Naruto © Masashi Kishimoto
Characters:
Hatake Kakashi (14), Rin (14)
POV: Kakashi POV
Pairing: KakaRin
Rate: T


Stardust Fades


Malam itu, aku menggenggam tangan kecilnya sepanjang jalan Konoha yang kini lengang, diselimuti salju. Langkahku pendek, mengimbangi ritmenya yang mengalun lambat diatas hamparan putih bersih.

"Rin, apa kau bahagia?"

Entah kenapa pertanyaan itu tiba-tiba meluncur dari sela bibirku. Matanya—yang memancarkan kehangatan tak terhingga, perlahan teralih padaku, mengamati setiap sudut wajahku dengan seksama.

Seperti biasa, ia tidak menjawab. Hanya tersenyum.

Genggaman Rin semakin erat ditanganku, "Apa Kakashi menyukaiku?" Ia balik bertanya. Suara kecilnya menggoda, menggelitiki kesadaranku. Aku pun tersenyum. Jawaban yang dinantinya urung terucapkan.

Tanpa mengatakan sepatah katapun, kami terus berjalan. Setiap detakan jantung dan setiap hembusan nafas mengiringi kekakuan gerakan kami.

Dua pasang jejak kaki yang tertinggal terhapus kembali oleh salju yang turun.

Seolah-olah kami tidak pernah berada disana.

.

.

.

"Kakashi, misi hari ini... tentang Rin..."

Aku diam saja. Kutatap tajam Minato-sensei, "Tidak perlu diteruskan. Aku mengerti, Yondaime-sama."

Sensei seketika menahan nafasnya. Aku bisa melihat kerutan kecil perlahan terbentuk di titik temu kedua alis matanya. Ia pasti tidak mengira aku akan memanggilnya seperti itu.

Sejak kepergian Obito, tidak ada lagi Tim Minato.

Seharusnya aku tahu.

Bodohnya, aku masih menggantungkan harapan pada ikatan fana itu.

"Apa aku sudah boleh pergi?"

Dingin. Formal. Terkendali.

Minato-sensei terlalu memahami diriku, "Ya. Kita bicara nanti, ya."

Respon yang kuharapkan.

Perlahan, aku menutup pintu dibelakangku. Cukup lama aku bersandar disana. Pikiranku melayang pada dua jiwa yang akhirnya bersatu.

Aku dan Rin tidak akan pernah bisa bersama.

Aku tahu sejak dulu bahwa aku bukanlah orang yang tepat untuk mendampinginya.

"Obito lebih pantas untukmu, Rin... "

Karena ia pasti bisa membahagiakanmu. Selamanya menjaga agar senyuman indah diwajahmu tidak pernah padam.

.

.

.

Aku menyentuhkan ibu jariku diatas permukaan kasar itu, sederet karakter yang membentuk sebuah nama baru terukir disana.

"Rin, apa kau bahagia?"

Bisikanku dilesapkan oleh angin.

Seperti biasa, tidak ada jawaban.

Kutatap bisu monumen yang berdiri tegar dihadapanku.

Sebuah kenangan, bukti dari eksistensimu di dunia ini.

Aliran waktu memaksaku untuk bangkit, kembali menelusuri jalanku.

Sepasang jejak kaki yang tertinggal terhapus kembali oleh salju yang turun.

Seolah-olah aku tidak pernah berada disana.


[Fin]


A/N: First drabble! The idea just popped out of nowhere waktu saya lagi nunggu di tempat cuci mobil. Aneh ya, jadinya malah beginian? :D Yah, antara ini atau Rin jadi montir seksi yang menarik perhatian Kakashi. Pilih yang mana? :P

Terimakasih sudah bersedia membaca!

Cheers,
Sei