Pairing : SasuFemNaru
Disclaimer : Naruto punya om Masahi Kishimoto dan terinspirasi dari First Date milik tante Miyuki Kobayashi
Warning : OOC, Gaje, Typo. Sequel dari First Date
Chapter 1
"Ohayou, Kaa-san! Tou-san!" sapa seorang gadis pirang berkepang dua yang kita kenal bernama Uzumaki Naruto.
"Ah, ohayou Naru-chan!" balas kedua orang tuanya yang bernama Kushina dan Minato sambil tersenyum melihat putri semata wayang mereka itu.
"Gimana, tou-san? Kaa-san? Cocok nggak?" Naruto berputar-putar di hadapan orang tuanya yang sedang siap meyantap sarapan pagi di ruang makan. Ia sedang memerkan seragam barunya pada mereka.
Hari ini adalah hari yang telah lama dinanti-nantikan Naruto, hari pertama tahun ajaran baru sekaligus juga hari dimana akhirnya Naruto menjadi anak SMA. Seragam yang dipakai Naruto terdiri dari kemeja dengan lapisan luar rok terusan panjang sampai lutut warna hijau tosca. Ditambah dengan pita warna merah pada kerah kemeja dan terakhir blazer sebagai lapisan luarnya *kurang lebih kaya seragam Akane-nya Ranma n Miyu Ufo Baby*. Naruto terlihat manis apalagi ditambah dengan rambut pirang panjangnya yang di kepang dua seperti biasa.
"Wuah. Anak Tou-san emang yang paling imut, deh!" komentar Minato sambil tersenyum lebar.
"Heh? Koq imut sih. Naru kan udah SMA, tou-san. Mestinya kan cantik," protes Naruto. Minato yang mendengarnya hanya tertawa.
"Sudah, cepat duduk dan habiskan sarapanmu Naru-chan," perintah Kushina. "Nanti kamu telat ikut upacara penerimaan siswa barunya."
"Hai!" salut Naruto segera duduk lalu mengucapkan selamat makan dan mulai menyantap makanan yang telah disiapkan kaa-sannya.
Setelah selesai menghabiskan sarapannya Naruto pun langsung berangkat menuju halte bus, menunggu bus yang biasa ia naiki tiap pagi untuk mengantar ke sekolahnya Konoha International School.
Setelah berjalan lima menit dari perhentian bus, terlihatlah gerbang depan kompleks sekolahnya Konoha International School. Terlihat banyak siswa yang juga memakai seragam seperti Naruto memasuki gerbang tersebut.
Naruto jadi semakin bersemangat dan mempercepat langkahnya. Naruto nggak sabar buat melihat papan pengumuman yang di tempel daftar siswa untuk masing-masing kelas. Karena Konoha International School merupakan komplek sekolah yang terdiri dari TK sampai perguruan tinggi, Naruto tidak perlu merasa khawatir karena kebanyakan siswanya merupakan wajah lama juga dengan kata lain teman-temannya waktu SMP dulu dan Naruto berharap ia bisa sekelas dengan beberapa teman sekelasnya waktu kelas 3 SMP dulu. Paling nggak Naruto sangat berharap bisa sekelas dengan Hinata sahabat baiknya sejak SMP.
Saat semakin dekat dengan gerbang, tiba-tiba mata Naruto menangkap sosok dengan rambut melawan gravitasi yang sangat di kenalnya. Siapa lagi kalau bukan Sasuke Uchiha. Cowok yang telah mengisi mimpi-mimpinya sejak musim panas tahun lalu. Semenjak kejadian kencan pertama sepihak dari Naruto, mereka telah semakin akrab dan sering saling mengirim SMS ataupun telpon-telponan *biasanya sih kebanyakan Naruto dulu yang SMS, hehe*.
Sebenarnya Naruto agak bingung dengan hubungan mereka berdua. Walau Naruto udah bilang suka sama Sasuke baik secara langsung ataupun nggak langsung, Sasuke cuma jawab 'Hn, Aku tahu'. Nggak pernah Sasuke menjawab dengan jelas atau bilang kalau dia juga suka Naruto. Kalau ditolak juga kayaknya nggak deh. Soalnya Sasuke masih tetap mau membalas SMS yang dikirim Naruto juga kadang-kadang Sasuke yang duluan SMS atau telpon buat ngajak jalan. Menurut Naruto hubungan mereka juga kayak temenan aja, karena nggak ada pernyataan apapun dari pihak Sasuke, Naruto jadi bingung dan hanya bisa pasrah aja. Takutnya, kalau ia memaksa Sasuke buat kasih jawaban jelas, Sasuke malah menjauhinya dan membencinya. So, Naruto harus bisa puas dulu dengan hubungan 'pertemanan' mereka ini.
"Sasuke!" teriak Naruto sambil langsung memeluk dan bergelayutan di punggung Sasuke.
"Ugh!" Sasuke kaget dan memalingkan wajahnya. Benar aja, terlihat wajah tersenyum lebar lima jari Naruto. "Dobe! Apa yang kamu lakukan?" kata Sasuke dengan aura gelap sambil berusaha melepaskan tangan Naruto yang melingkar di lehernya.
"Lho? Aku kan ngasih salamku seperti yang biasanya. Apa yang salah?" jawab Naruto.
"Bukannya kamu bilang nggak bakalan melakukan ini lagi?!" kata Sasuke masih berusaha melepaskan diri dari Naruto. "Dan cepat turun dari belakang punggungku, dasar dobe!"
Naruto melepaskan tangannya dan turun dari punggung Sasuke. "Aku kan cuma bilang nggak akan menjahili kamu lagi."
"Lalu yang kamu lakukan tadi apa?" tanya Sasuke geram.
"Menyapamu," jawab Naruto singkat sok inosen.
"Mana ada menyapa seperti, yang ada kamu itu mencoba membunuhku, tahu?!"
"Heh..., itukan gaya menyapa khas Uzumaki Naruto," ucap Naruto dengan bangganya.
Sasuke hanya bisa menghela nafas, sudah belajar dari pengalaman nggak ada gunanya berdebat dengan Naruto tentang hal yang nggak penting. Buang-buang tenaga saja dan akan semakin melunturkan sifat ke-Uchiha-annya. Pasalnya kalau sudah berhubungan dengan cewek yang satu ini, topeng Uchiha yang selalu dikenakannya pasti menghilang entah kemana. Sasuke pasti jadi bakal jadi harus mengeluarkan kalimat-kalimat yang panjang, menampilkan wajah kesal dan hal-hal lainnya yang sudah pasti Un-Uchiha banget.
"Nee, nee, Sasuke sudah lihat pengumuman? Masuk kelas mana?" tanya Naruto sambil berjalan di samping Sasuke.
"Dobe. Bukanya kamu juga lihat aku baru sampai di gerbang tadi," jawab Sasuke masih agak kesal.
"Ah. Benar juga, hehehe." Naruto cengengesan. "Ngomong-ngomong, Sasuke berhenti dong panggil aku dobe. Aku punya nama dan namaku Uzumaki Naruto. Ayo, bilang Na..ru..to!" protes Naruto yang entah ke berapa kalinya.
"Hn. Dobe."
"Ahh. Ayolah Sasuke apa susahnya sih cuma panggil aku Naruto, namaku kan nggak susah buat diingat ataupun diucapkan," ucap Naruto sambil pasang tampang cemberut.
"Hn."
"Huh, dasar Sasuke teme," kata Naruto yang kesal dengan sikap tidak peduli Sasuke.
Sasuke menghentikan langkahnya. "Apa katamu tadi dobe?" tanyanya penuh penekanan dan intimidasi plus dengan aura gelap.
"Teme. Sasuke teme," jawab Naruto tegas tidak takut sama sekali dengan deathglare serta aura gelap atau inimidasi yang dikeluarkan oleh sang Uchiha.
"Ulangi lagi!" tantang Sasuke.
Yah tapi namanya juga Naruto paling tidak bisa menolak tantangan ditambah dengan rasa kesalnya maka dengan berani dan tanpa ragu diucapkannya lagi, "Teme. Sasuke teme. Kalau kamu nggak mau panggil namaku maka aku juga nggak akan panggil nama kamu. Hmp, mulai hari ini sampai seterusnya aku akan memanggil kamu teme." Naruto mengeluarkan ultimatumnya.
"Jadi, Sasuke ayo panggil namaku, Na..ru..to. Kalau kamu nggak mau aku panggil kamu teme," lanjut Naruto lagi sambil menatap Sasuke dengan mata penuh harap.
Selama ini Naruto tidak terlalu protes dengan panggilan yang diberikan Sasuke padanya karena hubungan mereka dulu tidak akrab. Tapi sekarang karena Naruto merasa kalau mereka sudah cukup akrab dan dapat dikategorikan berteman, sudah sewajarnya kan ia ingin dipanggil dengan namanya bukan dengan panggilan yang artinya nggak ada bagus-bagusnya itu. Naruto sangat berharap Sasuke mau memanggil namanya, karena sampai sekarang tidak pernah satu kali pun Sasuke memanggil namanya. Seandainya Sasuke cowok yang disukainya ini mau memanggil namanya dengan benar, Naruto pasti akan merasa sangat bahagia.
Sasuke diam dan menatap Naruto, hening beberapa saat melanda keduanya. "Sekali dobe, tetap dobe," Sasuke lalu memalingkan wajahnya dan berjalan mendahului Naruto.
Seandainya Naruto tidak sibuk menata hatinya yang kecewa, mungkin ia akan menyadari sesaat sebelum Sasuke memalingkan pipi Sasuke agak memerah.
"Teme!" teriak Naruto setelah pulih dari rasa kecewanya dan tanpa mempedulikan orang-orang yang tiba-tiba jadi menatapnya karena tindakannya itu, kemudia mengejar Sasuke yang berjalan cepat menuju papan pengumuman.
Setelah mengetahui kelasnya dan Sasuke, mereka pun langsung menuju ruang aula besar SMA Konoha Internastional School untuk mengikuti upacara tahun ajaran baru sekaligus penerimaan siswa baru. Meski rata-rata siswanya merupakan wajah lama, tapi ada juga wajah-wajah baru sehingga upacara tetap dilaksanakan seperti di sekolah lainnya, yang salah satu agendanya pasti adalah mengenalkan para staf pengajar, membacakan peraturan yang berlaku beserta sangsi yang melanggarnya, dan tidak ketinggaalan juga kata sambutan kepala sekolah juga sambutan ketua OSIS SMA mereka disertai dengan memperkenalkan anggotanya. Dan betapa terkejutnya Naruto waktu ia Sasuke diperkenalkan sebagai waki ketua OSIS, pantas saja begitu memasuki aula tadi Sasuke langsung menghilang.
Naruto merasa kecolongan padahal biasanya ia selalu up to date kalau mengenai cowok yang disukainya itu, mungkin karena ia telah mulai akrab dan berteman dengan Sasuke jadi Naruto merasa kalau ada hal yang penting pasti Sasuke akan bilang padanya. Tapi sayang ternyata itu hanya pikiran sepihak Naruto saja. Menyadari itu Naruto jadi agak kecewa dan sedih sepertinya perasaannya memang masih bertepuk sebelah tangan.
Setelah upacara tahun ajaran baru dan penerimaan siswa baru selesai, para siswa dipersilahkan untuk segera menuju kelas masing-masing sesuai dengan yang ada di papan pengumuman begitu juga Naruto, ia langsung bergegas menuju kelasnya supaya bisa dapat tempat duduk yang strategis ataupun mencari tempat duduk di dekat orang yang di kenalnya. Karena terburu-buru tadi Naruto tidak sempat mencek nama penghuni lain dari kelas yang akan ditempatinya selama satu tahun ke depan.
Begitu sampai di depan kelas 1.3 Naruto pun memasukinya lalu mengedarkan pandangannya hingga akhirnya matanya menemukan sosok yang sangat dikenalnya dan telah menjadi sahabat baiknya, Hinata Hyuuga. Naruto langsung tersenyum cerah dan menghampiri Hinata yang sibuk membaca buku entah apa sehingga ia tidak menyadari kehadiran Naruto.
"Hinata!" seru Naruto sambil langsung memeluk Hinata.
Hinata kaget dan wajahnya langsung memerah karena tiba-tiba ada yang memeluknya erat. "E, Eh... Naru-chan?"
Naruto melepaskan pelukannya. "Uwa..., senangnya aku bisa sekelas lagi denganmu," kata Naruto dengan senyum lebarnya. Dengan begini maka empat tahun berturut-turut Hinata dan Naruto selalu satu kelas. Mungkin ini salah satu penyebab dua cewek dengan sifat yang berbeda ini bisa jadi sahabat karib. Hinata yang pemalu dan sopan, sementara Naruto yang ceria dan berisik. Biasanya Hinata lah yang menenangkan Naruto saat cewek satu ini menjaadi terlalu 'aktif'.
"Pas banget, apa bangku itu kosong?" lanjut Naruto sambil memandang bangku disamping jendela sekaligus disamping kiri belakang dari bangku Hinata.
"Iya. Bangku itu masih kosong kok, Naru-chan."
"Lucky! Kalau gitu aku duduk di sini, ya?" kata Naruto kemudian menaruh tasnya di bangku tersebut. Bangku baris ketiga dari belakang, cukup strategis terutama buat Naruto yang kadang suka melakukan hal lain saat guru sedang menjelaskan buat menghilangkan rasa jenuhnya. Sedangkan bangku Hinata ada di depannya hanya ada pada deret disamping kanan bangku Naruto. Naruto beruntung karena kelas masih agak kosong waktu ia sampai, hasil jerih payahnya lari-lari tadi.
"Ano..., Naru-chan."
"Hm. Ada apa Hinata?"
"Aku senang kita bisa sekelas lagi, mohon bantuan untuk ke depannya nanti," kata Hinata sambil membungkukkan badannya.
"Aduh..., Hinata ini, kita kan sudah bersahabat sejak SMP, kok masih canggung gitu," balas Naruto. "Aku juga senang banget kok. Tapi kayaknya bakalan aku yang akan banyak minta bantuan sama kamu, Hinata." Cengir Naruto sambil duduk di bangku yang telah di klaim sebagai punyanya sampai sebelum adanya rotasi tempat duduk nanti -tergantung pada wali kelasnya nanti, tapi paling nggak sih sampai semester depan-.
Beberapa menit kemudian kelas mulai di penuhi oleh siswa yang akan jadi penghuni serta teman sekelas Naruto dan Hinata. Ada wajah-wajah yang mereka kenal ada juga wajah-wajah baru.
"Yo! Naruto!" sapa seorang anak laki-laki dengan tato di pipinya, siapa lagi kalau bukan si pecinta anjing Kiba. "Pagi, Hinata."
"Yo too, Kiba," sahut Naruto mengangkat tangan.
"Selamat pagi Kiba," balas Hinata sopan.
"Gimana kabar anjingmu si Akamaru, Kiba?" tanya Naruto.
"Woi, setidaknya tanya kabarku dulu dong!" protes Kiba.
Kiba merupakan komplotan Naruto dalam hal berbuat iseng dan jahil waktu SMP, selain itu mereka merupakan dari jenis yang sama. Sama-sama makhluk yang berisik. Naruto dan Hinata pernah satu kelas dengannya pada kelas 2 SMP, sejak itu Kiba sering gabung dengan Naruto dan Hinata baik saat istirahat siang ataupun waktu luang lainnya. Terutama jika Naruto atau Kiba punya ide untuk melakukan keisengan.
"Buat apa aku nanya kabarmu. Jelas-jelas kamu berdiri di hadapanku dan segar bugar," jawab Naruto sambil tertawa.
"Bagaimana kabarmu, Kiba?" tanya Hinata berbaik hati karena melihat Kiba yang agak kesal dengan jawaban Naruto.
"Ooh, Hinata! Kamu emang yang paling baik!" seru Kiba sambil berusaha memeluk Hinata yang tentunya langsung dicegah Naruto dengan menarik Hinata sehingga menjauh dari jangkauan Kiba.
"Dasar mesum! Ngapain sih kamu di sini?" tanya Naruto sambil pasang badan di depan Hinata.
"Hei, jangan merusak imejku dong Naruto," protes Kiba lagi. "Aku kan anggota kelas ini juga," lanjutnya.
"Beneren?! Tidak! Masa SMA-ku yang penuh bunga akan jadi gersang!" seru Naruto sok mendramatisir.
"Woi, dari tadi kayaknya kamu mau cari gara-gara, ya denganku?" Kiba tidak terima dengan reaksi negatif yang dari tadi ditunjukkan Naruto, mulai benar-benar sebal.
"Hehehe, sori, sori, Kiba. Aku cuma bercanda kok. Kita kan udah lama banget nggak bercanda seperti dulu, anggap itu salam dariku, hehe," Naruto cengengesan berusaha menenangkan Kiba yang mulai kesal.
"Huh! Bercandamu nggak asyik, Naruto."
"Sudah, sudah. Naru-chan, Kiba, tolong jangan bertengkar. Kita kan sudah lama tidak bertemu," Hinata berusaha mendamaikan dua orang yang suka membuat masalah itu. "Aku senang bisa kita bisa sekelas lagi, Kiba, " lanjut Hinata sambil tersenyum manis.
Kiba yang melihat senyuman Hinata jadi agak memerah pipinya. "Terima kasih, Hinata. Kamu memang malaikat. Beda banget dengan cewek little devil satu ini," katanya menunjuk Naruto.
"Hei, kalau Hinata malaikat, aku juga dong. Kan aku sahabat Hinata," protes Naruto.
"Sudah, sudah. Kiba sudah dapat tempat duduk?" tanya Hinata mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Aa. Di samping Shino," jawab Kiba sambil menunjuk bangku baris kedua dari depan dekat pintu masuk.
"Shino di kelas ini, juga?" kata Naruto. "Wow! Siapa lagi orang yang kita kenal ada di kelas ini?"
"Choji, Shikamaru dan Ino," jawab Kiba.
"Hmm, lumayan banyak juga ya," komentar Naruto. "Lalu mana tiga orang itu?"
"Seperti kamu nggak tahu aja, pasti si Ino sedang sibuk mencari Choji dan Shika yang sedang tiduran entah di mana lalu menyeretnya ke sini," sahut Kiba
"Dasar, kalian berdua ini. Hari pertama sekolah malah bolos upacara penerimaan malah asyik tiduran dan ngemil." Tiba-tiba terdengar suara omelan yang sudah tidak asing lagi. Siapa lagi kalau bukan Ino.
Benar juga begitu pinta masuk terbuka, hadirlah trio yang sangat mereka kenal InoShikaCho.
"Ino, menjalankan tugas mengasuh seperti biasanya?" tanya Naruto
"Ah, halo Naruto," sapanya sebentar kemudian melanjutkan omelannya lagi. "Aku heran kenapa kalian berdua tidak berubah juga meski sudah masuk SMA?"
"Hai, hai," jawab Shikamaru seadanya kemudian mencari tempat duduk kosong yang cukup strategis, supaya dia bisa tetap tidur waktu pelajaran berlangsung. Choji mengikutinya dan memilih tempat duduk di depan Shikamaru yang juga masih kosong.
"Jangan hanya hai,hai saja Shika!" Ino makin mendidih.
"Sudahlah Ino. Kau hanya akan membuang-buang tenagamu kalau kau memarahinya," kata Naruto mencoba menenangkannya.
Saat Ino masih akan melanjutkan ceramahnya, tiba-tiba pintu kelas dibuka dan masuklah pria berambut perak dan memakai masker yang menutupi setengah wajahnya.
"Ma, ma, kembali ke tempat duduk kalian masing-masing, anak-anak," katanya santai sambil melangkah menuju meja guru.
Para siswa yang tadi asyik berbicara dengan temannya atau melakukan hal lainnya langsung duduk manis di bangkunya masing-masing, kemudian pandangan mereka semua tertuju pada satu pria di depan mereka.
"Bagus," kata pria itu. "Seperti yang kalian tebak, aku adalah wali kelas kalian. Namaku Hatake Kakashi. Salam kenal, kalian bisa memanggilku Kakashi-sensei. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik sampai satu tahun ke depan," lanjutnya sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan kelas menatap wajah para siswanya.
"Hm. Baiklah aku mulai saja. Siswa yang namanya dipanggil silahkan berdiri lalu perkenalkan diri."
Baru saja ia selesai bicara, tiba-tiba pintu ruangan terbuka lagi, dan masuklah seorang anak laki-laki berambut merah.
"Ya. Mulai dari kamu," kata Kakashi-sensei menunjuk anak laki-laki yang baru masuk tadi. "Lain kali jangan terlambat lagi," lanjutnya lalu mempersilahkan siswa tersebut untuk memperkenalkan dirinya di depan kelas.
Siswa laki-laki tersebut hanya diam dan menatap para siswa lainnya yang hening menunggu ia membuka mulutnya. Pandangannya menyapu seluruh kelas sekilas sampai matanya bertatapan dengan mata berwarna biru langit yang cerah dan ditatapnya mata itu sedikit lebih lama, entah apa yang ada dipikirannya. Lalu pandangannya kembali lurus ke depan.
"Sabaku Gaara dari Sunagakure," katanya singkat.
"Hanya itu?" tanya Kakashi-sensei.
"Hm."
Saat itu juga 99% siswa di kelas itu sepakat untuk tidak mengganggu atau pun berurusan dengan Gaara kecuali keadaan yang mengharuskan. Pembawaan Gaara memang terlihat tenang, tapi entah bagaimana semua yang sepakat itu bisa merasakan aura 'jangan dekati aku, atau kau akan tahu akibatnya dan itu bukan hal yang baik' atau sesuatu yang seperti itu.
"Baiklah, silahkan duduk ditempat yang masih kosong."
Siswa bernama Sabaku Gaara itu lalu menuju bangku yang ada tepat di samping Naruto, hanya itu bangku kosong yang tersedia. Naruto yang ternyata merupakan 1% dari yang tidak menangkap aura Gaara langsung meperkenalkan dirinya dengan ceria, "Hai, aku Naruto. Salam kenal tetangga."
Para siswa di sekitar mereka langsung menahan nafas semua dan tidak berani mengeluarkan suara apa pun, mereka menunggu yang terburuk akan terjadi sementara Naruto malah memasang senyum lebarnya.
Gaara melirik sebentar pada Naruto kemudian pandangannya kembali lurus menatap ke depan. Dan siswa yang menahan nafas pun kembali bisa bernafas lega tapi masih tetap hening, saat itulah suara Kakashi-sensei memecahkan keheningan yang menyesakkan tersebut.
"Selanjutnya. Karena kau sudah mulai memperkenalkan diri pada tetanggamu, bagaimana kalau kau juga memperkenalkan diri pada seluruh kelas, Naruto?"
"Hai, sensei."
Dan dimulailah acara perkenalan dengan suasana yanng kembali santai. Saat Naruto memperkenalkan dirinya, tanpa ia sadari diam-diam sepasang mata berwarna jade terus menatap sosoknya.
TBC
Sankyu buat yang sudah baca dan review cerita pertama shia yang berjudul First Date, ini merupakan sequelnya semoga kalian suka. Coz baru chapter satu jadi, ini baru perkenalannya saja lah, mohon dimaklumi kalau jelek, shia autor baru, karena itu masih perlu bimbingan dan petunjuk dari para autor-senpai serta kritik, saran dan masukkan dari para reader.
Kayaknya bisa ditebak ya gimana kelanjutannya? hehe, yah pokoknya shia usaha aja dulu deh
Btw sebelumnya aku nggak sempat menggambarkan seragam SMA Konoha yang cowok, so intinya sih seragam cowoknya pakai kemeja putih lalu dilapisi rompi lalu jas (kaya seragam cowok di manga vampire night tapi tanpa aksen garis2nya, polos saja) warnanya hijau tosca juga celana panjangnya, terakhir ditambah dengan dasi, hehe. shia suka seragam itu soalnya terkesan elit sih ^w^. Untuk warna dasi(cowok) dan pita(cewek) berwarna merah untuk kelas 1, biru malam kelas 2, dan ungu gelap untuk kelas 3. Sekedar info saja.
Please leave reviews
(^w^)
