Kuchiki Naruto

.

Summary: Bagaimana jika, saat Minato memakai Hiraishin untuk menyelamatkan Naruto saat Naruto baru lahir dari Tobi, karena tubuh Naruto masih terlalu kecil, secara tidak sengaja Nyawanya dan Tubuhnya terpisah. Tubuhnya, muncul bersama Minato. Tetapi nyawanya, secara tidak sengaja lompat ke lubang dimensi lain, dan berakhir di Soul Society, terlebih lagi, berakhir di Kuchiki Manor dimana Kuchiki Byakuya dan Kuchiki Hisana sedang mendiskusikan Hisana, yang karena penyakitnya, tidak bisa mempunyai anak. Cold!Naruto, Smart and Powerful!Naruto.

.

Chapter 1: Naruto?


"We're all like fireworks. We climb, shine, and always go our separate ways and became further apart. But, even that time comes, let's not dissapear like fireworks, and let's continue to shine… forever."

~ Hitsugaya Toushiro


-Kuchiki Manor-

Seorang pria, berambut hitam panjang sebahu, memakai seragam Shinigami biasa, yaitu Shihakusho berwarna hitam. Haori putih yang ia pakai, menandai bahwa ia seorang kapten Gotei 13. Sebuah Kenseikan, terpampang di kepalanya. Ia juga memakai syal putih yang terbuat dari ginpaku kazahana no uzuginu, pertanda ia berasal dari salah satu dari 4 Klan Nobel yang berada di Seireitei, yaitu klan Kuchiki.

Di depannya, seorang wanita berambut raven panjang dan mata violet memandang sedih ke arahnya. Ia memakai Shihakusho berwarna putih, pertanda ia bukan Shinigami.

"Byakuya-kun, maafkan aku…" Ucap Hisana, wanita itu dengan sedih kepada pria bernama Byakuya. Beberapa bulan ini, Hisana mendapat penyakit langka. Mereka mengira bahwa sakit itu hanya batuk biasa, sampai mereka akhirnya mengkonsultasi pada Unohana Retsu, kapten dari Divisi 4 yang spesialis dalam medis.

Unohana berkata, bahwa Hisana mempunyai penyakit yang sangat baru, dan ia tidak mempunyai bahan untuk mengobatinya, dan berjanji untuk mencari penyembuh untuk penyakit Hisana. Tetapi, bukan berita itu yang membuat hati mereka berdua patah.

Berita buruk lainnya adalah, karena penyakit ini juga membuat Hisana tidak bisa mengandung anak, membuat mereka berdua shock. Sejak mereka berdua menikah, mereka selalu membayangkan bagaimana rasanya mempunyai anak. Mengajarkan anak mereka sesuatu, dan melihat anak mereka menjadi Shinigami yang berbakat, dan melampaui mereka.

Juga, sebagai Ketua dari 4 Klan Nobel di Seireitei, Kuchiki Byakuya harus mempunyai anak, untuk mewariskan Klan Kuchiki ketika Byakuya meninggal, atau saat sang anak sudah siap untuk memimpin klan Kuchiki. Jika Byakuya memberikan berita tentang bagaimana ia tidak bisa mempunyai anak pada para Elder, tentu saja Byakuya sudah menduga mereka akan sangat marah, dan memutuskan tradisi, dan memberi kepimpinan pada orang lain yang tidak inkopeten.

Byakuya menghela nafasnya entah untuk yang keberapa kalinya. Saat ia kecil, jika ada yang berkata ia ingin anak, ia akan mendeath glare mereka sampai mereka ketakutan. Tetapi sekarang, ia sangat depresi untuk mempunyai anak.

"Hisana, tidak apa. Ini bukan salahmu. Andaikan saja aku sadar bahwa kau mempunyai penyakit, mungkin saja aku bisa mengantisipasi ini…" Balas Byakuya, berusaha menenangkan istrinya.

Tetapi istrinya, tentu saja tidak tenang. Hisana merasa sangat bersalah pada Byakuya. Ia selalu merasa bahwa ialah yang membuat hidup Byakuya berat. Byakuya, dipandang dengan jelek oleh para elder karena ia tidak menikahi wanita nobel. Dan sekarang, mungkin reputasi Byakuya akan jatuh lagi karena ia tidak bisa mempunyai anak. Hisana menyalahkan dirinya.

Seharusnya, Hisana, waktu mereka bertemu, tidak tumbuh lengket padanya. Seharusnya, jika Byakuya meminta hubungan mereka dari teman ke tunangan, seharusnya ia tolak karena ia tahu Byakuya adalah pria nobel, sedangkan ia bukan siapa-siapa. Ia sudah tahu bahwa hubungan mereka tidak akan berjalan lancar, tetapi, Byakuya adalah seseorang yang keras kepala, dan meyakinkan Hisana bahwa hubungan mereka baik-baik saja.

Hisana memeluk Byakuya, dan menangis dalam pelukannya. Tetapi, Byakuya sudah menempati hatinya. Ia terlalu mencintai Byakuya, untuk meninggalkannya. Andaikan saja, ia adalah anak dari sebuah klan Nobel. Shihouin, Shiba, atau klan lainnya. Dan andaikan saja, ia tidak mempunai penyakit ini yang membuat semua ini.

"Bya-kun, maafkan aku." Ucap dia yang sudah berkali-kali.

Byakuya menatap sedih kearah istrinya yang ada di pelukannya. Ia sangat mencintai Hisana. Hisana hanyalah satu-satunya orang yang bisa membuatnya tersenyum, seberat apapun hari-harinya. Byakuya tumbuh besar dengan aturan strik klan Kuchiki, dan ayahnya, Sojun Kuchiki yang mentutornya dengan keras. Ia tumbuh besar tanpa seorang ibu, karena, menurut cerita ayahnya, ibunya meninggal saat melahirkannya.

"Hisana, sudahlah, tidak apa-apa." Byakuya menenangkan istrinya, tetapi, istrinya tetap menangis di pelukannya. Ia mengusap punggung istrinya dan berusaha menenangkannya, tetapi, masih tidak berhasil.


-Hidden Cave-

Disebuah goa, yang dijaga oleh beberapa ANBU Spesialis, terlihat beberapa individual. Disana ada beberapa dokter, seorang Hokage, dan istrinya yang sedang melahirkan. Setelah beberapa menit, Uzumaki Kushina, istri dari Yondaime Hokage, Namikaze Minato, melahirkan sebuah bayi yang sehat.

Minato menggendong bayi itu dengan pandangan kasih sayang setelah diberi selimut oleh sang suster. Di selimut itu, terlihat nama 'Naruto'

"Naruto… Namikaze Naruto… Hai Naruto, ini ayahmu!" Ucapnya, bermain-main dengan dengan anaknya, yang sedang menangis. Anak itu mempunyai mata warna biru langit yang sama seperti Minato, membuat Minato tersenyum ketika melihat anaknya.

"Minato-kun… Mana… Naruto? Aku ingin memeluknya.." Pinta sang istri, yang seluruh badannya berkeringat karena susahnya melahirkan.

Tetapi, sebelum Minato sempat memberikan Naruto pada Kushina, ada sebuah blur yang mengambil Naruto, dan kemudian menghilang lagi.

Minato melebarkan matanya, dan melihat ke sekelilingnya. Dimana-mana ada mayat dokter yang membantu mengurusi kelahiran Naruto. Minato juga sempat mendengar Kushina berteriak "Naruto!" Dan kemudian pandangannya teralih pada seorang figur berjubah hitam yang memakai topeng. Sebuah kunai ada di tenggorokan Naruto.

"Menjauh dari Jinchuuriki, atau anak ini akan mati." Ancam sang pria bertopeng.

Minato melebarkan matanya kaget, dan mengangkat kedua tangannya, "Ba-baiklah! Tenang, oke?" Ucap Minato yang sangat terlihat gerogi.

"Aku tenang saja daritadi, kau yang perlu tenang, Yondaime Hokage." Jawab pria itu, masih dengan nada yang dingin.

Minatopun menghadap ke arah Kushina. Kushina menatap Minato dan mengangguk, Minato tahu bahwa ia mengatakan bahwa ia, harus menyelamatkan Naruto terlebih dahulu. Minatopun perlahan menjauhi Kushina.

"Baiklah! Serahkan Naruto!" Pinta Yondaime Hokage.

Pria itu tertawa, dan kemudian melemparkan Naruto ke arah Minato. Minato menangkap Naruto, tetapi matanya melebar ketika melihat segel peledak yang ditempelkan disana. Tepat disaat kertas peledaknya meledak, Minato mengucapkan satu jurus yang pasti akan membuatnya selamat,

"Hiraishin!"

Dengan itu, jurus Space-Time Ninjutsu Yondaime Hokage yang terkenal, beraksi, menteleportasikan Minato dengan hanya meninggalkan kilat berwarna kuning.

Tetapi, tepat di tengah-tengah pelaksanaan tekhnik itu, Naruto menangis. Jurus Hiraishin adalah jurus teleportasi, yang menteleportasikan seseorang ke tempat lain. Tetapi, Naruto bukan seseorang, ia bayi yang masih lahir. Karena tubuhnya belum beradaptasi, Hiraishin hanya menteleportasikan tubuhnya. Karena itu, Naruto menangis kesakitan karena merasakan nyawanya ditarik dari tubuhnya.

Tubuh Narutopun sukses menteleportasi, tetapi nyawa Naruto, terjebak dalam suatu void, sebelum terhisap kedalam lubang dimensi lain.


-Kuchiki Manor-

Tanpa Byakuya dan Hisana sadari, sebuah lubang dimensi terbuka, dan, bayi Naruto kini terbaring di sebuah kolam ikan yang ada di Taman Manor Kuchiki.

Byakuya dan Hisana, memutuskan untuk jalan-jalan di taman manor dahulu, untuk menenangkan hati mereka. Lagipula, saat mereka masih berpacaran, mereka sering berjalan bersama, tertawa bersama, dan menceritakan kisah satu sama lain. Di taman ini juga tepat dimana Byakuya melamar Hisana.

Mereka berjalan dalam diam. Menikmati kehadiran satu sama lain. Sampai, sebuah tangisan bayi terdengar di telinga mereka.

Byakuya berhenti, dan menatap ke arah Hisana, "Hisana, apakah aku hanya berhalusinasi atau memang ada suara tangisan bayi di sekitar sini?" Tanya Byakuya dengan lembut. Byakuya yakin bahwa itu adalah halusinasi. Saking inginnya ia mempunyai anak, ia sampai berhalusinasi mendengarkan suara tangisan bayi.

Hisana menatap ke arah Byakuya, iapun juga mendengar tangisan bayi itu. Ia kira itu juga hanyalah halusinasi, tetapi, ketika Byakuya mendengarkan suara itu juga, membuat Hisana yakin bahwa ia tidak berhalusinasi. "Aku juga mendengarkannya… Apa mungkin ada anggota klan Kuchiki yang mempunyai bayi disini?" Tanya Hisana.

Byakuya terlihat berpikir terlebih dahulu, dan kemudian menggeleng. "Tidak mungkin. Anggota klan Kuchiki hanya sekitar beberapa orang. Merekapun juga sudah menikah, dan anak mereka sudah menjadi Shinigami. Para pelayan juga tidak ada yang terlihat hamil dan mempunyai bayi." Ucapnya.

Mata Hisana kemudian melebar, "Berarti, ada bayi disini! Kita harus cari bayi itu!" Seru Hisana, terlihat khawatir dengan apa yang terjadi pada sang bayi, dan mulai lari ke arah sumber suara sang bayi. Byakuya mengikuti Hisana dari belakang.

Mereka berhenti di sebuah kolam ikan. Kolam ikan itu tidak dalam, dan tidak terlalu besar juga. Mata Hisana dan Byakuya kemudian melebar kaget ketika melihat sesuatu, masih dalam selimutnya menangis.

"Oh tuhan! Bayi siapa itu?!" Seru Hisana, berlari ke arah dimana sang bayi berada. Byakuya menyusul di belakangnya. Hisana kemudian mengambil bayi itu dan kemudian menggendongnya, mencoba menenangkannya. Untung saja, selimut itu tidak terlihat terlalu basah karena bayi itu hanya ada di pinggiran kolam.

"Sshh…" Hisana mencoba menenangkan bayi itu, dan terlihat berhasil. Bayi itu malah melihat ke arah Hisana dan penasaran, lalu kemudian tertawa. Hisana tersenyum melihat ini.

Byakuya, yang melihat semuanya ini, tersenyum ketika melihat senyuman yang ada di wajah Hisana. Senyuman itu menunjukan bahwa Hisana sangat bahagia. Byakuyapun berjalan ke arah Hisana dan bayi itu, dan melihat ke arah bayi itu. Bayi itu juga kelihatannya melihat ke arah Byakuya dengan penasaran, dan tiba-tiba saja, mencoba meraih jari-jari besar Byakuya sambil tertawa. Entah kenapa, melihat ini, membuat Byakuya juga tersenyum.

"Bya-kun, bayi siapa ini? Siapa yang tega meninggalkan bayi selucu ini disini?" Tanya Hisana dengan mata khawatir.

Byakuya kemudian melihat ke arah Hisana, dan kemudian wajahnya terlihat seperti berpikir keras. "Aku tidak tahu, Hisana. Ini adalah Kuchiki Manor, yang dijaga ketat oleh beberapa anggota Klan Kuchiki dan Shinigami Gotei 13. Tidak mungkin ada orang asing yang melewati penjagaan ini, hanya demi menaruh disini." Balas Byakuya, masih mencoba berpikir.

Hisana kemudian tersenyum lembut, "Mungkin, tuhan mendengarkan kita, dan memberikan kita bayi ini, eh, Bya-kun?" Tanya Hisana.

Byakuya menaikan alisnya, "Kau tidak mungkin percaya yang seperti itukan, Hisana?" Byakuya balas tanya. Tetapi Hisana tidak menjawab, ia masih bermain dengan asik bersama bayi itu.

"Tetapi, itu adalah hal yang kelihatan paling logis, bukan?" Ucap Hisana sambil tersenyum lembut. Ia terlihat bermain dengan bahagia bersama bayi itu.

Walaupun Byakuya adalah orang yang paling logis, tetapi, ia hanya bisa mempercayai logis Hisana saja saat ini. Matanya kemudian melebar ketika ia menyadari apa yang bisa ia lakukan dengan bayi ini. Hisana, dari pandangannya terlihat cinta pada bayi ini. Ia sendiri juga cukup tertarik pada bayi ini, dan, kalau Hisana bahagia, ia juga akan bahagia.

"Hisana, bagaimana kalau kita mengadopsi bayi ini?" Byakuya menyarankan.

Mata Hisana kemudian melebar kembali. Sebelum tersenyum senang. Sangat senang, "Aku sangat senang dengan itu," Ucapnya. Tetapi, pandangan senangnya kemudian berubah menjadi pandangan khawatir, dan ia melihat ke arah Byakuya. "Tetapi, Bya-kun, kita tidak bisa mengadopsi seseorang ke Klan Kuchiki. Aku tidak ingin kau melakukan ini hanya untukku…" Lanjutnya dengan khawatir.

Byakuya tersenyum menenangkannya, "Ada sebuah ritual di klan Kuchiki, saat aku membaca sejarah klan Kuchiki di perpustakaan. Ini adalah ritual adopsi klan Kuchiki. Ritual ini membuat orang itu menjadi terkait pada klan Kuchiki, dan mempunyai darah Kuchiki dalam darahnya. Kita bisa melakukan ritual ini pada bayi itu. Dan, dengan mengorbankan darahku dan darahmu, ia akan menjadi seorang Kuchiki, dan kita menjadi orang tuanya. Ditambah lagi, ia akan mempunyai penampilan yang mirip seperti Kuchiki." Jelas Byakuya dengan senang.

Mata Hisana melebar, sebelum dihiasi dengan senyum penuh kebahagiaan, dan airmata kebahagiaan. Hilang semua pikirannya tentang tidak bisa mengandung anak. "Tetapi… Bagaimana dengan para tetua?" Tanyanya, kembali khawatir.

Byakuya terlihat berpikir terlebih dahulu, sebelum ia kembali tersenyum. "Kalau begitu, tidak perlu memberitahu para tetua. Tetapi, sayangnya kita harus melakukan ritual ini dengan bantuan dokter spesialis. Dan, hanya Unohana-taicho yang dapat kupercayakan untuk tugas itu. Dan mungkin itu akan menjadi rahasia kita bertiga."

Hisana tersenyum senang. Ia memeluk bayi itu dengan erat. Tidak ingin meninggalkannya. Bayi itu hanya tertawa lagi. Mata birunya memandang Hisana dengan sangat senang, menyangka bahwa itu adalah ibu kandungnya.

"Tetapi, Bya-kun, siapa namanya?" Tanya Hisana.

Byakuya mengedipkan matanya terkejut. Ia belum menyadari bahwa ia belum memberi bayi itu, yang sekarang adalah anaknya, sebuah nama. Ia terlihat berpikir, tetapi kemudian, matanya menangkap sebuah nama kecil yang ada di selimut bayi itu.

"Bayinya sudah mempunyai nama," Ucap Byakuya. Tetapi, Hisana hanya memandangnya dengan pandangan bingung. Byakuya tersenyum dan menunjukan ukiran 'Naruto' di selimut itu. "Namanya Naruto. Tetapi sekarang, namanya Kuchiki Naruto." Lanjut Byakuya.

Mata Hisana kemudian menangkap ukiran 'Naruto' di selimut itu. "Na..ru..to? Nama yang aneh… Tapi, mungkin nama ini pemberian dari orang tua sebenarnya. Untuk memberi honor kepada orang tua sebelumnya, namanya tidak usah kita ganti. Mulai sekarang, ia adalah Kuchiki Naruto."

Byakuya mengangguk dan tersenyum, "Sekarang, mari kita istirahat terlebih dahulu, dan bermain bersama Naruto. Kita akan menemui Unohana-taicho besok."


-4th Divission Barrack, Tomorrow Morning-

Di sebuah ruangan khusus kapten yang ada di barak Divisi 4, terlihat 3 figur.

Figur pertama, yang duduk di sebuah kursi, menghadap dua figur lainnya. Ia memakai pakaian Shinigami biasa, yang berupa Shihakusho berwarna hitam. Ditambah Haori berwarna putih yang menandakan bahwa ia seorang kapten. Ia mempunyai rambut panjang berwarna hitam.

Di depannya, ada dua figur dan sebuah bayi di tangan mereka. Mereka, seperti yang kalian tahu, bernama Kuchiki Byakuya, dan Kuchiki Hisana. Mereka berdua sudah meminta bantuan pada Unohana, dan sekarang menjelaskan semua situasinya pada Unohana.

Unohana menatap mereka dengan shock, "Jadi, kalian ingin aku ikut dalam ritual dimana sang bayi belum tentu selamat atau tidak?" Tanya Unohana dengan nada manis, walaupun sebenarnya mengeluarkan aura membunuh. Senyuman devilnya membuat keringat di wajah Byakuya.

Tetapi, Byakuya membalasnya dengan tenang, tetap menetapkan image seorang kapten, "Unohana-taicho, aku apresiasikan jika diskusi ini hanya untuk kita bertiga, dan tidak ada orang lain yang tahu kondisi ini." Ucap Byakuya dengan tenang.

Hisana tersenyum pada Unohana, "Karena itu ada anda, Unohana-taicho, untuk menjaga keselamatan Naruto-kun."

Unohana akhirnya menyerah dan tersenyum pada mereka berdua, "Baiklah, Kuchiki-taicho, aku bersedia melakukannya. Aku tau ruangan barak yang luas, dan tidak dipakai. Kita bisa memakai ruangan itu untuk ritual, dan setelah itu aku akan mengecek Naruto-kun." Ucap Unohana.

Byakuya dan Hisana terlihat senang dengan Unohana. Unohana kemudian memimpin mereka ke sebuah ruangan di dekat Ruang Kerja Kapten.

Tepat disana, Byakuya mengeluarkan sebuah tinta yang sudah ia persiapkan. Itu bukan tinta biasa, melainkan tinta yang sudah dicampur oleh darahnya dan Hisana. Ia menaruh Naruto di tengah-tengah ruangan, dan menggambar simbol-simbol di perut Naruto, dan kemudian simbol itu meluas ke lantai ruangan itu.

Setelah itu, Byakuya membesat ibu jarinya sedikit, dan menumpahkan darahnya ke perut Naruto, yang tertawa geli karena sebuah darah di perutnya. Byakuya mengisyaratkan Hisana untuk melakukan hal yang sama dengannya. Hisana melakukan hal yang sama dengan Byakuya. Ia membesat ibu jarinya, dan menumpahkan darahnya ke perut Naruto.

"Unohana-taicho, tugasmu adalah mentsabilkan Reiryoku Naruto saat ritual ini berlangsung. Ini, bisa disebut sejenis Bakudo, dan aku harus mengucapkan inkantasinya." Ucap Byakuya.

Unohana mengangguk, dan kemudian kini berada di samping Naruto, mempersiapkan tugasnya.

Byakuya kemudian mengaktifkan Sound Barrier, agar suara keras di ruangan ini tidak terdengar dari luar.

Byakuya menaruh tangannya di salah satu simbol dan mengucapkan sebuah inkantasi yang panjang. Ia kemudian berhenti sesaat, dan menggerakan tangannya, dan kemudian simbol yang dibawahnya berubah, dan ia kembali mengucapkan inkantansinya. Pada saat itu juga, sebuah cahaya putih keluar dari simbol yang ada di perut Naruto, dan Naruto teriak kesakitan.

Unohana, dengan susah payah menstabilkan Reiryoku Naruto yang kini semakin tidak stabil. Byakuya kembali mengucapkan inkantansinya, mengabaikan teriakan kesakitan Naruto yang semakin keras, dan cahay putih yang makin menghalangi pandangan Byakuya.

Pada saat akhir inkantasi, cahaya putih itu makin menerang, menghalangi pandangan Unohana, Byakuya, dan Hisana, dan kemudian terjadi ledakan kecil.

Hisana berteriak, "Naruto!" Tentu khawatir pada bayi, yang kini ia sayangi. Byakuya menatap ke arah tempat Naruto dengan pandangan khawatir juga. Selama semalam, ia sudah menyayangi Naruto. Ia sangat yakin bahwa ritual itu berakhir, tetapi, ia tetap saja masih khawatir dengan keadaan Naruto. Ia melihat Unohana juga terlempar.

Setelah cahayanya meredam, Hisana berlari ke arah Naruto. Byakuya di belakangnya, dan Unohana sudah bangun untuk melihat apa yang terjadi.

Dan, tepat di tempat Naruto berada, kini berada bayi yang sedikit berbeda dari Naruto. Pada waktu awal mereka menemukan Naruto, ia mempunyai sedikit rambut berwarna blonde, tetapi sekarang terganti dengan warna hitam. Kulit tan –nya juga sekarang lebih pucat, dan mempunyai warna yang sama seperti kulit Byakuya. Yang tidak berbeda hanyalah mata birunya yang sangat disukai oleh Hisana.

Hisana langsung mengambil Naruto dan memeluknya dengan erat, seakan tidak ada hari esok. "Sshh.." Hisana mencoba menenangkan, ketika ia mendengar Naruto menangis, "Tidak apa, Kaa-chan disini." Ucapnya lagi. Dan, entah seperti mengerti perkataan Hisana, bayi Naruto langsung berhenti menangis, dan menatap Hisana dengan mata birunya yang sangat disukai Hisana.

Byakuya ada di samping Hisana, juga melihat ke arah Naruto. Ia tersenyum, dan kemudian menggelitikan perut Naruto, membuat Naruto tertawa geli. Byakuya tersenyum bahagia. Ia sudah tidak sabar untuk mengajari Naruto sesuatu. Ia akan mengajarinya etika-etika Kuchiki, ia kemudian akan mengajarinya menjadi Shinigami, dan kemudian mengajarinya banyak hal yang lain. Ia sudah tidak sabar menanti saat-saat Naruto besar.

Sementara dari belakang, Unohana Retsu melihat semuanya dengan perasaan senang. Ia tidak menyangka orang yang sangat dingin seperti Byakuya, bisa senang seperti ini. Ia kemudian sadar bahwa Byakuya memang hanya butuh seseorang yang mencintainya. Unohana kemudian kembali mengingat tentang penyakit Hisana. Ia tahu Hisana tidak akan hidup lama lagi. Setidaknya, 8 tahun kalau bisa ia duga. Tetapi, selama itu juga ia akan berusaha mencari obat untuk menyembuhkan Hisana yang sekarang menjadi prioriti utamanya.

Ia, dengan sedih harus menginterupsi momen keluarga baru ini. "Kuchiki-taicho, Hisana-san," Panggilnya, mendapat perhatian mereka berdua. "Aku asumsikan ritualnya berjalan dengan lancar? Kalau begitu, kita harus tes DNA terlebih dahulu." Unohana menyarankan. Byakuya dan Hisana mengangguk.

Mereka bertigapun keluar ruangan, dan kembali ke ruangan kantor Unohana. Unohana mengambil darah Naruto, dan kemudian mengetes DNA-nya. Setelah beberapa menit, Unohana muncul dengan sebuah kertas di tangannya.

Ia menaruh kertas itu di meja, dan memperlihatkannya ke arah Byakuya dan Hisana dengan senang.

Name: Kuchiki Naruto

Age: 2 Days.

Relatives: Kuchiki Byakuya (father), Kuchiki Hisana (mother), Kuchiki Sojun (grandfather), Kuchiki Chiyoko (grandmother), Kuchiki Ginrei, (great-grandfather)

Status: Noble, Kuchiki Clan.

Byakuya melihat kertas itu dengan senang smabil tersenyum puas, begitupun juga dengan Hisana.

"Aku berterimakasih atas bantuan anda, Unohana-taicho. Aku berhutang budi kepada anda," Ucap Byakuya, sambil membungkuk formal.

Unohana hanya tersenyum pada Byakuya, "Tidak apa-apa, Kuchiki-taicho. Aku hanya senang menolong keluarga yang bahagia seperti anda," Balas Unohana.

Mereka berduapun berterimakasih untuk yang kedua kalinya, dan meninggalkan kantor Unohana.

Keesokan harinya, rumor telah menyebar bahwa Ketua Klan Kuchiki dan Kapten dari Divisi 6, sudah mempunyai anak, dan anak itu adalah salah satu harapan klan Kuchiki.

Beberapa bulan kemudian, Kuchiki Byakuya dan Kuchiki Hisana menegaskan bahwa rumor itu benar, dan mengumumkan Kuchiki Naruto.


-2 Years Later, Kuchiki Manor-

Selama dua tahun, hidup Kuchiki Byakuya dan Kuchiki Hisana makin bahagia karena kehadiran Naruto. Mereka sudah mengumumkan ini pada tetua klan Kuchiki, dan mereka dengan bangga menerima Naruto.

Selama 2 tahun juga, mereka mengurusi Naruto. Naruto, dengan mengejutkan ternyata tidak seperti anak bayi yang lain. Ia jarang sekali menangis di tengah malam, dan selalu pendiam. Hal yang paling senang dilakukannya adalah bermain pada ayahnya.

Mata biru Naruto juga selalu melihat sekeliling, seolah ingin tahu segalanya. Matanya menunjukan bahwa ia ingin tahu sesuatu, karena itu Hisana kadang menjelaskan sesuatu yang Naruto lihat, walaupun ia tidak tahu apakah Naruto mengerti apa tidak. Tetapi, di akhir penjelasan, Naruto selalu tersenyum senang dan mengangguk bahagia.

Mereka, baru menjalani hidup sebagai orangtua, tentu saja mengkonsultasikan hal ini pada Unohana, karena mereka takut sesuatu terjadi pada Naruto. Tetapi, Unohana berkata bahwa Naruto tidak apa-apa dan sehat.

Naruto, walaupun secara sudah berumur 2 tahun, secara fisik, ia baru beberapa bulan. Dan juga, akhir-akhir ini Hisana juga selalu memaksa Naruto mengatakan sesuatu, karena Naruto belum mengeluarkan kata-kata pertamanya. Dan tentu saja, kata-kata pertama sang bayi adalah momen bahagia orang tua.

Dan, hal inipun juga yang sedang terjadi di dalam Kuchiki Manor pada jam setengah 7 pagi.

Byakuya telah habis memakan sarapan yang disediakan oleh pelayan, dan kini meminum kopi dengan tenang. Hisana, kini sedang menyuapi Naruto. Naruto, tidak seperti bayi lainnya yang selalu makan berantakan. Ia selalu makan dengan rapi ketika disuapi oleh Hisana.

"Naruto-kun, katakan Kaa-chan. Cobalah, Kaa-chan!" Hisana berkata pada Naruto, menyemangatinya untuk mengatakan 'Kaa-chan.'

Byakuya menghela nafasnya, seberapa cintanya ia pada Hisana, ia selalu tidak mengerti tingkah Hisana yang terkadang childish. "Hisana, kau sudah menyuruh Naruto-kun mengatakan itu berkali-berkali." Protes Byakuya.

Hisana cemberut dengan lucu, "Aku hanya menyemangati Naruto-kun," Ucap Hisana. Ia kemudian tersenyum menggoda ke arah Byakuya, "Apa kau cemburu bahwa kata pertama Naruto-kun adalah Kaa-chan, dan bukan Tou-chan?" Godanya.

Byakuya menghela nafasnya lagi, "Tou-chan? Tidak, itu bukan kata-kata yang pantas untuk seorang Kuchiki. Ia akan memanggilku Tou-sama." Ucap Byakuya.

"To-cama"

Kepala Byakuya dan Hisana menatap langsung menatap ke arah Naruto dengan shock. Seolah mengerti apa yang ayahnya inginkan, Naruto langsung memanggilnya begitu.

Naruto kemudian tertawa, "To-cama! To-cama! To-cama!" Serunya berkali-berkali.

Hisana terlihat mendeath glare ke arah Byakuya, dan Byakuya hanya tersenyum puas. "Lihat? Narutopun setuju padaku." Ucap Byakuya dengan seringaian di wajahnya.

Hisana mengabaikan suaminya, dan kembali pada Naruto, "Tidak, tidak Naruto. Kaa-chan, oke? Katakan Kaa-chan." Ucap Hisana, hampir desperate.

Tetapi, Naruto terlihat mengabaikannya dan hanya terus mengatakan To-cama.

Byakuya tersenyum puas. Ia kemudian berdiri. Saatnya untuk kembali ke pekerjaannya sebagai Kapten Divisi 6. Sebelum ia pergi, ia mencium dahi Naruto, dan kemudian mengusapkan rambutnya, sementara Naruto hanya tertawa dan tetap memanggil 'To-cama.'

To Be Continued…


A/N: Uwah, cerita ini udah lama banget ada disini. Akhir-akhir ini, aku bongkar semua file laptop, dan banyak menemukan ceritaku yang lama. Dulu, aku suka banget nulis Naruto/Bleach crossover. Ada 3 cerita Naruto/Bleach crossover di laptop ini. Yang pertama, ada Shattering The Illusion, yang sudah aku publish di FanFiction, dan mempunyai respon bagus dari Aizen lovers, dan review lainnya.

Disini, sifat Naruto nanti saat udah gede sedikit, setidaknya secara fisik berumur 5 tahun, sifatnya akan seperti Byakuya waktu masih kecil, gampang marah, dan arrogant.

Untuk Zanpakutou Naruto, author sudah memberi Naruto Zanpakuto. Dan hanya memberi satu hint, Zanpakuto Naruto bukan Elemental Zanpakuto.

Dan, tentunya, di setiap cerita akan lebih menarik jika ada bumbu romancenya dan ceita ini strictly Naruto x Soifon. Tidak ada harem, dan hanya fokus di pairing ini.

Ohya, aku mengadakan poll untuk Hisana.

Apakah kalian memilih Hisana hidup, atau mati seperti di cannon?

Ohya, maaf untuk yang menanti ceritaku yang lainnya. Aku lagi nulis semuanay kok, dan wordnya cukup panjang. Untuk yang protes karena aku membuat cerita baru dan cerita lainku belum diupdate, salah otakku yang kebanyakan imajinasinya.

Ohya, Naruto FanFiction Indonesia jarang banget ada adventurenya. Cobadong banyak yang nulis genre Adventure. )

Sayonara!