Dream is Mission
Desclimer : Masashi Kishimoto
Rating : T
Genre : Adventure, Supernatural, Etc
Pairing : Naruto x …
Warning : AU, jelek, abal-abal, miss typo's, OOC(maybe)
Summary : Bagi sebagian orang, mimpi hanya merupakan bunga tidur. Hanya untuk mewarnai waktu istirahat. Tidak ada artinya, tidak berguna, dan anggapan lainnya. Tapi bagi Naruto, mimpi adalah bencana, mimpi adalah misi. Misi yang harus diselesaikan. Kalau tidak? Bencana datang padanya atau orang-orang terdekatnya.
~Happy reading~
.
.
.
Chapter 1 : Prolog
"Naruto?"
"Hm?"
"Naruto?"
"Hmm!"
"NARUTOO?"
"Ada apa sih Kiba? Kau membuat telingaku berdengung!" Seorang pemuda bersurai pirang berujar malas pada pemuda bernama Kiba disebelahnya.
"Kau yang ada apa BAKA! Kau kenapa sih Naruto? Dari tadi kutanya jawabanmu hanya hm, hmm, atau hmmm. kemana mulut berisikmu itu? Atau kepalamu terbentur sesuatu?" Kiba bertanya dengan bar-bar pada pemuda bernama Naruto itu.
"Demi dada Hinata! Tidak bisakah kau diam Kiba? Aku sedang tidak bersemangat." Balas Naruto me-maki Kiba.
"Oh." Hanya itu yang keluar dari pita suara Kiba, sebelum dia pergi meninggalkan Naruto dalam kekesalan yang sudah sampai ubun-ubun.
"KAU SIALAN KIBAA!" Teriakan Naruto menggema dan berdengung dalam kelas yang hanya tinggal sedikit penghuninya. Orang yang mendengar hanya mengacuhkannya, mereka sudah terbiasa. Kalau duo pembuat onar itu berargumen, pasti diakhiri dengan teriakan dari salah satunya.
Naruto POV on
Cih, Kiba sialan! Hari ini dia benar-benar mengganggu. Padahal biasanya akulah yang sering mengganggunya. Hahh, mungkin ini balasan untukku.
"Naruto Onii-chan!" Suara itu berasal dari pintu kelas yang terbuka. Suaranya lembut dan juga sedikit cempreng. Tunggu dulu! sepertinya aku mengenal suara itu. Kalau tidak salah Itu adalah suara- oh tidak~ kenapa hari ini aku sial sekali?
"Naruto Onii-chan? Ayo pergi kekantin sama Naruko!~" yah, namanya Naruko, lengkapnya Namikaze Naruko. Seorang gadis yang tentu saja dia cantik, kalau ganteng berarti dia laki-laki. Rambutnya pirang twintail, tingginya se-dagu ku. Dan dia siswi tahun kedua di Konoha Highschool, sedangkan aku adalah siswa tahun ketiga.
Kenapa dia memanggilku Onii-chan? Penjelasan Singkatnya aku pernah menolongnya sewaktu dia diganggu oleh sekelompok preman disebuah gang, dia meminta untuk memanggilku begitu. Ku iyakan saja. Toh warna rambut kami sama. Penjelasan panjangnya? Jangan tanyakan sekarang.
Naruto POV off
"Naruto Onii-chan? Ayo pergi kekantin sama Naruko~!" ulang Naruko ketika sampai di depan meja Naruto.
Naruto yang sedari tadi menenggelamkan kepala dilipatan tangannya mendongak menatap Naruko. "Kenapa tidak dengan yang lain saja Naruko? Aku sedang tidak bersemangat." Ujar Naruto dengan nada malas.
"Ayolah Onii-chan! Kenapa kau jadi pemalas seperti ini? Kau terlihat seperti Shikamaru-senpai." Bujuk Naruko dengan nada memelas.
"Kan Sudah kubilang, aku-sedang-tidak-besemangat." Ucap Naruto dengan penekanan pada kata 'aku-sedang-tidak-besemangat'.
"Ayolah Onii-chan! Apa kau tidak lapar? Aku yakin kau tidak sempat sarapan pagi tadi. Ku traktir Ramen deh!." Naruko masih merayu Naruto untuk ikut dengannya, kali ini sambil menarik tangan Naruto agar bangun dari tempatnya.
Naruto yang tangannya ditarik hanya pasrah saja "Hahh~, baiklah." Ucapnya sambil bangkit dari tempat duduknya.
Naruko kegirangan dibuatnya. "Yeey, ayo cepat Onii-chan! Nanti dihabiskan Chouji-senpai." Ucapnya sambil menarik Naruto menuju kantin dengan langkah cepat.
Dikantin
Suasana terlihat sangat ramai. Ruangan berbentuk persegi panjang itu tampak sudah penuh diisi oleh siswa-siswi Konoha Highschool.
"Nah, lihat naruko! Kantin sudah penuh. Aku kembali kekelas saja ya?" Ucap Naruto.
Naruko yang mendengarnya hanya menggembungkan pipinya dengan manis. "Huh, ini salah Onii-chan!" Ucapnya dengan telunjuk mengarah pada Naruto. "Coba kalau Onii-chan tadi lebih cepat sedikit. Pasti kita mendapat tempat." Lanjutnya sambil besidekap dan membuang muka.
Naruto yang dituduh pun tidak terima. "Hey, kenapa menyalahkan aku?" Ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri. "Ah, sudahlah. Aku kembali kekelas saja." ia mulai melangkah menuju kelasnya.
Naruko yang mendengarnya sedikit terkejut. Ini adalah pertama kalinya dia bisa mengajak Naruto untuk pergi kekantin bersama. Karena setiap dia ingin mengajakNaruto. Naruto selalu bersama teman-temannya saat istirahat. Naruko tidak berani dengan dengan teman-teman Naruto yang terkenal jahil dan mesum. Apa lagi yang bernama Inuzuka Kiba.
Jadi ini adalah kesempatan Naruko agar bisa lebih dekat dengan Naruto. Dan tidak akan disia-siakannya!
"Eh? Onii-chan tunggu! Aku akan membeli roti, kita makan dibelakang sekolah saja!" Ajak Naruko menahan tangan Naruto agar tidak pergi.
"Haah, terserah saja Naruko." Ucap Naruto pasrah.
"Tunggu sebentar ya Onii-chan~!" Pinta Naruko
"Hmm." Naruto hanya bergumam tidak jelas. Tidak sampai semenit kemudian.
Tap Tap Tap Tap
"Ada apa lagi Naruko? Mana rotinya?" Tanya Naruto malas pada orang yang ternyata adalah Naruko.
"Etto, Onii-chan mau roti yang rasa apa? Strawberry? Srikaya? Jeruk? Durian? Atau… rasa Naruko?" Ucap Naruko dengan malu-malu diakhir katanya.
"haah-" entah sudah berapakali Naruto menghela napas hari ini. "Apa ada rasa dada Hinata?" Ternyata Naruto mulai lapar…
"Eeehh? Ke-kenapa harus punya Hinata-senpai? Ke-kenapa tidak punya Naruko saja?" Tanya Naruko dengan menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Punyamu tidak sebesar punya Hinata." Jawab Naruto cuek.
"Jadi Onii-chan tidak suka yang kecil?" Tanya Naruko mendongakkan kepalanya menatap Naruto dengan safir yang berkaca-kaca.
"Siapa yang bilang kecil? Aku hanya bilang tidak sebesar, bukan berarti kecil. Punyamu itu pas, pas untuk tanganku" safir Naruto balik menatap safir Naruko yang serupa dengannya, dan mendekatkan wajahnya, dengan hanya menyisakan jarak 15cm saja antara wajah mereka. Lalu dia mengangkat tangannya sejajar dengan wajah Naruko dan membuat gerakan seperti meremas.
"O-onii-chan!" pekikan kecil terdengar dari Naruko. Bersamaan dengan itu Naruko refleks bergerak menjauhkan wajah mereka. Dan mundur 1 langkah Menjauhi Naruto. Wajahnya sudah memerah sempurna sekarang, antara malu dan tersipu(mungkin).
"Hahahaha, lihat wajahmu itu Ruko-chan! Kau lucu sekali dengan wajah seperti itu. Hahahaha." Tawa Naruto setelah berhasil menjahili Naruko.
Naruko yang sudah sadar kalau ia sedang dijahili oleh 'Onii-chan'nya langsung melotot kearah Naruto. "Itu tidak lucu Ruto Onii-chan! Becandanya jelek!" Teriaknya pada Naruto yang masih tertawa terbahak-bahak. Di lanjutkan dengan pose sebalnya (bersidekap sambil memalingkan wajah yang digembungkan?)
"Ha-ha-ha-ha-" Tawa Naruto mulai putus-putus. "Gomen.. gomen.. cepat beli rotinya sana! Aku yang rasa jeruk saja. Sebelum bel berbunyi." Perintahnya pada Naruko setelah berhasil menghentikan tawanya.
"Iya juga. Baiklah tunggu disini ya Onii-chan!" Ujar Naruko segera berlari kearah kantin.
"Iya, hihihi." Naruto ngikik sendiri. Mungkin dia benar-benar lapar…
TIME SKIP
Langit tidak lagi biru dengan aksen awan-awan putih indahnya. Yang ada hanyalah hitam kelam tanpa hiasan apapun, terlihat seperti mendung. Begitu pula dengan suasana hati seorang Uzumaki Naruto.
Ia sekarang sudah berada di rumah kecil pemberian pamannya. Naruto tinggal sendirian karena saat dia berumur 15 tahun, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan saat pulang dari mengunjungi pamannya. Sejak saat itu Naruto dirawat oleh pamannya, dan tinggal dirumah pamannya itu bersama istri dan anak perempuan pamannya yang sudah berumur 10 tahun. Dan pada saat ia sudah bersekolah di Konoha Highscool dia memilih untuk tinggal sendirian dirumah kecil kepunyaan pamannya ini.
Naruto memenuhi kebutuhannya dengan cara bekerja part-time sepulang sekolah disebuah kafe didekat sekolahnya. Walupun dia sudah dikirim uang sebulan sekali oleh pamannya, tapi Naruto hanya menggunakan uang pemberian pamannya itu untuk membayar biaya sekolah, sisanya ia tabungkan.
Naruto sekarang hanya tiduran diatas kasurnya, arah pandangannya menuju langit-langit kamarnya, tapi tatapannya kosong.
Naruto POV on
Ini adalah pilihan sulit bagiku. Bagaimana tidak? dua minggu yang lalu Aku yang baru saja menginjak umur 18 tahun langsung dihadapkan dengan sebuah takdir yang begitu sulit bagiku.
Yah takdir.. itu katanya. Aku telah ditakdirkan untuk menjadi salah satu dari anggota organisasi yang bahkan aku belum tahu namanya.
Dia mengatakan bahwa organisasi itu dibuat untuk melindungi manusia dari ancaman makhluk jahat yang sudah mulai terlepas dari segel. Ini apaan coba?
Manusia katanya? Aku kan juga manusiaa.
Makhluk jahat katanya? Kurasa dialah makhluk terjahat yang seenak dadanya menugaskan seorang remaja yang bahkan baru menginjak 18 sebuah hal yang besar(katanya).
Dan segel? Mungkin yang dimaksud adalah segel berbentuk plastic yang biasanya bertuliskan 'Jangan diterima bila segel rusak' kalau iya, berarti makhluk jahat yang dimaksud adalah sayuran-sayuran 'tersegel' yang ada di Supermarket.
Hmm.. bisa jadi.. bisa jadi..
Dia juga mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya itu hanya berjumlah 4 orang saja termasuk dia sebagai pemimpinnya. Dan aku adalah anggota pertama. Yeeyy -_- aku tidak akan senang akan hal itu.
Tetapi dia hanya bisa menemui anggotanya dalam mimpi.
Pasti kalian bertanya-tanya siapa 'dia' yang kumaksud sedari tadi kan? Baiklah akan kujawab. Yang kusebut dia adalah seorang perempuan –sepertinya- berambut merah dengan suara feminism sedikit berat. Dan dada yang hamper menyamai dada Hinata. Wajahnya? Aku tidak bisa melihat wajahnya. Karena setiap kali dia menemuiku,. Dia mengenakan topi detektif menutupi bagian atas wajahnya, sedangkan bagian bawah wajahnya ditutupi kerah lebar nan tinggi dari baju ketat lengan panjang berwarna hitam (mungkin)
Dia mengaku sebagai utusan seorang malaikat…
Awalnya aku tidak percaya akan hal tersebut. Tetapi dia terus-menerus muncul dalam mimpiku dan selalu mengucapkan "Apakah kau sudah percaya sekarang? Apakah kau sudah siap? Apakah kau sudah mandi? Badanmu bau sekali!" YANG TERAKHIR UNTUK APA COBA? Haah bukan apa-apa, ucapan terakhirnya benar-benar membuatku drop.
Bahkan pernah saat aku sengaja melihat video 'proses-pembuatan-manusia-baru' sebelum tidur dengan harapan bayang-bayang video tersebut muncul dimimpiku dan dia tidak datang. Tetapi dia tetap datang dengan kalimat yang sama hanya dengan tambahan "Kau menjijikan!" arrrgghh siapapun dia, jari tengah buat dia.
Dan jadilah setelah dia selesai dengan kalimatnya, aku langsung terbangun. Itu benar-benar mengganggu waktu istirahatku selama dua minggu ini.
Dan sudah kuputuskan hari ini aku akan menerimanya, Apapun itu. Aku adalah laki-laki, dan laki-laki harus berani mengambil resiko. Yah, aku tidak akan lari dari takdir. Dan aku tidak akan menarik kata-kataku. Karena itu adalah jalan hidupku!
Naruto POV off
Terlihat Naruto mulai memejamkan matanya. Beberapa menit kemudian terdengar suara dengkuran halus darinya, menandakan dia sudah menyelam kedalam alam mimpi.
In Naruto's dream
Disebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya bulan. Helaian surai merah tampak berkibar anggun mengikuti angin malam, diterpa sinar rembulan menambah keindahannya. Si pemilik surai tersebut hanya berdiri menghadap jendela. Wajahnya tidak terlihat karena terhalang oleh bayangan topi detektif yang dikenakannya. Ia tidak lagi memakai baju berkerah longgar-tingginya. Sekarang ia memakai jas-jas ala detektif berwarna hitam ketat dengan gambar kepala rubah berwarna orange didada kanannya, Sekilas tampak iris berwarna Ruby tajam dibalik kacamata frame penuh berwarna hitamnya.
Swush.. Tap..
Tiba-tiba saja, Naruto muncul lima langkah dibelakang sosok tersebut.
"Apakah kau sudah percaya sekarang? Apakah kau sudah siap? Wangi jeruk? Aku yakin kau baru saja mandi." Sosok itu berbicara tanpa mengalihkan pandangannya kearah Naruto.
"Yah. Aku sudah percaya, dan aku juga sudah siap dengan takdir apapun itu. Pertanyaan terakhirmu tidak perlu kujawab." Ucap Naruto mantap. Tak ada keraguan dari nada bicaranya, safirnya menatap mantap pada sosok bergender perempuan yang sedang membelakanginya itu.
"Aku tahu, kau pasti akan menerima takdir ini Naruto. Kau tidak bisa terus-menerus lari dariku ataupun takdirmu." Sosok itu mengalihkan pandangannya kearah Naruto, terlihatlah wajahnya yang cantik dengan tatapan tajam Ruby dibalik kacamata frame penuh berwarna hitam. tubuhnya tetap menghadap kejendela, topinya terbang kesamping. Sosok itu perlahan mengangkat lengan kirinya. "Kemarilah! Genggam tanganku." Perintahnya pada Naruto.
Perlahan Naruto mulai berjalan kearah sosok itu. Setiap langkahnya menghasilkan suara diruangan sunyi tersebut. Setiap langkahnya menyiratkan keberaniannya. Langkah kelima dia sudah sampai disamping sosok tersebut. Dan dengan perlahan menggenggam tangan sosok tersebut.
Mereka saling bertatapan. Safir bertemu Ruby. Kedua iris perwujudan batu mulia itu saling tatap dalam diam. Dan dengan perlahan pula, mereka sama-sama mengalihkan pandangan kearah sang rembulan yang tampak lebih besar dan lebih bersinar dari biasanya. Kedua wajah itu diterpa oleh sinar putih-keemasan sang rembulan. Tekad kuat terlihat dari kedua wajah tersebut. Pirang dan merah bergoyang diterpa angin malam.
"Namaku Kurama. Dengan ini kunyatakan Uzumaki Naruto telah resmi menjadi anggota dari organisasi ini." Setelah sosok bernama Kurama itu selesai dengan ucapannya. Perlahan huruf-huruf aneh berwarna merah menyebar ketubuh Naruto. Berasal dari tangan kanannya yang sedang menggenggam tangan kiri kurama. Naruto sedikit mengeratkan genggaman tangannya ketika merasakan sensasi hangat aneh di tubuhnya.
Perlahan huruf-huruf aneh tersebut menghilang dengan cara seperti terhisap kedalam tubuh Naruto. "Kita akan selalu bersama-sama melewati semua ini, suka ataupun duka. Karena kita sudah terikat oleh takdir yang menjerat kita. Tinggal dua orang lagi. Setelah itu, kita akan melakukan apa yang sudah ditakdirkan kepada kita. Bersiaplah! Sesuatu yang besar telah menunggu kita. Menolaknya adalah bencana bagimu." Kurama mengucapkan kalimat itu dengan nada tegas. Pandangannya tetap menuju sang rembulan yang sekarang setengahnya telah tertutupi oleh awan berwarna hitam.
"Aku akan selalu siap, bersamamu dan yang lainnya juga, Menghadapi takdir kita. aku tidak akan mundur. Apapun rintangannya. Aku tidak akan menarik kata-kataku, karena itu adalah jalan hidupku!" Naruto berujar dengan mantap disetiap katanya. Tak ada keraguan kalimatnya. Yang ada hanyalah tekad yang kuat, tekad yang tidak akan mudah digoyahkan.
Ini adalah awalnya. Awal dari takdir berat yang akan mereka hadapi. Awal dari misi besar yang harus mereka selesaikan. Mampukah mereka menghadapai semua itu? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
To Be Continue
A/N : Yo? Ketemu lagi dengan saya dengan fict baru. Semoga para Readers sekalian suka.
Kalau ada kritik, saran, pujian(saya ngarep). Silahkan Review atau PM
Flame juga boleh..
