Yuhuuuu~!
Ni cerita pertamanya B, hehe
Semoga pembaca suka…
Jangan lupa review yak?
Disclaimer : Naruto hanya milik Masashi Kishimoto seorang!
Warning! Cerita GJ! Mendekati YAOI, HAHAHHAAA~
Yang tak suka tak sah baca! \(.^O^.)/
Rate : T
NEVER LET YOU GO
Chapter I
Malam ini bulan purnama begitu indah dan langit pun begitu cerah yang membentang luas dengan banyak bintang menghiasinya. Angin berhembus menerpa helaian rambut pirang, yang sedari tadi pemiliknya asik menikmati pemandangan malam ini di atas atap apartemennya. Tanpa ia sadar ada seseorang yang melangkah mendekatinya. Dan berhenti tepat di sampingnya.
"Ternyata kau disini?"
"..."
"Dari tadi aku mencari anda ... Hokage-sama."
"Ada apa? ... Tidak usah terlalu formal begitu Sasuke." Lelaki yang dipanggil Hokage-sama itu segera menegakkan badannya. Duduk menatap bulan purnama.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya khawatir karena saat aku pergi ke kamarmu kau tidak ada disana. Ternyata kau malah berada disini." Sasuke menatap wajah pemuda berambut pirang disampingnya itu. Membelai lembut rambutnya. Pemuda itu memejamkan mata untuk menikmati belaian lembut dari tangan Sasuke. Rasanya segala beban yang ada seakan hilang saat dia merasakan sentuhan tangan pemuda yang bernama lengkap Uchiha Sasuke itu. Sejak diangkat sebagai Hokage ke-6 banyak sekali hal yang harus dia kerjakan. Sasuke adalah tangan kanannya. Pemuda berambut Raven yang seperti pantat ayam itu selalu setia menemani dirinya. Memberikan segala yang dia butuhkan. Bahkan perhatian dan kasih sayangpun selalu dicurahkan Sasuke kepadanya.
"Kau tidak menemui Sakura-chan?" tanya pemuda itu sembari kembali membaringkan tubuhnya menatap angkasa yang begitu indahnya.
"Hmn... Kenapa aku harus menemuinya?"
"Hei, apa kau tidak sadar Teme? Sakura-chan mengharapkanmu."
"Tapi aku tidak mengharapkannya Dobe." Jawab Sasuke sambil ikut membaringkan tubuhnya disamping pemuda itu. Kau pasti sudah bisa menebak siapa pemuda berambut pirang yang dipanggil Dobe oleh Sasuke itu kan? Ya, dia adalah Naruto Uzumaki. Anak kandung dari Hokage ke-4, Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina.
"Cukup kau saja. Tak usah ada yang lain. Aku ada disini untukmu bukan untuk yang lain. Aku kembali ke Konoha untuk terus berada disampingmu. Menjagamu dan memberikan apa saja yang kau butuhkan." Tambah Sasuke dengan mata terpejam.
"Apa kau serius dengan ucapanmu itu?" tanya Naruto sambil melirik kearah Sasuke. Sasuke balas menatap langsung ke arah pemilik mata biru sapphire itu.
"Apa kau meragukan ucapanku?" Sasuke balas bertanya. Mata onyx kelam itu begitu tajam menatapnya. Naruto merasakan adanya getaran tepat di jantungnya. Getaran itu lebih berupa debaran jantung yang dengan cepat memompa darah keseluruh tubuhnya. Seketika wajah Naruto langsung memerah dan keringat dingin tak jelas mengalir dari dahinya, seperti habis memakan 1 ton cabe. Segera dia memalingkan wajahnya agar tak menatap wajah Sasuke. Sasuke tersenyum.
"A-apa kau sudah g-gila Teme?" tanya Naruto terbata-bata.
"Iya."
"He?!" Naruto beranjak dan kembali menatap ke pemilik rambut Raven yang seperti pantat unggas itu.
"Sebaiknya kita masuk ke dalam. Tidak baik berlama-lama diluar saat malam hari. Kau bisa masuk angin. Dan kalau itu terjadi kau pasti akan merepotkan aku." Sasuke bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya pada Naruto untuk membantunya berdiri. Mereka berdua segera kembali ke dalam apartemen.
Saat berada di kamar Naruto ...
"Mm, Sasuke?"
"Hmn." Jawab Sasuke sambil menyelimuti Naruto.
"Bisakah kau tidur di kamarku malam ini? Aku ingin ditemani karena semalam ada hal yang mengangguku. Aku takut malam ini juga akan sama dengan kemarin."
"Apa kau bermimpi buruk?"
Naruto menganggukkan kepalanya. Sasuke tersenyum dan duduk dipinggir ranjang Naruto.
"Aku akan menemanimu disini. Tapi maaf aku tidak bisa tidur di ranjang yang sama denganmu karena akan tidak sopan jika aku berani melakukan itu."
"Nee, Sasuke ... Bukannya sudah kubilang kau jangan seperti itu. Aku ini tetap saja Naruto Uzumaki yang dulu. Aku ingin kau jangan memperlakukan aku seperti ini."
Blukk ... Sasuke menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur Naruto. Membiarkan tubuhnya menindih kaki Naruto.
"Apa begini lebih baik?" Sasuke menatap Naruto, lalu memejamkan matanya.
"Tidur yang benar dong! Kalau kau menindih kaki seperti itu. Kakiku bisa kram nanti!" Jawab Naruto sedikit kesal. Namun, tak ada jawaban dari Sasuke.
"zZzz..."
"Eh?! Sudah tidur ya? Ce-cepat sekali." Naruto sungguh tidak menyangka ternyata Sasuke sudah terlelap dalam tidurnya. Naruto berusaha keras untuk menyeret tubuh Sasuke agar dia bisa tidur dengan posisi yang benar. Dengan perjuangan dan keringat yang bercucuran (lebay!) Naruto berhasil memindahkan tubuh Sasuke. Dan kini mereka tidur berdampingan. Saat menatap Sasuke yang sedang tertidur, Naruto merasa debaran jantungnya kembali terasa berdetak lebih kencang. Sasuke terlihat tampan. Dia segera memalingkan wajahnya dan memposisikan tubuhnya menghadap kearah yang lain. Saat Naruto akan memejamkan mata, dia merasakan ada yang menyentuhnya. Dalam hitungan detik dia sudah berada dalam dekapan Sasuke. Wajahnya memerah seperti udang rebus, menahan rasa malu dan debaran jantungnya yang semakin cepat.
Di Kantor Hokage 07.00 AM
"Hoahmmm..."
"Hei! Sudah hampir 5 kali kau menguap seperti itu terus Naruto. Apa kau tidak tidur semalaman?" Sakura tampak heran dengan keadaan Naruto. Sakura saat ini telah menjadi asisten pribadi Naruto.
"Bukannya aku tidak tidur. Tapi, aku benar-benar tidak bisa tidur Sakura-chan. Sepertinya hari ini aku bolos saja ya kerjanya?"
"Enak saja! Kau pikir siapa yang akan mengerjakan semua pekerjaanmu yang menumpuk itu!" gadis berambut merah muda itu menunjuk tiga tumpukkan yang hampir setinggi 1 meter di samping meja Naruto.
"Aku ..." Jawab seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu ruang kerja Naruto.
"Aku yang akan membantunya menyelesaikan semua pekerjaannya. Kau pulang saja Sakura." Tambahnya.
"Sasuke ..." Sakura sedikit terkejut dengan kemunculan Sasuke.
"Hanya diberi stempel sajakan?"
"I-iya, tapi apa kau yakin ingin membantunya?" Tanya Sakura memastikan.
"Hmn."
"zZzzz..." Tanpa mereka sadari Naruto telah tertidur diatas meja kerjanya.
"Ba-BAKA!" Teriak Sakura yang hampir menggebrak meja kerja Naruto, namun sempat dicegah oleh Sasuke.
"Biarkan saja dia tidur. Kau keluar saja. Kau hanya akan jadi pengganggu."
JLEB...
Kata-kata Sasuke tepat mengenai jantung hati Sakura yang langsung mematung di tempat.
'PENGGANGGU katanya? Tidaaaaaaaaaakkkkkkk...Shanarrooooo!' Sakura ingin marah dan siap menerjang Sasuke. Tapi apalah daya dia adalah pria yang diidam-idamkannya. Tidak mungkin Sakura melakukan itu padanya. Dengan langkah gontai Sakura meninggalkan ruang kerja Naruto.
Sasuke merapikan semua kertas yang menumpuk di ruang kerja Naruto. Membaginya sesuai dengan jenis dokumennya, tidak lupa dia memberikan stempel pada setiap lembaran kertas itu. Tentu tidak sembarang memberi stempel, dia membaca isi dokumen tersebut terlebih dahulu baru memberi stempel. Saat menemukan sebuah lembaran yang menarik minatnya, Sasuke membacanya dengan teliti. Nampak dahinya berkerut saat dia membaca bahwa dokumen yang berkaitan dengan nama seseorang. 'Gaara...'
.
.
Matahari begitu terik siang ini, menimbulkan hawa panas yang sangat mengganggu aktifitas. Terlihat tidur Naruto sedikit terganggu karena keringat yang bercucuran dari dahinya. Namun dia begitu enggan untuk membuka matanya, sehingga ia hanya membenarkan posisi tidurnya tiap 5 detik sekali. Berharap hawa panas itu bisa hilang dengan sendirinya. Beberapa saat kemudian terasa udara sejuk mulai menyegarkannya. Naruto membuka sedikit kelopak matanya. Dia melihat Sasuke berada disampingnya membaca dokumen sambil mengibas-ibas kertas untuk memberikan udara sejuk pada Naruto. Melihat itu Naruto menutup kembali matanya. Akan tetapi, tiba-tiba ...
'Kruyuuuuukkkk, krukkk...'
Wajah Naruto langsung memerah mendengar suara perutnya berbunyi. Dia lapar. Sasuke melirik kearahnya.
"Apa kau lapar?"
"Hehe ... ya begitulah." Jawab Naruto malu-malu.
"Ingin makan apa?" tanya Sasuke. Saat Naruto akan menjawab pertanyaan Sasuke terdengar suara seseorang sedang mengetuk pintu ruang kerja Naruto. Naruto bangkit berdiri dan bergegas membukanya.
'Cklekk...'
"Eh, Hinata-chan?"
"N-Naruto-kun... eh, ah, maksudku Hokage-sama." Gadis yang dipanggil Hinata itu sedikit terkejut dan salah tingkah saat melihat ternyata Naruto yang membuka pintu.
"Ada apa Hinata-chan? Tumben sekali kau datang kesini? Apa aku ada memanggilmu untuk menjalankan misi?" tanya Naruto heran dengan kedatangan Hinata.
"A-ano... itu a-aku hanya, a-aku... ini!" Hinata memberikan sebuah pundutan kepada Naruto.
"Ini? Apa ini?"
"I-ini makan siang untuk Ho-Hokage-sama."
"Wah, wahhhh~ Arigatou Hinata-chan. Kau baik sekali. Kebetulan aku sedang lapar." Naruto menerima pundutan yang berisi kotak bento itu. Naruto membuka pintu ruangnya lebih lebar. Sembari menunjukkan pundutan itu kepada Sasuke.
"Hei, Teme! Kau lihat aku mendapat bekal makan siang buatan Hinata. Apa kau juga mau?"
"E-eh?! T-ternyata ada Sasuke-kun juga?" Hinata agak terkejut saat melihat Sasuke ternyata juga ada diruang itu. Padahal sebelumnya, Hinata pikir hanya ada Naruto karena dia melihat Sakura sedang ada di Toko Bunga milik Ino saat Hinata akan berangkat memberikan pundutan makan siang untuk Naruto.
"M-maaf Sasuke-kun. A-aku tidak tahu jika kau juga ada disini. Kalau t-tau begitu aku a-akan membuatkan untukmu j-juga." Hinata gugup melihat mata onyx kelam itu menatapnya.
"Tak perlu repot-repot. Aku bisa mencari makan siangku sendiri." Sasuke berdiri dari tempat duduknya. "Kalau begitu aku pergi dulu." Ucapnya sambil berlalu meninggalkan Naruto dan Hinata berdua saja. Naruto mengerutkan keningnya.
"Kenapa dia? Aneh sekali." Naruto heran dengan sikap Sasuke.
"Nm, N-naruto-san..."
"Hei, Hinata-chan. Kenapa memanggilku seperti itu? Tak usah formal begitu."
"M-maaf... aku, maksudku Naruto-kun. Aku p-permisi dulu." Hinata membungkukkan sedikit badannya dan setelahnya berbalik hendak meninggalkan Naruto.
"Bagaimana jika kau menemaniku makan siang?" tanya Naruto yang berhasil menghentikan langkah kaki Hinata. Hinata membalik badannya dan menatap Naruto. Sedikit tak menyangka Naruto memintanya untuk menemani dirinya makan siang. Sungguh bagaikan mimpi bagi gadis bermata Lavender itu. Dia tampak merona dan salah tingkah. Kemudian...
"B-baiklah." Jawab Hinata lembut yang disambut cengiran khas Naruto.
Sasuke berjalan menyusuri jalan setapak dengan kedua tangannya yang berada disaku membuatnya terlihat cool dimata para gadis yang berpapasan dengannya. Wajah tenangnya terlihat tampan dan berkilauan akibat peluh yang diterpa sinar matahari yang begitu terik siang ini. Walaupun dia pikir apa yang dilakukannya itu biasa saja, tetap saja para gadis itu menganggapnya keren. Tampaknya dia sedikit kesal. Entah karena tatapan para gadis itu atau karena hal lain.
"Eh, Sakura. Bukannya itu Sasuke?!" Ino menunjuk pemuda berambut raven yang baru saja lewat didepan toko bunga miliknya.
"Hah?! Benarkah?" Sakura sedikit kaget dan berlari keluar toko.
"Wah, ternyata itu benar Sasuke-kun! Aku akan menemuinya! Inooo~ sampai jumpa lagi..." Dengan wajah berbinar-binar dan penuh semangat Sakura melambaikan tangannya kepada Ino dan berlari mengejar Sasuke. Melihat kelakuan Sakura, Ino hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Dulu gadis berambut pirang yang dikucir gaya ekor kuda ini juga begitu mengidolakan Sasuke. Sejak Sasuke meninggalkan desa rasa kagumnya pada Sasuke pun sedikit demi sedikit ikut menghilang. Walau dia akui bahwa pesona seorang Uchiha itu memang sungguh luar biasa, sehingga membuatnya memilih mengundurkan diri dari persaingannya dengan Sakura untuk merebut Sasuke. Apalagi sejak kedatangan seorang pemuda yang mahir dalam dunia seni lukis ke Konohagakure yang berhasil mencuri hatinya. Dia mirip dengan Sasuke kecuali gaya rambut dan senyumnya yang setiap saat dia tunjukkan pada orang-orang di sekitarnya. Jelas-jelas bukanlah sifat seorang Uchiha untuk menebarkan senyuman setiap saat seperti pemuda itu. Jadi hanya wajahnya saja yang 11:12 dengan Sasuke.
"Ino-san, kau kenapa?" tanya seseorang tiba-tiba yang membuat Ino terperanjat.
"Sai." Pemuda itu tersenyum pada Ino.
"A-aku hanya sedang menghirup udara di luar toko saja. Hahaha" Jawab Ino salah tingkah.
"Ino-san, sebaiknya kalau kau ingin menghirup udara yang segar di luar itu saat pagi hari saja. Kalau di siang hari begini udara sudah banyak tercemar kan?"
"Ahahaha... begitu ya." Ino kembali salah tingkah. Wajahnya memerah dan tangannya secara refleks menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"K-kau kenapa ada disini? Sedang tidak ada objek yang dilukis ya?"
"Oh, itu. Hnm, aku sedang berpikir ingin menjadikan Ino-san sebagai model lukisanku."
"NANI?!" Ino terlihat kaget mendengar pernyataan Sai.
"Maksudku, bunga-bunga yang ada di tokomu terlihat cantik dan segar sehingga aku ingin menjadikan mereka model lukisanku." Sai buru-buru menambahkan. Takut Ino salah paham.
"Ohhh... Aku kira aku, hah, sudahlah! Kalau kau ingin melukis bunga-bunga itu silahkan saja. Tapi kalau sampai ada yang rusak kau harus ganti rugi." Ino sedikit kecewa. Setelah dia pikir dia yang akan menjadi model lukisan Sai, eh ternyata yang dimaksud bunga-bunga yang dipajang di tokonya. Sai hanya tersenyum dan mengikuti Ino melangkah memasuki toko. Ino menggerutu tak jelas.
Sementara itu ...
"Sasuke-kun~ matte ... !" Sakura berteriak dari kejauhan memanggil Sasuke. Mendengar panggilan Sakura, Sasuke segera menghentikan langkahnya dan berbalik melihat kearah Sakura yang tengah berlari menghampirinya.
"Kau... Kau mau kemana Sasuke-kun?" tanya Sakura sambari mengatur kembali napasnya yang terengah-engah karena berlari. Sasuke terdiam sesaat, lalu berkata "Bukan urusanmu." Jawabnya singkat dan segera berlalu meninggalkan Sakura. Terik matahari siang ini terasa semakin panas dengan ditambah aura gelap yang timbul akibat amarah Sakura yang meluap-luap, urat-urat berbentuk siku-siku 450 bermunculan memenuhi kepalanya.
'SASUKE-KUNNN! Akan kubunuh kau dengan cintaku! Shanarooooo!' teriak Sakura lagi-lagi dalam hati. Dia tak mampu mengungkapkannya pada pemuda berambut pantat ayam itu (Pletakkk! ::author dilempar batu sama Sasuke::).
Di Kantor Hokage 14.00 PM
BRAAAKKKK! Seseorang mendobrak pintu ruang kerja Naruto dengan amarah yang membara. Dan seketika itu juga mematung menyaksikan pemandangan yang ada dihadapannya. Hinata sedang mengulurkan sepotong onigiri ke arah mulut Hokage yang telah terbuka lebar seperti mulut kuda nil menguap (?). Lalu keduanya mematung karena terkejut terhadap kedatangan gadis berambut soft pink yang secara tiba-tiba itu.
"K-kalian sedang apa?"
"A-ano ...K-kami tidak seperti yang k-kau pikirkan Sakura-chan!" Hinata mencoba menjelaskan. Wajahnya sudah memerah tak karuan. Bicaranya pun menjadi terbata-bata, walau sesungguhnya Hinata memang sedikit gagap (Pletakkk! ::author dilempar batu oleh Naruto::).
"Nee, Sakura-chan. K-kenapa kau tiba-tiba kemari?" tanya Naruto mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ikut aku!" Sakura langsung menyeret paksa Naruto keluar tanpa menghiraukan Hinata yang sedang berblushing ria dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Setelah cukup jauh dari kantor Hokage ...
"Tunggu Sakura-chan! Ada apa ini? Kenapa menyeretku seperti ini?" tanya Naruto tak mengerti. Tiba-tiba Sakura menghentikan langkahnya. Aura kegelapan mulai terasa keluar dari tubuh Sakura membuat Naruto sedikit bergidik ngeri.
"Kau harus membantuku Naruto!" Naruto merinding mendengar ucapan gadis bermata emerald yang sedang berdiri membelakanginya itu. Dia sesekali menelan air ludahnya yang sedikit terasa lebih berat dari biasanya. Lalu memberanikan diri bertanya.
"Me-membantu apa Sa-Sakura-chan?" Naruto berusaha untuk bersikap lembut agar Sakura bisa menghilangkan aura gelapnya karena jujur saja aura gelap Sakura itu terasa sangat mengerikan sekali, seolah-olah kau dapat terbunuh hanya dengan sekali tonjokkan maut yang dilayangkan Sakura dalam aura gelapnya. Beberapa detik kemudian Naruto merasa amarah Sakura mulai menurun. Dan seketika itu juga Sakura membalikkan badannya menghadap Naruto, yang membuat sang Hokage kita ini terperanjat.
"Bantulah aku untuk berkencan dengan Sasuke-kun, Naruto-samaaa~!" dengan memasang ekspresi puppy eyesnya, Sakura memohon bantuan Naruto. Naruto terdiam. Dan berpikir sejenak. Tik tok tik tok, 5 detik ... 10 detik ... 15 detik ...
BLETAKKK!
"Auww!"
"KAU MAU MEMBANTUKU TIDAK SIH!" Sakura menjitak kepala Naruto. Fufufu, hanya Sakura yang berani melakukan tindakkan tak sopan santun ini pada seorang Hokage muda Konoha.
"B-baiklah Sakura-chan!" Naruto mengusap-usap kepalanya untuk mengurangi rasa sakit dari jitakan Sakura barusan.
"Aku akan membujuk Sasuke untuk berkencan denganmu besok!" Naruto sedikit kesal dengan ulah Sakura. Namun, Sakura tidak memperdulikannya. Dia sudah larut dalam angan-angannya mengenai kencan dengan Sasuke. Dia senang sekali Naruto mau membantunya.
"Arigatou Naruto-kun! Hehe..." Sakura tersenyum gembira.
.
.
To Be Continue...
Reviewnya dunk (^O^) ...
