Life as a Billionaire

By: Dazzling Flame

X~X~X

Summary:

Naminé Gainsborough adalah seorang murid beasiswa di sekolah beken Twilight High. Sebagai seorang manusia biasa, dia harus dapat beradaptasi dengan jalan pikir teman-teman billionaire-nya.

A/N

Dazzling Flame di sini, hanya ingin memberi info seputar cerita ini hehe, Rating nya T, dan genre nya general; ada friendship, family, drama, romance hehe.

Ayo ayo review yaak :3

Disclaimer

Saya, Dazzling Flame, tidak memiliki Kingdom Hearts. Mereka dan seluruh alam yang terkandung di dalamnya di miliki dan dikelola oleh Square Enix wkwk

Prologue

Drap. Drap. Drap.

Bunyi derap kaki seseorang menggaung di lorong panjang tersebut. Tidak ada siapa-siapa lagi. Sepi. Kecuali gadis tersebut, semua murid sudah berada di kelasnya masing-masing.

Oke, lebih tepatnya semua murid kecuali gadis berambut pirang tersebut dan sepasang remaja muda yang tengah berbincang-bincang di pertigaan ujung lorong tersebut. Kedua mutiara biru gadis tersebut menangkap sosok mereka, dan ekspresi lega terpancar dari wajahnya.

Dia terus berlari kecil hingga jarak yang memisahkan mereka tinggal 3 langkah, sebelum menyatakan kehadirannya dengan suara sayup,

"Um…P-permisi…"

Kedua remaja berambut merah tersebut menolehkan kepalanya berbarengan. Gadis tersebut tersentak sedikit, menyadari betapa mirip sosok kedua lelaki di hadapannya, sebelum melanjutkan ketika salah satu dari si rambut merah mengangkat alisnya,

"S-saya ingin menanyakan… kelas 1-B… di mana..?" tanya gadis tersebut dengan tata kalimat tanya yang agak semerawut. Kedua lelaki tersebut menjawab serempak,

"Ke arah sana."

Ironisnya kedua lelaki tersebut menunjuk ke arah yang berlawanan. Satu ke lorong kanan, satu lagi ke lorong kiri. Gadis tersebut bengong. Tak dapat dicegah, kedua alisnya mengkerut. Apa-apaan kedua orang ini…

"Uh…"

"Hahaha! Sori, sori, kami bercanda. Semua kelas satu adanya di East Wing, gedung timur. Ini gedung barat, untuk kelas 2 dan akselerasi, got it memorized?" Seru lelaki di sebelah kanan dengan kedipan sebelah mata.

Gadis tersebut terperanjat. Gedung Timur kan jauh banget, harus ngelewatin Gedung Utara duluu!

"Akh! Kalau begitu, te-terima kasih!" Gadis tersebut membungkuk cepat lalu segera berputar dan berlari lagi ke arah dia datang tadi.

Kedua remaja berambut merah tersebut memandangnya menghilang ke salah satu belokan lorong. Selang beberapa lama, lelaki di sebelah kiri medesah,

"Keterlaluan kamu Axel. Padahal kan kelas satu tepat berada di atas kepala kita."

Axel menyeringai jahil, "Lagian siapa dia? Polos bener…"


A/N

Ku lihat jam dindingku. Khii! Udah jam sebelas! Tenang Flame tenang, tarik napas...buang... Malem minggu ini Flame, tenaang... wakakak.