Yoooo... Rikka balik lagi dengan FF baru!
Gomen, FF yg lama belum Rikka lanjutin, abis males lanjutinnya masa w(-_-w)
Kali ini... still pairing Lenka x Rinto (in: Abis Rikka lope-lope berat ama pairing ini /slapped)
Kalo minna mau request pairing, silakan aja, Rikka usahain bikin FF-nya ASAP yo!
Oke, kalo gitu, let's go to story aja, ntar kita ketemu lagi di ABC (Area Bacot Ceria).
Disclaimer
Vocaloid © Crypton Future Media .Inc
Kagamine Rinto © Vocaloid
Kagamine Lenka © Vocaloid
Koko ni Iruyo © Rikka._.v
WARNING : Aneh, abal, cuwaw(?), alur kecepetan, gaje, TYPO(s), de el el deh ya (°v°)
Title : Koko ni Iruyo
Summary :Apapun yang terjadi, dimanapun kau berada... aku tetap akan berada disisimu...
Characters : Kagamine Rinto, Kagamine Lenka
Author : Kagamine Rikka a.k.a Rikka
Yosh, yok kita mulai ceritanya...
.
.
.
.
Normal POV.
Manis. Populer. Pintar. Baik hati.
Itulah kata yang dapat mendeskripsikan seorang Kagami Lenka. Semua orang yang mengenalnya sering berkata bahwa gadis ini easy going. Tidak ada yang tahu bahwa dulunya, gadis yang 'katanya' easy going ini adalah seorang tsundere stadium akhir.
Namun, itu semua berubah setelah negara api menyerang—salah—setelah gadis ini memasuki tahun pertamanya di Crypton High. Perlahan-lahan tapi pasti(?) dia berusaha untuk meninggalkan sifat tsundere-nya yang kelewat batas. Dan sekarang, ia telah berubah. Dia telah menjadi gadis yang mudah berteman dan populer.
.
.
.
Tampan. Usil. Agak sadis. Populer.
Begitulah tanggapan murid-murid Crypton High tentang Kagamine Rinto, si ketua klub basket. Dia memiliki paras yang tampan, sehingga banyak sekali siswi yang nge-fans padanya (alias FC). Bahkan, diketahui ada juga beberapa siswa yang menyukainya(?). Pria ini senang sekali mengusili orang lain dan hobi semirek-semirek (baca : smirk-smirk). Oleh karena itu dia diberi predikat 'evil' oleh teman-temannya.
Meskipun evil, Rinto tetap disukai teman-temannya. Dia juga sangat populer.
.
.
.
"Ibu! Aku berangkat ya!" Seru seorang gadis berambut honey blond sepinggang yang diikat pony tail. Bola matanya yang berwarna azure, menambah kesan manis pada dirinya. Dia bernama Kagami Lenka.
"Iya! Hati-hati ya, oh iya, hari ini ibu tidak pulang!" Seru ibu dari gadis yang bernama Lenka ini.
"Iya bu!" Sahut gadis itu sambil membuka pintu rumahnya dan berangkat ke sekolah. Kemana? Tentu saja ke Crypton High.
Dilain tempat di waktu yang sama...
KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIING...
"Ng...hoaaahm... jam weker sialan!" Umpat seorang pemuda berambut honey blond yang mengenakan jepit rambut di poninya, sembari mematikan 'jam weker sialan'-nya.
"Ini jam berapa sih?! Pagi-pagi sudah ri—APAAAA?!" Teriak pemuda itu setelah melihat jam wekernya yang menunjukkan pukul 6.40, yang artinya ia hanya punya waktu 20 menit sebelum bel masuk sekolah berbunyi.
Lantas, pemuda ini—Kagamine Rinto, langsung ngibrit ke toilet untuk menyikat gigi dan membasuh wajahnya.
"Tak ada waktu untuk mandi " pikir Rinto. Setelah ia menyikat gigi dan mencuci muka, dia buru-buru menyambar seragam sekolahnya bagaikan petir di taman lawang(?) dan keruang makan, tentunya setelah ia mengambil tas sekolahnya. Dia ruang makan, ia melihat sepotong sandwich yang langsung menghilang dari tempat asalnya 2 detik kemudian—berpindah tempat ke mulut Rinto.
Setelah itu, ia langsung memakai sepatunya—dengan sepotong sandwich bertengger manis di mulutnya. Dan dia langsung berlari (baca : ngibrit) ke sekolah dengan kecepatan inhuman.
Pada saat berlari dengan kecepatan fantastis, dia melihat ada seorang gadis yang sedang berjalan santai 5 meter di depannya. Refleks dia langsung berteriak.
"MIINGGGIIIIIIIIIIIIIIRRRRR!"
Gadis itu langsung menoleh ke belakang dan...
BRUK!
Hening~
Hening~
Hening~
Hening~
Hening~
"A-aduh, i-ittai..." kata gadis itu.
"Kalau jalan lihat-li—are?" Lanjut gadis itu.
Setelah itu keheningan melanda keduanya.
Lenka POV.
Aku sedang berjalan santai menuju Crypton High sambil mendengarkan musik melalui earphone-ku. Lalu...
"MIINGGGIIIIIIIIIIIIIIRRRR!" Teriak sebuah suara. Dari suaranya yang terdengar maskulin, aku jamin ia laki-laki.
Sontak aku langsung menoleh dan mendapati ada seorang pemuda yang sedang berlari dengan kecepatan mengerikan... KEARAHKU!
Lalu...
BRUK!
Hening~
Hening~
Hening~
Hening~
Hening~
"A-aduh! I-ittai..." kataku sambil meringis. Ya, pemuda tadi menabrakku, dan tentu kami berdua jatuh.
"Kalau jalan lihat-li—are?" Lanjutku sambil menengadahkan kepalaku dan begitu aku menyadari apa yang terjadi...
BLUSH!
Pemuda itu—yang ternyata adalah Kagamine Rinto, jatuh menimpaku. Dan jarak wajah kami hanya tinggal 3 cm! (Kalo gak percaya, coba ukur pake penggaris deh! (?) #SeemsNgajakRusuh)
DEG!
Rinto membuka matanya, dan bola mata azure-nya bertemu dengan bola mataku.
"Uuh... terlalu dekaat..." batinku. Aku pun mulai risih.
E-eh, maaf Lenka, aku tadi terlalu buru-buru, jadi..." ujarnya sambil bangun dan mengulurkan tangannya padaku. Aku langsung menerima uluran tangannya.
"Jadi apa? Lagipula, kenapa kau terburu-buru begitu sih?!" tanyaku agak emosi.
"Kenapa aku terburu-buru? Hmm... oh iya! Lenka, ayo cepat, kita harus lari... kita akan terlambat!" jawabnya dengan cepat.
"Eh? Memangnya kena—" "CEPAT!" Rinto langsung memotong pertanyaanku dengan pedang(?).
"Ta-tapi kan—" "Ah, lama sekali sih kau! Hup!" potongnya lagi, lalu langsung menggendongku ala bridal style.
"Ri-Rinto! Apa yang kau lakukan?! Tu-turunkan AKU!" kataku dengan spontan, dan jawaban Rinto adalah...
WUUUUUUUUSSSHH!
Rinto langsung berlari dengan kecepatan inhuman-nya sambil menggendongku!
"K-KYAAAAAAAAAAAAAAAAA! RINTOOOOOOO!" teriakku. Refleks, aku yang takut terjatuh langsung merangkul leher Rinto dengan erat. SANGAT ERAT lebih tepatnya. Dan aku langsung menutup mataku, tanpa mengetahui bahwa sedari tadi ada yang memperhatikanku dan Rinto dengan pandangan benci.
"Akan kuhancurkan kau... Kagami Lenka" gumam orang tersebut sambil tersenyum evil.
Back to Rinto & Lenka...
Aku menutup mataku. Seluruh tubuhku berguncang karena Rinto menggendongku sambil berlari dengan kecepatan ekstrem. Sungguh... dia berlari layaknya mobil balap F1 (#VirusAlayDetected /dibantai). Dan tak lama kemudian, kami...
GABRUK!
—jatuh lagi.
Tapi, aku sama sekali tidak merasakan sakit. Rasanya ada sesuatu yang empuk di bawah tubuhku. Hangat... itulah yang pertama kali terlintas dalam pikiranku. Dan juga... ada sesuatu yang melingkari pinggangku. Ular? Bukan. Buaya? Kayaknya gak banget deh. Gajah? Masa iya gajah bisa ngelingkerin pinggang manusia. Perlahan-lahan aku membuka mataku. Hal pertama yang kulihat adalah hampir semua mata tertuju padaku. Kedua, aku baru sadar kalau aku sudah sampai di sekolah. Ketiga, ternyata 'sesuatu' yang empuk dan hangat di bawah tubuhku dan 'sesuatu' yang melingkari pinggangku adalah Rinto. Dan respon pertamaku setelah ,mengumpulkan jiwaku kembali ke tubuhku adalah...
"KYAAAAAAA!" teriakku sambil mendorong tubuh Rinto. Setelah itu aku langsung duduk disampingnya dengan wajah semerah kepiting rebus.
"Hosh...hosh...hosh... be...risik... ah... hosh... hosh..." jawab Rinto terengah-engah sambil bangun dari posisinya semula dan duduk.
"Uuh... apa sih yang mau kau lakukan?" tanyaku sambil memalingkan wajah. Ugh, disgusting... pikirku.
"Apa mauku? Menurutmu apa, hmm?" jawabnya dengan suara yang kuduga direndahkan agar terkesan seksi, dan tentunya sukses membuatku blushing sekali lagi.
"Stop teasing me! Sudahlah, abaikan pertanyaanku tadi. Oh iya, kenapa kau sangat terburu-buru sih?!" ujarku sewot.
"Yee- gitu aja sewot... soalnya kalo nggak ngebut kayak tadi, kita bakal telat!" jawabnya
"Hah?! Telat?! Gak salah nih? Sekarang baru jam 06:25! Telat darimananya?!" ujarku agak emosi. Tapi respon Rinto lebih emosional lagi dariku.
"APAAAAAAAAAAAAA?!" teriak Rinto, dan suaranya bergema sampai Taman Lawang(?).
"Kalo gitu ngapain gue buru-buru nyampe kagak mandi gini?!" kata Rinto lagi (baca: teriak).
"Wait! WHAT?! Lu GAK mandi?!" teriakku sambil menekan kata 'GAK' dan langsung menjauh dari Rinto. Ewh...disgusting...masa gue digendong sama orang yang belum mandi?! pikirku.
"Walaupun Rinto-kun nggak mandi, TAPI TETEP KECE KOK!" teriak para FG Rinto dan author. (Lenka: kok author ikutan? Author: kali-kali numpang ngeksis gpp kan? Lenka: dasar-").
Oh great... para FG Rinto beserta author telah muncul... mending kabur daripada dikasih hadiah deathglare dari para FG.
Skip time, in the class, break time...
"Lenkacchi..." seru seorang gadis berambut panjang berwarna teal yang diikat twintail. Gadis itu bernama Hatsune Miku, dia sahabatku.
"Miku-chan... ada apa?" tanyaku.
"Asik ya... tadi pagi aku lihat lho... aih.. mesranya..." ucap Miku dengan tatapan menggoda.
"Lihat apa memangnya?" tanyaku. Bingung dan penasaran.
"Duuh... jangan pura-pura bodoh deh... tadi pagi kau berangakat ke sekolah digendong Rinto kan? Asiknyaaa..."
"A-apaan sih?!" jawabku dengan wajah memerah.
"Kepiting rebus deh... hahahaha..." kata Miku menertawakanku.
"Berisik! Sudahlah... ayo ke kantin" kataku sambil menyeret Miku ke luar kelas.
Entah kenapa, pada saat aku keluar kelas, aku merasa banyak yang memperhatikanku. Ada apa ya? Pikirku. Lalu pada saat aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku, aku melihat ada beberapa gadis yang menatapku sinis sambil berbisik-bisik. 'Rasanya ada yang aneh hari ini...' pikirku. Tapi, aku tidak mau membuang-buang tenaga hanya untuk mempedulikan hal semacam itu, jadi aku terus berjalan ke kantin sambil menyeret Miku.
Aku melihat Rin yang sedang memperhatikanku dengan wajah innocent-nya yang imut. Namun, setelah itu, ia langsung tersenyum sinis ke arahku. Kulihat mulutnya berkomat-kamit seperti sedang menggumamkan sesuatu.
"Loser..." itulah kata yang terucap dari bibirnya. Dia mengucapkan kata itu tanpa bersuara, alias berbisik.
Tunggu! Apa maksudnya mengatai aku loser? Hei... bukankah kau yang lebih cocok disebut loser? Stop! Kenapa aku jadi emosi begini?! Hentikan Lenka... jangan terjebak... ini bisa merusak imej-mu sebagai wakil ketua OSIS! Dan apalagi kali ini, huh?! Sekarang ada segerombolan anak cewek yang mengelilingiku. Kuduga, mereka adalah FG Rinto. Oh great, acara jumpa pers dimulai, bung.
"Hei, apa-apaan sih kau tadi pagi? Berangkat sambil digendong Rinto-kun seperti itu?!" seru seorang gadis berambut pirang sepinggang. Kalau tidak salah, namanya Lily.
"Betul! Kau pasti menggodanya kan, Kagami Lenka!" lanjut gadis lain yang berambut cream sepinggang. Rambut sedikit bergelombang. Aku tau siapa dia. Dia SeeU, salah satu anak OSIS yang sok imut, dan jujur saja—terkadang munafik. (Author: Lenka, kau tidak boleh sembarang berargumen... Lenka: Lah? kan author yang bikin ceritanya Author: iya juga ya=w=)
"Asal kau tau ya... gadis jelek dan caper(cari perhatian) sepertimu tidak akan pernah dilirik sedikitpun oleh Rinto-kun" ucap gadis lainnya. (Author males nyebutin siapa-")
Aku hanya diam. Toh, nanti juga mereka capek sendiri gara-gara dicuekin. Iseng-iseng, aku melirik ke arah Miku. Ternyata sudah ada kobaran api di sekitar tubuhnya. 'Wah, bisa gawat kalau Miku sampai meledak' batinku.
"Eng...Miku..." "Hei! Kalian pikir kalian siapa HAH?! Kalian itu cemburu sama Lenka kan?! Makanya kalian menjelek-jelekkannya kan?! Hello... mirror please... kalian lupa ngaca dirumah ya? Atau emang gak punya kaca? Nih, kukasih kaca deh... mumpung lagi baik..." potong Miku lalu mengeluar kenyolotannya(?). Yah... Miku memang hebat dalah solot-menyolot(?), kuakui itu...
"Kau... KURANG AJAR!" seru (baca: teriak) Lily sambil mengangkat tangannya. Kuduga dia akan menamparku. Aku hanya diam dan memejamkan mataku, lalu...
PLAK!
1 detik...
2 detik...
3 detik...
Tunggu! Kok tidak sakit ya? Apa jangan-jangan Miku yang ditampar?! Waduh... gawat! Aku langsung membuka mataku. Ternyata eh ternyata... (sfx : jengjengjengjeng... jengjengjengjeng...)
"Kalian sudah keterlaluan..." geram seseorang yang bersuara maskulin ala-ala 15 tahunan(?).
—Rinto-lah yang tertampar. (Lenka: si Rinto nasibnya miris amat ya hari ini Author: abis seru nyiksa Rinto xp /dicekekRinto)
"Asal kalian tau saja ya... aku jauh lebih menyukai Lenka daripada kalian... PERGI KALIAN" kata Rinto dengan garang.
'GLEK' Rinto kalau marah serem juga. Miku yang ada di sampingku pun hanya bisa menatap speechless. Sepertinya dia sama kagetnya denganku. Setelah melihat Rinto yang mengamuk, gadis-gadis yang tadi menggangguku langsung lari tunggang langgang. Yeah, aku yakin mereka akan kembali mengata-ngataiku lagi.
"Cih... baru dibentak saja sudah kabur, payah!" kata Rinto lagi sambil berwajah sebal.
"Kau baik-baik saja kan, Lenka?" tanya Rinto padaku.
Rinto POV
"Kau baik-baik saja kan,Lenka?" tanyaku pada Lenka setelah membentak para FG-ku yang merepotkan. Yah, susah juga ya jadi cowok tampan(?) (Author: Rinto lu narsis sumpeh-" Rinto: kan fakta kalo gue ganteng /poseketjeh Author: serius, apa banget deh lu=w= Rinto: oke back to story!)
"Harusnya aku yang bertanya begitu padamu, Rinto no baka! Kenapa kau malah melindungiku?! Kau jadi tertampar kan!" jawab Lenka sambil memarahiku. Jujur saja dia jadi terlihat seperti ibuku sekarang :p
"He-hei... harusnya kau berterima kasih sudah kutolong, Lenka no baka!" balasku sambil mencubit pipi Lenka.
"I-ittai... Rinto... lepas!" kata Lenka sambil meringis.
"Salahmu sendiri mengataiku baka" kataku dan aku berhenti mencubiti pipi Lenka.
"Uuh... iya, iya, gomen..." jawabnya sambil cemberut. Uph, lucu sekali sih. E-eh? Apa? Tunggu... lucu? Kenapa aku bisa berpikir begitu... Argh... masa bodo ah! Buat apa mikirin yang begituan?
"Ng... Rinto-kun kenapa? Kok bengong?" tanya Lenka dengan wajah polosnya—membuyarkan lamunanku.
"A-ah, tidak... tadi ada orang giginya botak, hehe..." jawabku gak jelas. Lenka hanya bisa ber-sweatdrop-ria mendengar jawabanku.
"Dimana-mana, gigi emang botak kali! Masa iya gigi berambut?!" jawab Lenka. Terlihat jelas dia sedang menahan tawanya. Sedangkan Miku yang berada di sampingnya sudah melakukan ritual jedot-jedotin kepala ke tembok sambil ketawa-ketiwi gak jelas.
"A-ano... Rinto-kun, bisa bicara sebentar?" tanya sebuah suara yang begitu merdu dan lembut. Aku merasa tidak asing dengan suara itu. Aku menolehkan kepalaku untuk melihat siapa yang memanggilku—dan...
"Ng... bisa bicara sebentar?" tanya gadis itu kembali.
Gadis itu adalah Kagane Rin.
"A-ah... well... tentu saja" jawabku dengan kaku. Lalu dengan gerakan cepat, Rin langsung menggandeng tanganku dan membawaku—err... mungkin lebih tepatnya menyeretku pergi.
"He-Hei, i don't like peanuts! HEI! Aku tidak tertarik untuk menjadi semprotan nyamuk!" teriak Lenka. Aku ingin menjawabnya tapi, Rin terus menyeretku.
"Cih..." itulah ucapan terakhir Lenka sebelum ia pergi dengan Miku.
Dan, aku masih diseret oleh Rin ke suatu tempat, entah dimana itu. Yang jelas, tempat itu masih berada di areal sekolah. Setelah kiranya sampai di tempat yang diinginkan Rin, ia langsung melepaskan genggamannya dari tanganku. Aku bingung, kenapa ia membawaku ke tempat sepi seperti ini? Karena penasaran, aku pun bertanya...
"Ne, Rin-chan... ada apa?" tanyaku langsung to the point. Bisa kulihat, Rin langsung bergidik. Are? Masa dia sebegitu kagetnya dengan pertanyaanku? Lalu, respon keduanya adalah...
"A-atashi wa... Rinto ga... suki" kata gadis itu terbata-bata. Ia masih memunggungiku.
E-eh?! Tunggu! Tadi dia bilang menyukaiku?! Apa aku tidak salah dengar nih?!
"Ri-Rin-chan, kau serius?" tanyaku agak ragu-ragu.
Dia langsung membalikkan badannya, dan menatapku dengan serius. Wajahnya merah padam.
"Atashi wa Rinto ga suki!" kata Rin lagi.
'GLEK'
Apa yang harus kulakukan?
Dia...SERIUS!
TO BE CONTINUED
Yooooo... minna! chap 1 sampe segitu dulu aja ya... (tadinya sih lebih panjang, tp dipendekin .-.v)
Kali ini Rikka usahain update secepatnya deh... dan soal Fic yg lama, gomen, gomen dan GOMEN BANGET! Rikka belom lanjutin QwQ
Rin: Hoi author, sampe kapan gue harus blushing gak jelas gini?
Author: Sampai waktu memisahkan kita /eaps :D
Rinto: Kok gue gak sama Lenka aja sih?
Lenka: Ri-Rinto-kun *blush*
Author: Stop lovey dovey couple yang diatas!
Oke minna.. segini dulu bacotan dari Rikka, gomen kalo gaje'-')b
Dan... SAMBAL ABC! (Salam Abal-abal Ala Bacot Ceria)
Ripiu peliss(?), kotaknya ada di bawah tuh .-.b
