Hello ini fanfic ke-6
Pairing Shikamaru x Ino
Jangan bosen-bosen kalau baca fict karya Author yang satu ini pasti Genre-nya Romance and Pairing-nya ShikaIno.
Author Yola-ShikaIno minta maaf dulu sebelum kalian baca fict ini yaa! Maaf apabila ada typo(s) saya sudah cek apabila ada mungkin itu tidak ke cek. Gomen~!
Maaf juga kalau fict ini kayaknya OOC banget. Aku udah coba biar gak OOC.
Tanpa panjang lebar silahkan baca dan jangan lupa tinggalkan review untuk Author yang satu ini ya!
DISCLAIMER : NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
Happy Reading!
.
.
.
"SHIKAMARU! SHIKAMARU! BANGUN!" teriak seorang wanita dari dapur. Seorang pemuda berambut hitam dan dikucir menyerupai nanas lalu bangun dan langsung pergi ke kamar mandi. Selesai membersihkan tubuhnya, pemuda itu turun dan menuju meja makan.
"Cepat makan! Mumpung masih hangat!" kata wanita berambut coklat panjang—Nara Yoshino.
"Hn." Jawab pemuda berambut nanas—Nara Shikamaru. Keluarga kecil itu lalu makan bersama. Selesai makan, Yoshino lalu mencuci piring kotor yang tadi di pakainya.
"Shikamaru, kau tidak ada misi hari ini?" tanya Yoshino pada putra tunggalnya.
"Tidak." Jawab Shikamaru singkat.
"Hm.. bisa kau bawakan makanan itu untuk Ino-chan?" pinta Yoshino pada putera-nya. Shikamaru hanya tersenyum tipis sambil mengambil makanan yang sudah disiapkan Kaachan-nya itu di atas meja.
"Ittekimasu!" kata Shikamaru sambil keluar dari kediamannya.
.
.
.
Shikamaru's POV
Aku berjalan melewati beberapa rumah yang rusak akibat perang shinobi ke-4 itu. Untung saja rumahku dalam keadaan baik-baik saja, sehingga aku tidak perlu melakukan hal yang merepotkan. Aku lalu sampai di sebuah toko bunga. Yamanaka's florist. Tempat yang sangat berkesan untukku. Di tempat ini aku dan rekan setim-ku selalu saja bermain di sini.
Aku lalu mengetuk pintu kayu itu. Satu kali, dua kali, tiga kali, tidak ada jawaban. Aku memberanikan diri untuk segera masuk ke toko sekaligus rumah dari clan Yamanaka itu. Biasanya setiap kali aku masuk ke toko ini, toko ini selalu ramai dengan banyaknya pembeli. Sering kali aku membantu rekan setimku ini. Karena di sini tidak ada, aku lalu pergi ke lantai dua.
Sesampainya di lantai dua aku mengetuk pintu kayu kedua. Satu kali, dua kali, tiga kali, tidak ada jawaban. Dengan terpaksa aku membuka pintu kayu itu. Aku masuk ke kamar yang berbalut warna ungu itu. Wangi bermacam-macam bunga, hal ini yang membuatku senang bila memasuki kamar yang satu ini. Aku kembali ke tujuan awal, mencari rekan se-timku dulu. Karena tidak ada di kamarnya aku mencari ke seluruh sudut ruangan tapi tetap saja tidak ada. Aku lalu kembali ke kamarnya untuk mengambil makanan yang tadi dititipkan Kaachan.
Ketika aku mengambil makanan itu aku menemukan sebuah foto yang dibingkai terletak di atas laci. Aku ambil foto ini. Foto tim 10. Dalam foto itu terdapat 3 orang laki-laki dengan 1 perempuan, salah satu dari laki-laki itu lebih tua di banding mereka bertiga. Mereka semua tersenyum tipis dalam foto itu. Namun kegembiraan masih dapat terpancar dari ekspresi setiap muka yang berada di dalam foto ini. Tapi tetap saja wajah malasku masih terlihat jelas di foto itu.
End of Shikamaru's POV
.
.
.
Normal's POV
Shikamaru sedang melihat foto tim 10 itu dikagetkan oleh seorang perempuan yang menyentuh pundaknya. Shikamaru lalu langsung berbalik untuk melihat siapa yang menyentuh pundaknya.
"Ino?"
"Ya ini aku. Sedang apa kau berada di kamarku?" tanya seorang gadis berambut pirang yang diikat ponytail—Yamanaka Ino.
"Aku hanya mengantarkan makanan dari Kaachan." Jawab Shikamaru sambil berbaring di atas tempat tidur milik Ino. Ino lalu mengambil makanan yang berada di atas lacinya lalu menaruhnya di dapur. Setelah itu Ino kembali lagi ke kamarnya dan duduk di atas kursi yang menghadap dengan jendela yang cukup besar. Perlahan Ino mulai meneteskan air mata. Shikamaru yang melihat Ino meneteskan air mata langsung bangun dan pergi menghampiri Ino dan mengelus kepalanya lembut.
"Sudah jangan menangis lagi! Aku yakin Touchan baik-baik saja!" kata Shikamaru. Ino hanya membalas kata-kata Shikamaru dengan senyum tipis.
"Tentu saja Touchan baik-baik saja kan ada Paman Shikaku yang menemani Touchan." Kata Ino pada Shikamaru. Shikamaru lalu kembali lagi membaringkan tubuhnya di atas kasur milik Ino. "Shika, sebelum aku pulang apa saja yang kau lakukan di kamarku?" tanya Ino.
"Hanya melihat foto Tim 10 dan mencarimu." Jawab Shikamaru.
"Tim 10 ya? Hmm... aku jadi ingat ketika pembagian tim waktu akademi." Kata Ino.
"Hn." Jawab Shikamaru singkat.
"Aku kira aku adalah orang yang paling sial karena satu tim dengan si super pemalas dan juga si tukang makan serta sensei yang suka merokok. Tapi, aku salah setim dengan mereka sangat menyenangkan. Perbedaan yang membuat kita bersatu. Ya tidak Shikamaru?" tanya Ino. Shikamaru hanya menjawab Ino dengan anggukan pelan.
"Aku juga ingat waktu ujian chunin kau melawan Temari. Kau menyerah hanya karena lawanmu adalah seorang wanita."
"Hn." Jawab Shikamaru singkat. 'Dan saat itu kau memberiku semangat Ino-chan' kata Shikamaru dalam hatinya.
"Tapi aku senang saat aku bertarung melawan Sakura-chan. Kau tahu mengapa?" tanya Ino. Shikamaru hanya menggeleng pelan.
"Ketika aku jatuh dan pingsan, kau dan Chouji mengkhawatirkanku. Aku jadi merasa tersanjung ternyata aku sepenting itu bagi kalian, aku pikir kalian tidak pernah memedulikanku." Kata Ino sambil tersenyum senang.
"mendokusai~!" jawab Shikamaru singkat. Ino yang dari tadi bercerita hanya direspon singkat lalu memutuskan untuk meninggalkan Shikamaru di kamarnya. Ketika Ino memegang gagang pintu, Shikamaru memanggilnya.
"Ino!" panggil Shikamaru.
"Apa?" tanya Ino malas.
"Aku ingin bertanya padamu." Kata Shikamaru.
"Tanyakan saja sekarang!" jawab Ino.
"Duduk dulu!" kata Shikamaru. Ino lalu duduk di samping Shikamaru. Ino dan Shikamaru sama-sama duduk di atas kasur milik Ino. Ino sudah mengatur tempat duduknya agar nyaman, sementara itu Shikamaru mulai mengatur napasnya.
"Kau mau tanya apa?" tanya Ino yang sudah penasaran.
"Hmm tidak jadi." Jawab Shikamaru. Ino langsung memukul lengan Shikamaru pelan. Shikamaru hanya tersenyum tipis mendapat perlakuan itu dari Ino.
"Haha.. sebenarnya itu tidak lucu tapi melihat ekspresimu membuat aku bisa tertawa, apa karena aku sudah lama tidak berbicara banyak denganmu." Kata Ino. Shikamaru yang mendengar kata-kata Ino langsung diam. Sementara itu Ino pergi dan duduk di kursi dekat jendela kamarnya itu.
"Sejak kau ditugaskan terus bersama Temari. Kau hampir tidak ada waktu untukku hmm maksudku tidak ada waktu untuk Chouji, aku, dan Asuma-sensei. Entah mengapa terkadang aku kesal melihatmu selalu meluangkan waktumu untuk Temari. Mungkin bukan hanya aku yang kesal Chouji juga mulai sedikit kesal denganmu. " Kata Ino bercerita panjang lebar.
"..." Shikamaru hanya menutup matanya dan mulai tertidur di atas kasur Ino.
"Kau itu pasti kemari hanya ingin numpang tidur kan, Shikamaru?" tanya Ino yang mulai kesal pada Shikamaru. Ino lalu berjalan dan duduk di samping Shikamaru. Ino lalu menatap wajah Shikamaru dan memberikan senyum manisnya.
"Aku kadang berpikir apakah kau lebih mementingkan Temari dibanding sahabat-sahabatmu? Hubunganmu dengan Chouji juga sudah mulai merenggang akibat Temari. Tapi aku tidak bermaksud menyalahkan Temari. Mungkin aku hanya kesal padanya karena dia telah merebutmu dari Tim 10." Kata Ino. Ino lalu keluar dari kamarnya untuk makan makanan dari Yoshino dan meninggalkan Shikamaru di kamarnya.
"Apa iya aku melupakan Tim 10?" tanya Shikamaru pada dirinya sendiri. Shikamaru lalu mencoba melanjutkan tidurnya tapi Shikamaru selalu memikirkan Tim 10 dan juga sikapnya. Shikamaru lalu duduk di kursi dekat jendela di kamar Ino lalu menatap langit biru kesukaannya.
"Shikamaru? Kau sudah bangun? Biasanya kau tidur lama sekali." Kata Ino mengagetkan Shikamaru yang sedang asyik memandang langit.
"Aku ingin bertanya." Kata Shikamaru tiba-tiba.
"Jangan mengerjaiku lagi ya?" kata Ino diselingi senyum manisnya.
"Apa aku tidak layak disebut anggota tim 10?" tanya Shikamaru. Ino hanya bingung menatap Shikamaru. Ino lalu menghampiri Shikamaru dan membuka jendela kamarnya.
"Rupanya kau mendengar kata-kataku barusan ya?" tanya Ino sambil melihat langit yang berwarna biru seperti matanya itu.
". . . . ."
"Aku tidak bilang kau tidak layak menjadi anggota Tim 10, aku hanya bilang kau jarang sekali meluangkan waktumu untuk anggota tim 10 lainnya." Jawab Ino sambil tersenyum melihat langit. Angin berhembus dan menyentuh kulit putih susu milik Ino.
"Bagaimana caraku untuk menebusnya?" tanya Shikamaru pada Ino.
"Aku juga tidak tahu. Kau saja yang cerdas tidak tahu." Jawab Ino ringan.
"Bagaimana kalau aku menggantinya dengan waktu senggangku?" tanya Shikamaru.
"Sudahlah Shikamaru lupakan saja kata-kataku tadi. Aku hanya memikirkan masa laluku saja. Lebih baik sekarang kau pergi dan bantu warga Konohagakure mendirikan rumah yang rusak." Jawab Ino sambil berbalik menatap mata Shikamaru.
"Aku tidak enak pada kalian semua." Kata Shikamaru singkat. Ino hanya menjatuhkan tubuhnya di atas kasurnya. "Bagaimana kalau kita makan ke kedai Yakini-Q ?" usul Shikamaru pada Ino. Ino lalu duduk di atas kasurnya.
"Kita? Tim 10 maksudmu?" tanya Ino.
"Hn."
"Kau lupa ya? Kita ini hanya mantan Tim 10. Tim 10 itu hanya pada saat kita di akademi." Jawab Ino.
"Tapi tetap saja kita masih sering menamai kita Tim 10." kata Shikamaru.
"Sudahlah Shikamaru sudah terlambat. Hari kau benar-benar keluar dari sifat aslimu. Mana kau yang ? Yang selalu menganggapku merepotkan dan hanya mengucapkan sepatah dua kata?" tanya Ino pada Shikamaru.
"Sesekali saja tak apa." Jawab Shikamaru singkat.
"Aku tidak ingin mengganggu tugasmu, Shikamaru. Kau ingat dulu kita pernah merencanakan makan siang di kedai Yakini-Q bersama Asuma-sensei dan Chouji? Hanya kau yang tidak datang karena harus menjalankan tugasmu bersama Temari. Kami mengerti akan kondisimu, jadi kami hanya makan bertiga tanpamu." Jawab Ino.
"Seburuk itukah aku?" tanya Shikamaru.
"Hei itu tidak buruk! Kami semua bangga padamu karena kau diberikan tugas Tsunade-sama dan kau menjalankannya dengan penuh tanggung jawab." Kata Ino menghibur Shikamaru. "Shikamaru aku tidak suka sikapmu yang seperti ini. Aku lebih senang kau yang dulu, waktu kita masih di akademi. Kau hanya menggumamkan kata 'mendokusai'-mu dan mengataiku cerewet atau perempuan merepotkan." Kata Ino.
"mendokusai." Jawab Shikamaru pada Ino. Ino langsung tersenyum pada Shikamaru.
"Shika-kun, apakah kau tidak ingin pergi ke pemakaman?" tanya Ino.
"Kau ingin? Ayo!" kata Shikamaru. Shikamaru dan Ino pun lalu meninggalkan kediaman Yamanaka lalu pergi menuju pemakaman Touchan-touchan mereka.
.
.
.
Dalam perjalanan ke pemakaman mereka bertemu dengan Sakura.
"Sakura-chan!" panggil Ino. Sakura lalu menghampiri Ino dan Shikamaru.
"Kau ingin ke mana?" tanya Sakura.
"Ke pemakaman. Kau sendiri?" tanya Ino.
"Aku mau menemui Sasuke-kun dan Naruto-kun, ada reuni tim 7 Kakashi-sensei juga ikut. Ya sudah Ja ne~" Kata Sakura sambil meninggalkan Shikamaru dan Ino. Shikamaru dan Ino lalu melanjutkan perjalanan ke pemakaman.
"Tim 7 memang hebat. Pembimbingnya Kakashi-sensei dan Yamato-sensei. Anggotanya juga ada Naruto yang adalah kandidat Hokage, Sasuke yang sepertinya akan diangkat menjadi ANBU, Sai yang pintar melukis dan dapat melindungi desa, dan Sakura yang ahli medis. Mereka selalu berkumpul, bahkan Aku tahu kalau Sakura sebenarnya banyak sekali tugas. Andaikan Tim 10 bisa seperti Tim 7 pasti menyenangkan." Kata Ino panjang lebar. Selesai berbicara panjang lebar Ino langsung menghadap ke arah Shikamaru. Ino melihat Shikamaru yang hanya melihat ke atas lebih tepatnya melihat langit.
"Aku tidak bermaksud untuk membandingkan Tim 7 dan Tim 10 kok!" kata Ino yang sadar kata-katanya tadi membuat Shikamaru merasa bersalah.
"Hn. Di mana Chouji?" tanya Shikamaru dengan muka malasnya pada Ino tiba-tiba. Ino lega karena Shikamaru tidak marah padanya atas kata-katanya tadi.
"Bukannya dia pergi ke Sunagakure." Jawab Ino
"Untuk apa? Mengapa dia tidak memberitahukanku?" tanya Shikamaru.
"Tsunade-sama menyuruh Chouji mengantarkan barang penting Temari yang tertinggal."
"Ke Sunagakure? Tumben Chouji yang ke sana." Kata Shikamaru.
"Kau ingin pergi ke Sunagakure?" tanya Ino.
"Tidak. Hanya aneh dengan Tsunade-sama yang menyuruhnya ke Sunagakure." Jawab Shikamaru.
"Mungkin Tsunade-sama merasa kalau kau sedang berkabung jadi tidak mungkin menyuruhmu pergi ke Sunagakure." Jawab Ino.
"Mendokusai." Jawab Shikamaru singkat. Tanpa terasa mereka sudah sampai ke pemakaman mereka sama-sama berdoa untuk Asuma, Shikaku, dan Inoichi. Makam yang terakhir di datangi oleh Shikamaru dan Ino adalah makam Yamanaka Inoichi. Ino dan Shikamaru berdoa untuk Inoichi. Selesai berdoa, Ino meneteskan air matanya untuk kedua kalinya pada hari itu.
"Touchan, aku bahkan belum bisa membuat Touchan bangga. Kenapa Touchan pergi secepat ini?" tanya Ino sambil diselingi isak tangisnya. Shikamaru lalu mengelus punggung Ino perlahan. Ino lalu meletakkan kepalanya di pundak Shikamaru, sementara Shikamaru memegang pundak Ino pelan.
"Sudah selesai? Ayo sekarang kita pulang!" ajak Shikamaru pada Ino. Ino lalu mengangguk dan berdiri. Shikamaru dan Ino lalu pergi dari pemakaman itu. Sebelum pulang, Shikamaru dan Ino mampir ke kedai Yakiniku-Q dulu untuk membeli makanan.
.
.
.
Sesampainya di kedai Yakiniku-Q, Shikamaru dan Ino lalu duduk di tempat favoritnya bila makan di kedai itu. Ino yang sudah mulai tersenyum kembali hanya mengingat kenangan-kenangannya.
"Oh iya kau ingat tidak waktu kita sedang makan di sini tapi Chouji tidak ikut makan karena dia sedang marah. Kalau tidak salah Chouji marah karena banyak orang yang meledeknya gendut. Tapi Asuma-sensei menggoda Chouji dan membuat Chouji membatalkan niatnya?" tanya Ino panjang lebar.
"Memangnya Chouji pernah melakukan itu ya?" tanya Shikamaru.
Ino hanya mencoba mengingat-ingat kembali masa lalunya. "Ahh iya aku lupa! Saat itu kau sedang ada di Sunagakure. Jadi hanya aku, Chouji, dan Asuma-sensei." Kata Ino. "Shikamaru yang ini pasti kau ingat, waktu kita sedang merayakan ulang tahun Asuma-sensei, Kurenai-sensei dan Tim 8 memberikan berbagai jenis makanan yang tadinya dipersiapkan untuk Asuma-sensei, malah Chouji yang makan! Haha benar-benar Chouji masalah makanan paling hebat ya!" kata Ino. "Ya yang itu adalah ulang tahun terakhir Asuma-sensei." Kata Ino menambahkan.
"Di hari terakhir ulang tahunnya pun aku tidak datang." Kata Shikamaru. Ino yang merasa telah membuat kekacauan lalu segera mengajak Shikamaru pergi dari kedai Yakiniku-Q tentunya setelah mendapatkan pesanannya. Shikamaru dan Ino lalu pergi ke bukit tempat mereka bermain dulu. Ino mendahului Shikamaru untuk duduk di atas rumput hijau yang ditiup angin itu.
"Dulu bukit ini penuh dengan bunga dan banyak sekali kupu-kupu. Tapi, sekarang semuanya telah hancur karena perang itu." Kata Ino pada Shikamaru. Shikamaru hanya berbaring dan memejamkan matanya perlahan.
"Tapi sepertinya hari ini adalah hari yang menyenangkan." Kata Ino sambil memegang kedua lututnya dan melihat birunya langit.
"..." tidak ada respon dari Shikamaru.
"Aku memang kehilangan kedua sosok Touchan-ku tapi, di sampingku masih banyak sahabat-sahabatku." Kata Ino.
"..." Shikamaru yang memejamkan matanya sebenarnya belum tertidur. Dia hanya memejamkan matanya.
"Sudah lama kita tidak berbicara seperti ini ya, Shikamaru?" kata Ino sambil berbalik ke arah Shikamaru. "Kau itu memang setiap ada kesempatan selalu saja menggunakannya untuk tidur." Kata Ino sedikit nada kesal.
Ino lalu mengikuti Shikamaru untuk berbaring di atas hijaunya rumput yang masih kecil-kecil itu. Ino berbaring di sebelah kanan Shikamaru sambil menggunakan kedua tangannya sebagai pengganti bantalnya.
"Sudah berapa lama ya kita tidak ngobrol seperti ini, Shikamaru? Rasanya memang sudah jarang sekali kita ngobrol seperti ini." Tanya Ino. Meskipun Ino tahu pasti Shikamaru tidak akan menjawab pertanyaanya.
"Memang kau dan pria lainnya berbeda." Kata Ino. Shikamaru yang tidak tidur itu hanya penasaran dengan kelanjutan kata-kata Ino.
"Bila aku bersama Sasuke dia tidak pernah bersama Sai pasti selalu ada kata buku, buku, buku, dan buku. Bersama Chouji diperhatikan tapi dia lebih peduli dengan makanannya. Apalagi Kiba dia selalu membawa Akamaru, dia yang menaiki Akamaru dan aku jalan. Tapi, berbeda denganmu entah mengapa aku tidak bosan mendengar kata 'mendokusai'-mu." Kata Ino. Shikamaru yang mendengar kata-kata Ino hanya tersenyum tipis bahkan sampai tidak dapat dilihat dengan jarak dekat.
"Tapi sepertinya kau lebih nyaman dengan Temari ya? Setiap kali Temari berbicara denganmu pasti kau selalu meresponnya. Berbeda denganku, kau malah membuatku bercerita sendiri. Temari memang sudah mengubah hidupmu ya, Nara Shikamaru?" tanya Ino. Shikamaru tidak merespon kata-kata Ino.
"Meskipun kau jarang sekali merespon kata-kataku seperti sekarang, tapi aku senang karena kau menyempatkan waktumu untukku. Doumo Arigatou Gozaimasu, Shika-kun!" kata Ino.
"Dou itashimashite, Ino-chan!" jawab Shikamaru tiba-tiba.
"Oh jadi dari tadi kau hanya mendengarkan kata-kataku saja ya?" tanya Ino kaget.
"Mendokusai~!" jawab Shikamaru.
"Huh menyebalkan." Kata Ino pada Shikamaru.
"Tapi kau tidak bosan mendengarkan kata 'mendokusai'-ku kan?" tanya Shikamaru usil.
"Ya terserah kau sajalah Nara Shikamaru."
"..."
"Oh iya sampai sekarang aku masih penasaran apa isi kotak kayu di rak kiri lemari di rumahmu?" tanya Ino.
"Kotak kayu?" tanya Shikamaru balik pada Ino.
"Kau itu pikun atau apa sih? Sebelum Paman Shikaku dan Touchan pergi meninggalkan kita, Paman Shikaku kan menyuruhmu untuk menemukannya sebelum Bibi Yoshino tahu, ingat?" tanya Ino.
"Hn ya." Jawab Shikamaru singkat.
"Apa isinya? Memang aku bukan anggota keluargamu tapi aku ingin tahu isinya."
"Yakin kau ingin tahu?" tanya Shikamaru menggoda Ino.
"Tuh kan sejak kau bertemu dengan Temari kau terkadang suka keluar dari sikap aslimu." Kata Ino kesal.
"Hanya beberapa kertas." Jawab Shikamaru.
"Apa tulisannya? Tidak mungkin isinya hanya beberapa kertas kosong." Tanya Ino pada Shikamaru.
"Lebih baik kau ke rumahku sekarang. Ayo!" ajak Shikamaru.
"Makanannya bagaimana? Aku harus mengantarnya untuk Kiba." Kata Ino.
"Kiba? Kau dan Kiba jadian?" tanya Shikamaru.
Ino hanya tersenyum manis kepada Shikamaru. Ino lalu memberikan makanan dari kedai Yakiniku-Q kepada Shikamaru. "Sebaiknya kau antarkan aku dulu ke Konoha Hospital dan temani aku menemui Kiba." Kata Ino. Shikamaru dan Ino lalu berjalan dan pergi menuju Konoha Hospital.
.
.
.
Sesampainya di Konoha Hospital, Ino dan Shikamaru melihat Kiba dan Akamaru berada di pintu gerbang Konoha Hospital. Kiba dan Akamaru lalu menghampiri Shikamaru dan Ino. Kiba langsung mengambil makanan yang dibawa oleh Shikamaru.
"Arigatou Ino-chan!" kata Kiba sambil berjalan menghampiri Ino dan mendekati Ino. Sangat dekat. Ino pun dapat merasakan hembusan napas Kiba di lehernya.
"Tidak usah memperlihatkanku tentang hubungan kalian." Kata Shikamaru menyela. Ino dan Kiba sama-sama tertawa yang nyaris bersamaan.
"Tadi aku melihat semut di leher Ino, jadi aku meniupnya. Tenang saja aku tidak akan merebut Ino darimu Shikamaru!" kata Kiba. Ino hanya tersenyum manis kepada Shikamaru.
"Oh ya titipkan salamku untuk sensei ya!" kata Ino sebelum Kiba pergi dengan Akamaru. Shikamaru hanya bisa menatap Ino aneh. Shikamaru dan Ino langsung pergi menuju rumah Shikamaru.
"Aku dan Kiba tidak jadian kok. Kiba hanya menyuruhku membelikan makanan favorit Asuma-sensei di kedai Yakiniku-Q karena Kurenai-sensei lagi ingin makan itu. Karena Kiba gak tahu makanan favorit Asuma-sensei makanya dia menyuruhku membelikannya." Kata Ino.
"Kenapa Kurenai-sensei tidak minta bantuanku?" tanya Shikamaru.
"Kiba tadi sempat bilang kepadaku kalau Kurenai-sensei minta jangan minta tolong padamu, karena Kurenai-sensei tidak mau mengganggumu. Tugasmu kan banyak." Kata Ino.
"Mengapa semua orang menganggapku super sibuk?" tanya Shikamaru pada Ino. Ino hanya tersenyum singkat pada Shikamaru.
"Jawaban jujur ya, sebenarnya kau itu sudah seperti bukan orang Konohagakure lagi, lebih tepatnya seperti orang Sunagakure. Bayangkan setahun saja kau lebih banyak menghabiskan waktumu di Sunagakure. Mungkin itu yang membuat mereka bahkan juga aku menganggapmu pria super sibuk." Jawab Ino. Shikamaru hanya mencerna perkataan Ino sambil menghitung waktu-waktunya di Konohagakure.
.
.
.
Sesampainya di rumah Shikamaru, Ino dan Shikamaru langsung masuk ke dalam rumah yang masih tergolong tradisional itu. "Tadaima~!" Shikamaru dan Ino yang nyaris bersamaan. Shikamaru dan Ino langsung pergi ke kamar Shikamaru yang berada di lantai atas.
"Shika, Bibi Yoshino ke mana?" tanya Ino.
"Entahlah, mungkin pergi ke pemakaman Touchan." Jawab Shikamaru. Shikamaru dan Ino lalu menaiki anak tangga satu persatu.
"Di tangga ini aku sering jatuh waktu aku berumur 5 tahun." Kata Ino mengagetkan Shikamaru. Shikamaru yang sudah sampai di kamarnya mencari kotak kayu peninggalan Touchan-nya itu. Sementara itu, Ino langsung duduk di atas kasur milik Shikamaru.
"Aku masih ingat saat kita bertiga masih berumur 3 tahun. Kita dan Chouji bermain keluarga-keluargaan, aku jadi Kaachan-nya, kamu jadi Touchan-nya, dan Chouji jadi anaknya. Haha benar-benar lucu!" kata Ino. Shikamaru tidak memperhatikan Ino, Shikamaru hanya sibuk mencari kotak kayu peninggalan Touchan-nya. Karena sudah 1 jam tidak ketemu, Ino membantu Shikamaru mencari kotak kayu itu di setiap sudut kamar Shikamaru. Ino lalu mencari di bawah kasur milik Shikamaru, Ino menemukan sebuah kotak kayu. Tanpa pikir panjang Ino langsung membuka kotak kayu itu.
"Oh jadi isinya ini, kenapa tidak bilang dari tadi? Katanya isinya beberapa kertas? Ini itu isinya beberapa foto." tanya Ino pada Shikamaru. Shikamaru langsung menuju tempat Ino menemukan kotak kayu itu. "Hanya foto-foto kita waktu masih kecil. Hmm.. tapi seingatku dulu di sini ada foto Chouji." Kata Ino sambil menunjuk tempat seharusnya Chouji berada.
"mendokusai." Jawab Shikamaru singkat.
"Nih aku kembalikan, yang penting aku sudah lihat semuanya." Kata Ino sambil mengembalikan kotak kayu itu kepada Shikamaru. Shikamaru lalu mengambil kotak kayu itu dari Ino dan membawa kotak kayu itu pergi keluar dari kamarnya, Ino lalu mengikuti Shikamaru dari belakang.
Shikamaru sedang berbaring di atas lantai sambil mendengarkan suara air di kolam milik keluarga clan Nara itu. Ino lalu duduk di samping Shikamaru.
"Shikamaru, untuk apa kau membawa kotak kayu itu ke sini?" tanya Ino. Shikamaru tidak menjawab kata-kata Ino, seperti biasa dia hanya menutup matanya dan menikmati hembusan angin yang menyentuh kulitnya.
"Kau pasti berpura-pura tidur kan, Shikamaru?" tanya Ino. Shikamaru tidak menjawab kata-kata Ino.
"Shikamaru, dulu waktu kau sedang bertugas di Sunagakure, anggota Tim 10 lainnya mendapatkan misi untuk pergi ke Otogakure. Haha memang lucu padahal kita sudah bukan di akademi lagi tapi kita senang menamai kita Tim 10. Karena pada misi itu membutuhkan 4 orang, jadi Tsunade-sama menyuruh Sai untuk bergabung menggantikan posisimu." Kata Ino.
"..." Shikamaru diam, tapi lebih tepatnya merenungkan kata-kata Ino. 'Sepertinya sudah banyak hal yang dilakukan Tim 10 tanpa aku.' Kata Shikamaru dalam hati.
.
.
.
.
.
(~'o')~ TO BE CONTINUED ~('o'~)
.
.
.
Fict yang tadinya direncanakan cuma one shoot malah jadi berkelanjutan begini. Ya sudahlah yang penting chapter 1 sudah beres.
Pusing sama alurnya? Makanya liat kelanjutannya okayy!
Suka gak sama fict ini?
Kurang Romantis?
Gak ada Friendship-nya?
Silahkan keluarin semua uneg-uneg dari fict ini lewat REVIEW
Silahkan me-REVIEW
