Hajimemashite, Minna…

Watashiwa ~ Ruki ~ desu

Disclaimer : Tite Kubo-Sensei

Warning : OOC, AU, Typo.

Pairing : IchiRuki


Perombakan dari fic aku yang berjudul "Cinta Adalah".

Coz ada yang bilang mirip ama komik gitu.. jadi Ruki rombak lagi, tapi ide ceritanya sama.


Enjoy it


~THE DAYS AFTER DIE~

== Ruki ==

Chapter 1


Di RSU Karakura

"Yo! Kak Kaien.. Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Ichigo yang baru saja memasuki kamar rawat inap VVIP no. 2 itu. Disinilah Kaien, kakak Ichigo di rawat sudah dari kemarin Kaien tinggal disini. Kaien menderita penyakit jantung kronis yang 1 minggu lalu kambuh tiba-tiba karena mendengar ibunya, Misaki Kurosaki telah meninggal karena penyakit yang sama dengan Kaien. Kaien yang merasa terpukul langsung pingsan di tempat yang saat itu di rumah saja. Jantungnya sempat berhenti namun Kami-sama berkehendak lain, Kaien masih bisa diselamatkan dan kini hanya bisa beristirahat dengan lemas di RSU milik Ayahnya, Isshin Kurosaki.

"Oh, kau, Ichigo! Seperti biasalah membosankan? Bagaimana keadaan rumah?"

"Tenang saja, semua sudah kembali seperti dulu."

"Oh, begitu.."

"Sudahlah, Kak! Berhentilah memasang wajah seperti itu. Apa mau kuhajar sekarang juga!"

"Iya, Iya, ampun! Aku tersenyum nih! Tersenyum!" kata Kaien yang kini tersenyum lebar dan terpaksa.

"Jangan lebar-lebar dong! Aku ngeri melihatnya. Dasar bodoh!"

"Hei! bisa diam tidak, sih! Dasar adik durhaka!"

"Apa kau bilang?!"

"Stooopp...!!!" teriak Rukia gaje yang baru saja datang menyusul Ichigo.

"Rukia?" kata Ichigo.

"Kuchiki?" kata Kaien.

"Kalian bisa tidak sih! Sehari saja tidak bertengkar seperti ini."

"Dia yang mulai tuh!" kata Ichigo membela diri.

"Apa kau bilang?! Dasar adik tidak berguna!"

"Stop!!! Ichigo, kau minggir!" kata Rukia dengan nada memerintah.

"Huh! Masih untung ada Rukia yang bisa membelamu, jadi kau bisa selamat hari ini!"

"Ichigo, bisa diam tidak sih?! Ini Rumah sakit bukan pasar.

"Iya, iya, pendek aku mengerti!"

"Dan berhenti mengataiku pendek! Dasar Jeruk!"

"Jeruk?! Lihat dirimu. Jangan suka mengejek orang."

"Bukannya kau yang mengejekku lebih dulu!"

"Tapi kan.."

"Ayolah! Aku lelah mendengar pertengkaran kalian."

"Ma.. maafkan aku Kaien-dono."

"Kalau kau sih tidak apa-apa Kuchiki. Itu loh, Si orange pengganggu. Aku muak melihatnya."

"Oh, ya?! Kalau begitu aku pergi!" kata Ichigo yang sekarang menuju ke pintu keluar. Namun belum sempat Ichigo sampai ke pintu keluar tersebut, Rukia menggapai tangan Ichigo dan sedikit menariknya.

"Jangan pergi, Ichigo. Temani aku dan kakak disini." kata Rukia sedikit memohon.

Ichigo diam sebentar dan berfikir, kemudian..

"Baiklah, tidak ada pilihan lain kan?!" kata Ichigo yang memang lemah dengan tatapan violet yang memelas itu.

"..." Kaien hanya diam melihat aksi barusan. Saat ini ia tengah mengamati jendela kamarnya yang terletak di lantai 5 itu. Dari atas ia melihat seorang gadis cantik berambut coklat tengah berjalan santai menuju ke dalam RSU. Kaien tersenyum kecil dan kembali menatap Rukia dan Ichigo yang tengah duduk berdua di sofa. Saat ini Rukia sedang berusaha mengupas buah apel dan ia potong kecil-kecil untuk Kaien nanti. Sedangkan Ichigo hanya mengotak-atik HP miliknya. Biasalah orang sibuk.

"Kuchiki, bagaimana keadaan sekolahmu dan Ichigo?"

"Seperti biasa Kaien-dono, tidak ada yang berarti sama sekali, semua membosankan, termasuk dia. Untung saja aku tidak sekelas dengan dia. Bisa-bisa aku bosan melihat muka kusutnya itu."

"Oh ya? Kau akan lebih merasakan bosan itu saat di bangku kuliah nanti. Ya sepertiku saat ini."

"Hahaha.. benarkah? Tapi kenapa ya aku ingin sekali cepat dewasa dan kuliah di Universitas yang sama dengan Kaien-dono." kata Rukia sambil berjalan mendekat menuju ke ranjang Kaien dan menyodorkan apel yang telah terpotong-potong sedang untuk dimakan Kaien.

"Oh begitu? Kau harus berusaha ya?" kata Kaien sedikit mengacak-acak rambut Rukia.

"Aku akan berusaha!" jawab Rukia dengan senyum manisnya.

"Permisi." kata seseorang di balik pintu kamar inap Kaien.

"Masuk!" kata Kaien sedikit keras agar yang diluar kedengeran.

"Maaf, mengganggu, Kak! Bagaimana kabar Kak Kaien?"

"Oh kau, Orihime. Aku baik-baik saja mungkin 5 hari lagi aku sudah boleh pergi kuliah."

"Oh, begitu. Lama sekali ya?... Ah! Kuchiki, apa kabar?" kata Inoue sedikit terkejut namun ia sama sekali tidak memperlihatkannya. Ia memang mengenal Rukia namun hanya sekedar kenal saja. Karena ia berbeda kelas dengan Rukia. Inoue di kelas 2-4 bersama Ichigo sedangkan Rukia di kelas 2-2.

"Aku baik-baik saja."

"Kuchiki kesini dengan siapa?"

"Tuh!" kata Rukia asal sambil menunjuk laki-laki yang tengah asik bermain game di Hpnya tanpa mempedulikan kedatangan Inoue barusan.

"Kurosaki?" kata Inoue pelan. Ichigo yang merasa terpanggilpun mencari arah sumber suara dan di lihatnya saat ini Inoue melihat kearahnya.

"Oh! Kau Inoue. Kapan datangnya?" tanya Ichigo tanpa dosa.

"Kau bodoh ya?! Dia kan baru saja masuk." kata Rukia sebal.

"Iya.. iya nona cerewet. Aku kan tidak tau!"

"Kuchiki, kenapa kau mengenal Kurosaki?" tanya Inoue saat melihat keakraban Rukia dengan Ichigo.

"Tentu saja Inoue, dia kan.. em... dia kan.." kata Rukia sedikit ragu. Melihat kegugupan Rukia. Ichiopun berdiri dan menghampiri Rukia dan merangkul pundaknya tiba-tiba.

"Karena dia kekasihku." kata Ichigo dengan senyum yang menggembang.

"Ke..kekasih? Oh begitu." kata Inoue lumayan terkejut dengan apa yang dikatakan Ichigo yang saat itu juga berhasil membuat muka Rukia merah.

Kaien terus memperhatikan air muka Inoue.

"Dia sama sepertiku." kata Kaien dalam hati.

"Baiklah aku pergi dulu, Kak! Ada pertandingan Futsal setengah jam lagi."

"Hati-hati ya, Ichigo?" kata Rukia pada Ichigo.

"Kau harus menang hari ini, Bodoh!" kata Kaien menyemangati.

"Tentu saja! Aku pergi dulu semuanya. Rukia, jaga kakak sebelum aku kembali."

"Tentu saja." jawab Rukia datar.

"Inoue, doakan aku agar aku menang lagi nanti."

"Baik, Kurosaki. Berjuanglah!"

Kini Ichigo telah pergi dan tak terlihat lagi.

Rukiapun mulai mengobrol dengan Inoue, sepertinya mereka sangat cocok, Kaien yang merasa dicuekin pun memiih untuk memejamkan mata dan tertidur.

5 hari kemudian.

Di rumah keluarga Kurosaki.

"Akhirnya aku pulang juga. Yah.. meskipun harus di beri oleh-oleh yang setumpuk dari rumah sakit." kata Kaien yang kini tengah memandang bermacam-macam obat yang terlihat membosankan itu.

"Ini kan demi kebaikan Kaien-dono sendiri." kata Rukia yang kini ikut membantu memindahkan barang bawaan Kaien dari rumah sakit.

"Sudahlah, Kuchiki. Biar Ichigo yang membawanya."

"Hanya hal seperti ini sih akuu masih bisa. Tenang saja Kaien-dono." kata Rukia yang kini mengangkat tas besar ke lantai dua.

Sebenarnya Rukia memaksakan dirinya untuk mengangat barang berat itu. Tapi keinginannya untuk membantu Kaien jauh lebih besar ketimbang harus memikirkan dirinya sendiri. Rukia terus saja menggapai setapak demi setapak tangga di depannya hingga saat tangga ke-2 terakhir yang akan Rukia injak..

"Hwaaa..." teriak Rukia saat sadar bahwa dirinya terhuyung ke belakang dan siap untuk terjun bebas menuruni tangga.

Dengan sigap Kaien berlari menyelamatkan Rukia dan dalam sekejab Rukia telah jatuh di pelukan Kaien.

"Kau tidak apa-apa, Kuchiki?" kata Kaien yang masih memeluk Rukia.

Rukia masih memejamkan matanya.

"Hei! Kenapa kalian berdua bermesra-mesraan disitu?!" teriak Ichigo yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Rukiapun langsung sadar dan membuka matanya.

"Ka.. Kaien-dono?" kata Rukia terbata.

Kaienpun melepaskan pelukannya pada Rukia dan pergi menghampiri Ichigo yang tengah berdecak pinggang.

"Hei! kakak bodoh! Apa yang kau lakukan dengan kekasihku barusan, Hah?!" kata Ichigo pada Kaien yang kini menuju ke arahnya. Kaien hanya tersenyum dan melewati Ichigo begitu saja. Sedangkan Ichigo mulai berlari ke arah Rukia saat memastikan Kaien telah pergi.

"Rukia, kau tidak apa-apa?" kata Ichigo dengan nada penuh dengan rasa khawatir.

"Aku tidak apa-apa Ichigo, untung tadi Kaien-dono menangkapku."

"Kan sudah kubilang tadi, kau tidak perlu membantu."

"Aku kan tidak apa-apa Ichigo. Jadi tidak masalah kan?"

"Kalau begitu kita angkat barangnya bersama-sama saja, ayo?!" kata Ichigo yang kini menggenggam erat tangan Rukia dan menariknya menuju ke depan.

"Dasar! Ichigo. Sealu saja membuatku berdebar-debar seperti ini." kata Rukia dalam hati.

Esok hari di SMA Karakura.

"Ohayou, Rukiaku sayang..." sambut Renji penuh semangat.

"Ya, Ohayou, Renji." balas Rukia sangat malas.

"Kau juga terlihat sangat cantik hari ini, Rukia."

"Ya."

"Kau selau saja terlihat manis di mataku."

"Ya."

"Apa kau tau Rukia? Matamu itu bagai.."

"Bisakah kau berhenti menggodaku setiap pagi, Babon?! Aku capek! Mengerti!" teriak Rukia tak sabar.

"Oh! Rukia my honey, aku bahkan menyukai wajahmu meskipun sedang marah."

"Terserah!" kata Rukia pasrah.

Renji tetap saja nyerocos memuji semua pada diri Rukia. Begitulah pekerjaan Renji setiap hari. Entah apakah benar ia menyukai Rukia atau tidak yang pasti Rukia sangat terganggu, begitulah pikir Rukia setiap hari.

"Nanti pulang sekolah aku akan menjenguk Kaien-dono lagi, ah! Dari pada dirumah sendiri." kata Rukia sesaat setelah bel berbunyi.

Dan pelajaran Biologipun dimulai.

Istirahat.

"Rukia.. I am coming…, Beib!" Teriak Renji gaje.

Bletak

"Aduh, sakit Rukia!" kata Renji yang berhasil dijitak keras oleh Rukia.

"Berhenti menggodaku!"

"Kau mau ke kantin ya? Aku traktir deh!" kata Renji menawarkan diri.

"Benarkah? Itulah yang kusuka darimu Babon merah, ayo cepat ke kantin." kata Rukia semangat yang kini berhasil menarik pegelangan tangan Renji. Dan Renji pun sangat senang di perlakukan seperti tu.

Di kantin.

"Aku mau ini, lalu ini, terus ini dan itu." kata Rukia semangat menunjuk semua makanan di depan matanya.

"Apa sih yang tidak untukmu, My honey?" kata Renji yang langsung membuka dompet tebalnya.

"Wah.. dompetnya tebal sekali." kata Rukia terkejut.

"Hahahaha.. jangn salah Rukia! Aku kan kaya raya, hahahaha..." kata Renji pamer.

Renji memilih untuk membeli jus pisang, lalu keripik pisang dan banana split.

"Kenapa kau sangat menyukai pisang, Renji."

"Karena pisang sangat enak, Rukia. Mau?" kata Renji yang kini menyodorkan jus pisangnya pada Rukia.

"Uih! Endak deh! Lain kali saja."

"Kau akan menyesal tidak mencobanya." kata Renji yakin.

Saat Rukia akan keluar dari kantin dilihatnya saat ini Ichigo menuju kearahnya. Ichigo hanya tersenyum datar pada Rukia dan meneruskan perjalanannya tanpa menyapa Rukia sama sekali. Rukiapun melakukan hal yang sama. Tak hayal teman sekelas Ichigo yaitu Inoue sama sekali tidak mengetahui hubungan spesial di antara mereka, karena mereka berdua terlihat sangat biasa bila bertemu. Memang begitulah model pacaran yang mereka pilih.

"Wah! Ichigo itu selalu tampak keren ya? Bagaimana menurutmu Rukia?" tanya Renji yang baru saja berpas-pasan dengan Ichigo.

"Hahaha.. menurutku biasa saja." kata Rukia tidak jujur padahal dalam hatinya.

"Aduh Renji, dia itu tampan sekali tau, dia juga maniis, tinggi dan Ah! Pokoknya perfect deh.. siapa dulu dong pacarnya.. jelas aku dah.. Hohohoho.." kata Rukia dalam lubuk hatinya yang paling dalam sedalam-dalamnya.

"Kau tidak normal ya, Rukia? atau menurutmu lelaki yang menarik itu... seperti diriku ini." kata Renji yang kini memasang cool babon stylenya.

"Nani? Pede sekali kamu ya?"

"Tentu saja dong!"

"Terserah kau lah!"

"Ja.. jadi.. menurutmu aku.."

"Ya.. terserah kau.."

"Hei.. teman-teman Rukia berkata aku tampan dan aku juga keren. hahahaha.." teriak Renji tak terkendali.

Ichigo yang mendengarnya hanya bisa sweatdrop dan Rukia kini membekap mulut Renji dan menyeretnya menuju kelas.

"Ada apa dengan mereka?" Hitsugaya ketus.

"Entahlah!" kata Ichigo sok cuek.

Pulang sekolah.

"Tadaima!" kata Rukia saat sampai di dalam Rumah.

"Oh! Kamu sudah pulang Rukia?" kata Hisana lembut.

"Iya Hisana-nee, tapi sebentar lagi aku akan menjenguk temanku yang sakit, boleh kan?"

"Boleh-boleh saja tapi pulangnya jangan kemalaman ya? Nanti Nii-samamu marah."

"Baiklah Hisana-nee. Kalau aku pulang terlambat, aku akan menelepon."

"Ya sudah, cepat ganti seragammu itu."

"Ya!"

Rukiapun berlari menuju kamarnya di lantai dua dan segera mengganti baju dengan celana jins pensil berwarna hijau gelap polos dengan atasan kemeja ketat berwarna putih tak lupa ia memakai cardingan berwarna hijau tua juga dan sepatu berwarna putih dengan motif kelinci kecil disetiap bagiannya yang berwarna hitam membalut kedua kaki Rukia dengan sempurna. Kemudian Rukia pun menuruni tangga, berpamitan pada Hisana dan menuju ke arah mobil yang telah menunggu dari tadi.

"Kita mau kemana, Nona?" tanya supir keluarga Kuchiki itu kepada Rukia.

"Kita ke arah barat, Ichinose-dono. Nanti aku tunjukkan arahnya." kata Rukia menjelaskan.

"Baik, Nona!"

Dan mobil Ferrari berwarna hitam metalik itu melaju perlahan menuju ke arah Barat.

"Berhenti disini, Ichinose-dono."

Mobilpun berhenti dan Ichinose segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Rukia.

"Baiklah, Nona. Mau dijemput jam berapa?"

"Oh! Tidak perlu, nanti ada yang akan mengantarku pulang."

"Kalau begitu saya permisi dulu."

"Ya." kata Rukia yang kini berjalan menuju Rumah Ichigo yang begitu tampak minimalis dengan 2 lantai dan kalam ikan koi yang sangat luas di pelataran depan rumah.

"Yo! Rukia! Kangen padaku ya?" kata Ichigo yang kebetulan saja berada di depan rumah. Saat ini ia tengah mencuci motor terbarunya yaitu keluaran Ferrari limited edition dengan konsep Ferrari V4 yang lekuk body serta sudut berasal dari roh mobil Ferrari. Motor itu berwarna merah menyala dengan sedikit aksen petir berwarna hitam yang menambah keelitan motor masa depan itu.

"Ye.. aku kesini untuk Kaien-dono, mengerti!" kata Rukia mendekat pada Ichigo.

Ichigo yang mendengar alasan Rukia sedikit cemberut namun kemudian ia menyeringai sedikit dan mulai meyemprotkan selang air ke arah Rukia.

"Hwaa... Ichigo! Apa yang kau lakukan?!" teriak Rukia yang kini tengah disiram oleh Ichigo. Rukia hanya bisa menghalangi air dengan kedua kedua tangannya.

"Hahahahaha.. ini hukuman untukmu."

"Ichigo hentikan! Aku basah semua." kata Rukia yang kini hanya bisa mundur-mundur saja untuk menjauhi air dari Ichigo.

Tanpa Ruka sadari ia semakin dekat dengan kolam ikan, Ichigo yang melihat Rukia semakin dekat hanya bisa berteriak.

"Rukia berhenti!"

"Apa yang kau... hwaaaaa..." teriak Rukia saat tumit Rukia tersandung pembatas kolam sehingga ia terhuyung ke belakang. Saat ia mulai kehilangan keseimbangannya dengan sigap Ichigo menarik tangan Rukia dan membawanya dalam pelukan tubuh kokohnya.

"Kau tidak apa-apa Rukia?" kata Ichigo tepat di telinga Rukia sebelah kanan.

"I..Ichigo.." kata Rukia gugup.

Perlahan Ichigo semakin mendekatkan mukanya ke leher Rukia dan mencium aroma wangi tubuhnya.

"Kau cantik sekali hari ini Rukia." kata Ichigo dengan mengecup sedikit bagian leher kanan Rukia.

"I..Ichigo geli." kata Rukia menanggapi tingkah laku Ichigo.

"Aishiteru, Rukia." kata Ichigo masih tetap melalakukan kegiatannya dari tadi.

"Ichigo, hentikan!" kata Rukia yang berpacu dengan detak jantungnya yang tidak karuan. Kemudian Ichigo menggigit sedikit bagian leher Rukia dan itu berhasil membuat Rukia terkejut dan memejamkan matanya erat-erat karena merasa sedikit pedih.

"Hei! Kalian berdua?! Apa yang kalian lakukan disitu?!" teriak Kaien tanpa dosa.

Seketika itu juga Ichigo langsung memisahkan diri dari Rukia dan menatap Kaien dengan sinis.

"Hahahaha.. aku mengganggu ya? Memang sengaja tuh!" kata Kaien yang kini menuju ke arah Rukia yang masih terkejut dengan perlakuan Ichigo tadi.

"Rukia, kau di serang oleh Ichigo ya? Kau tidak apa-apa kan?"

"Hei! Apa maksudmu!" teriak Ichigo tidak terima.

"Ka.. Kaien-dono, aku tidak apa-apa kok." kata Rukia yang kini mukanya merah padam.

"Hahahaha... kau manis sekali Rukia, ayo aku antar masuk, lihat bajumu basah semua."

"Hei! Jangan coba-coba menggodanya. Atau ku hajar kau!"

"Jangan pedulikan orang gila itu, ayo masuk!" kata Kaien yang kini memeluk Rukia dari belakang dan tersenyum menyeringai ke arah Ichigo sekilas dan menuju ke dalam rumah.

"Awas saja nanti dasar penganggu!" kata Ichigo kesal, kemudian ia kembali ke aktivitasnya yaitu mencuci motor kesayangannya.

Di dalam Rumah.

"Ada apa ini, Kuchiki?" kata Isshin dengan wajah yang menunjukkan rasa khawatir melihat Rukia basah kuyub dan bolak balik bersin-bersin tak karuan.

"Biasa, yah.. ulah Ichigo."

"Aduh! Maafkan anakku yang tidak tau diri itu ya , Kuchiki."

"Tidak apa-apa kok, Om. Sudah biasa." jawab Rukia pasrah.

"Yuzu! Cepat kemeari!" kata Isshin kepada anak perempuannya.

"Iya ayah. Lho, Rukia-nee kenapa basah seperti ini?" kata Yuzu ikut-ikutan khawatir.

"Yuzu, tolong bawa Rukia ke kamarmu dan pinjamkan baju ibu saat muda dulu, mungkin itu pas pada Rukia." kata Isshin kurosaki pada Yuzu.

"Baik, ayah! Ayo Rukia-nee." ajak Yusu yang langsung menggeret tangan Rukia menuju ke kamarnya.

"Dasar Ichigo! Kelakuannya kekanak-kanakan sekali sih!" kata Keien yang cukup terganggu dengan perlakuan Ichigo pada Rukia.

Di kamar Yuzu.

"Rukia-nee pakai baju ini saja. Pasti pas dan cocok!" kata Yuzu pada Rukia yang tengah menggigil kedinginan.

"Terima kasih, Yuzu."

"Baiklah aku tinggal ke dapur dulu ya, Rukia-nee."

"Ya."

Rukiapun mulai mengganti bajunya dengan rok terusan berwarna orange milik almarhumah Ibu Ichigo saat muda dulu. Kini dilihatnya pantulan sosok Rukia di cermin. Rukia tersenyum lebar saat melihat bayangan dirinya yang begitu manis mengenakan rok terusan dengan panjang 5 cm di bawah lututnya itu. Modelnya juga tidak terlalu jelek. Deretan kancing berwarna orange yang lebih tua berjejer menghiasi dasar rok bermodel gelombang itu. Rok tanpa lengan itu juga dihiasi dengan motif tumpukan model bunga lily di bawah bahu sebelah kirinya dan ujung rok sebelah kanan. Kemudian dengan senyum yang berbinar-binar Rukia keluar dari kamar Yuzu dan berjalan menuju sofa tempat Kaien duduk di ruang keluarga.

"Kaien-dono, bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Rukia tiba-tiba dan mengambil duduk di samping kiri Kaien.

"Kau sangat cocok sekali dengan baju itu Kuchiki!" puji Kaien jujur saat meliahat Rukia sangat bersinar dengan baju peninggalan Ibunya itu.

"Terima kasih, Kaien-dono." kata Rukia dengan senyum lebar.

"Kuchiki, tunggu sebentar. Ada luka di lehermu." kata Kaien sedikit mendekat untuk melihat luka Rukia.

"Be.. benarkah? Mungkin hanya digigit nyamuk tadi." kata Rukia menyembunyikan alasan sebenarnya.

"Awas kau Ichigo, tunggu pembalasanku." kata Rukia dalam hati.

Kaien melebarkan matanya saat ia melihat jeli luka itu. Ia mengenal betul sebab luka Rukia. Kaien terdiam sejenak dan tersenyum kemudian.

"Oh begitu ya? Ya sudah mungkin lebih baik di plester saja." kata Kaien yang sekarang pergi untuk mengambil plster di kotak P3K.

"Sini! Aku pasangkan."

Rukiapun mendekat pada Kaien dan kemudian Kaien menempelkan plester tersebut tepat di leher Rukia yang merah tadi.

"Teriam kasih, Kaien-dono."

"Bukan masalah." kata Kaien dengan senyum terbaiknya.

"Yo! Rukia! Hei kau jelek sekali dengan baju itu." kata Ichigo bercanda.

"Ini semua kan salahmu! Dasar tidak tau diri."

"Kau sih.. mau saja aku siram kayak gitu."

"Aku kan.. ha.. hachim!"

"Rukia kau sakit?" kata Kaien sedikit khawatir.

"Halah cuma bersin begitu saja, kan?" kata Ichigo mengetengkan.

"Aku akan memintakan obat pada Ayah, kau tunggu di sini saja ya?"

"Baik, Kaien-dono. Maaf merepotkan."

Kaien langsung saja meninggakan kedua insan itu dengan senyum datar yang sebelumya ia berikan pada Rukia.

Saat Keien telah pergi Ichigo mendekat pada Rukia dan mengambil duduk tepat di samping kanan Rukia.

"Kau baik-baik saja kan, Rukia?" kata Ichigo cemas dan menyentuh dahi Rukia perlahan.

"Ini semua salahmu!" kata Rukia ketus.

"Aku kan hanya bermain-main saja tadi."

"Iya tapi permainanmu tidak lucu."

"Maafkan aku.. Dan kau sungguh manis memakai baju itu, Rukia. Aku suka." kat Ichigo bersungguh-sungguh.

"Mulai lagi.."

"Aku jujur, kau sangat cantik sekali." goda Ichigo tepat di telinga Rukia sebelah kiri dan itu berhasil membuat Rukia tertawa karena merasa geli.

"Hentikan Ichigo, kau membuatku tidak nyaman!"

"Aku mencintaimu Rukia." kata Ichigo yang kini mulai mendekatkan mukanya pada Rukia.

"Aduh jantungku berdebar-debar." kata Rukia saat ia merasakan hangatnya nafas Ichigo menerpa wajahnya.

Ichigo mengakhiri jarak mereka berdua dengan ciuman lembut di bibir bagian bawah Rukia. Rukia hanya bisa memejamkan mata dan terhanyut dalam godaan Ichigo. Tanpa mereka berdua sadari sejak tadi telah mematung seseorang yang kini membawa obat dan segelas air minum. Seseorang itu kemuadian berbalik dan pergi entah kemana.

T'B'C'


Arigatou and Mata Ashita "^_^"


R P

E L

V E

I A

E S

W E