"Ya mau sampai kapan kita merawat anak itu?! Keuangan kita semakin menipis dan ku rasa anak itu sudah cukup mandiri untuk hidup sendiri!"

"Apa kau gila?! Dia masih 16 tahun, dia belum bisa hidup sendiri!"

"Kenapa kau selalu membela nya hah?!"

"Dia anak noona ku!"

Ruangan cukup luas itu di penuhi oleh suara teriakan dari sepasang suami istri yang terlihat tengah membicarakan sesuatu dengan tegang dan penuh emosi. Mereka saling melempar tatapan sengit dan kesal. Mempertahankan keinginan nya masing-masing.

"Cih"

Tanpa dua orang dewasa itu sadari seorang namja yang menjadi topik utama pembicaraan tengah mendengarkan dari balik daun pintu berwarna coklat itu. Dia tersenyum miris lalu menyandarkan punggung nya di pintu, memejamkan matanya dengan tangan meremas kaus bagian dada nya sendiri.

Mendengar ucapan dua orang yang sudah merawat nya sejak 8 tahun yang lalu membuat hati nya cukup sakit. Ahjumma nya memang tidak pernah suka sejak kedatangan dirinya ke dalam kehidupan keluarga nya. Ahjussi nya yang memaksa agar dirinya tinggal bersama setelah kedua orang tua nya meninggal karena sebuah kecelakaan pesawat.

"Aku sudah cukup sabar. Aku ingin Kyuhyun keluar dari rumah ini! Kalau kau tetap mempertahankan anak itu maka aku dan anak-anak yang akan keluar dari sini!" ancam ahjumma nya membuat namja bernama Cho Kyuhyun itu semakin melebarkan senyuman mirisnya.

Sebulir air mata sudah jatuh membasahi pipi putih pucat nya. Ia menggelengkan kepala nya pelan.

"Bisakah kau memelankan suaramu?! Aigoo kau sudah dewasa tapi kenapa pikiran mu masih seperti anak kecil?!" ucap ahjussi dengan nada tajam.

"Terserah apa kata mu, aku hanya tak ingin melihat anak menyusahkan itu lagi!"

"Dia itu keponakan mu!"

Namja paruh baya itu mengacak rambut nya kesal dan frustasi menghadapi istri nya yang keras kepala dan egois itu. Ia menghembuskan napas berat.

"Pokoknya anak itu—"

Cklek

Dua orang dewasa itu sontak menoleh saat pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan sosok yang menjadi perdebatan itu sudah berdiri di sana dengan wajah datarnya.

"K-Kyu—hyun?" gugup namja paruh baya itu sedangkan istrinya hanya membuang muka dari tatapan Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum lalu melangkah santai mendekati om-tante nya. Tak ada suara yang terdengar. Ahjussi masih terlihat shock karena kehadiran Kyuhyun yang tiba-tiba sedangkan ahjumma nya terlihat tak acuh.

Kyuhyun mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih dari saku celana nya lalu meletakan amplop itu di meja di hadapan kedua orang dewasa di depan nya.

"Ahjumma tidak perlu khawatir. Tanpa kau meminta, aku memang sudah berniat untuk segera keluar dari sini dan melatih untuk hidup mandiri" ucap Kyuhyun tanpa ragu membuat sang ahjumma menatap nya tidak percaya.

"Kyu! Apa yang kau bicarakan?! Jangan ambil hati ucapan ahjumma mu ini. Ahjussi sangat senang kau berada di sini dan kau masih terlalu kecil untuk tinggal sendiri" balas ahjussi dengan raut khawatir bercampur panik.

Kyuhyun mengalihkan tatapan nya dan fokus menatap ke dalam mata ahjussi nya. Ia menarik sudut bibir nya dan membentuk sebuah senyuman manis.

"Gwenchana ahjussi. Kyu sudah menyiapkan semua nya dan aku yakin untuk keluar sekarang"

"Kyu!"

"Jebal biarkan aku pergi"

"Andwae! Aku sudah berjanji pada eomma mu untuk menjaga mu hingga kau sanggup hidup sendiri"

"Dan sekarang aku sudah sanggup untuk hidup sendiri, aku yang paling mengenal diriku sendiri dan aku yakin sanggup" ucap Kyuhyun penuh keyakinan membuat ahjussi nya bungkam.

Kyuhyun menghela napas panjang sebelum membungkukan tubuhnya di hadapan dua orang yang sudah menjaga nya.

"Terimakasih atas semua perhatian kalian. Aku sungguh mengucapkan terimakasih. Aku berharap bisa membalas jasa kalian kelak. Terimakasih banyak"

Setelah mengucapkan hal itu Kyuhyun segera pergi dari ruangan itu dengan mata berkaca-kaca. Dengan sedikit tergesa ia kembali ke ruangan yang menjadi kamarnya. Memasukan beberapa baju, buku sekolah dan barang lain yang di butuhkan nya ke dalam tas. Ia segera mengenakan mantel panjang nya lalu tanpa membuang waktu ia segera keluar dari rumah itu tanpa mengucapkan selamat tinggal. Lidah nya sudah terasa kelu untuk berucap lagi.

Butiran salju putih nan lembut itu langsung menyapa keberadaan Kyuhyun di luar rumah. Kyuhyun menengadahkan kepala nya lalu memejamkan mata nya sejenak. Angin dingin musim dingin langsung menusuk tulang nya walau tubuhnya sudah di lapisi oleh baju hangat dan mantel. Namun udara dingin ini masih lebih baik daripada luka dan sesaknya dada Kyuhyun saat ini.

Kyuhyun menggelengkan kepala nya lalu menatap jalanan yang sudah cukup bertumpuk salju. Ia tersenyum tipis, "Kau adalah namja kuat, Kyu. Kau pasti bisa, tenang saja" gumam nya pada diri sendiri.

Kyuhyun merapatkan mantel nya sebelum melangkah menyusuri jalanan yang cukup licin oleh salju. Tangan kanan nya yang terlapisi sarung tangan merogoh saku mantel mengambil ponsel miliknya.

"Hyung, aku sewa kamar yang beberapa hari lalu kita bicarakan. Aku akan ke sana sekarang"

.

.

PRECIOUS EYES

.

Main Cast :

Cho Kyuhyun

Lee Donghae

.

Genre : Friendship, Drama, Angst

.

Rated : T

Warning : Typo(s), bad plot, bored

Disclaimer : All Cast isn't mine but this plot story is mine!

.

LyELF

-Enjoy Reading!-

.

.

ooOOoo Eyes ooOOoo

Dengan langkah gontai Kyuhyun masih melangkah melewati beberapa pertokoan Namdaemun. Menendang kecil tumpukan salju yang menyusahkan orang-orang berjalan. Beberapa kali ia juga menggelengkan kepala dan mengacak rambut nya untuk membersihkan kepala nya dari salju yang sejak tadi turun.

Kyuhyun berhenti di depan sebuah coffee shop dan memutuskan untuk masuk dan membeli minuman yang bisa menghangatkan tubuhnya itu. Entah apa yang di pikirkan oleh namja itu, bukannya meminum caffe latte nya di dalam toko yang hangat, ia justru keluar dan beralih menuju sebuah taman yang tak jauh dari tempat itu.

"Haahh~"

Uap dingin terlihat jelas saat Kyuhyun menghembuskan napasnya. Ia mendudukan dirinya di sebuah kursi taman yang sudah ia bersihkan dari tumpukan salju terlebih dahulu. Ia bergidik dingin saat angin berhembus cukup kencang. Kedua tangan nya yang terlapisi sarung tangan memegang erat cup caffe latte yang masih hangat itu.

Kyuhyun tersenyum lega saat caffe latte mulai mengaliri kerongkongan nya dan membuat tubuhnya mulai menghangat. Entah apa yang menarik, Kyuhyun terlihat santai duduk di sana dengan salju yang masih turun dari langit. Mungkin orang yang melihat nya akan mengatakan bahwa anak itu cari mati atau sudah gila karena duduk di sana di tengah cuaca buruk seperti ini. Tapi Kyuhyun tidak peduli.

Kerlipan lampu kecil berwarna-warni yang menghiasi taman ini seakan menghipnotis nya untuk terus memperhatikan walau dengan tatapan kosong. Pikiran nya terasa penuh saat ini. Memikirkan bagaimana kehidupannya setelah keluar dari rumah ahjussi nya. Untung ia mendapat beasiswa sehingga tidak perlu memikirkan biaya sekolah tapi ia juga memerlukan biaya hidup untuk sehari-hari. Dan ia sadar usia nya masih kecil untuk mencari pekerjaan dan siapa yang ingin memperkerjakan anak berumur 16 tahun? Sebenarnya ia sudah bekerja part time di sebuah kedai es krim tapi ia yakin gaji nya di sana tidak akan cukup untuk hidup sendiri sekarang.

Kyuhyun kembali menghela napas nya. Di tengah kebingungan nya, ia tetap yakin apa yang sudah ia lakukan ini adalah yang terbaik. Ia tidak mau melihat ahjussi dan ahjumma terus bertengkar setiap hari, tak ingin menjadi beban bagi mereka.

"Appaeomma~" gumam Kyuhyun dengan nada bergetar. Ingin rasanya ia menangis tapi apa gunanya menangis? Menangis tidak akan menyelesaikan masalah bukan? Itu yang di yakini oleh Kyuhyun.

Kyuhyun meminum caffe latte nya hingga habis lalu mengacak rambut nya membuat surai itu semakin terlihat kusut.

"Pasti semua akan menjadi baik, Kyu. Tenang saja, kau pasti bisa!" Kyuhyun mensugestikan dirinya agar melihat semua nya menjadi mudah.

Jika kau berpikir itu sulit maka kesulitan justru akan menghampiri mu sehingga berpikirlah positif dan anggap semua nya mudah walau kenyataan bertolak belakang.

Tak ingin memikirkan macam-macam lagi, Kyuhyun hendak beranjak dari kursi yang di duduki nya. Hanya beberapa menit di sini saja cukup membuat nya terasa membeku. Ia ingin segera pergi ke tempat yang akan ia sewa menjadi tempat tinggal nya nanti.

Namun belum sempat Kyuhyun berdiri, ia mengerut bingung dan menyipitkan mata nya saat melihat ternyata ada sosok bodoh lain yang duduk di tengah hamparan salju seperti ini selain dirinya. Seorang namja yang menurut Kyuhyun berumur tak jauh berbeda darinya tengah duduk di kursi taman di sebelah kanan kursi nya. Namja dengan wajah err—tampan tapi polos dengan surai hitam yang terlihat berantakan dan butiran salju menghiasi. Namja itu duduk manis di kursi dengan pandangan mata fokus ke depan.

'Kenapa aku tidak sadar jika ada orang itu tadi?' batin Kyuhyun.

Kyuhyun tak ingin mempedulikan namja itu tapi hatinya terasa ada yang janggal dari orang itu. Dari kondisi yang terlihat oleh mata nya, Kyuhyun yakin namja itu sudah duduk di sana lebih lama dari dirinya. Buktinya, rambut nya saja sudah di tutupi salju begitu pula baju nya. Aah~ dia seperti boneka salju. Apa yang di lakukan namja itu? Apa dia juga sedang ada masalah? Tapi wajahnya terlihat tanpa ekspresi tapi… pucat?

Hati nurani nya yang baik itu menuntun Kyuhyun beranjak dari kursi dan melangkah menuju kursi namja itu.

"Ehem!" Kyuhyun berdeham sembari menundukan dirinya di samping namja tersebut. Tapi kerutan bingung kembali menghiasi dahi Kyuhyun saat namja di samping nya tak memberi respon dan terus menatap ke depan.

"Ehem!" Kyuhyun sengaja kembali berdeham cukup keras.

"Ya ada apa?"

Akhirnya Kyuhyun bisa mendapat respon dari namja itu. Suara yang sangat lirih dan bergetar. Sangat jelas terlihat namja itu kedinginan dan tubuhnya pun sudah terlihat menggigil.

"Ah… A-apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kyuhyun memulai pembicaraan yang canggung.

Tanpa menoleh namja di samping Kyuhyun itu tersenyum tipis, "Menunggu" ucap nya masih sangat pelan.

Kyuhyun menganggukan kepala sambil terus melirik namja tersebut.

"Sudah lama di sini?" tanya nya lagi. Namja itu hanya mengangguk sekali.

Kyuhyun mendengus sebal. Entah apa yang terjadi pada dirinya. Kyuhyun yang biasanya cuek dan tidak akan peduli dengan orang lain yang tidak di kenal nya juga tidak pernah ia memulai sebuah pembicaraan. Sekarang ia justru memutar otaknya untuk mencari pembicaraan dengan namja di sebelahnya itu.

Kyuhyun memperhatikan penampilan namja itu dengan intens. Namja itu hanya mengenakan skinny jeans, kaos dan jaket yang pasti tak mampu menahan kedinginan malam dengan suhu minus 5 derajat ini. Tanpa mengenakan sarung tangan ataupun syal. Namja ini sungguh ingin bunuh diri seperti nya.

"Hei apa kau tidak kedinginan hanya memakai pakaian seperti itu?" tanya Kyuhyun yang lebih mirip pernyataan. Pastilah namja itu kedinginan, tubuhnya saja sudah menggigil.

Hanya senyuman sangat tipis sarat kesedihan yang membalas pertanyaan Kyuhyun.

"Sudah berapa lama kau di sini?" tanya Kyuhyun lagi.

"Entahlah" jawabnya singkat.

"Bagaimana kau tidak tahu?"

"Aku tidak melihat jam"

Kyuhyun menyandarkan punggung nya di sandaran bangku taman itu. Tatapan Kyuhyun beralih pada kedua tangan namja di sebelahnya yang terlihat meremas celana nya sendiri. Kyuhyun menghela napas.

"Apa kau cari mati? Cuaca sedingin ini hanya memakai pakaian seperti itu" ucap Kyuhyun mengutarakan pemikiran nya.

Tak ada balasan dari namja di samping nya. Ingin sekali Kyuhyun memukul kepala namja tersebut karena sejak awal ia duduk di sini tak sekalipun namja di samping nya menengok hanya untuk melihat nya. Cih, menyebalkan!

"Hei kapan orang yang kau tunggu itu datang?" tanya Kyuhyun lagi. Entah mengapa dia menjadi secerewet ini.

"Aku tidak tahu" jawab namja itu membuat Kyuhyun tercengang.

Kyuhyun merubah posisi duduk nya menjadi menyamping menghadap namja di sebelahnya. Ia menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana bisa tidak tahu? Hubungi orang yang kau tunggu itu untuk datang secepatnya atau aku bisa memastikan kau akan mati membeku di tempat ini!" ucap Kyuhyun sembari menggelengkan kepalanya.

Namja tersebut terlihat tersenyum tipis menanggapi ucapan Kyuhyun yang sudah terlihat kesal ucapan nya hanya di tanggapi dengan sebuah senyuman menyebalkan.

"Siapa nama mu?" tanya Kyuhyun lagi.

Namja itu terdiam sejenak sebelum membuka bibirnya yang sudah terlihat kering dan kaku itu, "Donghae" jawab nya singkat.

"Oke Donghae-ssi, perkenalkan aku Kyuhyun. Aku hanya ingin memberitahu mu bahwa menurut pandangan ku saat ini seharusnya kau cepat pulang. Sungguh kau bisa mati jika menunggu lebih lama lagi" ucap Kyuhyun dengan nada serius.

"Ah dan satu lagi… Bisakah kau memandang orang yang sedang berbicara pada mu?! Kau tahu sangat tidak sopan jika kau tidak memandang orang yang tengah berbicara dengan mu" decak kesal Kyuhyun lalu menggembungkan pipi nya kesal.

Entah apa yang lucu, namja yang beridentitas Donghae itu tertawa kecil mendengar penuturan orang yang sejak tadi mencampuri urusan nya.

"Aah mianhae" ucap Donghae tulus.

"Jadi bisakah kau memandangku sekarang? Sungguh kau menyebalkan, sejak tadi aku berada di sini dan terus mengajakmu berbicara. Kau tidak melihat ku bahkan melirik ku barang sekali pun tidak" dengus Kyuhyun sebal.

Donghae hanya tersenyum lalu mulai merubah posisi duduknya menjadi menyamping ke arah Kyuhyun.

"Sudah" ucap Donghae membuat Kyuhyun mengernyit bingung.

"Apa nya yang sudah? Kau masih belum menghadap ke arah ku dan tidak menatap ku!" balas Kyuhyun lagi sambil menggelengkan kepala nya. Apa namja di hadapan nya itu enggan menatap wajah tampan nya? Nyatanya memang Donghae tidak memandang nya. Namja itu memang sudah menghadap ke samping tapi tatapan namja itu lurus ke arah pohon di belakang Kyuhyun.

"Ah benarkah? Heum… Bisa beritahu aku dimana posisi mu yang sebenarnya?" tanya Donghae membuat kerutan di dahi Kyuhyun semakin bertambah.

"Kau bicara apa? Aku di sini!" ucap Kyuhyun dengan nada sedikit meninggi.

"Di sini?"

"Bukan"

"Apa sudah tepat?"

Donghae terus mengarahkan tubuhnya ke hadapan Kyuhyun dan mengarahkan wajahnya berusaha agar sehadap dengan orang yang tengah berbicara pada nya.

"Kau ini sedang bercanda atau apa?! Jangan berlagak seperti orang buta!" pekik Kyuhyun tidak suka.

"Aku memang tidak bisa melihat" Donghae berucap dengan sangat pelan dengan senyuman tipis masih terpantri di wajahnya.

Tanpa Donghae sadari, Kyuhyun terlihat membeku di tempat setelah mendengar pernyataan itu. Matanya membulat dan mulutnya terbuka. Ia menatap namja di hadapan nya dengan tatapan tidak percaya. Dengan intens ia memperhatikan Donghae dan hatinya berdesir saat melihat kedua manik mata Donghae.

Manik mata itu sangat jelas terlapisi oleh sebuah selaput tipis berwarna abu-abu membuat mata tersebut terlihat kelam tanpa sinar. Sungguh Kyuhyun baru menyadari hal ini. Dengan cepat Kyuhyun mengalihkan tatapan nya menuju arah lain. Entah mengapa hati nya terasa berdenyut melihat mata menyedihkan itu.

"Maaf, aku tidak tahu" sesal Kyuhyun tulus.

Donghae melebarkan senyuman nya. Ia kembali menggerakan kepala nya sedikit.

"Gwenchana. Apa ini sudah tepat menghadap mu Kyuhyun-ssi?" tanya Donghae membuat Kyuhyun kembali menatap namja itu.

Kyuhyun tersenyum getir lalu mengangguk, "Hng… ne sudah" Kyuhyun berucap sambil merutuk dirinya. Namja di hadapan nya tidak mungkin tahu jika dirinya mengangguk.

"Baguslah" gumam Donghae lega.

Beberapa saat mereka terdiam seakan bingung harus membicarakan hal apa. Kyuhyun masih memperhatikan setiap lekukan wajah Donghae. Ini pertama kali nya Ia melihat mata seseorang yang tidak bisa melihat dari jarak sedekat ini. Kyuhyun menghela napas sebelum melepaskan sarung tangan berwarna biru yang melapisi tangan nya.

"Pakai ini" Kyuhyun menyerahkan sarung tangan itu di pangkuan Donghae.

Donghae sedikit bingung lalu meraba sesuatu yang ada di pangkuan nya. Kyuhyun yang tidak sabaran melihatnya segera mengambil sarung tangan nya kembali.

Kyuhyun pun mengambil tangan Donghae. Ia meringis saat merasakan sedingin apa tangan yang tengah ia genggam sekarang. Dengan segera Kyuhyun memakaikan sarung tangan nya ke kedua tangan dingin Donghae.

"Kau sudah kedinginan Donghae-ssi. Sungguh sebaiknya kau pulang" saran Kyuhyun dengan nada pelan.

Donghae menggelengkan kepalanya, "Song Ahjumma meminta ku untuk menunggu di sini" ucap Donghae.

"Tapi kau bisa mati kedinginan di sini" ucap Kyuhyun lagi.

"Sejak tadi kau menyebut kata mati, Kyu. Kau membuat ku takut haha walaupun kapanpun kematian datang, aku akan siap"

Kyuhyun tercenung mendengar ucapan Donghae.

"Jangan bercanda!" dengus Kyuhyun membuat Donghae tertawa kecil.

"Sudahlah. Sebaiknya kita pulang sekarang. Aku akan mengantarmu pulang" ajak Kyuhyun.

"Tapi—"

"Tidak ada penolakan!"

Donghae menggembungkan pipinya terlihat lucu dengan wajah terkesan childish itu. Kyuhyun hanya memutar bola matanya malas.

"Beritahu aku alamatmu!" ucap Kyuhyun lebih mirip sebuah titah tersebut.

"Gyeonggi" ucap Donghae akhirnya pasrah dan memberitahu daerah tempat tinggalnya

Kyuhyun mengernyit mendengar daerah yang cukup asing di pendengaran nya, "Eodiga?" tanya nya lagi.

"Gyeonggi" ulang Donghae lagi. Kyuhyun terlihat tengah mengingat dimana ada nama daerah seperti itu di sekitar Seoul ini.

"Ne aku dengar tapi Gyeonggi dimana?" tanya Kyuhyun membuat Donghae mengerutkan dahinya.

"Bagaimana bisa kau tidak tahu Gyeonggi. Itu daerah terkenal di Mokpo ini, pabbo! Kau orang baru ya?" ucap Donghae sambil menggelengkan kepalanya.

Kyuhyun tercengang mendengar ucapan yang keluar dari mulut Donghae. Mwo? Mokpo?!

"Mwo?! Rumah mu di Mokpo? Lalu… lalu bagaimana bisa kau berada di Seoul sekarang?"

Kali ini Donghae yang terlihat sangat terkejut hingga mulutnya terbuka. Ia mengerjapkan mata nya beberapa kali.

"Apa? Seoul?" tanya Donghae tidak percaya.

"Aish tentu saja ini Namdaemun, Seoul!" ucap Kyuhyun membuat Donghae bungkam.

Kedua nya terlihat larut dalam pikiran nya masing-masing. Terlihat jelas ekspresi shock di wajah Donghae dan ekspresi bingung di wajah Kyuhyun.

"Bagaimana bisa aku di Seoul?" gumam Donghae pada dirinya sendiri.

Kyuhyun menghela napas lalu memijat pelipisnya yang sedikit berdenyut kemudian mengusap kedua telapak tangan nya yang sudah membeku rasanya.

"Tolong ceritakan apa yang terjadi sebelum kau duduk di tempat ini" pinta Kyuhyun dengan nada pelan.

Donghae tak segera menjawab. Ia menggigit bibir bawahnya yang sudah terlihat semakin membiru.

"Aku… Aku—maksudku tadi pagi Song ahjumma mengajak ku untuk pergi menemani nya ke suatu tempat. Dia tidak memberitahu ku kemana akan pergi. Aku hanya ikut dan duduk manis di mobil nya. Lalu… lalu dia meminta ku untuk duduk di sini karena dia ingin membeli sesuatu dulu. Tapi, dia—"

Donghae menundukan wajahnya dan ucapanya terhenti begitu saja. Ia lebih memilih meremas kedua tangan nya sendiri untuk menghilangkan semua kekhawatiran dan pikiran buruk nya. Kyuhyun hanya bisa terdiam mendengar cerita Donghae.

Apa orang yang membawa Donghae sengaja meninggalkan nya di sini?

Pikiran Kyuhyun mulai mengeluarkan beberapa spekulasi.

"Siapa Song ahjumma itu?" tanya Kyuhyun lagi.

"Sahabat eomma ku" jawab Donghae lirih. Kyuhyun mengangguk paham.

"Beritahu aku nomor rumah atau ponsel orang tua mu, mungkin aku bisa menghubungi mereka" ucap Kyuhyun lagi. Donghae tak menjawab justru semakin menundukan kepalanya.

"Hei, aku bilang berit—"

"Aku tidak punya orang tua lagi" Donghae memotong ucapan Kyuhyun yang seketika terdiam.

"Orang tua ku sudah meninggal 3 tahun lalu" lanjut Donghae membuat hati Kyuhyun semakin berdesir.

'Dia sama seperti ku' batin Kyuhyun yang memperhatikan Donghae dengan senyuman getir.

"Jadi selama ini kau tinggal bersama Song ahjumma itu?" tanya Kyuhyun yang hanya di balas dengan anggukan sekilas Donghae

Kyuhyun menghela napas lalu beranjak berdiri dari bangku taman. Ia menatap Donghae yang masih duduk dengan wajah tertunduk. Perlahan Kyuhyun mengambil tangan kanan Donghae dan menggenggam nya erat. Donghae sempat terkejut namun tak protes.

"Ikutlah dengan ku. Sekarang lebih baik kau tinggal saja bersama ku. Tenang saja aku bukan orang jahat" ucap Kyuhyun dengan senyuman lebar di wajahnya. Walaupun Donghae tak bisa melihat nya, Kyuhyun tak mempedulikan hal itu.

Donghae mendongakan wajahnya. Tak ada yang di lihatnya, hanya kegelapan yang sudah biasa menyelimuti nya namun entah mengapa ia seperti melihat sebuah sinar sangat tipis yang sedikit memberi terang dalam kegelapan nya. Sinar itu hanya terlihat sebentar sebelum kegelapan kembali menyelimuti nya.

"Aku tidak pernah berpikir jika kau orang jahat Kyuhyun-ssi" ucap Donghae dengan senyuman childish nya.

"Benarkah? Bahkan kau tidak melihat ku bukan? Bagaimana kau bisa berpikir aku bukan orang jahat?" tanya Kyuhyun polos. Donghae hanya terkikik geli mendengar nya.

"Ah sudahlah lebih baik kita pergi dari sini. Sungguh aku sudah kedinginan. Dan cukup panggil aku dengan panggilan Kyuhyun atau apapun asal jangan bersikap formal" ucap Kyuhyun lagi.

"Berapa umur mu?"

"16 tahun"

"Lebih muda dua tahun dariku"

Kyuhyun hanya manggut-manggut mengerti. Dugaan nya benar, Donghae memang lebih tua dari nya.

"Ya ya ya, sekarang kita pergi dari sini"

Kyuhyun menarik tangan Donghae membuat namja itu mulai bangkit dari bangku nya. Namun baru beberapa saat Donghae kembali terduduk sembari meringis. Kakinya terasa membeku dan sulit di gerakan. Duduk di tempat sedingin ini berjam-jam dengan sepatu biasa pasti membuat kaki nya menjadi kaku.

"Gwenchanayo?" tanya Kyuhyun cukup khawatir.

"Kaki ku... kaku" ringis Donghae.

Dengan cepat Kyuhyun melepas ransel yang sedaritadi di gendong nya, mencari sesuatu di dalam sana dan segera mengambil sebuah syal berwarna putih. Kyuhyun melingkarkan syal tersebut di leher Donghae.

Donghae sendiri hanya tersenyum tipis walau hatinya terasa hangat menerima perhatian seperti itu. Ia sangat yakin orang yang ada di dekatnya itu adalah orang baik.

"Kajja!"

Kyuhyun segera merangkul namja yang tinggi nya tak beda jauh darinya itu. Membantu Donghae berdiri dan memapah namja itu untuk berjalan walau sedikit tertatih.

"Kyu…" panggil Donghae di tengah perjalanan nya. Kyuhyun hanya menanggapi dengan gumaman kecil.

"Gomawo" ucap Donghae tulus membuat Kyuhyun mengulas senyuman tanpa dirinya sendiri sadari.

"Aku memang tidak bisa melihat mu. Tapi aku yakin kau orang baik, kau orang pertama yang bersikap seperti ini padaku selain kedua orang tua ku"

Inilah pertemuan pertama kita.

Aku bertemu dengan orang yang memiliki nasib yang tak jauh berbeda denganku walau aku tahu kau pasti lebih menderita daripada aku.

Dan untuk pertama kali nya, aku merasa hati ku menghangat hanya mendengar ucapan dan senyuman childish mu.

Mulai sekarang kita akan menjalani kehidupan yang keras ini bersama.

.

.

.

ooOOoo Eyes ooOOoo

Pagi yang cukup cerah hari ini. Tidak seperti hari sebelum nya yang selalu di selimuti butiran salju, suasana kota hari ini tidak ada hujan salju walaupun langit masih di tutupi awan tebal membuat sang mentari tak mampu menembus untuk memancarkan sinar teriknya. Udara pun masih terasa sangat dingin membuat tumpukan salju di jalan tak mungkin mencair hari ini.

"Dinginnya~"

Kyuhyun baru saja keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan acara mandi nya. Walaupun menggunakan air hangat tetap saja udara dingin yang menerpa tubuh nya membuat dirinya bergidik dingin.

Kyuhyun sangat bersyukur karena rumah baru nya ini masih menyediakan air hangat, jika tidak dia pasti sudah membeku saat ini. Ia mengedarkan pandangan nya ke seluruh sudut rumah baru yang sudah di tempati nya selama 3 hari. Rumah ini tidak besar, hanya ada satu bed medium size, satu kamar mandi kecil dan ruangan tengah kecil dengan sofa dan meja kecil. Setidaknya ia bisa menyewa rumah ini dengan harga murah karena ia mempunyai kenalan yang berhubungan dengan penyewa rumah tersebut. Dengan tabungan nya yang sekarang, tidak memungkinkan ia menyewa rumah yang lebih besar dan mahal.

Pandangan Kyuhyun terhenti pada seseorang yang tengah duduk diam di sofa berwarna coklat susu itu. Orang yang baru di temui nya dan menemani nya tinggal di rumah ini selama 3 hari.

Seperti biasa bingung harus melakukan apa, Donghae memutuskan untuk duduk diam di sini dengan pandangan lurus ke depan. Tak ada yang ia tatap, toh kemana pun ia memandang hanya akan ada kegelapan yang di dapat.

"Hyung…"

Donghae sedikit terkejut saat mendapat gerakan dari sofa yang di duduki nya dan suara panggilan yang sudah tidak asing bagi nya. Ia tersenyum sebelum menoleh ke arah suara yang di dengarnya.

Kyuhyun tersenyum saat Donghae menghadapnya. Walaupun pandangan Donghae tidak pas ke arah nya, entah memandang kemana.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kyuhyun.

Donghae menunjukan senyuman manis nya sebelum menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa ia tak melakukan apapun.

"Aniyo. Kyu sudah selesai mandi?" Donghae balik bertanya.

Kyuhyun bergumam lalu menyandarkan punggung nya di sandaran sofa, "Ne, err dingin sekali" ucap nya membuat Donghae terkikik geli.

Kyuhyun memperhatikan wajah Donghae sejenak dengan senyuman getir di wajahnya. Entah apa yang di rasakan oleh namja di hadapan nya ini tapi Kyuhyun salut karena Donghae mampu bertahan seorang diri, tanpa keluarga dengan keadaan nya yang seperti itu. Tiga hari bersama, mereka sudah saling bertukar cerita. Dan entah mengapa Kyuhyun merasa sudah sangat dekat dan akrab dengan orang yang sekarang sudah di panggil nya hyung itu. Ini pertama kali nya ia mampu dekat dengan orang lain dalam waktu singkat.

Tangan Kyuhyun mulai terjulur dan mengambil tangan kanan Donghae, mengelus punggung tangan itu dengan lembut. Donghae sendiri hanya tersenyum.

"Apa benar tak apa jika hari ini aku sekolah? Kau yakin mau ku tinggalkan sendiri di rumah?" tanya Kyuhyun tak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.

Donghae tersenyum geli, "Gwenchana Kyunie. Aku bukan anak kecil, aku bisa sendiri di rumah. Kau tenang saja" ucap nya menenangkan namun tanpa Donghae lihat wajah Kyuhyun justru semakin khawatir.

Kyuhyun sebenarnya masih ragu untuk meninggalkan Donghae sendirian tapi mengingat dia sudah izin dari sekolah selama 3 hari dan ia tak ingin ambil resiko jika beasiswa di cabut hanya karena ia terlalu banyak absen.

"Aku serius, aku baik-baik saja Kyu" Donghae kembali berucap karena tak mendapat respon dari dongsaeng nya itu. Ia tak tahu apa yang Kyuhyun saat ini namun ia bisa merasakan Kyuhyun tengah menatapnya intens.

"Setelah pulang sekolah aku akan langsung pergi bekerja dan baru pulang malam nanti. Hyung tidak perlu menunggu ku, kau tidur saja nde? Dan aku sudah masakan nasi untuk mu, masih ada daging osam. Kau bisa memakan nya untuk makan siang. Lalu malam nanti aku sudah meminta Yesung hyung untuk kemari dan membawakan makan malam jadi kau tidak perlu khawatir"

Kyuhyun memberikan pesan yang menurut Donghae terlalu berlebihan itu. Sontak Donghae terkikik geli mendengar nya membuat Kyuhyun mengernyit bingung.

"Ya hyung! Waeyo?" tanya Kyuhyun heran.

Donghae menggelengkan kepala nya, "Kau terlalu berlebihan, Kyu. Kau mirip dengan eomma ku saja" ucap Donghae.

Kyuhyun meringis sambil mengelus tengkuk nya malu.

"Gomawo Kyuhyunie. Mianhae aku sangat menyusahkan mu" ucap Donghae lagi, kali ini dengan wajah sedikit tertunduk.

Sungguh Donghae merasa tidak enak dengan Kyuhyun. Ia merasa hanya menyusahkan. Menumpang tinggal dan makan tanpa bisa melakukan apa pun. Batin nya terus berteriak mengatakan bahwa dirinya tidak berguna dan hanya menjadi benalu bagi orang lain. Donghae menghela napas berat.

"Hyung bicara apa eoh?" Kyuhyun yang sebenarnya mengerti maksud Donghae berpura-pura tidak mengerti dan menunjukan ekspresi tidak suka. Sepertinya ia lupa bahwa Donghae pun tidak bisa melihat berbagai macam ekspresi yang di tunjukan nya.

"Aku hanya menjadi benalu untuk mu. Sungguh aku merasa tidak enak pada mu" jujur Donghae sembari menggigit bibir bawahnya.

Kyuhyun terdiam sejenak sebelum mengulas senyuman tipis. Ia mendekatkan dirinya pada Donghae dan merangkul hyung nya itu.

"Jangan pernah berkata begitu lagi, hyung. Aku tidak suka mendengarnya dan asal kau tahu. Aku sangat senang kau berada di sini. Aku jadi tidak sendirian karena kau menemani ku" ucap Kyuhyun tulus.

Donghae hanya bisa tersenyum tipis. Tangan nya sedikit meremas tangan Kyuhyun menandakan bagaimana perasaan nya saat ini.

"Gomawo Kyunie… Gomawo" ucap Donghae dengan nada bergetar.

"Ne" Kyuhun menyandarkan kepala nya di bahu Donghae. Walaupun terkadang sikap nya lebih dewasa dari Donghae dan lebih banyak menopang namja yang menurut nya cukup rapuh itu tapi berada di samping Donghae membuat nya nyaman dan terlindungi.

Mereka terdiam sejenak membiarkan keheningan melingkupi. Kyuhyun memejamkan mata nya yang sebenarnya masih berat dan ingin sekali ia kembali ke tempat tidur berselimut tebal. Donghae pun hanya diam memainkan jemari Kyuhyun dalam genggaman nya. Sedikit demi sedikit perasaan nya mulai bisa di kendalikan dan ketenangan mulai di dapatkan nya.

Setelah beberapa saat, Kyuhyun memutuskan untuk beranjak dari sofa. Donghae membiarkan Kyuhyun untuk bersiap-siap dengan keperluan sekolahnya. Kyuhyun segera mengenakan jaket tebal dan sepatu boot nya. Udara di luar pasti berkali lipat dingin nya. Setelah selesai Kyuhyun segera menyambar ransel hitam nya yang tergeletak di kasur.

Sebelum pergi ia menghampiri Donghae kembali.

"Kau bisa mendengarkan lagu dari sini agar tidak bosan" ucap Kyuhyun sembari menyerahkan ipod nya.

Donghae mengangguk dan menerima ipod itu. Kyuhyun mengajarkan sedikit bagaimana cara menyalakan dan memilih lagu. Dengan wajah polos nya Donghae mengikuti segala arahan nya, Kyuhyun hanya bisa terkikik geli.

"Berangkatlah, kau bisa terlambat Kyu" ucap Donghae akhirnya.

"Ne hyung, aku berangkat sekarang nde?"

"Hati-hati di jalan"

Kyuhyun langsung menganggukan kepala nya namun sedetik kemudian ia merutuk dirinya sendiri. Donghae tidak akan melihat anggukan kepalanya. Kenapa ia sering sekali lupa jika Donghae tak mampu melihat nya? Tak jarang Kyuhyun hanya membalas ucapan Donghae dengan anggukan, gelengan maupun gumaman pelan membuat hyung nya itu mengernyit dan menanti jawaban pasti.

"Ne pasti, kau juga. Aku pergi" ucap Kyuhyun. Donghae menunjukan senyum khas nya.

Kyuhyun mulai beranjak berdiri dan melangkah keluar. Namun ia kembali menoleh ke arah Donghae sebelum menutup pintu rumah nya.

Donghae masih berdiam di sofa nya. Dengan wajah khas kekanakan dan polos nya itu, Donghae mulai memainkan ipod milik Kyuhyun dan memasangkan earphone di kedua telinga nya. Pandangan Donghae sama seperti biasa, lurus ke depan.

Apa yang akan Donghae lakukan seharian di rumah seorang diri? Apa tidak apa meninggalkan nya sendirian? Apa tidak akan terjadi apa pun? Pasti Donghae akan merasa sangat bosan nantinya.

Kyuhyun menggelengkan kepala dan menghela napas berat saat pertanyaan-pertanyaan itu kembali memenuhi pikiran nya. Sungguh ia masih ragu untuk meninggalkan Donghae seorang diri tapi apa daya dia memiliki tanggung jawab untuk terus bersekolah.

Dua hari ia sudah menemani Donghae seharian di rumah. Mengajarkan dan menuntun Donghae berjalan hingga namja itu terbiasa dengan situasi rumah. Mengingat semua letak benda dan dinding agar tidak terbentur nanti nya.

Dengan perlahan Kyuhyun mulai menutup pintu rumah nya. Merapatkan jaket dan membenarkan posisi syal yang melilit di lehernya. Dengan tangan tersembunyi di saku jaket, Kyuhyun berjalan ke luar menyusuri jalanan yang di hiasi tumpukan salju yang cukup tebal.

Aku belum bisa menebak bagaimana perasaan mu yang sebenarnya berada di dalam kegelapan yang selalu melingkupi mu itu. Tapi… Aku akan berusaha untuk mengerti, memahami perasaan mu yang masih tersembunyi. Aku ingin selalu menemani mu dan melepaskanmu dari kesendirian.

.

.

.

"Yo Kyu!"

Sebuah tepukan yang tidak bisa di bilang pelan di bahu nya mampu membuat Kyuhyun yang tengah melamun tersentak kaget. Kyuhyun langsung mendelik kesal pada namja jankung yang sudah menunjukan cengiran lebarnya. Shim Changmin, sahabat nya sejak masuk ke High School ini.

Changmin mendudukan dirinya di barisan depan Kyuhyun. Melepaskan ransel nya lalu memutar duduknya menghadap ke arah Kyuhyun yang hanya menopang dagu dengan tangan kanan nya.

"Tumben kau datang pagi" gumam Kyuhyun sambil memperhatikan Changmin.

"Motor ku rusak jadi appa yang mengantarku ke sekolah. Otomatis aku harus berangkat lebih awal ckck" Changmin berucap sembari mengeluarkan sebuah roti dari ransel nya.

Kyuhyun menggeleng saat Changmin menawari nya roti tersebut. Changmin pun memakan sendirian hal yang paling di sukai nya itu.

"Min…" panggil Kyuhyun membuat Changmin menoleh dan menatap sahabat nya itu dengan tatapan bertanya.

Kyuhyun tersenyum sejenak sebelum berucap, "Apa kau membawa yang ku minta kemarin?" tanya Kyuhyun sedikit ragu.

Changmin tersenyum geli melihat tingkah sahabat nya yang malu-malu itu. Tanpa menjawab, Changmin mencari sesuatu di dalam ransel nya. Changmin menyerahkan amplop berwarna coklat ke hadapan Kyuhyun sambil menggigit roti daging nya.

Kyuhyun pun mengeluarkan PSP kesayangan nya dari dalam ransel dan menyodorkan nya kepada Changmin.

"Simpan saja" ucap Changmin membuat Kyuhyun mengernyit bingung.

"Kau simpan saja PSP mu, aku sudah punya PSP ku sendiri" ulang Changmin lagi menjelaskan.

Kyuhyun menggeleng, "PSP ini menjadi jaminan ku jadi kau harus mengambilnya" balas Kyuhyun.

"Kyu~ sudah ku bilang bukan? Aku tidak perlu PSP mu dan kau bebas memakai uang itu, tidak perlu terbebani. Apa pun yang kau butuhkan, katakan saja" ucap Changmin dengan nada serius.

"Dan sudah ku katakan aku meminjam uang ini dengan jaminan PSP ku. Aku akan mengambil PSP ku setelah melunasi uang yang ku pinjam" tolak Kyuhyun tegas membuat Changmin mendengus sebal.

"Dasar keras kepala" dengus Changmin.

Kyuhyun hanya tersenyum kecil lalu memasukan amplop yang berisi sejumlah uang yang ia pinjam pada Changmin. Uang ini akan di gunakan untuk membeli makanan dan keperluan lain untuk dirinya dan Donghae sebelum Kyuhyun menerima gaji nya. Uang tabungan nya sudah habis untuk membayar sewa rumah selama 3 bulan.

Changmin memperhatikan Kyuhyun dengan seksama. Dia memakan potongan terakhir dari roti nya.

"Jadi sekarang dimana kau tinggal Kyu?" tanya Changmin.

"Tidak jauh dari pertokoan" jawab Kyuhyun.

Kyuhyun mengambil PSP nya yang masih tergeletak di meja dan menyalakan nya. Sebenarnya berat jugs untuk menjadikan PSP ini sebagai jaminan tapi mau bagaimana lagi. Dan walaupun Changmin bilang tidak perlu tapi Kyuhyun tidak bisa memakai uang orang begitu saja.

"Bersama orang yang kau ceritakan kemarin?" Changmin kembali bertanya. Kyuhyun mendengus karena merasa Changmin tengah mengintrograsi nya.

"Heum dan nama orang itu Donghae" balas Kyuhyun cuek dengan tatapan mulai fokus pada layar PSP hitam nya.

Changmin mengangguk mengerti, "Boleh aku ke rumah mu sepulang sekolah nanti?" tanya Changmin penuh harap.

"Aku harus bekerja, Min"

"Aku bisa menunggu mu, Kyu. Aku akan memakan banyak es krim hingga kau selesai bekerja setelah itu baru aku main ke rumah mu" terang Changmin namun Kyuhyun menggelengkan kepala nya membuat namja jangkung itu merengut.

"Aku sudah tidak bekerja di kedai es krim lagi" ucap Kyuhyun.

"Mwo? Lalu?"

"Aku akan bekerja di sebuah restoran tak jauh dari rumah. Gaji di kedai es krim tidak akan cukup memenuhi semua keperluan bersama Hae hyung sekarang" ucap Kyuhyun.

Changmin terdiam sembari menatap sahabatnya itu dengan tatapan sendu. Kyuhyun harus bekerja di usia nya yang masih sangat muda berbeda dengan dirinya yang masih tergantung pada kedua orang tua nya.

"Kau pulang jam berapa?" tanya Changmin lagi.

"Sekitar jam 11 atau 12"

"MWO?!"

Kyuhyun tersentak kaget hingga PSP nya terlepas dari tangan dan tergeletak begitu saja di meja saat Changmin berteriak keras.

"Ya Shim Changmin! Kau mau membuatku tuli hah?!" decak kesal Kyuhyun.

"Kau yang gila Kyu! Bekerja hingga semalam itu? Kapan kau belajar dan istirahat? Kau bisa kelelahan pabbo!" balas Changmin tak kalah kesal nya.

Kyuhyun memutar bola mata nya malas walau ada sedikit perasaan senang melihat perhatian yang di berikan Changmin lewat rasa cemas hanya karena mendengarnya bekerja lebih lama dari biasa nya.

"Aku belum mencoba nya jadi belum tahu lelah atau tidak. Dan satu lagi, aku jenius jadi pelajaran tidak masalah untuk ku" jawab Kyuhyun asal.

Tatapan kesal Changmin berangsur berubah menjadi Kyuhyun intens membuat sahabatnya itu risih.

"Jangan menatap ku begitu!" dengus Kyuhyun sembari menempleng pelan kepala Changmin.

"Haruskah kau bekerja hingga semalam itu?" tanya Changmin lesu.

"Aku bekerja shift 2, pasti akan pulang malam sesuai jam penutupan restoran" jawab Kyuhyun membuat Changmin menghela napas.

"Kembali saja ke pekerjaan mu yang dulu, Kyunie~ Jika kau memerlukan sesuatu, kau bisa meminta nya pada ku. Aku pasti akan memberikan nya" bujuk Changmin. Bagaimana pun Changmin tidak ingin melihat Kyuhyun bekerja terlalu keras.

Kyuhyun tersenyum lalu bangkit dari kursi nya, "Kajja kita ke kantin" ajak Kyuhyun mengalihkan pembicaraan. Tanpa menunggu jawaban Changmin, Kyuhyun sudah berjalan keluar dari kelas. Changmin tidak bisa berbuat apa-apa lagi, sahabatnya memang keras kepala dan sulit sekali mengubah keputusan yang telah di buat oleh Kyuhyun. Dengan lemas Changmin melangkah mengikuti Kyuhyun.

.

.

.

ooOOoo Eyes ooOOoo

Duk!

"Aww~"

Donghae mengelus pucuk kepala nya yang harus bersentuhan dengan permukaan dinding yang keras. Walaupun sudah cukup terbiasa dengan tempat baru nya ini tapi tidak bisa di pungkiri Donghae masih sering menabrak banyak benda bahkan menabrak dinding di rumah ini.

Masih mengelus pucuk kepala nya, Donghae mendudukan dirinya di ranjang yang ia tiduri bersama dengan Kyuhyun setiap malam. Donghae menghela napas. Bingung harus melakukan apa.

Entah apa yang di pikirkan Donghae, ia mulai merebahkan tubuhnya, berguling-guling tidak jelas.

Kebosanan menyelimuti dirinya.

Tidak tahu sudah berapa jam ia berada sendirian di rumah tanpa melakukan kegiatan apapun. Hanya mendengarkan lagu, makan, tidur dan melamun. Donghae sendiri tak tahu ini sudah pukul berapa. Tak ada televisi di rumah yang biasa nya menjadi petunjuk waktu bagi nya. Tapi menurut perhitungan nya, Donghae yakin ini sudah sore.

Donghae memejamkan mata nya sejenak lalu membuka nya kembali menatap langit-langit kamar. Kapan ia bisa melihat cahaya? Sungguh ia bosan dengan semua kegelapan yang tidak pernah hilang dari pandagan nya.

"Kyuhyun…" gumam Donghae pelan pada dirinya sendiri.

Donghae mulai menarik sudut bibirnya membayangkan bagaimana sosok Kyuhyun yang sebenarnya. Kemarin ia sudah meraba seluruh permukaan wajah Kyuhyun sehingga sedikit banyak ia bisa membayangkan bagaimana wajah dari anak yang sudah ia anggap adik itu.

Tak habisnya Donghae mengucapkan rasa syukur pada Tuhan karena sudah mempertemukan dirinya dengan Kyuhyun. Anak itu sangat baik. Walaupun dari ucapan nya terdengar cuek tapi Kyuhyun sangatlah perhatian. Dia juga sabar menghadapi Donghae.

"Aku ingin melihat wajah mu, Kyu" Donghae memejamkan mata nya lagi.

Sejak kecil Donghae harus hidup di dalam kegelapan. Ia lahir cacat, tak mampu melihat keindahan dunia ciptaan Tuhan sejak ia hadir di dunia ini. Bahkan ia hanya bisa membayangkan bagaimana wajah eomma dan appa nya. Dokter mengatakan Donghae mengalami kebutaan permanen. Ada sebuah selaput yang menutupi retina mata nya dan selaput itu tak bisa di angkat atau di hilangkan.

"Appa, eomma… Hae sudah tidak berada di Mokpo. Hae ada di Seoul sekarang. Kalian pasti tidak percaya bukan? Ingin sekali aku berjalan-jalan di sini tapi Kyu tidak mengizinkan diriku keluar rumah tanpa diri nya" cerita Donghae entah pada siapa.

Tok… Tok…

Donghae mengernyit saat mendengar suara ketukan pintu. Ia mulai terduduk di kasur, masih menajamkan pendengaran nya.

Tok… Tok…

Suara ketukan itu kembali terdengar. Tanpa banyak pikir Donghae mulai bangkit berdiri. Senyuman lebar terpantri di wajahnya. Mungkin saja itu Kyuhyun? Dengan sangat hati-hati ia melangkah. Tangan terjulur ke depan, meraba-raba udara di depan nya.

Setelah berjuang melewati halangan dalam rumah, Donghae berhasil tiba di hadapan pintu. Tangan nya segera meraih knop pintu dan membuka kunci nya.

"Kyunie?" ucap Donghae sesaat setelah pintu terbuka.

"Hae…" Seorang namja dengan pipi chubby dan senyuman menawan berdiri di depan Donghae yang mengernyit bingung mendengar bukan suara Kyuhyun yang di dengar nya namun suara itu juga pernah di dengar nya.

"Nugu?" tanya Donghae mengutarakan kebingungan nya.

Namja itu tertawa pelan mendengar pertanyaan Donghae, "Kau lupa suara ku? Ini Yesung, ingat?" tanya namja yang di panggil Yesung tersebut.

Donghae melebarkan senyuman nya setelah mengetahui siapa yang ada di hadapan nya itu, "Yesungie hyung!" pekik Donghae girang.

Kyuhyun memang sudah mengenalkan Yesung saat pertama kali tiba di rumah ini. Rumah itu pun merupakan rumah milik paman Yesung.

"Mianhae aku lama. Aku bawa makanan untuk makan malam kita~" ucap Yesung ceria.

Donghae mengangguk lalu memiringkan tubuhnya sedikit agar memberi jalan untuk Yesung masuk. Ia ingat Kyuhyun sudah mengatakan bahwa Yesung akan datang sore ini.

Yesung pun melangkah masuk ke dalam rumah. Ia melepaskan sepatu boot nya lalu berjalan ke dalam sembari memapah Donghae. Mereka berdua duduk di sofa.

"Apa kau betah di rumah ini?" tanya Yesung sembari bangkit berdiri dan mencari piring untuk makan malam mereka.

"Heum! Tentu saja hyung" jawab Donghae ceria membuat Yesung menoleh dan tersenyum senang. Ya walaupun Yesung sadar senyuman tak akan di lihat oleh Donghae.

"Mianhae aku merepotkan mu, hyung. Kyunie tidak mengizinkan ku keluar rumah padahal aku bisa membeli makanan sendiri" ucap Donghae sambil menggembungkan pipi nya.

Yesung terkikik geli lalu mengacak rambut Donghae. Ia meletakan piring dan mangkuk nasi beserta sumpit dan sendok di meja.

"Jalanan di luar licin, Hae. Kyu pasti khawatir pada mu, nanti kalau kau terpeleset bagaimana?" ucap Yesung sembari menaruh japchae yang di belinya ke piring.

"Aku bisa berjalan hati-hati. Aku bukan anak kecil!" dengus Donghae masih berpura-pura kesal.

Yesung hanya menggelengkan kepala nya. Ia memberikan mangkuk nasi kepada Donghae.

"Mianhae, aku hanya membeli japchae untuk malam ini. Restoran di ujung jalan sini tutup padahal aku berniat membeli di sana tadi" sesal Yesung.

Donghae menggelengkan kepala nya sembari mengambil mangkuk nasi dan sendok nya, "Makan nasi saja sudah akan terasa enak jika kau mengucap syukur dan makan dengan hati senang" ucap Donghae.

Yesung cukup terkesiap mendengar penuturan Donghae. Dengan seksama ia memperhatikan wajah namja yang lebih muda dua tahun darinya itu. Ia mengelus kepala Donghae lembut.

"Ne, makanlah" ucap Yesung pelan.

Donghae mengangguk lalu mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Yesung memberikan japchae dengan potongan udang dan daging ke dalam mangkuk Donghae agar tidak menyulitkan namja itu untuk makan. Melihat Donghae makan dengan riang dan lahap membuat hati nya ikut gembira.

"Jadi apa saja yang Hae lakukan hari ini? Apa kau bosan di rumah seharian?" Yesung mulai membuka pembicaraan di tengah acara makan.

"Tidak ada. Heum… sedikit, tapi kau tidak boleh mengatakan pada Kyuhyun jika aku merasa sedikit bosan hyung" ucap Donghae dengan ekspresi penuh harap.

"Waeyo?" tanya Yesung heran.

"Kyu bisa cemas dan bisa-bisa dia tidak masuk sekolah lagi hanya karena ingin menemani ku" jawab Donghae dengan wajah tertunduk.

"Aah~ arraso. Kau tenang saja, aku tidak akan bilang. Dan jika aku tidak ada kelas kuliah, aku pasti akan menemani mu besok"

Donghae menoleh kearah Yesung dan tersenyum lebar. Yesung terkikik geli sembari mengacak rambut Donghae gemas. Mereka pun makan sembari berbincang ringan. Yesung adalah rekan kerja Kyuhyun saat di kedai es krim dulu dan Yesung sendiri sedikit banyak tahu bagaimana kehidupan Kyuhyun.

.

.

.

"Kyu, besok kau bisa kan datang lebih awal?"

Kyuhyun yang baru saja menyimpan seragam kerja nya di dalam loker menoleh saat seorang senior nya bertanya. Kyuhyun hanya mengangguk sebagai balasan. Rekan kerja nya itu pun menepuk pundak Kyuhyun dan memberi salam lalu pergi mendahului dirinya.

Perlahan Kyuhyun merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal. Helaan napas keluar dari bibir nya saat melihat waktu yang tertera di jam ponsel nya, 11 : 30. Sangat malam dan Kyuhyun sangat lelah hari ini. Pekerjaan nya sebagai waiter lebih melelahkan daripada meracik es krim. Harus bergerak ke sana kemari mencatat pesanan dari pengunjung juga menghidangkan semua pesanan dari dapur.

Kyuhyun menguap lebar menandakan seberapa mengantuknya ia hari ini. Tak ingin membuang waktu, Kyuhyun segera mengambil ransel nya. Keluar dari restoran dan langsung di sambut kembali oleh hujan salju dengan intensitas rendah. Kyuhyun merapatkan jaket nya. Uap dingin terlihat dari setiap hembusan napas nya.

Berlari… Kyuhyun memutuskan untuk berlari cepat untuk kembali ke rumah. Ia ingin segera berganti pakaian dan bergelung dalam selimut tebal nya. Dan terutama, Kyuhyun ingin segera bertemu dengan Donghae. Walaupun 90 persen Kyuhyun yakin Donghae sudah tertidur saat ini. Entah mengapa ia sudah merasa rindu tidak bertemu seharian dengan hyung nya itu. Jika seperti ini, intensitas pertemuan Kyuhyun dengan Donghae akan berkurang.

Kyuhyun tersenyum saat mengingat dua benda yang sudah di beli nya khusus untuk Donghae tadi sore sebelum bekerja. Benda yang akan membantu Donghae dan semoga hyung nya itu senang. Kyuhyun semakin menambah kecepatan berlari nya. Jalanan sudah sangat sepi dan udara semakin mendingin.

Kyuhyun melompat-lompat kecil dan menggosok kedua telapak tangan nya. Dia sudah berada di depan rumah nya. Secara perlahan Kyuhyun mengeluarkan kunci dan membuka pintu tersebut tanpa menimbulkan suara berisik.

Kegelapan langsung menyambut Kyuhyun. Tak ada lampu yang menyala di ruangan rumah nya. Kyuhyun menyipitkan mata nya berusaha melihat ke dalam ruangan. Dengan hati-hati Kyuhyun menutup pintu dan berjalan memasuki rumah nya.

"Hae hyung… Kau sudah tidur?" Kyuhyun mulai membuka suara nya.

Tangan Kyuhyun mulai meraba dinding untuk menyalakan lampu. Cahaya mulai berpendar menerangi ruangan tersebut. Kyuhyun mengulas senyuman lega.

Deg!

Namun senyuman itu langsung pudar saat tak mendapatkan sosok Donghae di atas ranjang.

"Hae hyung?"

Kyuhyun beralih menuju kamar mandi di sudut ruangan. Tanpa mengetuk, Kyuhyun langsung membuka pintu. Kamar mandi juga gelap namun Kyuhyun yakin tak ada sosok Donghae di sana. Perasaan Kyuhyun mulai tidak tenang. Kyuhyun mengepalkan kedua tangan nya, kepanikan mulai melingkupi nya.

"Hyung!" teriak Kyuhyun sembari mengedarkan pandangan nya ke seluruh sudut rumah ini.

Helaan napas lega meluncur dari bibir Kyuhyun saat namja itu menemukan sosok Donghae yang terduduk di lantai di hadapan sofa. Donghae menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya dalam lipatan tangan yang bertopang di atas lutut.

Kyuhyun mengernyit bingung melihat nya namun dengan segera ia menghampiri Donghae.

"Hae hyung!" panggil Kyuhyun namun Donghae tak merespon.

Kyuhyun mendudukan dirinya di samping Donghae dan menggoncangkan bahu Donghae sedikit. Ia tidak tahu kenapa Donghae duduk di sini tapi Ia yakin ada sesuatu yang tidak beres dan itu membuatnya khawatir.

"Hae hyung! Ini Kyu, Gwenchanayo? Hyung!" panggil Kyuhyun berulang kali.

Setelah beberapa saat Donghae mulai mengangkat wajahnya. Dan betapa terkejut nya Kyuhyun saat melihat raut kacau di wajah tampan itu. Air mata yang masih mengalir dari mata kelam Donghae. Bibir bawah Donghae yang sedikit berdarah karena di gigit terlalu kuat oleh empu nya.

Hati Kyuhyun berdenyut sakit melihat keadaan Donghae. Ini pertama kali nya ia melihat Donghae menangis. Sebesar apapun kepedihan yang terlihat dalam manic kelam itu, Donghae tak pernah menitikan air mata dan sekarang buliran bening itu terlihat jatuh.

"Aigoo Donghae hyung, kau baik-baik saja?" tanya Kyuhyun penuh dengan kecemasan. Ia memegang kedua bahu Donghae dan membawa hyung nya itu untuk menghadap kearahnya.

"K-kyu?" Donghae bersuara dengan parau dan bergetar.

"Ne, ini aku… Kyuhyun, hyung" ucap Kyuhyun sambil menganggukan kepala nya mantap tidak peduli Donghae tak mampu melihat nya.

Grep!

Kyuhyun tersentak kaget saat Donghae tiba-tiba memeluk nya dengan erat. Menyembunyikan wajahnya dalam dada Kyuhyun. Tangisan itu kembali pecah dan air mata kembali mengalir deras.

Kyuhyun tak mampu berbuat apapun saat ini. Ia hanya terdiam dan membalas pelukan Donghae. Mengelus lembut punggung Donghae untuk menenangkan. Kyuhyun memejamkan matanya dan setetes air mata mengalir dari sudut mata kanan nya. Entah mengapa ia bisa merasakan seberapa besar kesedihan yang di rasakan Donghae saat ini. Walaupun ia sendiri tak mengerti apa yang membuat Donghae seperti ini.

Untuk pertama kali nya, aku melihat sisi terlemah dan terapuh mu. Kau menangis terisak dan menumpahkan seluruh kesedihan mu yang terpendam. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku bisa merasakan kesedihan itu. Aku hanya bisa memohon, jangan pernah bulir menyedihkan itu membasahi pipi mu lagi. Karena… melihat mu seperti ini sangat menyesakan hati ku.

.

.

.

-To be Continued-

.

.

Holla~

Oke, masih banyak req yang belum ke sentuh tapi justru ada ide dadakan yang melintas di otak dan mumpung pas banget lagi dapat feel nya, langsung di ketik jadi terciptakan ff ini haha

Thanks buat semua yang menyempatkan waktu mampir dan membaca ini.

Ada yang berminat dengan FF yang ini? ^^