Pairing : KanaFemHarry

Rating : T (untuk saat ini)

Keterangan :

'Mind'


~Bab 1~

.

.

Cross Academi itulah nama yang saat ini terpampang di pintu gerbang dimana Hazel berdiri.

"Aku sudah sampai di depan pintu gerbang Andy. Apa yang harus kulakukan sekarang" Hazel berkata kepada Andromeda atau Andy yang saat ini diseberang sambungan telepon nya.

"Kamu bisa langsung menemui Kepala Sekolah Cross. Tanyakan saja pada siswa yang lewat nanti" Hazel bisa mendengar Andromeda berkata kesusahan dan Hazel juga bisa mendengar suara tangisan Teddy dari sambungannya.

"Baiklah, apakah Teddy menangis lagi, bukannya waktunya dia tidur sekarang" Hazel berkata begitu dia mendengar suara Teddy yang menangis tadi.

"Ya, rupanya popoknya sudah harus diganti" Andy berkata kepada Hazel dari sambungan telepon.

"Baiklah kalau begitu, aku akan menutup teleponnya agar kamu bisa berurusan dengan Teddy" Hazel berkata kepada Andromeda.

"Baiklah, nanti berikan kabar jika urusanmu sudah selesai" Andromeda berkata.

"Baiklah, kalau begitu. Bye Andy" Hazel berkata kepada Andromeda.

"Bye Hazel" Hazel mendengar Andromeda berkata sebelum dia menutup sambungan telepon.

Melihat jika sambungan teleponnya sudah diputuskan, Hazel pun kembali memasuki mobilnya dan mulai mengendarai memasuki area sekolah Cross Academi.

Gadis itu adalah Hazel Lilyana Potter-Black atau Hazel untuk pendeknya. Setelah perang melawan Voldemort berakhir, baik Hazel dan Andromeda Tonks nee Black atau Andy untuk pendeknya memutuskan untuk pindah ke Jepang ke rumah salah satu milik keluarga Black untuk memulai hidup baru. Setelah perang berakhir Hazel baru tahu jika dia adalah setengah Vampir yang dia warisi dari keturunan ibunya yang keturunan Vampire murni yang rupanya sewaktu bayi ibunya diadopsi oleh keluarga Evans. Hazel baru tahu karena setelah dia membaca buku jurnal milik ibunya yang dia temukan dalam lemari besi Gringotts milik ibunya. Setidaknya dia tahu kenapa dia begitu kecanduan Blood Pops.

Hazel tahu jika dunia sihir Inggris masih waspada dengan hal-hal yang dianggap gelap, baik sihir, artefak ataupun makhluk, itulah kenapa setelah perang banyak makhluk-makhluk yang dianggap gelap pergi bersembunyi. Walaupun sekarang dunia sihir Inggris mulai perlahan-lahan sudah menerima semua jenis sihir. Tapi Hazel tahu masih banyak penyihir diluar sana yang tidak menyukai hal-hal gelap, itulah kenapa baik Hazel dan Andy memutuskan untuk pindah keluar negri dengan membawa Teddy anak dari Remus Lupin dan Nymphadora Lupin nee Tonks, pasangan itu meninggal dalam perang terakhir dan meninggalkan seorang bayi laki-laki yang baru berumur 8 bulan.

Karena keturunan Teddy yang setengah manusia serigala yang dia dapatkan dari ayahnya, mereka tahu jika nanti Teddy akan ditakuti begitu dia akan memulai sekolah di Hogwarts, itulah mengapa mereka membawanya dan berniat menyekolahkan Teddy di sekolah sihir Jepang yang menerima semua jenis keturunan dan sihir.

Hazel lebih memutuskan untuk melanjutkan studi Muggle nya yang sempat berhenti, dia sudah selesai dengan studi sihirnya mengingat dia sudah mengambil NEWT sebulan sebelum mereka pindah. Hazel sudah les private studi Muggle disana sini untuk mengikuti pelajaran ke tingkat yang akan dia masuki saat ini. Dan dia juga sudah memutuskan untuk menyembunyikan keturunan Vampir nya seperti yang dilakukan oleh ibunya menggunakan matra ciptaan ibunya, walaupun untuk berjaga jaga dan juga karena dia sangat menyukai Blood Pops, Hazel selalu membawa stok Blood Pops miliknya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Hazel pun memutuskan untuk langsung memasuki gedung sekolah dan mencari kantor Kepala Sekolah. Hazel tahu jika sekolah ini terbagi menjadi dua sistem yaitu sistem Asrama Day Class yang mana siswa siswi nya bersekolah pada siang hari dan sistem Night Class yang mana kelas nya dimulai pada malam hari masing-masing sistem memiliki Asrama masing-masing, nah Hazel hanya tahu sampai situ saja karena dia hanya diberitahu sampai situ oleh pelayan Cafe tempat dia mampir tadi dan Hazel memutuskan untuk memasuki sistem Day Class karena Hazel tidak berniat untuk merubah jadwal tidurnya.

Begitu memasuki area sekolah Hazel sepertinya tersesat karena tidak mengetahui ruang Kepala Sekolah dan tidak ada murid yang bisa dia temukan untuk ditanyai petunjuk arah.

"Siapa kamu, dan apa yang kamu lakukan disini" suara baru seperti suara seorang pria yang terdengar dari belakang Hazel membuat Hazel terkejut. Hazel pun memutar tubuhnya untuk melihat orang yang mengejutkannya.

Begitu dia berbalik ternyata tidak hanya ada seseorang namun ada beberapa orang cantik dan tampan yang tidak manusiawi dan mereka mengenakan pakaian seragam bewarna putih dan aura mereka juga berbeda tapi Hazel sepertinya mengenal aura ini dengan baik namun untuk saat ini Hazel akan mengabaikannya, dan yang tadi berbicara padanya sepertinya pemimpin mereka karena dia berada pada barisan paling depan dan tidak ada yang berjalan disamping pria itu. Pria itu begitu tampan tidak manusiawi dan memiliki aura dominan yang kuat, dia memiliki rambut coklat hampir gelap dan mata bewarna anggur yang saat ini menatapnya dengan intens.

'Vampir' Hanya satu kata yang terlintas dalam pikiran Hazel begitu mengingat aura familiar yang berasal dari orang-orang yang saat ini berdiri depannya, Hazel begitu bersyukur karena perisai Occlumency nya begitu kuat.

'Tapi apasih yang Vampir lakukan disekolah manusia, dan kenapa aku tidak tahu soal ini' Hazel menambahkan dalam pikirannya yang panik.

'Baiklah, Hazel kamu bisa melakukan ini, kamu sudah melawan Voldemort beberapa kali, masa hanya berbicara dengan Vampir didepanmu saja tidak berani' Hazel berkata dengan panik di pikirannya, walaupun diluar Hazel memasang wajah tenang tanpa ekspresi miliknya.

"Apa yang kamu lakukan disini" Pria didepannya bertanya lagi karena tidak mendapat jawaban dari Hazel.

"Aku orang baru disini dan tinggal di Kota tidak jauh dari sini, aku ingin mendaftar sekolah di Cross Academi karena dekat dengan rumah. Jadi bisa kah salah satu dari kalian memberikan petunjuk arah ke ruangan Kepala Sekolah" Hazel berkata dengan tenang.


Kaname dan rombongan Night Class berjalan menyusuri lorong sekolah untuk memasuki kelas yang sebentar lagi akan dimulai.

"Menurutmu mobil siapa yang diparkir di depan gedung tadi, Akatsuki" Kaname bisa mendengar suara Hanabusa Aido yang bertanya kepada sepupunya Akatsuki Kain.

"Tidak tau, mungkin tamu Cross" Kain menjawab pertanyaan Hanabusa dengan cuek. Karena saat mereka mendekati gedung sekolah mereka bisa melihat mobil sports bewarna putih yang terpakir tidak jauh di depan gedung.

Kaname dan rombongannya terus berjalan hingga Kaname melihat seorang gadis manusia yang seperti kebingungan. Kaname pun memutuskan untuk mendekati gadis manusia tersebut dan rombongannya selalu mengikuti tidak jauh dibelakangnya.

"Siapa kamu, dan apa yang kamu lakukan disini" Kaname berkata tiba-tiba dan mengejutkan gadis itu, gadis itu pun langsung berputar dan melihat kearahnya.

Begitu gadis itu berbalik Kaname bisa melihat jika gadis itu lumayan cantik untuk ukuran manusia biasa, gadis itu memiliki rambut merah namun tidak seperti rambut Akatsuki Kain yang bewarna merah seperti api tapi rambut gadis itu bewarna merah semerah darah, dan matanya adalah mata hijau tercantik yang pernah Kaname lihat itu tidak seperti warna mata Takuma yang juga bewarna hijau namun mata gadis itu berbeda dia memilki warna hijau terang yang akan membuat zamrud untuk malu dan matanya seperti memegang kekuatan tersembunyi yang saat ini menatapnya terkejut.

"Apa yang kamu lakukan disini" Kaname bertanya lagi karena dia merasa jka gadis itu tidak menjawab pertanyaannya.

"Aku orang baru disini dan tinggal di Kota tidak jauh dari sini, aku ingin mendaftar sekolah di Cross Academi karena dekat dengan rumah. Jadi bisa kah salah satu dari kalian memberikan petunjuk arah ke ruangan Kepala Sekolah" gadis itu berkata dengan tenang. Nah sepertinya gadis itu yang memiliki mobil yang terpakir di depan gedung tadi.

"Ah, ruang Kepala Sokolah. Aku bisa mengantarmu kesana" Kaname berkata kepada gadis itu, dia tidak tahu kenapa tapi dia ingin lebih mengenal tentang gadis yang ada didepannya saat ini.

"Ah, tidak usah, sepertinya kamu sudah akan masuk kelas. Hanya menunjukkan jalan saja aku akan pergi sendiri" gadis itu berkata.

"Tidak, aku tidak keberatan" Kaname berkata kepada gadis itu lagi.

"Tapi-" gadis didepannya berkata dengan ragu sambil melihat pada orang-orang yang berada dibelakang Kaname.

"Aku memaksa" Kaname berkata memaksa gadis itu.

"Takuma, kamu yang akan memimpin dari sini sementara aku akan mengantar nona.." Kaname berkata kepada Takuma, namun terhenti karena tidak tahu nama gadis itu.

"Hazel, Hazel Potter" gadis itu berkata memperkenalkan namanya.

"mengantar nona Potter keruangan Kepala Sekolah" Kaname berkata kembali kepada Takuma.

"Tentu saja President Kuran" Takuma berkata dengan senyum biasa yang ada di wajahnya.

"Baiklah kalau begitu, mari nona Potter" Kaname berkata mengarahkan gadis itu kearah mana ruangan Kepala sekolah berada.

"Ah, Ya" gadis itu berkata sambil mengejar Kaname yang sudah ada di depannya.


Begitu kedua orang itu sudah agak menjauh siswa Night Class lainnya memulai oblrolan mereka.

"Menurutmu siapa gadis itu Takuma" Aido berkata setelah melihat kedua orang tadi menghilang.

"Nah, mungkin hanya siswa baru di Day Class" Takuma berkata sambil tersenyum.

"Tapi kenapa harus Kaname-sama yang mengantar gadis itu kenapa tidak menyuruh yang lain saja" Ruka berkata dengan nada cemburu. Dia sudah susah mendapatkan perhatian Kaname-Sama karena Kaname-Sama hanya memperhatikan gadis Cross itu dan sekarang ada gadis baru yang menarik perhatian Kaname-sama, walaupun Ruka bisa mengatakan jika gadis ini terlihat lebih baik dari gadis Cross namun tetap saja itu membuat Ruka cemburu karena perhatian Kaname-sama terbagi lagi.

"Nah itu adalah apa yang Kaname-sama ingin" Takuma menjawab Ruka.

"Mari kita langsung ke kelas, sesuai perintah Kaname-sama" Takuma berkata sambil mengarahkan siswa Night Class ke kelas .


Mereka berjalan dengan diam menuju ruang Kepala Sekolah tanpa obrolan apapun. Hazel sebenarnya agak gugup berjalan disamping pria itu namun dia bisa menyembunyukan kegugupannya dengan baik, Hazel kembali melihat pria yang disebelahnya dan melihat jika pria itu cukup tinggi untuk orang Asia dan tinggi Hazel hanya sebatas dagu pria itu.

"Jadi, dari mana kamu berasal nona Potter" Pria itu berkata tiba-tiba dan Hazel terkejut serta malu karena mungkin pria itu tahu jika Hazel memperhatikannya secara diam-diam.

"Ah aku berasal dai London Inggris" Hazel menjawab pertanyaan pria itu.

"Hm, lalu apa ada alasan kamu pindah ke Jepang" Pria itu bertanya kembali.

"Hanya masalah pribadi" Hazel menjawab dan menghentikan pertanyaan pribadi yang ditanyakan Pria itu.

Perjalan mereka pun kembali hening.

"Jadi apa boleh aku membawa dan menyimpan mobil disekolah" Hazel bertanya memutuskan keheningan diantara mereka.

"Kamu boleh bertanya kepada Kepala Sekolah Cross untuk masalah itu. Tapi kalau boleh tau kenapa kamu ingin menyimpan mobil disekolah" Pria itu bertanya kepada Hazel.

"Oh itu, untuk mengunjungi anakku yang saat ini bersama neneknya" Hazel menjawab sambil tersenyum mengingat tentang Teddy.

"Anak?" Pria itu berkata dengan suara berat yang tenang. Hanya Hazel atau memang aura disini semakin dingin.

"Kamu terlihat muda untuk memiliki anak nona Potter" Pria itu menambahkan dengan nada yang sama sepert sebelumnya.

"Ah oh bukan, Teddy bukan ank kandung ku tapi anak baptisku, aku merawatnya bersama neneknya setelah orang tua Teddy meninggal" Hazel berkata dengan cepat. Dan Hazel bisa merasakan jika aura disekitar mulai tenang dan kembali seperti semula.

"Oh mungkin Kepala Sekolah akan memberi izin jika kamu mengatakan kepadanya alasanmu" Pria itu berkata dengan nada ringan.

"Benarkah" Hazel bertanya kepada Pria itu penuh harap.

"Benar" Pria itu berkata sambil terkekeh sedikit.

"Nah disini kita, kamu hanya harus mengetuk pintu ini. Aku harus kembali ke kelas" Pria itu berkata setelah kita sampai di depan pintu yang sepertinya pintu ruang Kepala Sekolah.

"Ah Terima Kasih em." Hazel berkata sambil menanyakan nama pria itu.

"Kaname, Kaname Kuran" Pria itu berkata sambil tersenyum kepada Hazel.

"Kalau begitu terima kasih Kuran-san" Hazel berkata sambil menundukkan kepalanya sedikit.

"Sama-sama nona Potter, berharap kita akan segera bertemu lagi" Pria itu berkata sebelum berbalik meninggalkan Hazel sendiri.

Begitu pria itu atau Kuran sudah menghilang dari pandangan Hazel, Hazel pun mengetuk pintu ruang Kepala Sekolah. Menunggu beberapa saat setelah itu Hazel bisa mendengar perintah untuk masuk, Hazel pun membuka pintu dan memasuki ruang Kepala Sekolah


Kaname berjalan menyusuri lorong menuju keruang kelas setelah dia mengantarkan nona Potter ke ruang Kepala Sekolah. Sambil berjalan Kaname masih memikirkan tentang percakapan mereka tadi, Kaname tidak tahu kenapa pada saat nona Potter mengatakan dia memiliki anak itu membuat sisi Vampir miliknya keluar dan ingin pergi mencabik siapapun ayah dari anak itu, jika Kaname tidak mengendalikan nya dengan cepat Kaname tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sebenarnya apa yang gadis itu lakukan padanya hingga sisi Vampir nya hampir keluar, karena biasanya Kaname bisa mengendalikan sisi Vampirnya bahkan semarah apapun Kaname dia tidak akan pernah kehilangan kendali.

Tidak terasa Kaname sudah berada di sepan pintu kelas. Kaname pun membuka pintu kelas dan meminta maaf keterlambatannya.

"Kaname-sama" Kaname bisa mendengar siswa Night Class lainnya yang menyambut kedatangannya. Kaname hanya tersenyum sedikit dan berjalan kearah tempat duduknya biasa dan mulai membuka buku pelajarannya.

"Gadis tadi, dia memilki aroma berbeda" Kaname bisa mendengar suara Shiki. Mendengar itu membuat Kaname tegang.

"Shiki" Rima berkata memanggil Shiki dan melemparkan 2 butir tablet darah kearah mulut Shiki yang menunggu dan langsung ditelan oleh Shiki.

"Kaname-sama sepertinya anda tertarik pada gadis baru itu" Ruka bertanya dengan tenang menyembunyikan rasa cemburunya.

"Sepertinya" Kaname menjawab sambil berdiri dari tempat duduknya dan melihat kearah luar jendela lebih tepatnya ke langit malam.

Ruka yang mendengar itu malah semakin cemburu dibuatnya.

"Bulannya akan segera tertutup" Takuma berkata melihat Kaname yang masih melihat keluar jendela.

"Benar. Sekarang adalah waktu kita" Kaname berkata setelah itu semua cahaya didalam kelas menjadi redup.

"Inilah Malam Vampir" Kaname berkata kembali sambil membuka matanya yang sudah berubah menjadi merah. Para siswa Night Class lainnya pun mengikuti pemimpin mereka.


Begitu Hazel memasuki ruangan Kepala Sekolah. Hazel melihat seorang pria berambut pirang diikat ekor kuda dan memakai kacamata serta mengenakan pakaian sedikit aneh.

'Well, setidaknya gaya pakaian dia tidak seaneh Dumbledore yang bisa membutakan mata siapa saja yang melihatnya' Hazel berpikir setelah melihat pria itu yang dia duga sebagai Kepala Sekolah Cross.

"Halo nona ada yang bisa saya bantu" Pria di depannya berkata sambil tersenyum kepada Hazel.

"Ah iya, saya Hazel Potter ingin mendaftar sekolah disini. Apa bisa" Hazel berkata kepada pria itu.

"Tentu Tentu saja bisa" Pria itu berkata sambil tersenyum lebar.

"Terima Kasih pak, ini adalah formulir saya" Hazel berkata sambil menyerahkan formulir pendaftaran yang dia bawa kepada Kepala Sekolah.

"Panggil saja Ketua Cross nona Potter" Ketua berkata sambil mengambil formulir Hazel dan memeriksanya.

Hazel menunggu Ketua selesai memeriksa formulirnya.

"Nah nilai mu cukup bagus dan kamu belum pernah sekolah setelah selesai sekolah dasar. Jika boleh tau kenapa" Ketua Cross bertanya setelah melihat formulir Hazel.

"Saya HomeSchooling pak" Hazel menjawab pertanyaan Ketua Cross.

"Oh Baiklah. Kamu sudah bisa langsung bersekolah disini dan memulai kelas bersama siswa Day Class lainnya besok" Ketua Cross berkata kepada Hazel.

"Sebelumnya Ketua. Saya ingin bertanya jika boleh" Hazel berkata kepada Ketua Cross.

"Tentu saja. Apa yang ingin kamu tanyakan nona Potter" Ketua Cross berkata kepada Hazel.

"Apa boleh saya menyimpan mobil saya disekolah dan saya juga ingin meminta ijin untuk diperbolehkan pulang setiap seminggu sekali atau dalam keadaan darurat" Hazel bertanya kepada Ketua Cross.

"Jika boleh tau. Kenapa kamu meminta ijin seperti itu nona Potter" Ketua bertanya kepada Hazel.

"Ah karena saya punya seorang anak yang harus diurus, walaupun saat ini neneknya masih bisa membantu mengurus" Hazel berkata sambil menjawab pertanyaan ketua Cross.

"Anak?" Ketua Cross bertanya.

"Tapi kamu terlihat terlalu muda untuk memilki seorang anak" Ketua menambahkan.

"Ah dia bukan anak kandung saya tapi anak baptis saya, saya dan neneknya yang saat ini merawatnya setelah orangtua anak baptis saya meninggal" Hazel berkata kepada Ketua Cross sambil menjelaskan.

"Ah oh. Tentu saja boleh nona Potter. Siapa yang akan memisahkan anak dari ibunya" Ketua berkata sambil tersenyum lebar.

"Terima Kasih Ketua" Hazel berkata berterima kasih kepada Ketua.

Ketua Cross akan berbicara lagi namun terhenti begitu mendengar suara ketukan dari balik pintu.

Tok Tok

"Masuk" Hazel mendengar Ketua Cross berkata.

Begitu pintu terbuka masuklah dua orang siswa berseragam hitam. Satu seorang pria berambut perak dan bermata ungu serta memilki tato dilehernya dan tindik di salah satu telinganya. Dan yang satu adalah seorang gadis yang mungkin beberapa inci lebih pendek dari Hazel, gadis itu memiliki rambut coklat sebahu dan bermata coklat besar.

"Anak-anak~ ku~, akhirnya memutuskan untuk mengunjungi papanya~" Hazel terkejut melihat tingkah Ketua Cross yang berbeda dari sebelumnya dimana setelah mengatakan itu Ketua Cross langsung menerjang kedua siswa itu dan mencoba memeluk mereka. Namun kedua orang itu langsung bergeser dari tempat mereka berdiri dan membiarkan tubuh Ketua Cross terlungkup dan membentur Pintu.

'Pasti Sakit' Hazel berpikir setelah melihat kejadian itu.

Setelah kejadian itu Ketua Cross langsung berdiri dan kembali kemejanya bertingkah seperti tidak terjai apa-apa.

"Ah Yuuki-Chan, Zero-Kun, kenalkan dia Hazel Potter dia akan menjadi murid baru di Day Class" Ketua Cross berkata memperkenalkan Hazel kepada dua siswa itu.

Begitu Ketua Cross memperkenalkan Hazel, kedua siswa iu langsung melihat terkejut kearah Hazel , karena mereka tidak merasakan jika ada orang lain didalam ruang itu.

"Hai aku Yuuki Cross" Gadis berambut coklat memperkenalkan dirinya.

"Dan pria disampingku Zero Kiryu" Gadis itu menambahkan karena sepertinya pria itu tidak ingin berbicara apapun.

"Hai" Hazel berkata kepada mereka.

"Nah Potter-san mereka adalah Prefect di sekolah ini. Ah Yuuki-Chan bisa tolong kamu antar nona Potter ke ruang asrama nya" Ketua berkata kepada kami.

"Baiklah" Yuuki berkata dengan semangat.

"Terima Kasih Ketua" Hazel berkata sekali lagi sebelum mengejar Yuuki yang sudah keluar ruangan.


Begitu pintu tertutup, Zero pun langsung melihat kearah Cross dengan tatapan seriua.

"Gadis itu. Dia memilki aura berbeda" Zero berkata kepada Cross.

"Kamu merasakannya juga ya. Awalnya aku tidak merasakan apa-apa sebelum gadis itu memasuki ruanganku" Ketua berkata kepada Zero.

"Apakah gadis itu akan menjadi bahaya" Zero bertanya kembali kepada Cross.

"Ah kita harus memberi dia kesempatan Zero, dan kamu bisa mengawasinya karena aku akan menempatkan dia di kelas yang sama seperti kamu dan Yuuki-Chan" Ketua berkata sambil tersenyum. Zero yang mendengar itu hanya mendengus. Setelah itu Zero pun memberikan laporan Prefectnya hari ini

"Ah Terima Kasih Zero-Kun, kamu benar-benar anakku yang baik~" Ketua berkata tersenyum lebar. Namun senyum itu redup begitu merasakan aura pembunuh yang keluar dari Zero.

"Sudah berapa kali aku katakan, jika aku ini bukanlah ANAKMU" Zero berkata sambil menekankan kalimat terakhir. Setelah mengatakan itu Zero berjalan keluar ruangan sambil menutup pintu dengan cara membanting pintu ruang Ketua Cross.

"Zero-kun menakutkan" Ketua Cross berkata sambil melihat pintu ruangannya yang menjadi korban kemarahan Zero.


"Aku sudah diterima Andy, ini aku sudah berada di dalam kamar asrama" Hazel berkata kepada Andromeda melalui sambungan teleponnya.

Setelah mengambil barang-barangnya bersama Yuuki dimobil dan memarkirkan mobil di garasi rumah Ketua Cross. Yuuki pun langsung mengantar Hazel ke kamar asrama gadis yang masih kosong, walaupun saat ini Hazel tidak memilki teman sekamar karena jumlah murid gadis nya yang pas sebelum kedatangan Hazel dan berubah menjadi ganjil karena tiap kamar berisikan dua orang jadi untuk saat ini Hazel akan sendiri dan tidak memiliki teman sekamar.

"Baiklah, kalau begitu aku tutup dulu. Selamat malam Andy" Hazel berkata sambil menutup sambungan teleponnya setelah mendengar Andy mengucapkan salam.

Setelah menutup telepon Hazel pun melihat sekeliling kamar asramanya. Kamar itu memilki dua tempat tidur dan dua lemari di masing masing tempat tidur serta satu meja kopi yang terletak di tengah antara tempat tidur dan juga satu pintu yang mengarah kekamar mandi. Untung saja Yuuki mengatakan jika tiap kamar kosong selalu dibersihkan jadi ruang kamarnya masih bersih dan tidak berdebu karena tidak ada yang menempati. Hazel pun memutuskan untuk berganti pakaian dan bersiap-siap untuk tidur.


A.n : fanfict ini akan mengikuti jalur cerita vampir Knight walaupun akan ada beberapa adegan yang dirubah dan mungkin plot cerita yang dipercepat. Dan juga mohon maaf jika ada penulisan nama karakter yang salah.

~Tbc~

.

.

Please Review