haiii! balik lagilah kami, Muth dan Rina! ide cerita ini muncul saat saia dan adik saia sedang memikirkan ide soal pairing yang aneh. Okeh, gue tau PruAus bukanlah pairing yang aneh, malahan penggemarnya lumayan. Dikit-dikit, saya juga merasa ntu pairing pas juga. Secara, gue ga bisa (dan ga mau) bikin yaoi, yo wis, jadilah uke-genderbent begini. DLDR ya~
daftar tokoh, aru:
-Aurora: Rosalie (fem!Austria)
-Pangeran Philip: Gilbert
-Peri-peri gaje: Vash sebagai Peri Senapan, Lily sebagai Peri Moe, dan Elizaveta sebagai Peri Fujo
-Raja dan Ratu: Heracles dan Monaco.
-Peri jahat: Arthur (emang udah takdir kali ya kalo nyari penjahat biasanya kenanya Arthur gitu)
-Tokoh figuran: terserah gue dong! Haha!
Marning eh, warning: GAOO (Gaje, Abal OOC, OOT), Uke-genderbent, gagasan pairing yang (jujur) lebih gaje daripada gaje, dll.
Pada zaman dahulu kala (apakah ada opening yang lain?), ada sebuah kerajaan yang biasa saja. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang hobi tidur hampir sepanjang hari, jadi terkadang sang ratulah yang mengurus beberapa urusan walaupun sang ratu kadang lebih memilih bermain kasino daripada mengurusi urusan-urusan itu (contoh ratu macam apa ini?).
Sekarang ini, seluruh kerajaan sangat bahagia, karena sang ratu, sekitar dua minggu yang lalu, baru saja melahirkan anak pertama mereka setelah dua belas tahun tidak dikaruniai anak. Hari ini, para bangsawan dari seluruh penjuru kerajaan diundang ke istana untuk melihat bayi itu, begitu juga beberapa peri gaje di sebuah rumah pohon kecil di dalam hutan.
Beberapa hari sebelumnya…
Seorang pengantar surat istana bernama Wang Yao sedang sibuk berjalan di hutan itu. terkadang ia menemukan seekor ular di pundaknya, atau hampir terbelit sulur-sulur. "Aiyya… sulit sekali berjalan disini, aru. Kok mereka bisa betah tinggal disini, aru~?" keluhnya sambil terus memotongi sulur-sulur yang membuatnya tersandung, bahkan hampir terbelit.
Ya, benar. Ketiga peri itu tinggal di hutan tropis, jadi ada banyak ular pohon, sulur, dan lumpur hisap yang juga masuk hitungan. Dan satu lagi. Hutan itu sangat jauh dari kerajaan, jadi Yao memerlukan beberapa hari untuk mencapai hutan itu.
Setelah berjalan selama tiga hari, melewati lumpur hisap, sarang ular, dan sulur-sulur, pada pagi hari ia sampai ke tempat yang dituju. Sebuah rumah pohon kecil di atas sebuah pohon beringin yang besar dan nampak angker. "Chaiyya~ woops, maksudku aiyya~ mereka tinggal disini aru? Tak salah alamat kan aku?" tanyanya bingung pada diri sendiri. Lalu ia mengeluarkan catatan alamat yang tadi dibawanya. "Seharusnya ini benar. Alamatnya bilang hutan tropis pohon beringin angker no. 13 lintang sekian bujur sekian. Ya berarti, inilah, aru~" katanya mengecek alamat itu.
Rumah pohon itu selalu dianggap angker, karena sering terdengar suara-suara seperti suara tembakan, kata-kata semacam "Awas lu! Ntar gue DOR!", teriakan melengking, dan juga suara anak perempuan yang sangat moe. Terkadang juga ditemukan peluru dan bekas pita rusak. Lalu, ada bekas darah di lantai dan beberapa ember kecil berisi darah. Tapi, jika ada yang berasumsi bahwa rumah pohon itu berhantu, maka orang itu salah besar.
Suara tembakan dan kata-kata ancaman itu berasal dari seorang 'peri' (karena meski dia peri, ia tidak mau mengakuinya) bernama Vash Zwingli, yang dijuluki oleh temannya dan adiknya 'peri senapan' karena kebiasaannya membawa senapan kemana-mana, bahkan pada saat kerajaan masih damai. Suara anak perempuan super moe dan bekas pita rusak itu merupakan milik seorang 'peri' lainnya bernama Lily Zwingli, adik dari Vash. Karena wajahnya yang super duper imut, ia dijuluki 'peri moe'. Sementara, suara teriakan melengking dan ember-ember darah itu milik seorang 'peri' lain bernama Elizaveta Hedervary. Karena ia merupakan seorang fujoshi, ia dijuluki 'peri fujo'.
Setelah susah payah memanjat pohon beringin, akhirnya ia sampai di rumah pohon yang terletak tinggi hampir di puncak pohon tersebut. Ia pun mengetuk pintunya. "Permisi, aru~" pintu itu dibukakan oleh Peri Moe. "Ah, ada apa?" "Aiyya, hh.. aku pengantar surat dari istana. Aku mengantarkan surat untuk kalian, aru." Kata Yao agak terengah-engah karena capek manjat pohon beringin. Tiba-tiba, Peri Senapan datang. "Lily, siapa orang ini? Kalau kamu ingin mencuri," katanya mendekat ke Yao. "Gue DOR lu!" ancamnya seperti biasa.
"Sudah kak, dia hanya seorang tukang pos…" kata Peri Moe menenangkan kakaknya. "Hhh… ya sudah. Mana suratnya?" tanya Peri Senapan dengan tidak sabaran.
Tiba-tiba… "KYAAAAAAAAAA!" terdengar teriakan melengking dari belakang rumah, dan darah mengalir ke ruang tamu. "Hah? apa ada pembunuh disini, aru?" tanya Yao kaget melihat darah itu. "Ohh… itu bukan darah luka. Itu darah mimisan." Kata Peri Moe menjelaskan. "Hhh… sepertinya si fujoshi itu sedang melihat adegan bagus lagi. Jangan lihat, Lily." Kata si Peri Senapan yang langsung pergi ke belakang rumah. "Emm… kalau anda mau, anda bisa masuk dan minum dulu." Kata Peri Moe menawari Yao untuk masuk. "T-terima kasih." Kata Yao dan ia masuk ke rumah pohon itu.
Setelah disuguhi segelas teh hangat, Yao mengambil tiga surat undangan dari tasnya. "Ini suratnya, aru." Katanya sambil menyerahkan undangan itu ke Peri Moe. "Terima kasih. Nanti akan kuberikan ke mereka berdua." Kata si peri moe dengan BGM suara peri senapan dan peri fujo sedang adu mulut.
Setelah adu mulut berakhir dengan kekalahan peri senapan, mereka berdua segera kembali dari belakang rumah. "Ah, kak Vash, kak Eliza, ini undangan dari istana." Kata peri moe memberikan undangan milik mereka masing-masing. "Apa? dua jam lagi? Aku belum selesai latihan menembak!" kata peri senapan yang cepat-cepat cabut untuk latihan menembak lagi. "Aku harus segera memikirkan hadiah apa yang kuberikan!" kata peri fujo sambil cabut ke kamarnya dan mulai berpikir. Peri moe pun ditinggal.
Sekitar dua jam kemudian, peri senapan kembali dari latihan menembaknya dan peri fujo juga kembali dari pemikirannya. "Kapan kita pergi, aru?" tanya Yao. "Sekaranglah!" kata peri senapan. "Bagaimana kita bisa kembali ke kerajaan, aru? Aku saja tiga hari jalan kaki ke sini, aru!" kata Yao khawatir. "Tenang saja, kami akan menggunakan sihir baru kita yang bernama 'cabut'. Dengan ini, kita bisa sampai ke istana dalam sekejap mata!" kata peri fujo. "Sekarang, pegang tanganku. Kau tak mau ketinggalan kan?" tanyanya. "Baiklah, aru." Kata Yao yang dengan setengah hati memegang tangan peri fujo. Lalu, peri fujo mengucapkan mantra aneh dan tak jelas, dengan beberapa kata yang 'aneh' di mantra itu diantaranya 'R-18', 'SuFin', 'GerIta', 'USUK', dan lain-lain. Sedetik kemudian, mereka sudah sampai di istana.
Tapi, di tempat yang tidak elit sama sekali. Mereka malah berada di kandang kuda istana sekarang. "Eh, Eliza, kok kamu malah mindahin kita kesini sih?" tanya peri senapan. "Habis, yang kuingat dari istana cuman kandang kudanya doang." Kata peri fujo. Tunggu, Sejak kapan Eliza jadi mirip Feliks?
"Sudahlah kak Vash, kak Eliza, kita harus segera ke halaman istana!" kata peri moe yang cepat-cepat menarik tangan kakaknya. Mereka berempat pun segera berlari ke halaman depan istana.
Di halaman depan istana, sudah ramai oleh para rakyat yang berkunjung, beberapa sahabat baik raja jaga datang, tapi tak terlihat kehadiran sang raja sendiri di manapun. Tiba-tiba sang ratu berlari menghampiri mereka.
"Akhirnya kalian datang! Kami sudah menunggu kalian dari tadi!" kata sang ratu. "Ehm, yang mulia, dimana paduka raja, aru?" tanya Yao. "Dia? Tentu saja melakukan hobinya yang makan waktu berjam-jam itu! Ayo cepat!" suruh sang ratu. "B-baik, yang mulia!" kata keempat orang itu sambil pergi ke tempat acara utama diadakan.
Mereka terus berlari. Di benak mereka, terbayang seorang bayi yang cantik, imut, lucu, dan seterusnya. Tapi… begitu mereka sampai di sana, mereka melihat… seorang bayi yang nampak serius, tidak imut sama sekali, dan tentunya tidak tersenyum. 'Duh, ni anak kecil-kecil udah serius gini. Gimana besarnya, aru?' pikir Yao begitu melihat bayi itu. Para bangsawan yang hadir bertepuk tangan, menandai acara telah dimulai. sang ratu maju ke depan mereka dan mengumumkan, "Jadi, kita mulai upacara pemberian hadiah oleh ketiga 'peri' dari hutan tropis! Dipersilahkan, siapa yang ingin memberikan hadiahnya duluan?"
Peri senapan, yang sudah memikirkan matang-matang hadiahnya, maju ke dekat keranjang bayi itu dan berkata, "Hadiahku adalah… ketegasan, kepintaran, keseriusan, dedikasi tinggi, dan… kecantikan." Ia mengayunkan senapan ajaibnya dan kerlipan tak jelas muncul.
Lalu, peri moe maju untuk memberikan hadiahnya. "Hadiahku… sedikit keimutan, dan kemampuan bermain semua jenis alat musik yang ada di dunia." Ia mengayunkan pita ajaibnya dan muncullah kerlipan tak jelas seperti tadi.
Berikutnya, Peri Fujo maju. "Hadiahku adalah… dia akan menjadi seorang fu-" sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, peri senapan menyikutnya. Dia berbisik keras, "Apa kata orangtuanya nanti? Ganti hadiahnya!" "Baiklah…" kata peri fujo yang mundur dan memikirkan hadiah yang lain.
Sang ratu bertanya, "Emm… kenapa kau tidak memberikan hadiahmu?" "S-saya belum menemukan hadiah yang tepat, yang mulia." Kata Peri Fujo. "Oh, ya sudah. Saya ingin mengumumkan sesuatu yang lain dulu." Kata sang ratu. Lalu ia mengumumkan, "Menurut keputusan saya dan suami saya yang sekarang ini sedang tidur, kami menamai putri kami Rosalie. Dan, putri Rosalie akan ditunangkan dengan pangeran dari kerajaan seberang, pangeran Gilbert."
"Sekarang, kau boleh memberikan hadiahmu." Kata sang ratu pada Peri Fujo. "Eh? B-baiklah. Hadiahku…" kata-kata Peri Fujo terputus, ketika tiba-tiba… JLGERRRR… petir menyambar, dan ada lying mint bunny, unicorn, dan gnome turun dari langit! Sungguh kejadian langka!
Para hadirin terbelalak melihat makhluk-makhluk aneh itu turun dari langit. Tiba-tiba, muncullah seekor burung beo bajak laut, yang berubah menjadi seorang 'peri' jahat. Dia tertawa keras-keras.
"A-Arthur?" kata peri senapan kaget.
TBC (tangan bisa capek (ya iyalah!))
Rina: ahh... fic Uke-genderbent pertama kami! sejak awal, kami juga penggemar uke-genderbent, jadi begitulah. ide pairing ini sudah muncul sejak cukup lama, tapi Muth selalu saja khawatir akan di-flame, meski saia sudah menjaminkan untuk mengurus semua review yang masuk. akhir kata... Review please? #puppy+kittyeyes
