Colorful School
Cast: EXO and Other
Summary: Sekolah gila yang mempunyai peraturan gila, guru-guru gila dan juga para siswa gila. "DII... DIAAA MENGHILAAANGG! MAAMAAAA! SELAMATKAN AKU" itulah yang di teriakkan oleh Baekhyun di hari pertamanya sekolah. Selamat datang di sekolah yang penuh dengan warna.
Rated: T
Disclaimer : Terisnpirasi dari "Alice Academy"—sebuah komik. "Seikatsu/Shi"—sebuah novel yang tak pernah diterbitkan. Seluruh Cast milik Tuhan dan Tuhan memiliki segalanya di dunia ini.
Genre : Fantasy, Friendship, Romance
Warning : Oho! Berhati-hati dengan Typos, mengandung Boys Love, Unsur – unsur drama, OOC, AU, Benar-benar fantasy dengan tokoh yang memiliki kekuatan super / ? boleh aku tahu apa yang belum ku peringatkan? Ahhay...
I LOVE YOU HITAM
LOVE YOU TOO, ALBINO
Sreekk...
Sreekkk...
Suara ranting yang saling beradu terdengar, harmoni indah dari beberapa ekor burung yang berkicau menambah bukti betapa indahnya cuaca di kala itu. Matahari tidak terlalu terik, angin sepoi – sepoi menyapu permukaan bumi yang berkesan hangat.
Ini hari yang sempurna.
"Sangat sempurrnaaaaaa" pekik Baekhyun sambil menarik kedua sudut bibirnya. Ia berteriak dengan sangat antusias pada nasib yang begitu baiknya menghampirinya.
Ia mematut dirinya di cermin sepanjang koridor Kepala sekolah. Ia tahu pasti ia tidak sedang bermimpi. Hei... hei... lihatlah pipinya yang membengkak karena berkali-kali ia mencubiti dirinya sendiri untuk memastikan ia sedang tak berada di atas tempat tidurnya, sedang terlelap dengan posisi menungging dan air liur yang membasahi hampir seluruh permukaan bantalnya.
Ohh... cidaaaakkkk /?
Itu sungguh tidak elit bukan, Byun Baekhyun? Kau sedang bermimpi memasuki sekolah elit yang tak banyak bisa di masuki orang dan parahnya siswa terjenius di desamu baru saja di tolak. Hahahahahaha... sepertinya Baekhyun sedang tertawa girang dalam hatinya ketika membayangkan wajah si jenius yang songong—menurutnya sedang melongo hebat karena ia berhasil masuk ke sekolah ini.
Bukankah itu...
LUAAARRRR BIASAAAAA?
"Tentu saja luar biasa" seorang guru baru saja melewatinya. "Hahaha.. tentu saja" oceh Baekhyun kemudian berbalik, menatap curiga pada guru yang sepertinya baru saja membaca pikirannya. Bagaimana bisa?
Guru dengan cengiran polos itu kembali menatapnya balik. "Hei... kau Byun Baekhyun? Aku salah satu gurumu" ucap sang guru—yang terdeteksi dari pakaian yang ia kenakan. Meski kalau boleh jujur Baekhyun merasa pakaian tersebut terlalu kasual untuk ukuran pakaian resmi seorang guru.
Baekhyun membungkukkan badannya sebagai salam formal. Ahh... dia sungguh siswa yang sopan. "Aku tahu, aku terlalu terlihat kekanakan. Maafkan aku!" guru itu kembali seperti membaca pikirannya kemudian menepuk tubuhnya.
"Tii... tidak.. bukan begitu maksud saya" Baekhyun berusaha meyakinkan. "Lee Donghae, panggil saja dengan Master Hae" ucap sang guru menunjukkan kesan friendly yang membuat Baekhyun tersenyum begitu lebar dan cerahnya.
"Yuph Master Hae!" Baekhyun terlihat begitu senang. Ternyata guru sekolah terkenal memang begitu berbeda dengan sekolah dari desanya dulu. Jika di desa dia harus bersedia bermain kejar – kejaran dengan guru yang berpakaian training dan membawa tongkat panjang untuk memukulnya maka ia menemukan guru gaul dengan pakaian fashionable yang sangat kereeeeeenn.
Belum sempat Baekhyun bertanya prihal dimana letak ruangan kepala sekolah, Lee Donghae—sang guru kembali mengejutkan Baekhyun karena seolah mengetahui apa niatan dan jalan pikirannya. "Kau terus saja kemudian menemukan pintu berukiran bunga Edelweis di ujung koridor ini". Baekhyun buru-buru membungkukkan tubuhnya, "Gommawo Master" ucapnya.
"Sama – sama, mohon bantuan untuk selanjutnya" ucap Donghae kemudian berlalu dari hadapan Baekhyun, menghilang di belokan koridor gedung mewah Kepala Sekolah.
-OOO-
Disinilah Baekhyun sekarang, menatap indahnya langit biru dengan awan putih yang turut menghiasinya. "Perkenalkan Baekhyun—ssi, Aku Kim Heechul ahh—atau kau harus memanggilkan dengan sebutan Master Chullie. Aku lebih suka sebenarnya jika di panggil Heechulrella, tapi bagaimana ya itu terdengar sangat feminim atau kau boleh memanggilku HeeHee. Hmm—"
Baekhyun rela bersweet drop ria melirik guru yang tengah heboh sendiri dengan namanya. Wajahnya terlihat begitu frustasi untuk menentukan nama panggilan apa yang bisa di gunakan untuk memanggil namanya. "Boleh aku memanggilmu dengan Heechul—ssi?" tanya Baekhyun membuat Heechul menepuk tangannya gembira. Merasa panggilan biasa saja dengan embel-embel –ssi akan cukup membantu menunjukkan keakraban mereka namun tak hilang dari kaidah sopan santun.
"Tapi sepertinya kau harus memanggilku Master Chullie saja. Akan sangat tidak adil pada temanmu yang lain jika kau memanggil dengan sangat spesial" ujar Heechul mengutarakan pendapatnya yang membuat Baekhyun tertawa canggung karenanya.
"Hmm... Aku mengerti Master Chullie, aku akan memanggilmu dengan Master ketika kita berada di lingkungan sekolah dan Heechul—ssi di daerah luar sekolah"
"Aku setuju!" sahut Heechul cepat. "Oh, iya.. aku hampir lupa. Aku wali kelasmu untuk satu tahun ke depan" Baekhyun mengangguk mengerti. Ia kemudian menunjukkan senyuman khas miliknya.
Heechul kemudian menarik nafasnya demi memberi jeda saat ia mulai menunjuk sebuah gedung yang terlihat menjulang di depan sana. "Itu adalah gedung sekolah umum—Black Rose" tercengang—tentu saja. Siapa yang bisa menduga bahwa gedung tempatmu belajar akan terlihat semegah itu.
Desain eksterior yang terlihat seperti castle di cerita dongeng, beberapa menara besar yang menjulang dengan bendera simbol gedung "Black Rose" berkibar di ujungnya. Pagarnya yang di selimuti belukar mawar yang berbunga dengan indahnya, berwarna warni. Pintu yang sepertinya berlapis emas di permukaan dan kolam yang mengelilingi gedung tersebut.
"Indahnya~" kekaguman Baekhyun makin bertambah ketika dirinya memasuki gerbang indah semak belukar mawar dan melewati jembatan dengan air jernih di bawahnya, sebuah panorama kolam air mancur dengan taman bunga yang begitu harum mengelilinginya. "Ini luar biasa, Master" ujar Baekhyun.
Heechul hanya terkekeh kecil, "Ini taman depan gedung" ia kemudian membawa langkahnya bersama Baekhyun memasuki gerbang lain dan seketika itu pula Baekhyun kembali terkagum melihat apa yang ia lihat. Raungan besar seperti aula dengan lukisan-lukisan kuno yang tak Baekhyun mengerti bentuknya memenuhi dinding yang berwarna karamel lembut di tambah dengan sentuhan pilar – pilar yang menyangganya.
"Kemarilah!" Heechul membawa Baekhyun ke dalam lift yang membawa mereka ke lantai atas. "Gedung ini dipenuhi virtual, jadi berhati-hatilah" peringat Heechul yang sepertinya tak di dengar Baekhyun, karena sedari tadi lelaki bereyeliner itu lebih memilih merapikan seragamnya di kaca lift.
"Kelasmu berada di lantai 3, mengerti? Lantai 3, jangan melangkah ke lantai lainnya jika kau tak mau terlibat masalah" ungkap sang wali kelas, kembali mengingatkan.
TIINGG...
Lift itu berhenti bergerak tapi pintunya tak kunjung bergerak membuka. "Apa pintunya rusak, Master?" tanya Baekhyun akhirnya. Heechul mengeriyitkan alisnya dan kemudian menarik tubuh mungil Baekhyun menembus pintu Lift yang terbuat dari kaca kuat—sepertinya. Baiklah apa baru saja Baekhyun menembus pintu? Boleh di ulangi kembali disaat ia bisa menembus pintu?
"MAMIYA!" pekiknya menggelegar membuat Heechul menutup telinganya. "Yack! Kenapa kau berteriak?" Heechul meninggikan nada bicara.
Baekhyun sendiri bingung, apa ia sedang terjebak di sekolah sihir seperti komik-komik yang sering ia baca kemudian dia akan bertemu dengan seorang pangeran tampan yang tiba-tiba muncul di hadapannya dan menci—
"Hei..."
"HUWAAAAA" teriak Baekhyun ketika seorang pria yang lebih tinggi darinya muncul di hadapannya tiba-tiba. Dengan bibir tersungging sebelah—memberikan smirk yang terkesan tampan—menurut Baekhyun, lelaki itu menarik tubuhnya agar sedikit menjauh. Ia menatap Heechul malas. "Apa maumu kali ini Jongin—ssi?" tanya Heechul sambil mendengus—menjauhkan Baekhyun, murid manisnya dari jangkauan salah satu murid black list di kelasnya.
"Menyambutmu, apa aku sudah bertingkah baik?" tanyanya dengan tatapan yang terkesan menantang dan aura perang yang menguar.
Heechul menarik tubuh Baekhyun menjauh, menatap wajah lelaki yang sepertinya lebih muda darinya tersebut. Entahlah—seperti ada sesuatu yang hilang di matanya, kehilangan dan perih. "MASUK KE KELAS KIM JONGIN ATAU AKU TAKKAN MENARIK HUKUMANNYA" pekikan Heechul sontak membuat lelaki itu mendongak.
Baekhyun tertegun—demi apapun Kim Jongin dimatanya seperti seorang bocah yang bahkan tak benar menggunakan pakaiannya sendiri. Lihatlah blazer yang sedikit tersingkap hingga menampakkan kemeja putihnya pada bahu. Tapi sungguh itu terlihat err—sexy.
Sedikit mengacak rambutnya, demi Tuhan Baekhyun benar – benar menemukan seperti sosok pangeran yang 'sedikit' berbeda dengan yang pernah di bacanya di komik remaja cantik selama ini. Dia berandalan, bad boy, sexy dan emm—terlihat amat hebat.
WUSSHHHH...
Sosok itu menghilang tiba-tiba. Membuat Baekhyun mempelototkan matanya, "DII... DIAAA MENGHILAAANGG! MAAMAAAA! SELAMATKAN AKU" pekik Baekhyun melepaskan cengkraman Heechul di tangannya dan berlari terbirit-birit seperti melihat hantu.
"Ya.. ya.. ada apa ini?" sebuah suara berat terdengar sesaat ketika Baekhyun menabrak tubuh tinggi tepat di depan kelas. "Bagus Chanyeol! Tangkap anak itu dan masukkan dia ke kelas!" perintah Heechul yang sepertinya di patuhi oleh lelaki tinggi, bersuara berat bernama Park Chanyeol tersebut.
"Okidoki, I got it, master!" ucap Chanyeol semangat mengangkat tubuh mungil Baekhyun seperti mengangkat tubuh anak kucing kemudian BRUUUKK... dan si bodoh—menurut Baekhyun itu melempar Baekhyun memasuki kelas, membiarkan punggung Baekhyun menubruk dinding.
Baekhyun memejamkan matanya, membiarkan dirinya seperti melayang dengan kecepatan yang tinggi dan menubruk dinding. Namun—tunggu dulu, kenapa punggungnya tak terasa begitu sakit? Ia mengerjapkan matanya polos dan ia mengarahkan pandangannya ke sekitar kelas yang berisi tak terlalu banyak siswa. Mereka bertepuk tangan—entah untuk apa.
"KENAPA KAU MELEMPARNYA BODOH!?" pekik Heechul menjitak kepala siswanya yang kelewat tinggi itu. Chanyeol mengaduh sakit, "Bukankah master yang menyuruhku memasukkan dia ke kelas dan aku melakukannya? Kenapa aku harus di jitak"
"Kau sungguh bodoh Chanyeol—ah, maksudnya kau hanya mendorongnya dengan per... la... haaaannn" Ujar salah satu yang bermata bulat menjelaskan situasi pada Chanyeol yang hanya disambut cengiran. "Aku tidak tahu, maafkan aku" Chanyeol membungkuk pada Baekhyun. Sementara seorang berwajah begitu lembut dengan dimple di pipinya menghampiri Baekhyun.
"Apa kau baik-baik saja Kai?" tanya lelaki yang menghampiri Baekhyun yang sontak membuat Baekhyun menoleh kebelakang. "Bisakah kau menyingkir dari tubuhku?" tanya lelaki yang—"HUWAAAA HANTTUUUUUU" pekik Baekhyun keras saat wajahnya hanya berjarak dua centimeter dari wajah lelaki yang baru ditemuinya di depan lift—seseorang yang ia anggap sebagai pangeraan—ralat—hantu.
-OOO-
WHUUUSSSS...
Suara angin berhembus dengan kencangnya terdengar menyapu padang pasir virtual di salah satu ruangan di gedung Black Rose. Putaran angin di sekitarnya tak membuat lelaki yang tengah terduduk di kursi kayu itu terganggu, ia bahkan terlihat begitu tenang dengan mata terpejam dan tangan terbelenggu rantai di tanah berpasir tempat kursi yang menopang tubuhnya berpijak.
Wajah datarnya dan pandangan matanya yang dalam menusuk tak menghilangkan kesan bahwa ia memang begitu tampan. Seketika angin yang berputar di sekitarnya menghilang ketika seorang pria berseragam sama dengannya muncul tiba-tiba dihadapannya. Memandangnya sendu. "Sehun—ah" begitu lirih namun seseorang yang bernama Sehun yang sedang duduk di bangkunya bisa mendengar gumaman yang memanggil namanya lewat angin lembut yang berhembus. Seolah angin menjadi media mereka berkomunikasi, angin-angin itu seolah mengerti bahwa keduanya memiliki batas dan butuh di bantu.
"Mau apa kau ke sini?" begitu tajam dan menusuk. Kali ini dua lelaki yang bahkan tak bisa berkomunikasi dengan ekspresi tersebut masih betah untuk diam. "Aku akan membawamu pergi" Lelaki berkulit tan yang kontras dengan kulit Sehun melanjutkan kata-katanya.
Seketika itu pula angin di sekitar tubuh Sehun membesar—menjadi tornado dahsyat yang menerbangkan pasir di sekitarnya. "Pergilah dari hidupku Kim Jongin!" perintahnya mutlak. Kai – Kim Jongin menggeleng. "Jika aku tidak mau?" kini seringgaian terlihat di wajah Kai.
"Aku akan memaksamu pergi, IDIOT!" Angin-angin itu mulai menghempas tubuh Kai, namun satupun tidak ada yang menyakitinya. Seolah jinak dan tahu bahwa pemilik mereka hanya akan bertambah terluka jika lelaki yang ada di hadapannya ini terluka. Tapi sepertinya bukan begitu, Kim Jongin—Kai memang menghindari satu persatu angin di hadapannya nyaris terlihat tak berpindah. Namun ia bergerak begitu cepat hingga nyaris tak terlihat.
"Sialan, lihat bagaimana kau tak mati di tanganku!" sungut Sehun menggeretakkan giginya. Geram dengan lelaki yang begitu keras kepala ini. Hukuman ini memang salah mereka dan dia tahu kenapa Heechul hanya menghukum dirinya. Karena Kai seorang yang kebal dengan hukuman, tubuh tegap itu bahkan sudah sering terluka. Dan Sehun tahu bahwa guru-guru mereka itu pintar, dengan menyiksa hati seorang Kim Jongin maka itulah hukuman terberat untuknya.
-OOO-
PRAAANGGG...
Seorang lelaki cantik sekaligus tampan menghancurkan salah satu bola kaca yang melayang di sekitarnya. Bola kaca yang membuatnya bisa menonton adegan klise dua sejoli di ruang hukuman virtual. "Menjijikkan" desisnya
Kemudian pertahanannya runtuh, ia menangis. "Kau mengambil sahabatku satu-satunya" dia mulai merengek. Menghancurkan bola – bola kaca miliknya yang lain satu persatu di udara.
"Masa hukumanmu sudah selesai Xi Luhan, keluarlah dan berhentilah bertindak seperti orang gila di dalam sini" sebuah suara terdengar. Luhan mendengus, ia kemudian mengikuti langkah seseorang yang baru saja menjemputnya.
"Master Sungmin, apakah salah jika kau menginginkan sesuatu milikmu kembali?" Luhan bertanya.
Hanya deheman yang di terimanya. "Jadilah siswa yang baik dan harumkan nama sekolah dengan kekuatanmu, jangan mencari masalah lagi. Aku bosan menghukummu terus"
-OOO-
"Eungghhh~" lengguhan halus terdengar dari bibir Baekhyun, ia mengerjapkan matanya. Berusaha menyesuaikan dengan sekitarnya. Oh—My, dimana dia sekarang?
"Kau sudah bangun? Baguslah! Hampir saja Chanyeol melompat dari salah satu menari Black Rose kalau kau tidak bangun" pekik seorang lelaki bermata bulat bername tag—Do Kyungsoo itu riang.
Lay—lelaki berwajah lembut dengan dimple di pipinya hanya tersenyum melihat keantusiasan Dio—teman sekelas atau lebih tepatnya patnernya dalam menceritakan Chanyeol. "Hei... Apa kau lihat tadi bagaimana cengiran bodoh itu berganti senyuman muram yang menandakan dia menyesal?" pekik Dio menepuk dinding sekitarnya excited.
"Kau sudah baikan? Kau sama sekali tidak terluka tapi sepertinya kau bermasalah dengan jantung" ucap Lay mengelus surai Baekhyun lembut.
Baekhyun mengangguk, ia merasa dua orang di sekitarnya ini adalah orang baik. "Kau tahu, aku terkejut banyak sekali hari ini. Pertama aku begitu terkagum dengan fasilitas sekolah ini. Kedua aku dikejutkan dengan diriku yang menembus dinding dan terakhir aku harus bertemu dengan hantu berkulit hitam dengan paras yang tampan" Baekhyun sepertinya sama seperti Dio, mengucapkan kata-katanya dengan begitu bersemangat.
KRIKK...
KRIIIKKKK...
"Dia itu bukan hantu, namanya Kim Jongin atau kau bisa memanggilnya Kai" seorang lelaki berparas imut memasuki ruangan serba putih tempat Baekhyun terbaring. "Namaku Kim Minseok atau kau panggil aku Xiumin, itu Do Kyungsoo panggil saja Dio dan yang ini Zhang Yi Xing atau kau bisa panggil Lay"
"Xiumin, Dio dan Lay. Kalo begitu panggil aku Baekhyun" sahut Baekhyun ramah.
"SELAMAT DATANG DI SEKOLAH PENUH WARNA KITA, EXO ACADEMY" pekik Chanyeol yang tiba-tiba saja melompat dan memasuki ruangan pengobatan tersebut dengan cara yang tidak biasa namun bisa terbilang keren. Benar sekali, memecahkan kaca jendela dan melompat kedalam seolah muncul dari langit.
"Dan kami adalah patner sekelasmu" ucap lainnya serempak—membuat Baekhyun kembali memelototkan matanya. Xiumin yang baru saja membekukan sekitarnya dan Chanyeol yang seolah melindunginya dari kebekuan dengan duduk di tepi ranjangnya dan membuat bola api kecil di telapak tangannya.
"Kau membunuh bunganya Xiumin—ah" ujar Lay kemudian dengan gerakan tangannya membuat bunga kecil di vas itu hidup kembali. Baekhyun melirik pada Dio yang hanya menggaruk tengkuknya, "Apa aku perlu membuat bumi berguncang?" cengirnya.
"Kenapa bisa? MAMAAAAA... AKU GILA!" pekik Baekhyun kemudian
TBC
Ini FF pertama kami. Hehehee... mohon bantuannya para sunbae dan reader sekalian. Semoga FF ini memenuhi selera /? Kalian /waks
Sekilas tentang FF, ini memang FF yang bergenre fantasy yang artinya memang langsung dikutip dari MAMA – EXO hehehehe... menunggu masukannya
Dan juga... berkunjunglah ke Profil untuk mengenal kami
/BOW/
Salam kenal dan mohon review serta dukungannya.
