Aria : Silver *senyum physco* bukankah ceritamu yang lain belum selesai.
Silver : A-a-ah, A-Aria, etto, ya aku tau itu hehehe...tapi King menyuruhku.
Aria : Hmm, bocah itu. Akan kubunuh dia.
Silver : Tunggu, jangan asal bunuh orang! Selain itu dimana Neth? Kenapa sendirian aja, kan biasanya berduaan.
Aria : Kuroko no Basuke bukan punya author.
Silver : O-oy!
Aria : Warningnya, humor garing, horror gagal, bagi pembaca diharapkan berhati-hati agar tidak mendapatkan migren, diharapkan untuk dengan segera menekan tombol ba-.
Silver : Tunggu! Kenapa lo malah mau nyuruh mereka pergi?!
.
.
Don't Like
It still not late to go back
.
Summary : Akashi membeli rumah tusuk sate di komplek A. Dan ternyata Mayuzumi bilang bahwa rumahnya itu berhantu.
Disclaimer : Kuroko no Basuke punya Tadatoshi Fujimaki
Warning : Humor garing, horror gagal
Misteri Rumah Baru Akashi
.
.
.
Hari itu dipagi hari yang cerah, bisa dibilang terlalu cerah untuk menyiapkan acara pindah rumah. Tapi masih tetap ada beberapa orang yang memaksakan kekuatan kapasitas tubuhnya demi ketenangan dirinya. Dan orang itu tak lain dan tak bukan adalah Akashi Seijuuro, sang anak berambut merah dan bermata hatero si pengendali gunting sakti mantra guna. Dengan reputasinya sebagai mantan kapten dari power ranger-, eh salah maksudnya mantan kapten Kiseki no Sedai yang terkenal akan hatinya yang berjiwa Yandere seperti perempuan sedang PMS, tidak bisa luput dari namanya mandiri, bukan berarti mandi sendiri, ya walaupun dia masih belum bisa ma-, oke kita tidak perlu membahas privasi orang lain. Ehem.
Akashi sekarang tengah dilanda dengan yang namanya KANKER [kantong kering] karena semua uangnya telah habis dibelikannya untuk gunting dan sebuah rumah kecil yang berlokasi strategis disebuah perempatan jalan dengan posisi tusuk sate. Bagi yang belum tau apa itu artinya tusuk sate, artinya adalah rumah yang berada dipojok perempatan, bisa dibilang rumah disana sering terkenal angker dan terkadang terdapat seorang penghuni bisa lebih dari satu maupun dua.
Tapi semua pasti berpikir seperti ini bukan, siapa juga yang mau menghantui si iblis itu sendiri ? Ya memang benar, tapi tak lazim lagi bahwa Akashi memang seorang iblis yang tekrenal dan fakta tentang mitos rumah tusuk sate tersebut sudah kerap terkenal disekeliling kompleks perumahannya. Kalau saja Akashi punya uang tabungan yang banyak, dia bakalan ogah membeli rumah yang bernuansakan rumah sederhana dengan tambahan kolam berenang dan 1 basmen bawah tanah tersebut.
Oke kita berhenti bercerita tentang rumah tersebut dulu dan beralih kearah Rakuzan dimana disana terlihat Akashi yang tengah menyuruh bawahan-bawahannya untuk melakukan tugas-tugas mereka, atau lebih tepatnya tugas-tugasnya.
"Reo, pijitkan pundakku." Ucap Akashi dengan penuh kekuasaan sembari menyandarkan dirinya dikursi dan meletakkan kertas-kertas material basket dimejanya, Reo yang saat ini tengah melukis strategi menggunakan stick-man, mengangkat kepalanya dan menatap kearah Akashi.
"Baiklah Sei-kun!" Ucap Reo sembari berjalan kearah Akashi dan memijat pundak Akashi. Dia sudah dinobatkan sebagai pemijat paling ampuh dan sakti mantra guna se-antero Rakuzan oleh kapten tim Rakuzan tersebut, karena keahliannya dalam memijat bagaikan serasa di spa, ada juga disaat dirinya memijat dimana orang tersebut akan merasakan yang namanya neraka saat masih hidup.
"Nee, Akashi. Bukankah kau pindah kesebuah rumah yang ada di komplek A?" Tanya Hayama sembari membakar surat-surat cinta yang dipastikan semuanya untuk sang iblis penguasa Rakuzan, boro-boro mereka dapat surat cinta, didatangi wartawan saja jarang sekali karena Akashi yang melakukan penjagaan ketat di ruang klub basket khusus untuk mereka, dan tidak ada yang pernah tau alasannya. Si pengguna gunting sakti tersebut menatap kearahnya sebelum mengangguk pelan, menikmati setiap pijatan yang dilakukan oleh Reo.
"Bukankah disana ada penghuninya." Mayuzumi sang bayangan replika seorang Kuroko Tetsuya, kecuali untuk postur dan tinggi tubuh serta warna rambutnya, angkat bicara sembari memalingkan wajahnya dari lembaran tagihan uang arisan klub basket Rakuzan. Akashi yang mendengarnya nampak tertarik dan mengangkat tangannya, semua menatap heran kearahnya.
"Ini signal agar kau menghentikan pijitanmu Reo." Reo angguk-angguk mengerti sebelum berhenti.
"Kenapa kau tidak bilang saja?" Tanya Reo masih kebingungan, dia terkadang tidak bisa menebak apa yang dipikirkan oleh iblis gunting tersebut. Terkadang dia bisa sangat menyeramkan dan terkadang dia bisa sangat merepotkan luar binasa.
"Biar keren seperti di pilem begitu. Jadi, Chiroro. Katakan padaku, apa yang kau ketahui tentang rumah tusuk sate-ku?" Mendengar pertanyaan ambigu tersebut semuanya, kecuali Akashi dan Mayuzumi, memikirkan Akashi tinggal dirumah yang berbentuk tusuk sate lengkap dengan daging sate-nya. Secepat pikiran itu datang secepat pula meghilangnya saat mereka mendengarkan Mayuzumi angka suara.
"Kalau tak salah Akashi, dirumah itu..."
X-x-x-x==x-x-x-X
Akashi nampak berdiri didepan rumah sederhana dengan posisi tusuk sate yang sebentar lagi akan menjadi rumahnya. Mendengar cerita Mayuzumi membuatnya bersemangat dengan kondisi rumah barunya. Diapun menghela nafasnya sembari mengeluarkan ponselnya. Waktunya untuk memanggil semua ranger untuk mengadakan pertemuan, maksudnya memanggil para kisedai untuk melakukan pertemuan dirumahnya nanti. Akashipun mengirimkan mereka semua e-mail minta tolong.
[Kutunggu kalian semua dirumahku minggu nanti. Jika kalian tidak datang maka aku akan menyobek-nyobek –ppiiiipp– kalian]
Lebih tepatnya, e-mail ancaman. Dan tak perlu beberapa waktu lama dia mendapatkan pesan dari renger kuning, maksudnya Kise Ryouta.
[Eh, apakah Akashicchi merindukanku! Tenanglah Akashicchi aku akan datang, kebetulan produser-ku sedang kenak santet dan aku bebas!]
"Sepertinya aku salah minta tolong padanya." Ucap Akashi dan e-mail dari ranger hijau, Midorima Shintarou, masuk.
[Aku tidak tau apa yang kau rencanakan nanodayo, selain itu kenapa dengan tulisan –ppiiipp– tersebut? Sudahlah aku akan mengikuti kemauanmu saja]
"Hmm, aku juga bertanya-tanya, padahal aku ingin menuliskan kulit mereka, tapi malah ketulis itu." Guman Akashi dan e-mail dari ranger hitam, Kuroko Tetsuya, masuk.
[Kau sungguh merepotkan Akashi-kun...tapi mengigat bahwa kau akan melakukan hal gila aku ikuti permintaanmu]
"...apakah kau ingin menyatakan perang, Tetsuya." Gerutu Akashi dan e-mail dari ranger biru, Aomine Dakian-eh salah, maksudnya Aomine Daiki, masuk.
[Mau ngapain Akashi? Aku benar-benar bosan minggu ini karena majalah Mai-chan belum ada yang baru, karena itu aku akan ikuti saja perkataanmu]
Akashi bersumpah untuk mengancam editor majalah Mai-chan agar tidak menerbitkan majalah tersebut selama 1 bulan. Dan pesan terakhir dari ranger ungu, Murasakibara Atsushi, masuk.
[Asalkan ada Maibou aku akan ikut Aka-chin]
Akashi hanya angguk-angguk kepala begitu mengetahui rencana pertama telah komplit, hanya tinggal menunggu hitungan mundur sebelum hari H tiba.
X-x-x-x==x-x-x-X
Hari H yang ditunggu-tunggupun telah tiba, power ranger, maksudku Kisedai sudah sampai didepan rumah Akashi yang kebilang terlalu mewah tersebut, bisa dikatakan bahwa rumah ini masih layak huni membuat beberapa dari mereka berpikir mengapa Akashi mau repot-repot pindah rumah. Ya mungkin bisa dikatakan salah satu alasannya adalah bahwa terkadang Akashi sering tersesat dirumahnya yang sebesar mansion, walaupun dirinya telah tinggal disana selama hidupnya.
"Jadi, apakah kita akan tetap berada diluar–ssu?" Tanya Kise sembari menatap gerbang yang tingginya 1 atau 2 meter didepan mereka.
"Tentu saja kita masuk." Ucap Midorima sembari berjalan dan membuka gerbang tersebut, mereka melangkah kedalam dan melihat bahwa suasana rumah itu bagaikan di pilem-pilem horror dengan bunga-bunga berjatuhan dan suasana yang bagaikan putih abu-abu, dan beberapa sarang laba-laba didinding-dinding tinggi yang mengelilingi rumah Akashi. Dan sebuah kolam pancuran kecil yang tak lagi berfungsi. Jika saat ini adalah pertama kalinya mereka masuk kerumah Akashi mungkin mereka akan mengira bahwa rumah ini ada penghuni-nya.
"Ah, akhirnya kalian datang juga." Dihadapan mereka terlihat Akashi yang saat ini tengah menatap kearah mereka semua sembari memakai jaket panjang seperti jaket lab berwarna merah dengan kancing berwarna hitam yang membuat beberapa pengemarnya bakal kelopak-kelopak jika saja dia tidak menggunting poni-nya saat itu.
"Kau yakin ingin pindah Akashi, padahal disini bagus sekali." Ucap Aomine sembari menatap dalaman rumah tersebut, walaupun beberapa kali pergi kerumah Akashi saat di Teiko, Aomine masih tetap tidak bisa melepaskan kekagumannya.
"Ya, karena rumah ini benar-benar membuatku susah." Mereka menuju kearah ruang tamu dan melihat beberapa box yang telah terletak disana. Sudah dipastikan box-box tersebut adalah keperluan Akashi yang akan dibawanya "Mari kita pindahkan barang-barang itu, Tetsuya kau akan membantuku dengan truknya." Dengan begitu si empunya rumah dan pemain bayangan pergi dari sana, meninggalkan empat power ranger melakukan tugas transmigrasi barang.
Jadi apakah misteri yang disembunyikan dirumah baru Akashi? Apa yang Mayuzumi ucapkan kepada Akashi hingga membuatnya semangat dengan rumah barunya? Penasaran? Nantikan kelanjutannya di Chapter 2!
To Be Continued
Silver : Gue yakin...gue yakin banget gue bakal dibunuh sama para readers *pundung*. Gue jatuhin Image Akashi sih.
Aria : Kamu mau dibawain bunga apa? Menurutku sih cocoknya bunga bangkai.
Silver : Ri, lo kejam amet itu, kenapa posisi rumahnya harus tusuk sate?
Aria : ...karena memang harus seperti itu.
Silver : *inner batin* Kenapa gue punya teman Kepo kayak begini lah *helaan nafas* Maaf atas kegajean cerita ini *bungkuk* jadi bagaimana menurut kalian, mau lanjut atau tidak itu seterah readers, karena saya akan langsung mempost chapter selanjutnya jika kalian katakan lanjut. Btw Aria, memangnya kamu ngak sekolah sampai nemanin aku di-lab segala?
Aria : Nyadar ngak sih kalau sekolah kita itu 1 kompleks.
Silver : Owie...hehe lupa. Selain itu sekian dulu ya, soalnya wi-fi udah mau dimatikan dan lab-nya udah mau dikunci, jadi sampai jumpa!
Aria : Ciao.
See You in Next Chapter!
