku memanggil para gangster itu" ucap seseorang di seberang sana dengan nada yang sangat bersalah "jangan biarkan dia menangkapmu. Jaga dirimu baik baik. Jika kau ditangkap, bahkan tulangmu tidak tertinggal" lanjut jongin.

Sehun menghela nafasnya dalam "aku tidak akan tertangkap"nada sehun begitu tenang tapi dia sadar, dia takut. Gangster yang di sewa junmyeon sangat kuat. Ia juga khawatir dengan nasib ibunya.

Perlahan ia menatap ibunya. Namun kyungsoo sama sekali tidak menampilkan ekspresi takut "siapa yang menyuruhmu melakukan hal ini, anak nakal?" tanya kyungsoo dengan berbunga bunga. Ia menatap cincin yang sudah ia tancapkan di jarinya

"jangan berbicara seperti itu, kau seperti tidak berpendidikan" desis sehun. kyungsoo tersenyum "kau pencuri" balas kyungsoo

Ketika dia dalam mood yang baik, dia mengumpat

Bahkan ketika dia dalam mood yang buruk, dia juga mengumpat

"terima kasih" ucap kyungsoo tulus setelah sehun membantunya menyimpan cincin yang baru saja ia pakai

Dia seorang ibu, tapi beginilah cara dia hidup

Dia melakukan hal yang jauh lebih buruk seperti hal itu bukan apa apa baginya

Apakah kalian pikir, kalian akan menyukai ibu seperti dia?

Butir butir salju turun menapak atap atap rumah. Menempel layaknya prangko. Kokoh dan tidak ingin meleleh sambil menunggu beberapa butir temannya agar ikutan menempel menjadi gumpalan salju. Pohon kehilangan dedaunan yang selalu berada didekatnya. Jatuh satu per satu demi melindungi kehangatan pohon itu. sehun menatap pohon pohon itu sampai kereta mencapai pemberhentian selanjutnya

Suara mesin kereta mengecil dengan cepat dan sentakan pelan di alami semua penumpang ketika kereta itu berhenti. Tatapan sehun tetap kosong ke arah jendela. Tapi itu tidak lama. Segerombolan lelaki berjas hitam mendekati gerbong sehun.

Dengan panik sehun membangunkan ibunya. Sial sekali. Kyungsoo tak kunjung bangun. Mereka sudah masuk kekereta dan menggeledah satu per satu penumpang yang di kereta tersebut.

Sehun melangkahi ibunya dengan hati hati. Ia menutup wajahnya seakan akan wajahnya adalah point untuk mengetahui bahwa ia adalah seorang 'OH SEHUN'.

Ibuku memiliki lebih dari sejuta lelaki disisinya

Dia sebelumnya memberiku ayah ke 1000.001

sehun sudah sampai pada luar kereta. Tinggal selangkah lagi, ia akan selamat dari para gangster itu..

tapi-

Aku terlahir untuk mengabaikannya

ia memutuskan untuk kembali kedalam kereta. Dengan mengendap, sehun berhasil mendekati kyungsoo "ibu! Ibu! Ayo! Kita harus lari" dan entah kenapa kyungsoo langsung terbangun dan matanya harus di hadapkan pada segerombolan gangster itu

pelan pelan sehun menarik ibunya untuk lari. Sayangnya, gangster itu tau dan mengejar mereka. Gerbong demi gerbong mereka lewati untuk menghindari para gangster kiriman junmyeon.

Sampai pada ujung kereta, sehun dan kyungsoo memutuskan untuk memisahkan diri. Sehun masuk ke toilet sebelah kanan sementara kyungsoo sebelah kiri.

Naasnya, sehun bertemu dengan salah satu namja dengan tatapan polos menatapnya 'Wu Baekhyun' nama itu tertera jelas di nametag namja didepannya

.

.

.

Padang rumput di kanan kiri jalan memang bagus. Bahkan itu sangat panjang. Truk putih kecil melawatinya dengan tenang. Seakan benda mati itu juga menikmati pemandangan di depannya. menelusuri meter per meter padang rumput itu sampai pada tempat yang dituju

Terlihat sangat sibuk saat chanyeol memasuki kawasan tempat kerjanya. Beberapa mobil pengangkut kotak kardus berlewatan. Chanyeol tersenyum ke semua orang yang di temuinya "stop! Stop! Stop!" namja tinggi menjulang tersebut menatap seseorang yang lebih mungil darinya turun dari salah satu truk pembawa kotak kardus

Baekhyun berhenti di depan chanyeol yang lagi bekerja "kenapa kau tidak menjawab telponku?" tanya baekhyun antusias "aku harus pindah sekolah"

"aku tidak tau apa yang sedang kau bicarakan, tapi jika kau datang siang ini, itu berarti kau sedang bolos sekolah" ucap chanyeol tapi tetap melanjutkan pekerjaannya. Baekhyun ingin menjelaskan apa yang terjadi tapi chanyeol memotongnya "jika aku mendengarkan alasanmu dan itu tidak penting, maka kau akan dalam masalah, little kid"

Sangat kesal. Baekhyun tidak suka omongannya di potong. Dia menarik kerah chanyeol membuat namja jangkung itu mendekat "dia bilang dia akan datang dan menemukanku di sekolah tapi aku tidak bisa menemukan cincin itu! cincin ituuu!"

.

Para karyawan membungkuk kearah chanyeol, begitu pula sebaliknya. Chanyeol memasuki ruangan dengan senyuman merekah dibibirnya- "itu ketika kelas bahasa korea"chanyeol memindahkan kotak kotak yang ia bawa "aku melihat cincin di jari guruku dan itu mengingatkanku" lanjut baekhyun

"setelah aku kembali dari camping di sekolahku, aku menaruh cincin itu dan memaikannya" ucap baekhyun panjang kebar, tapi chanyeol tetap mendengarkan walaupun dia lebih fokus pada pekerjaannya

"tapi aku tidak ingat apa yang aku lakukan setelahnya"

Chanyeol menarik besi pada pegangan kereta pengangkut kardus itu tapi baekhyun menghentikannya. Dengan pandangan polos, baekhyun menaiki kereta dan duduk di atas tumpukan kardus. Menggelengkan kepala sedikit, chanyeol mendorong kereta di tambanh bakhyun disitu "aku hanya ingin ke rumah untuk melihat cincin itu lagi. Tidak peduli bagaimana aku susah payah mencarinya, cincin itu tidak ada dimana mana" chanyeol tetap diam

"sekarang aku harus bagaimama, hyung?" baekhyun menatap chanyeol penuh harap "ne annyeonghaseyo, park chanyeol imnida" chanyeol kembali membungkuk pada orang yang baru saja melewatinya

Dia tidak memperdulikan apa kata baekhyun. Dia hanya berpikir kalau baekhyun masih anak anak dan omongannya tidak penting.

Perlahan chanyeol kembali mengambil kardus kardus itu lalu meletakkannya ke dalam truk. Tanah yang menjadi sasaran empuk baekhyun. Ia menghentakkan kakinya dengan kesal. Bakhyun duduk di tepi truk dan kembali bercerita-"aku sedang dalam masalah besar"

"jika aku katakan padanya bahwa aku menghilangkan cincin itu, dia akan mencakar wajahku" baekhyun terus meracau. Chanyeol tersenyum pada salah satu pegawai dan mentanda tangani barang barang yang sudah ia pindahkan "apa yang harus aku lakukaaannn?"

"bosku bilang dia akan memberhentikan pengiriman barang besok siang. Tolong beritahu bosmu" chanyeol mengangguk mengiyakan apa yang barusan ahjussi tadi katakan. Mereka sama sama berpamitan. Chanyeol menghela nafasnya lalu mendekati baekhyun "hyung?"

"aku pikir aku harus pindah sekolah, kemana aku harus pergi?" lanjut baekhyun "apa aku harus pergi ketempat yang jauh seperti seoul?"

"kau menghilangkan mp3 playermu, bukankah kau menemukannya seminggu kemudian di kantor ayahmu?" baekhyun mengangguk "t-shirt yang kau beli saat konser super junior kau lihat di rumah nenekmu dan dia menggunakannya sebagai lap-"

"aku sangat membenci nenek saat itu. bagaimana bisa dia menggunakan wajah donghaeku sebagai lap?" potong baekhyun "dan kau menghilangkan jam yang ayahmu beli ketika kau memulai hari pertama sekolah, bukan?" tanya chanyeol sarkastik.

Baekhyun terkejut. Dia menampilkan wajah terkejut manjanya ke chanyeol- "aaa- bagaimana kau tau itu?" chanyeol tersenyum "kau meninggalkannya di ruanganku" jawab chanyeol

"kau bahkan tidak bisa bayangkan berapa lama aku mencari itu" baekhyun tertawa kecil. Ia memainkan jarinya malu malu di hadapan chanyeol "apa ada yang kau hilangkan selamanya?"

"hm?" chanyeol perlahan mendekati namja mungil itu. baekhyun harus memundurkan kepalanya agar tidak terjadi hal yang tidak orang inginkan "semua yang kau hilangkan di rumahmu, apa ada yang tidak bisa kau temukan lagi?" baekhyun menggeleng "tidak. Tidak ada"

.

.

TBC

.

.

.

No cuap-cuap.

Review juseyo