060318
After Wedding Party
Orang-orang pasti berpikiran bahwa pada umumnya sepasang pengantin baru seharusnya sedang melakukan hubungan intim untuk melepas keperawanan maupun keperjakaan atau lumrahnya disebut 'malam pertama' di malam hari seperti saat ini waktu telah menunjukkan pukul 20.30 kst, akan tetapi hal itu sepertinya tidak berlaku untuk pasangan yang baru saja melangsungkan janji pernikahan pagi tadi di Gereja St. Maria ini
Mark dan Dongsook
Bukan, bukannya mereka tidak mau untuk melakukan hal itu, mereka ingin, ingin sekali. Namun keadaan yang belum memungkinkan, contohnya seperti sekarang ini dongsook masih dimonopoli oleh ibu mark, ibu mark beralasan ingin memberikan pelajaran tentang tata cara memasak dan resep makanan kesukaan mark yang dipunyainya kepada dongsook, karna ibu mark tak mau dongsook salah memberikan makanan kepada mark yang memang agak picky dalam hal makanan
Dongsook dan ibunya mark duduk berdampingan di kursi meja makan, ibunya mark dengan telaten menuliskan apa saja daftar menu makanan kesukaan mark beserta resepnya, dongsook memperhatikannya dengan seksama dan sesekali menganggukan kepalanya saat ibu mark memberi penjelasan
Mark yang sedari tadi berada di ruang tamu dengan ayahnya akhirnya memutuskan untuk ke dapur, jujur saja dirinya agak kepo dengan kegiatan ibu dan istrinya di dapur
"Hai" sapanya sambil berjalan menghampiri keduanya
Tidak ada yang menggubris sapaan mark, keduanya saat ini tengah larut dalam secarik kertas berisikan menu dan resep
Mark mengerucutkan bibirnya karna merasa diabaikan, langkahnya terhenti tepat dibelakang kursi ibunya, lalu dengan santai ia kecup pipi kiri ibunya, "Sedang apa sih? Serius sekali sampai mengabaikanku" tanya mark mencoba berbasa-basi
"Kau lihat itu dongsook, anak ini sudah mempersuntingmu tapi masih saja berani menciumku didepanmu, marahi dia" bukannya menjawab basa-basi mark ibunya mark malah nyinyir atas perilaku mark di depan dongsook
"Eomma, menikah atau tidak aku kan tetap milik eomma, tapi mungkin sekarang keadaannya sedikit berbeda, aku milik dongsook 75% eomma 25% nya, iya kan sayang?" tanya mark sambil melayangkan kedipan genitnya pada dongsook yang sedari tadi tidak bersuara, yang diberi kedipan tersenyum lalu menggelengkan kepalanya heran dengan suaminya yang bertingkah kekanakkan
"Sudah sana pergi, ini urusan wanita asal kau tau" ibunya mark dengan terus terang mengusir mark dari sana
"Iya sana, temani ayah" bukannya menahan ibunya agar tidak mengusirnya, kini istrinya malah ikut-ikutan mengusirnya
'Memang mertua dan menantu yang klop' mark membatin
"Oke, baik. Aku akan pergi dari sini" mark mengangkat kedua tangannya tanda ia menyerah, namun sebelum benar-benar pergi dari sana mark menghampiri dongsook, mencium puncak kepala dongsook sebentar lalu mendekatkan wajahnya pada telinga dongsook dan berbisik, "Cepat buat eomma pulang, sayang." setelah mengucapkan itu mark meniupkan nafasnya pelan ke telinga dongsook, membuat dongsook merinding seketika
Dongsook yang mengerti maksud dari perkataan mark hanya bisa menundukkan kepalanya, mungkin wajahnya saat ini sudah merah sempurna, mark masih disitu dan ia tertawa melihat tingkah laku istrinya yang biasanya brutal menjadi pemalu saat digoda
"Cie pengantin baru saling menggoda" ibu mark yang sedari tadi memperhatikan pun jadi ikut-ikutan menggoda keduanya
Sedangkan mark hanya mengulum senyum sambil beranjak dari dapur untuk kembali ke ruang tengah menemui ayahnya
"Hei, sudah pergi tuh, lanjut ya? Tinggal sedikit lagi kok bear" ibu dan ayah mark memang punya panggilan khusus untuk dongsook yaitu 'Bear' karna dongsook benar-benar menggemaskan seperti beruang
"Iya eomma, tapi aneh sekali masa mark tidak menyukai Saus? Sedangkan aku kalau memasak paling tidak harus ada saus biar rasanya pas" dongsook memang tau kalau mark tidak suka saus, tapi dia baru tau dari ibunya mark kalau mark paling tidak suka jika makanan 'Home Made' untuknya dipakaikan saus
"Anak itu memang picky, kadang eomma juga sebal dibuatnya" ibu mark berdecak saat mengingat-ingat betapa merepotkannya punya anak yang sangat picky soal makanan, "Untung saja Jinhyung tidak"
Jinhyung, kakak lelaki mark memang berbeda dengan mark, meski keduanya mempunyai sifat kalem, tapi kakaknya mark lebih leluasa dalam banyak hal, tidak seperti mark yang cenderung clumsy
"Dongsook, sepertinya besok jinhyung akan datang berkunjung kesini, masak sop-sopan saja ya karna chenle juga ikut"
Dongsook yang tadi sempat melamun tersadar setelah mendengar nama chenle disebut
"Chenle mau kesini eomma?" raut wajah dongsook mendadak ceria, dongsook suka sekali chenle, makhluk kecil menggemaskan bak lumba-lumba, anak jinhyung
"Hnggg" ibu mark yang melihat dongsook sebahagia itu langsung saja mencubit gemas pipi gembil dongsook, lalu dengan sayang ibu mark menangkup wajah dongsook dan berkata "Aigoo uri dongsookie neomu gwiyeowo, pantas saja mark sampai tergila-gila"
"Ah eomma.." dongsook speechless ia hanya bisa tersenyum dan balas memegangi tangan ibu mark yang masih menangkup wajahnya, rasanya ia bahagia sekali diterima seperti ini oleh keluarganya mark
.
.
.
"Ibumu sedang apasih mark? Daritadi tidak kelar-kelar, apa ibumu itu sedang mengajari dongsook cara memasak batu hingga lunak?" ayah mark mulai mendumel sebal karna sudah mengantuk, ia lelah karna seharian tadi sudah sibuk mengurusi tamu dan kolega-kolega yang hadir di pesta
Mark tertawa ringan menanggapi ucapan ayahnya, "Tunggu saja sebentar lagi appa" mark mencoba memberi pengertian dengan menarik kaki ayahnya ke atas pangkuannya lalu mulai memijat-mijat kaki ayahnya
Ayah mark yang melihat kelakuan mark sedikit terharu, mengingat anak bungsunya kini telah resmi menjadi kepala rumah tangga untuk keluarga kecilnya bersama dongsook
"Jaga dirimu, jaga dongsook, dan yang terpenting cepat berikan aku cucu, chenle harus punya teman duet lumba-lumba"
Mark yang mendengarnya tersenyum lebar, "Pasti appa. Tapi aku tidak yakin anakku dan dongsook seperti lumba-lumba"
"Ya kalau tidak mirip dongsook lah, imut, seperti polar bear misalnya?" mark dan ayahnya tertawa bersama setelah mendengar penuturan konyol itu
Ayah mark mendekatkan dirinya pada mark, dan berbisik tepat ditelinga mark "Santai saja saat memulai sesi pertama, jangan lupa pemanasan, jangan asal coblos saja, nanti dongsook kesakitan, kalau dia trauma bagaimana?"
Mark yang mendengarnya sweatdrop, memandang malas ke arah ayahnya "Tenang saja appa, bukan lelaki namanya kalau belum belajar dari blue film"
Ayah mark yang mendengarnya langsung menoyor kepala mark sambil tertawa, "Itu baru anak appa"
"Seru sekali, sedang membicarakanku ya?" tanpa disadari oleh mark dan ayahnya kini ibunya mark telah duduk santai disamping ayahnya mark
"Dongsook mana eomma?" mark yang tidak menemukan sosok istrinya langsung bertanya pada ibunya
"Sedang membuat teh untuk appa sebelum pulang katanya"
"Kenapa harus repot-repot segala, aku hanya ingin cepat pulang, haish dongsookie" ayah mark merasa tidak enak berlama-lama di apartemen pengantin baru ini
"Tahan sebentar appa, kenapa bernafsu sekali sih? Jangan-jangan appa juga ingin merasakan malam pertama lagi ya dengan eomma?"
"Haish anak ini-" ibunya mark sudah menjewer telinga mark
"YA LEE MINHYUNG" sedangkan ayah mark sudah bersiap-siap akan menggeplak kepala mark dengan sepatunya kalau saja dongsook tidak datang saat itu juga
"Eomma, Appa, silahkan diminum tehnya supaya tubuh eomma dan appa kembali segar" dongsook dengan sopan menaruh tehnya diatas meja
"Hanya bikin dua? Buatku mana?" mark bertanya dengan nada sedih
"Lebay" ibunya mark berkomentar sambil menyesap tehnya
"Kau tak usah minum teh, nanti saja minum susu saat kami pergi"
Ibunya mark menyemburkan tehnya tepat ke wajah ayah mark yang baru saja bercelutuk tak senonoh
Dongsook yang melihatnya cepat-cepat mengambil tisu dan mengelap wajah ayah mark dengan pelan
Mark tau tadi ayahnya balas dendam menggodanya, tapi naas ayah mark malah terkena batunya, mark menggigit bibir bawahnya menahan tawa
Ayah mark yang melihatnya menahan tawa melotot ke arah mark
"Pria tua ini semakin tidak masuk akal saja pikirannya, ayo lebih baik kita pulang saja" ucap ibu mark seraya bangkit dari duduknya dan menyeret ayah mark ke pintu depan
Mark dan dongsook mengikuti langkah mereka dari belakang, mark sempat melempar pandangan ke dongsook dan tersenyum penuh makna
Dongsook hanya meringis dikode seperti itu oleh mark
"Eomma pulang ya anak-anak, jaga diri kalian baik-baik" ibu mark memeluk serta mencium putra dan putrinya bergantian, "Eomma selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian"
"Selamat bersenang-senang tanpa kami" ayah mark mulai menggoda mark lagi
"Haish, mark cepat tutup pintunya" ibu mark menyeret kembali suaminya yang mulai ngelantur
"10 RONDE HARGA MATI MARK" teriakan si ayah masuk ke telinga mark dan dongsook sebelum pintu tertutup sempurna
Sedangkan dongsook yang sudah merasakan hawa tak wajar mulai berjalan pelan, mencoba menghindar dari mark
Mark yang paham dengan sikap dongsook langsung saja menangkap istrinya dengan cara dipeluk dari belakang "Mau kemana?"
"Mark, besok saja ya...? Hari ini aku lelah sekali, sumpah rasanya tulangku remuk semua.. Ya?" dongsook memalingkan wajahnya menatap mark, ia mengusap-usap tangan mark yang sedang memeluknya
"Hm, aku juga lelah" mark menyetujui ucapan dongsook, entah kenapa rasanya dongsook senang sekali mendengarnya, "Tapi kalau besok, berarti di rapel menjadi ronde tiada akhir, deal?" mark mencoba negosiasi dengan istrinya
"Mwo? Ronde tiada akhir bagaimana maksudnya?" tanya dongsook horor, dirinya sudah membayangkan yang 'iya-iya'
"Besok kau juga tau, daripada menjelaskan, aku lebih suka mempraktekannya langsung" mark memandangi dongsook yang nampaknya sedang berpikir keras
"Ya terserah kau sajalah aku lelah ingin tidur" dongsook mengibas-ngibaskan tangannya tak perduli membuat mark yang melihatnya melayangkan tinjuannya ke udara, tidak lupa dengan ekspresi kemenangan di wajahnya, seperti orang yang baru saja mendapatkan jackpot
Mark menyamai langkah dongsook yang sudah berjalan duluan menuju kamar mereka, ia rangkul pundak dongsook lalu sedikit memijatnya "Lelah sekali ya?"
"Iya" dongsook mempoutkan bibirnya "tamunya ternyata banyak sekali ya, bahkan yang tadinya aku lupa undangpun datang" dongsook mulai berceloteh
"Bagaimana kalo ku pijat plus plus saja biar kau merasa enakkan?" mark mengerling nakal kepada dongsook
Pletak
"Aww"
"Rasakan itu, kan sudah deal kita melakukannya besok, dasar mesum" dongsook baru saja menjitak kepala mark dengan tidak berpri-kejitak-kan dan langsung berjalan begitu saja meninggalkan mark yang sedang mengaduh sambil mengusap-usap kepalanya yang cenat cenut
.
.
.
End or Lanjut nih?
Dan aku mau menanggapi soal saran buatku yang suka pake 2 perumpamaan di ff kayak kemarin Donghyuck dan Haecban dan seperti sekarang ini
Ayah Ibu dengan Appa Eomma
Gatau tapi aku lebih nge feelnya nulis gini :") maafin aku ya bukannya ga menerima saran tapi memang udah seperti ini dapet feel nulisnya T..T aku suka pakai Haechan di narasi cerita tapi seneng pake Donghyuck kalo buat pov mark yang manggil..
Aduh panjang banget.
Sok atuhlah di review
