Disclaimer : Om Masashi Kishimoto

Main Pair : SasuNaru, NejiGaa, ShikaKiba, dan lain-lain

Rated : T

Warning : Gajeeee, typo bertebaran dimana-mana, shounen-ai

Summary : Naruto adalah pemuda berusia 19 tahun yang banyak menyimpan luka yang didapat dari orang-orang yang disayangi dan dicintainya, sampai kapankah naruto dapat bertahan?

Seperti bisa Rumah Sakit Konoha tak pernah pernah luput dari keramaian pasien-pasien yang datang silih berganti dokter-dokter dan suster berlalu-lalang memeriksa pasien mereka masing-masing. Jauh di dalam sudut ruangan dua orang berambut pirang tengah duduk dengan wajah serius yah walaupun yang berwajah serius hanya satu orang saja tidak menutup kemungkinan bahwa suasana ruangan itu begitu canggung.

"Dasar bodoh kau pasti sama sekali tak pernah meminum obatmu lihat sekarang penyakitmu bertambah parah bukan bahkan sudah mencapai stadium empat." Bentak dokter berambut pirang dengan tanda diamond di dahinya Namikaze Tsunade

"Hanya tidak ingin saja baa-chan." Balas bicaranya yang juga berambut pirang hanya saja yang ini berwarna lebih cerah

"Kumohon Naruto minumlah obat ini setidaknya dapat mengurangi rasa sakitmu, apa kau tidak memikirkan perasaan teman-teman dan orang-orang disekitarmu saat mengetahui kau menyembunyikan sesuatu, mereka pasti kecewa." Kata Tsunade sambil menatap sendu mata Naruto mata yang dulunya begitu cerah dan bening sekarang redup dan kelam Tsunade tau apa yang menyebabkan semua itu 'panyakitnya dan orang yang dicintai'

"Ya aku tau baa-chan tapi aku tak mau membuat mereka khawatir dengan diriku, jadi jangan beritahu orang lain cukup baa-chan dan Sakura-nee saja."

"Kalau begitu jalanilah kemoterapi." Saran Tsunade

"tidak." Tolak Naruto halus sembari dia menatap keluar jendela

"Jangan keras kepala hidupmu masih panjang paling tidak kemoterapi bisa menahan pertumbuhan sel-sel kanker mu."

"Hahaha biarpun begitu toh pada akhirnya aku mati juga kan." Kata Naruto tertawa miris mengingat nasibnya yang tak akan lama lagi

"Hhaaa…" Desah Tsunade melihat kekeraskepalaan cucunya

"Berapa lama." Tanya Naruto tak tentu

"hm? " Tatap Tsunade seperti 'apanya'

"Berapa lama lagi tubuh ku bisa bertahan." Jelas Naruto

"Aku tak tau kurang lebih satu bulan mungkin." Jawab Tsunade lirih saat mengetahui keadaan cucunya

"Baguslah dengan begitu aku tak akan menyusahkan baa-chan dan Sakura-nee lebih jauh lagi kalau aku mati nanti"

"Jangan bicara seperti itu aku tak merasa kalau kau menyusahkanku biar bagaimanapun kau itu tetaplah cucuku Naruto." Kata Tsunade menatap tajam Naruto dengan volume suara yang cukup nyaring

"Bagaimana keadaan tou-san dan Dei-nee setelah empat tahun kepergian ku?" Tanya Naruto

"Jangan mengalihkan pembicaraan."

"Aku tidak mengalihkan pembicaraan, sekarang baa-chan jawab saja bagaimana keadaan ayah dan Dei-nii?" Tanya Naruto lagi

"Seperti biasa tetap sibuk dengan perusahaannya." Jawab Tsunade yang sebenarnya tidak memerima jawaban Naruto

"Che ternyata mereka masih membenciku, tapi syukurlah yang penting mereka senang." Cerca Naruto

"Kau bodoh Naruto pengecut." Ejek Tsunade membuat Naruto naik pitam

"Aku memang bodoh baa-chan lalu atas dasar apa baa-chan mengatakan hal seperti itu." Cetus Naruto

"Kau lari dari rumah hanya karena Minato dan Deidara membencimu, bukankah disana masih ada Iruka yang selalu menyayangimu dia pasti sangat khawatir denganmu." Kata Tsunade

"Bukan urusan baa-chan." kata Naruto datar

"Bukan urusanku kau bilang, tentu saja ini urusanku kau itu cucuku bagian dari keluarga Namikaze." Kata Tsunade dengan suara yang lebih tinggi dari sebelumnnya

"Baa-chan tak akan mengerti."

"Aku mengerti." Kata Tsunade lagi

"Kalau memang baa-chan mengerti berhentilah berkata seakan-akan baa-chan menginginkan ku kembali kerumah, baa-chan kira perasaan ku bagaimana saat seorang ayah dan kakak yang sangat kuinginkan untuk menyayangiku malah berbalik membenciku dengan setiap intimidasi dan penyiksaan yang mereka lakukan sejak kematian kaa-san." Teriak Naruto dengan air mata yang sudah tak terbendung lagi membuat Tsunade tekesiap karena dia tak pernah sekilapun melihat Naruto menangis dalam keadaan apapun tanpa kecuali saat kematian ibunya

"Apa? Penyiksaan? Kenapa kau tak pernah bilang?" Tanya Tsunade tak mengerti

"Buat apa tak ada gunanya juga kan, karena itu aku mohon jangan pernah lagi berkata seakan kau mengingikanku kembali ke keluarga Namikaze lagi baa-chan,aku lelah dengan semua ini biarkan aku beristirahat dengan tenang." Pinta Naruto

"Baiklah." Turut Tsunade tak menyangka hanya kerena kematian menantunya Uzumaki Kushina bisa mengubah anak dan cucu sulungnya

Flashback

"Kaa-san hari inikan hari ulang tahun Naru yang ke-5 bolehkah Naru meminta sesuatu?" Tanya bocah kecil berambut pirang itu pada ibunya Kushina saat sedang menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki

"Iya boleh kok Naru mau apa" jawab Kushina ibu Naruto

"Naru mau makan ramen Ichiraku sepuasnya kaa-san." Kata Naruto riang

"Haha iya iya ayo." Ajak Kushina, lalu berjalanlah mereka saat lampu hijau untuk pejalan kaki menuju tempat yang mereka tuju tak menyadari kalau sebuah truk sedang oleng di depan mereka. Kushina yang baru menyadarinya langsung saja mendorong tubuh kecil Naruto alhasil truk tersebut telak mengenai Kushina yang terlepar ke arah tiang listrik

"Kaa-san kaa-san bangun kaa-san." Panggil Naruto kecil mengguncang bahu ibunya

"Na..naru hiduplah jadi anak yang selalu ceria dan carilah apa yang menurutmu pantas menjadi kebahagianmu." Panggil Kushina matanya buram karena terkena ceceran darah yang keluar melalui kepalanya sembari tangannya membelai lembut di pipi Naruto

"Kaa-san jangan tinggalkan Naru kaa-san sebentar lagi ambulan datang." Pinta Naruto memeluk Kushina

"Ti…dak Na…ru gomen selamat ting..gal" Salam Kushina

"Kaa-san huwaaa kaa-san bangun jangan tunggalkan Naru, Naru tak mau sendirian." Isak Naruto

Barulah seminggu setelah kematian Kushina Minato dan deidara mulai berubah dari Naruto mulai dari tatapan sinis sampai sebuah pukulan, hal tersebut terus di terimanya hingga memasuki bangku perkuliahan dia memilih dan kabur dari rumah dengan berbekal sedikit uang yang selalu di tabungnya secara diam-diam dengan bantuan dari Tsunade dia juga berhasil sekolah dan kuliah dan yang mengetahui peristiwa kaburnya Naruto ini hanya Gaara dan Kiba selanjutnya Tsunade lalu Sakura

End of Flashback

"Kapan baa-chan akan pergi ke pestanya Sakura-nee." Tanya Naruto

"Aku akan berangkat besok" kata Tsunade

"Hm begitu kalau begitu aku duluan ya baa-chan." Kata Naruto

"Ya" balas Tsunade

"Indah tidak berubah sama sekali." Puji Naruto memperhatikan pemandangan yang dilewatinya dalam perjalanan ke Suna

"Hm." Timpal Gaara yang juga mengamati pemandangan yang mereka lewati

"Jadi kau sudah pernah pergi ke Suna?" tanya Neji penasaran karena setahunya Naruto belum pernah pergi ke tempat yang sekarang menjadi tujuan mereka

"Bukan pergi tapi tinggal sewaktu kecil aku,Kiba dan Gaara tinggal di Suna sampai hingga penerimaan murid baru SMA barulah Naruto tinggal di Konoha sedang aku dan Kiba menyusul saat kenaikan kelas." Terang Gaara tanpa mengalihkan perhatiannya dari pemandangan di luar mobil Neji

"Semoga aku tidak bertemu dengan mereka." Gumam Naruto dapat didengar oleh Gaara yang duduk di depannya

"Ya semoga." Kata Gaara pelan juga ikut menimpali gumaman Naruto

"Terima kasih Gaara." Bisik Naruto beruntunglah mereka berdua Neji tidak mendengar acara bisik-bisiknya karena kalau Neji mendengar dia akan mendesak mereka sekuat tenaga

+*+ skip time +*+

"Naru." Panggil Gaara ke Naruto yang tertidur saat di perjalanan

"Engh" Erang Naruto " dimana kita?" tanya Naruto

"Sekarang kita sudah sampai di Suna ayo angkat barangmu." Kata Gaara lembut

"Hm." Turut Naruto seraya bangkit mengambil barangnya yang ada di jok mobil

"Tadaima." Kata Gaara saat mereka bertiga memasuki kediaman pengantin baru itu

"Okaeri." Sahut atau balas beberapa orang di rumah itu karena baik pelayan atau siapapun sibuk memepersiapkan pesta besok

"Okaeri Gaara,Neji,Naruto." Ucap Sasori yang menyambut mereka bertiga "ayo kuantar kekamar kalian."

"Hn" mereka bertiga mengikuti Sasori yang berberjalan menuju lantai dua

"Hey Suke bagaimana keadaanmu disana tanpaku, pasti menyenangkan." Racau Naruto tertawa miris saat duduk tepat di pintu balkon kamarnya yang bernuansa orange sambil memandangi langit malamdengan kedua lutut yang di peluk

"Ah seandainya aku bisa menjadi bintang di hidupmu." Tak terasa lagi-lagi cairan bening kembali mengalir di kedua pipi tembemnya

"Kapan ya aku bisa jadi cahaya di hatimu." gumamnya

"Aku minta maaf kalau selama ini aku egois aku tau kalau kau sebenarnya tidak menyukaiku kan tapi orang lain kan entah itu siapa, maka dari itu tunggulah sebentar lagi karena aku akan pergi sangat jauh dari hidupmu ke tempat di mana kita tak akan pernah bertemu lagi jadi bersabarlah." Kata Naruto seraya berjalan menuju pintu kamar setelah mengahapus air matanya

"Ukh " erang Naruto menahan rasa sakit yang mulai mendera dadanya saat berjalan menuju dapur untuk mengmbil air akan tetapi tidak berapa lama setelah itu tiba-tiba saja saat setengah tangga rasa nyeri menyerang dadanya dan pandangannya mengabur di ikuti oleh tubuhnya yang limbung ke depan

"Sial." Desis Naruto

Bruuuk

"Naruto" teriak Gaara yang kebetulan juga ingin ke dapur saat melihat tubuh Naruto limbung ke bawah langsung saja berlari ke tempatnya "Naru, Naru bangun Naru, Naruto" kata Gaara menepuk-nepuk pipi Naruto

"Ada apa Gaara Naruto kenapa?" Tanya Neji bangun terkejut karena teriakan kekasihnya dikuti Sakura dan Sasori

"Tidak tau saat aku mau ke dapur tiba-tiba saja tubuh Naruto limbung dan jatuh ke bawah." Jawab Gaara khawatir dengan keadaaan sahabat yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri yang notabene tak pernah pingsan

"Ya ampun Naruto, Sasori cepat ambil peralatanku disamping lemari pakaian, Gara ambilkan segelas air putih, dan kau Neji bawa Naruto ke kamarnya." Perintah Sakura yang memang pada dasarnya adalah seorang dokter dan senior Naruto di universitas Konoha

+*+ skip time +*+

"Bagaimana keadaan Naruto Sakura-nee?" Tanya Gaara saat Naruto selesai di periksa

"Tidak apa-apa dia baik-baik saja cuman agak kelelahan dan sedikit tekanan mungkin pagi nanti sudah sehat." Jelas Sakura

"Benarkah, syukurlah kalau begitu." kata Gaara diselingi helaan nafas Neji

'Maaf kalau aku berbohong pada kalian ini semua juga atas permintaan Naruto biarlah dia sendiri yang nantinya akan jujur pada kalian.' Batin Sakura sambil menatap iba orang-orang yang disayanginya tak ada yang menyadari kecuali Sasori yang menatap Sakura dengan wajah stoic-nya

"Kalau begitu bisakah kita kembali ke tidur kita yang sempat tertunda." Kata Neji dengan mata sayu dibalas anggukan dari semuanya

"Sakura." Panggil Sasori menunda sakura untuk menyelam ke alam mimpi

"Hmmm apa." balas Sakura malas karena matanya sudah terlalu ngantuk

"Kau berbohong kan tentang keadaaan Naruto." Kata Sasori sontak membuat mata Sakura yang semualanya sayu kini terbelalak lebar walau hanya sebentar

"Ti-tidak betul kok keadaan Naruto baik-baik saja." Sanggah Sakura

"Kau tidak bisa membohongiku Saku-chan." kata Sasori lembut tapi terkesan tajam Sakura meneguk ludah saat mendengar Sasori memanggilnya Saku-chan yang berarti Sassori sedang serius

"Hha baiklah-baiklah aku menyerah" kata Sakura

"Sekarang ceritakan." perintah Sasori dengan tatapan serius

"Naruto itu sebenarnya sakit parah." Kata Sakura memulai ceritanya

"Hm penyakit apa." Tanya Sasori

"Kanker paru-paru." Jawab Sakura mengalihkan pandangannya ke luar balkon mengamati bulan yang masih indah bersinar

"Apa? Sajak kapan? Seberapa parah?" Tanya Sasori beruntun tak percaya

"Aku tak tau dari hasil permeriksaanku tadi sepertinya dia sudah mencapai stadi-di-dium empat, dan dia sudah mengalami hal ini sejak berumur 8tahun dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Tsunade-sensei" Kata Sakura mulai terisak

"Astaga Naruto." Gumam Sasori sambil memeluk Sakura mencoba untuk menenangkannya

"Aku mohon jangan kata pada siapapun karena ini adalah permintaan Naruto." Pinta Sakura

"Baiklah." Turut Sasori menggigit kecil bibir bawahnya tak peracaya bahwa anak pariang seperti Naruto yang sudah dianggapnya adik sendiri mengalami hal seperti itu

つづく

Hontou ni gomennasai atas keterlambatannya karena suatu hal saya baru bisa update sekarang [_ _]

Onigiri-Love-Ramen_

Iya benar un \^o^/
Mau hadiah apa XD

Gomennasai atas keterlambatannya

Nia Yuuki_

Suka tidak yaaa, sst itu masih secret XD
Sikap Sasuke sama Naru akan dijelaskan dichapter selannjutnya

Gomennasai atas keterlambatannya

Devilfujoshi_

Suka tidak Sasu sama Naru itu masih rahasia khukhukhu

Naru dimanfaatin? Mungkin iya mungkin tidak masih secret XD
Kalo sebel ayo kita hajar rame-rame #plakbrugh *dirasenggan Naru

Iya betul un \^o^/

Gomennasai atas keterlambatannya

Gunchan CacuNalu Polepel_

Iyaaa udah lanjut un jangan tegang lagi ya bacanya \^o^/ #plaks
Gomennasai atas keterlambatannya

Ayame Nakajima_

Udah lanjut \^o^/

Gomennasai atas keterlambatannya

Onyx SapphireSEA_

Iya un itu Sasuke \^o^/
Makasih, Gomennasai atas keterlambatannya

Son Sazanamitu_

Bener hohoho itu Sasu \^o^/
Sasuke sakit hati? Amiiiin \^o^/

Gomennasai atas keterlambatannya

Uchiha Ayumi_

Udah lanjut \^o^/

Makasih, Gomennasai atas keterlambatannya

UzumakiKagari_

Horaay iya itu Sasu \^o^/

Salam kenal kembali, makasih XD

Makasih koreksinya \^o^/

Gomennasai atas keterlambatannya

To Reader and Reviewer terima kasih banyak ^_^