Author : Nakajima Hikari

Title : Love After The End~

Type : Multichapter

Story Language : Indonesia, little bit Japanese

Genre : Romance, Comedy

Story chara : Nakajima Yuto, Tanaka Arika, and other supported cast

Pov : Nakajima Yuto

Disclaimer : Just hope you enjoy it ;)

PART 1. SCHOOL DAYS AND BEGINNER

Siang ini tampak begitu lebih panas dari biasanya. Ada apa ini? Haaah, sekolah merepotkan saja. Mengapa harus ada sekolah di dunia ini? Apa gunanya aku mengerjakan tugas-tugas yang menggunung itu? Toh juga tak penting. Lalu guru-guru di sini juga membosankan, semua bikin aku mengantuk! Aku capek dengan sekolah. Lebih baik aku tidur di rumah dari pagi sampai pagi lagi daripada harus menghabiskan uang dan tenagaku untuk pergi ke sekolah. Untuk apa sebenarnya sekolah ini haah? Yang ada hanyalah membuatku stress saja. Aku lebih memilih untuk bermain PS sepuasnya daripada mendengarkan guru berceramah omong kosong seharian. Ya, apalagi dengan guru matematika! Mengapa masalah sekecil apapun harus menggunakan rumus dan blablabla itu? Haaah aku benci sekolah. Aku benci sekolah!

"Oi, Nakajima-kun. Lagi-lagi kamu membolos. Apa kau tidak malu dengan teman-temanmu? Apa kau tak punya rasa malu dengan orang tuamu?" ceramah Takada-sensei yang selalu mendapatiku saat aku sedang bolos.

"Ngapain? Toh juga tak ada yang peduli. Lagipula orangtuaku juga tak ada lagi yang peduli denganku. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ngapain aku capek-capek memikirkan mereka? Cih…" kulihat guru itu mulai geleng-geleng kepala. Biarkan saja, memang benar apa yang kukatakan. Orangtuaku telah bercerai saat aku kelas 6 SD. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing, sudah tak peduli denganku. Jadi, buat apa aku peduli dengan mereka lagi?

Saat aku sadar aku sedang diangkat oleh Murakawa-sensei.

"Iia! Turunkan aku!" teriakku sambil meronta-ronta.

"Diamlah anak cengeng. Dan sebaiknya kau berhenti lah untuk membolos."

Ahh, aku benci kalau sudah begini. Seperti biasa si guru cerewet itu meminta Murakawa-sensei untuk menarikku ke kelas. Ya, Murakawa-sensei dulunya adalah mantan seorang binaraga, jadi maklum saja. Baginya aku hanyalah kapuk. Jadi tak heran dia bisa mengangkatku dengan mudah, bahkan hanya dengan satu tangannya. Teman-teman yang melihatku serentak tertawa terbahak-bahak. Errgghh, aku benar-benar benci dengan ini.

Sesampainya di kelas aku pun berlari menuju bangkuku dan tidur di sana. Huuh, aku tak peduli mereka mau menertawakanku, mau mengejekku, atau apapun itulah.

Tak lama kemudian aku mendengar ketukan pintu di ujung sana, si guru cerewet itu memberikan aba-aba untuk masuk ke kelas. Bagiku ini tak penting. Paling-paling si Makoto-sensei yang ingin mengabsen seperti biasa.

"Sumimasen." Aku mendengar suara yang asing di sini. Ya, bukan suara si guru pengabsen itu. Melainkan suara seorang… perempuan? Walaupun begitu, telingaku ini sangat tajam. Aku bahkan bisa mendengar dengan jelas kalau itu adalah suara perempuan.

"Ahh, silahkan masuk." Jawab Takada-sensei.

Serentak kelas pun yang tadinya gemuruh kini berhenti menjadi hening. Aku pun bertanya-tanya dalam hati, ada apa? Siapa itu? Dengan malas aku pun mencoba untuk mengintip di balik tanganku yang kupakai untuk menopang kepalaku, yah seperti orang yang sedang tidur di atas meja. Aku melihat seorang gadis bertubuh mungil tengah berdiri di depan sana dengan malu. Tampaknya dia adalah seorang murid baru. Huh, ngapain aku peduli? Masa bodoh.

"Perkenalkan… nama saya… a… Arika… Tanaka Arika desu. Yoroshiku onegai shimasu." Kata murid itu dengan sedikit gugup.

"Baiklah, Tanaka-san, kau bisa duduk di samping Nakajima-san di belakang sana. Dan hey Nakajima-san, lagi-lagi kau tidur di kelas." Aku pun tak menghiraukan dia ngomong apa.

"Haah… yasudahlah. Kau boleh duduk Tanaka-san." Kata Takada-sensei.

"H… Hai…" jawab gadis itu dengan malu-malu.

Haaah… aku ngantuk. Kapan waktunya pulang? Aku sudah malas di sini.

Akhirnya bel tanda waktunya pulang berbunyi juga. Aku sangat lelah dan bosan dengan hari ini. Aku ingin cepat-cepat sampai di rumah dan bermain dengan play stationku seperti biasa.

"Hmmm… ano…" kudengar suara dari belakangku, serentak aku pun terkejut dan menoleh dengan malas.

"Doushita no?" jawabku ketus. Saat aku sadar ternyata dia adalah murid baru yang duduk di sampingku. Kulihat dia tersenyum. Kawaii na… iie, yabai yabai! Kulihat ke arah sekeliling, sudah tak ada seorang pun di kelas. Hanya tinggal aku dan… dia…

"Nakajima-kun, daisuki dayo." Katanya sambil tersenyum.

Heeeeee? NANI? Dia… dia… menyukaiku?

"He? Uso janai yo. Lagi pula aku belum mengenal—"

"Aku sudah mengenalmu sejak lama. Mulai hari ini aku akan berusaha untuk merubahmu." Omonganku terputus. Tunggu, dia sudah mengenalku? Sejak kapan? Darimana?

"Merubahku?"

"Ya. Kudengar banyak keluhan dari guru-guru dan bahkan teman sekelasmu sendiri." Cih, lagi-lagi soal kelakuanku. Tak penting, buang-buang waktu saja.

"Tch… sebaiknya kau tak usah buang-buang waktu untuk hal yang tak berguna. Lagipula orang sepertimu bisa merubahku? Hahaha." Aku hanya bisa tertawa geli memikirkannya.

"Ya. Aku pasti bisa. Ganbarimasu!" cih, optimis sekali dia.

"Huh, memangnya apa yang bisa kau lakukan?" kulihat dia hanya tersenyum dan menaruh satu jarinya di atas bibirnya.

"Hi…mi…tsu… jaa, mataashita." Jawabnya sambil mengedipkan satu matanya dan pergi meninggalkan kelas. Orang yang aneh, baru kali ini aku melihat yang seperti itu. Haah, sudah sudah, daripada aku hanya bengong di sini lebih baik aku pulang secepatnya.

Sesampainya di rumah seperti biasa aku pun menaruh tasku di atas sofa dan menyalakan TV dan memasukkan CD ke dalam play stationku. Aku pun mulai bermain sepuasnya. Saat sedang asik bermain perutku berbunyi. Ya, apalagi kalau bukan alarm kelaparan. Aku pun beranjak menuju dapur dan langsung mengarah ke kulkas. Kubuka kulkas dan yang kudapati hanyalah susu yang hanya sepertiga botol, lalu sashimi yang sudah tak layak untuk di makan. Haah, kurasa aku harus keluar sebentar untuk mencari makanan.

Aku pun akhirnya pergi berbelanja di toko yang lumayan dekat dari rumahku. Saat sampai di toko tersebut aku pun langsung beranjak menuju tempat di mana makanan-makanan berada. Aku mengambil tiga buah mie instan dan dua botol susu yang ukurannya lumayan besar. Aku pun langsung membayarnya dan langsung pulang.

Saat aku pulang aku merasa ada yang mengikutiku dari belakang. Kucoba untuk melirik sekitar, namun tak ada siapa-siapa. Aku pun mempercepat langkahku. Anehnya, dia terus mengikutiku. Siapa? Apa maunya? Mengapa ia mengejarku? Dengan terburu-buru akhirnya aku sampai di rumahku. Dengan segera aku mengunci pintuku dan berlari ke arah jendela. Kuintip sedikit dari dalam, namun aku tak melihat siapa-siapa. Haah, mungkin aku terlalu ngantuk. Yasudahlah…

Huahhmm, aku sangat malas untuk pergi ke sekolah hari ini. Aku pun masih terbaring malas di kasurku. Namun aku tak bisa tidur dengan tenang. Arrgghh, berisik sekali di luar sana. Siapa yang berada di luar sana teriak-teriak memanggil namaku dipagi-pagi buta begini? Dengan malas aku beranjak keluar dari kamar dan membuka pintu.

"Rrrgghh… ada apa sih?" tanyaku malas.

"Ohayou, Nakajima-san. Hey, apa kau tidak bersiap-siap untuk ke sekolah?" jawabnya dengan suaranya yang penuh keceriaan itu.

"Haah… kau lagi. Apa maumu? Tunggu, bagaimana kau bisa tau rumahku?" tanyaku heran.

"Hahaha… himitsu. Cepatlah ganti pakaianmu dan berangkat ke sekolah bersamaku."

"Huh… aku tak mau ke sekolah, pergi saja kau sendi—" belum sempat kuakhiri omonganku tiba-tiba aku sudah ditendang oleh… dia?

"Urusee… cepatlah atau kutendang lagi." Jawabnya dengan sedikit marah.

"Ittai… untung kau cewek, kalau kau cowok mungkin aku sudah mengajakmu berantam di sini."

"Huh, siapa takut. Cepatlah! Sedikit lagi bel masuk!" baru kali ini aku melihat gadis seperti ini. Biasanya mereka bakalan berkelakuan seperti layaknya seorang putri, tapi kali ini… dia seperti… macan…

Akhirnya kami pun berangkat ke sekolah bersama. Sepanjang perjalanan dia sibuk menceritakan banyak hal, seperti dia sedang ceramah sendiri. Benar-benar berisik. Itulah mengapa aku malas bergaul dengan semua orang terutama cewek. Mereka sangat cerewet!

"Yokatta, kita sampai sebelum bel." Katanya tiba-tiba. Aku pun hanya terdiam dan berjalan dengan cepat.

"Hei, tunggu!" teriaknya di belakang sana. Huh, jangan mengikutiku. Semua orang melihat ke arah sini. Aku benci dengan pemandangan ini. Kupercepat lagi langkahku. Akhirnya aku sampai di kelas lebih cepat. Saat kubuka pintu kelas semua mata langsung tertuju padaku. Mereka menatapku dengan penuh keheranan. Huh, kubiarkan saja. Aku pun langsung menuju bangkuku yang ada di belakang sana.

"Tumben kau masuk pagi, Yuto. Biasanya kau suka terlambat dan diceramahi oleh Takada-sensei. Hahaha." Cih, memangnya kenapa kalau aku cepat? Lagipula aku terpaksa karena gadis cerewet itu.

"Nakajima-san… kau tega sekali meninggalkanku." Kata Arika. Huuh bodoh amat. Aku tak peduli.

"Ohayou gozaimasu." Ucap Takada-sensei yang mulai memasuki ruangan kelas.

"Ohayou gozaimasu." Jawab para murid.

Takada-sensei langsung mengabsen kami dan kelas pun berjalan normal. Seperti biasa aku selalu mengantuk, jadi lebih baik aku tidur di kelas karena belajar adalah hal yang paling membosankan di dunia ini.

to be continued...