Title : To Follow You
Cast : Eunhyuk, Donghae and other Super Junior members
Genre : Friendship, Humor *gagal
Length : twoshoot
Disclaimer : Super Junior milik SMent, this strory originally belongs to me
Warning : typo(s), gaje, aneh, dan lain lain
nb : Latar waktu adalah Super Junior di tahun 2015
.
"Apa katamu?" Donghae menatap orang di depannya tak percaya.
Eunhyuk menggigit bibir bawahnya gugup. Dia benci harus mengulanginya. Ini membuatnya kembali teringat pada hal yang ia benci namun harus terjadi. "Aku akan mendaftar militer bulan depan."
Diam tercipta. Diam yang panjang dan mencekam.
"B-berarti kau akan pergi? Meninggalkanku?" suara Donghae bergetar, matanya indahnya diselimuti embun kesedihan.
Eunhyuk mendesah. Ia sudah menduga akan seperti ini.
Apa yang tidak ia duga adalah, ternyata ia belum siap menghadapinya.
"Donghae-ya, mengertilah. Ini adalah keharusan. Aku maupun kau tidak bisa mengubahnya."
"Ta-tapi… bulan depan? Kenapa begitu mendadak? Tidakkah kau butuh waktu untuk mempersiapkan segalanya?" tatapan Donghae memohon. Memohon untuk tidak pergi.
"Ini tidak mendadak. Aku sudah berencana sejak awal tahun."
Donghae tercekat. "Dan kau… baru memberitahuku sekarang?" hatinya kecewa luar biasa.
"Mianhae. Aku hanya tak ingin merusak waktu kita dengan dibayangi-bayangi kenyataan bahwa aku akan pergi."
"Itu bukan alasan!" Tangan Donghae mengepal erat, menahan segala emosi yang menyiksa batinnya.
Eunhyuk menatap Donghae tak tega. Harusnya dia ingat kalau Donghae paling benci diabaikan, oleh dirinya terutama. Tapi sungguh, bukan ini maksudnya…
"Donghae-ya… Kumohon hentikan ini. Jangan mulai lagi. Aku tak ingin perjumpaan terakhir kita seperti ini. Aku ingin mengisinya dengan hal-hal baik dan menyenangkan. Bersamamu."
"Apanya? Kau bahkan tak memberitahuku hal sepenting itu?! Kau anggap apa aku, hah?! Aku benci padamu! Kau pergi saja sana!" Donghae mendorong Eunhyuk kesal.
Eunhyuk ternganga mendapat perlakukan seperti itu dari Donghae. Dan meski kesedihan itu tetap ada, tak bisa dipungkiri bahwa emosi lain merasuki hatinya saat ini.
"Baik! Aku pergi! Jangan menyesal telah mengatakannya!" Eunhyuk mengacungkan jarinya pada Donghae sebelum berbalik dengan gesit, meninggalkan Donghae yang terduduk di atas kasur.
Tapi baru saja ia membuka knop pintu, pikirannya mendadak kembali. Ia merasa bersalah. Ia sadar tidak seharusnya ia terbawa emosi.
Eunhyuk menatap sosok Donghae dari sudut matanya. Namja itu terduduk sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Tapi jika kau menyesal mengatakannya. Aku ada di rumah orang tuaku sampai aku pergi militer. Kau boleh mengunjungiku. Tapi ku harap 1 bulan ini akan menjadi latihan bagimu. Belajarlah untuk tidak selalu bergantung padaku."
"Diam kau! Jangan berkata seakan-akan aku tak bisa melalukan apapun tanpamu! Aku bisa! Sangat bisa!"
Eunhyuk tersenyum samar. Jika kata-kata Donghae benar, tidak yakin apakah ia akan merasa lega atau malah terluka.
Eunhyuk membawa kopernya keluar. Kyuhyun, Ryeowook, dan Yesung mengikuti langkahnya di belakang. Sedangkan di depan pintu sudah berdiri Siwon, Kangin, Heechul dan Leeteuk.
Namja berlesung pipit itu melihat koper yang dibawa Eunhyuk setengah heran. "Apa itu sudah semua? Seingatku kau punya banyak barang, Eunhyuk-ah."
"Maksud Leeteuk-hyung, dia harus membawa keluar semua barangnya, begitu? Termasuk sofa dan lemari?" komentar Kyuhyun sinis.
"Ya! Kau tahu itu bukan maksudku…"
Eunhyuk tertawa sesaat sebelum menjawab pertanyaan Leeteuk, "Aku hanya membawa pakaianku, hyung. Selebihnya aku tak membutuhkannya."
"Kalau begitu… kau akan berangkat sekarang?"
Eunhyuk tak menjawab. Matanya mencari satu wajah. "Donghae?"
"Dia tidak ada di dorm. Siwon juga sudah menghubunginya tapi ponselnya tidak aktif."
Penjelasan Kangin membuat Eunhyuk termenung. Apa Donghae masih marah padanya?
"Ya! Jangan bilang kalian bertengkar lagi?" Heechul menebak ekspresi Eunhyuk. "Aishh dua bocah ini! Selalu bertengkar untuk hal-hal sepele!"
Eunhyuk hanya diam.
"Jadi sekarang bagaimana? Kau akan menunggunya?" Yesung menginterupsi.
"Tidak! Aku akan pergi sekarang. Biarkan saja anak itu. Aku pastikan dia sangat menyesal!"
'Kau pikir dirimu tidak, eoh?' komentar Heechul dalam hati.
Eunhyuk mengangkat wajahnya, menampilkan senyum gusinya yang ceria. "Ingat untuk mengantarku ke pelatihan militer bulan depan."
"Arasseo. Kau juga jangan lupa untuk menambah sedikit lemak pada tubuh kurusmu, Eunhyuk-ah," pesan Kangin mewakili semua member.
Namja yang dijuluki anchovy itu mengangguk. "Baiklah. Jaga diri kalian!" lalu perlahan sosoknya menghilang seiring tertutupnya pintu besi itu.
.
Pandangan Eunhyuk menerawang. Pikirannya terbang menuju satu nama. Wajah kekanakan dan tawa menjengkelkan. Yang tak pernah bosan mengganggunya. Namun sialnya orang itulah yang sangat ingin ia lihat sekarang.
Ting.
Dentingan suara lift itu membuat kesadaran Eunhyuk kembali sepenuhnya. Ia pun melangkahkan kakinya menyelusuri basement.
Namun matanya menangkap sosok lain. Sedang bersandar pada mobilnya sambil tersenyum khas Lee Donghae.
"Kau…" Eunhyuk tercekat "…di sini? Sejak kapan?"
"Eung." Donghae mengangkat tangannya, menatap jam yang melingkar di sana. "Kira-kira sejak dua jam yang lalu."
"Ya! Kau ini bodoh atau apa? Kau ini sudah ditunggu sejak tadi di atas!"
"Aku tahu."
"Lalu kenapa kau masih menunggu di sini?"
"Karena… keren saja."
Jawaban Donghae yang kelewat polos membuat Eunhyuk berhasrat ingin menjitak kepalanya. Namun diurungkan niatnya khawatir lemot di otaknya makin parah.
"Ngomong-ngomong, ini untukmu. Jika kau merindukanku,"
Eunhyuk mengambil tas kertas itu dari tangan Donghae. Isinya parfum. Parfum yang biasa dipakai Donghae. Eunhyuk tersenyum haru. Mengatakan terimakasih sekaligus menyesal. Dia tidak mempersiapkan apapun untuk namja itu.
"Jadi… kau sungguh akan pergi?" Donghae bertanya. Walau ia sudah tahu jawabnya. Tapi hatinya masih sedikit berharap.
Eunhyuk mengangguk. Dan entah siapa yang mulai, kini keduanya saling merengkuh dalam sebuah pelukan hangat.
"Sayang sekali. Aku tidak akan bisa memelukmu lagi," Donghae bergumam sambil menyesapi semua rasa nyaman yang melingkupi tubuhnya. "Tapi… sesuai katamu, aku akan belajar mandiri tanpamu."
"Meski aku tak yakin… tapi kuharap begitu." Eunhyuk menepuk-nepuk punggung namja itu.
Donghae tersenyum usil. Ia mengeratkan tangannya, bersiap mengangkat tubuh kurus itu dari atas tanah.
"Ya! Turunkan aku!"
.
.
Lee Donghae akan mandiri, eoh?
Tidak sadarkah bahwa sejak pertama ia bertemu Lee Hyukjae atau Eunhyuk saat trainee sampai sekarang, hampir tak ada hal yang tidak mereka lakukan bersama?
Bahkan jika Donghae harus melakukan sesuatu sendiri, ia akan menarik Eunhyuk untuk terlibat. Meminta sarannya dan hal-hal lain.
Juga jangan lupakan kebiasaan Donghae –yang terlanjur mendarah daging, mengganggu Eunhyuk. Dia paling suka itu. Mengganggunya dari bangun sampai beranjak tidur, Donghae akan masuk ke kamarnya meski sudah diusir berkali-kali.
Tapi bagaimana jika Eunhyuk tidak ada?
Maka tidak ada yang dilakukannya.
Seperti sekarang. Ia hanya tiduran di atas kasur yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Matanya memutar. Ruangan itu tidak berubah sama sekali. Dan itu membuatnya semakin teringat akan si pemilik gummy smile itu.
"Eunhyukie bogoshipeo…"
Ini sudah tiga hari sejak Eunhyuk pindah ke rumahnya sendiri. Sejujurnya ini tidak begitu buruk. Tidak ada jadwal yang padatnya mencekik dan tidak ada Lee Donghae.
Tentu saja, namja itu sumber kehebohan harinya. Ia tidak membencinya, namun terkadang ia berharap dunianya tenang walaupun hanya sebentar.
Paling tidak itulah yang ia pikirkan di hari pertama dan kedua.
Tapi hari ini, entah kenapa ia sedikit merindukan senyum kekanakannya yang khas.
Eunhyuk keluar kamar. Ia melihat ibunya tengah memasak sarapan di dapur dibantu Sora, kakak perempuannya. Sedangkan ayahnya duduk di sofa, asik dengan koran hari ini.
Kesibukan yang normal.
Tapi tetap ada yang kurang.
.
Ting-tong.
Ibu Eunhyuk menghentikan pekerjaannya dan bergegas ke ruang tamu untuk melihat layar intercom. Senyuman tampak mengembang melihat siapa yang datang. Setelahnya, ia berjalan menuju pintu guna menyambut tamunya.
"Eomma!"
Oh suara ini… batin Eunhyuk saat mendengar teriakan namja yang terasa begitu familiar.
"Donghae-ya, masuklah!"
Benar kan?
.
Mereka akhirnya duduk untuk sarapan bersama pagi itu. Kehadiran Donghae sepertinya membuat suasana lebih hangat dari biasanya. Tentu saja, mengingat semua member –khususnya Donghae sudah dianggap bagian dari keluarga mereka sendiri.
"Terimakasih makanannya. Ini enak sekali."
Ayah Eunhyuk tersenyum. "Baguslah kau menyukainya. Ngomong-ngomong bagaimana kabarmu Donghae-ya? Kau dan Eunhyuk kan selalu bersama. Aku sedikit khawatir."
"Tidak perlu khawatir, Abeonim. Aku baik-baik saja. Meskipun awalnya sulit, tapi aku sudah tidak apa-apa tanpa Eunhyuk-ssi."
"Jangan bohong Lee Donghae! Aku tahu kau pasti merindukanku… Buktinya kau ke sini."
"Siapa? Aku? Aku merindukan eomma." Donghae memeluk wanita yang melahirkan Eunhyuk itu. Sedangkan wanita itu sendiri hanya tertawa sambil mengusap lembut lengan Donghae.
"Baiklah kau di sini saja dengannya! Jangan ikuti aku!" Eunhyuk meletakkan sumpitnya dan bangkit berdiri meninggalkan meja makan.
"Ya! Kau mau ke mana?" Donghae beranjak dan buru-buru mengikuti Eunhyuk, "Tunggu aku!"
.
.
Eunhyuk menatap Donghae yang baru saja masuk ke mobilnya. "Kenapa kau malah mengikutiku?"
Donghae hanya tersenyum simpul.
"Kau ini tidak pintar berbohong Lee Donghae…"
"Aku tidak berbohong. Aku memang merindukan eomma…" jeda sebentar sebelum Donghae melanjutkan kalimatnya sambil menatap ke arah Eunhyuk, "…juga merindukanmu."
Ucapan Donghae sungguh ajaib, Eunhyuk sampai kehilangan kata-kata.
"Kau merindukanku, tidak?" tanya Donghae kemudian.
"Tidak tuh."
Donghae memautkan alisnya tak percaya, hidungnya dia gerakkan mendekati Eunhyuk demi mencari kebenaran.
Dan tidak butuh lama sampai senyum Donghae melengkung sempurna, "Ya! Kau memakai parfumku!"
Eunhyuk mengerjapkan matanya. Butuh beberapa detik hingga ia benar-benar sadar bahwa dirinya telah tertangkap basah. "Ah…ini… aku tidak…"
Donghae tertawa puas sebelum mengganti topik pembicaraan mereka, "Sudahlah, ayo jalan!"
"Mwo? Kau menyuruhku? Memanya aku supirmu?"
"Baiklah aku yang menyetir."
"Lupakan. Biar aku saja!" tolak Eunhyuk cepat. Dia ingat betul betapa mengerikannya berada dalam mobil yang dikemudikan Donghae.
Toko roti milik ibu Eunhyuk itu tampak lebih ramai dari biasanya. Semua tempat sesak dipenuhi fans Super Junior yang menamakan diri sebagai ELF itu. Kalaupun ada yang datang ke sana murni sebagai pembeli, maka hari ini hanya minoritas –jika dibandingkan dengan fans yang mengutamkan bisa bertemu idolanya.
Kehadiran duo Eunhae siang itu rupanya membuat suasana sedikit kacau namun tetap terkendali. Fans tentu sadar untuk tetap menjaga sikap dan menghargai orang lain yang banyak lalu lalang di sekitar toko. Maklum saja, tempat itu terletak di kawasan perkantoran yang banyak dimanfaatkan pengusaha untuk membuka tokonya di daerah situ.
"Oppa, apa besok kau juga ke sini?" seorang fans bertanya sambil menunggu pesanannya siap.
"Mungkin," jawab Eunhyuk.
"Kalau Eunhyuk oppa ke sini besok, apa Donghae oppa juga ke sini?"
"Tentu saja. Aku ingin bertemu kalian." Donghae yang berada di sebelahnya ikut menjawab.
"Oppa tidak sibuk?"
"Sesibuk apapun seorang suami, dia harus menyempatkan bertemu istrinya, kan?" jawaban Donghae sukses membuat histeris beberapa ELF yang mendengar.
Tapi satu pertanyaan kembali terlontar. "Oppa, siapa yang kau maksud istrimu: ELF atau Eunhyuk oppa?"
Donghae tertawa mendengarnya. Eunhyuk pun tak berbeda.
Namun belum sempat si fans itu mendapat jawaban, Eunhyuk keburu menyerahkan pesanannya yang telah siap. "Terimakasih. Datang kembali."
.
.
TBC
Hyaaa? Apa ini? TBC nya gaje banget ya? Yabegitulah tadinya saya mau buat oneshoot tapi kepanjangan, akhirnya dipotong deh.
Oke, sedikit penjelasan, ff ini aslinya friendship coz author suka banget sama persahabatannya Eunhae. Tapi buat yang menganggap ini Boys Love, author gak ngelarang deh. Karena di ff ini juga gak ditegasin hubungan mereka itu apa O.o
Terakhir.
RnR?
