Bloody Love

By Eucallysca Putly

Disclaimer Masashi Kishimoto

Rate T

Genre Romance, Fantasy

Main Pair Sasuke x Naruto

Warning! OOC,typo,dll(?)

Ini FF kedua Putly di fandom ini. Sebenernya ini FF dari FF putly tentang Super junior Cuma aja Putly danti jadi Sasunaru. Hahaha. Jadi kalo ada yang udah pernah baca mensti udah liat di 'Super Junior Fanfiction' kalo enggak di Fbnya Putly. Semoga suka, ah satu lagi ini Vampic! Aye!

.

.

.

Bloody Love chapter 1_

Semburat jingga yang awalnya mendominasi warna langit sore kini berubah, digantikan awan hitam kelam. Rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi, membuat orang-orang harus mempercepat langkah mereka, mencari tempat untuk berteduh. Langit yang hitam pekat seolah menyembunyikan berbagai rahasia yang memang tak boleh terbongkar. Rahasia yang selalu terjaga dengan rapih di balik bayang-bayang malam.

Dunia yang sebenarnya tak pernah tersentuh kini mulai menampakkan dirinya. Memperlihatkan eksistensinya dan mencoba membaur dengan dunia yang berisi kedamaian, walaupun itu hanyalah kedamaian palsu. Satu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa dunia ini tak hanya dihuni oleh manusia. Ada makhluk yang bahkan tak pernah seorang pun menyangkanya ada. Tapi itu lah kenyataannya. Makhluk-makhluk itu memang ada. Mencoba menunjukkan eksistensinya di dunia penuh kepalsuan itu tak lain adalah VAMPIRE!

===EucallyscaPutly===

Exsco High School- Tokyo, Japan

Seorang pemuda pirang kini tengah berjalan menyusuri lorong. Di tangannya kini terlihat ada beberapa map yang memenuhi tangannya. Dengan anggun ia berjalan, sesekali dari wajahnya terukir senyuman indah yang menghiasi wajah nan eloknya. Rambut pirangnya menambah pesona yang terpancar dari tubuhnya yang bisa dibilang sempurna.

Murid-murid lain yang tak sengaja melihatnya hanya bisa mengagumi keelokan yang memiliki keelokan tanpa cela itu terlihat lembut sekaligus mengerikan di waktu yang sama. Entah mengapa, dari wajahnya menunjukkan bahwa ia mempunyai rahasia besar yang tak ingin ia beritahukan pada siapapun.

Headmaster Room

Tok...tok...tok...

Pintu megah bewarna emas dengan ukiran-ukiran indah itu diketuk, membuat orang yang ada di balik pintu dengan segera menghentikan aktivitasnya.

"Masuk" pintu megah itu berderit, sedikit demi sedikit terbuka, menampakkan seorang pemuda pirang yang kini tersenyum manis. Ia berjalan mendekati kepala sekolah barunya itu.

" Ohayo, Namikaze Naruto desu" ucap pemuda pirang yang bernama Namikaze Naruto itu. Ia sedikit membungkukkan badannya untuk menunjukkan rasa hormatnya pada wanita paruh baya yang ada dihadapannya.

Wanita itu tersenyum ramah, Senju Tsunade, itulah nama sang kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah elit yang akan di tempati Naruto "Duduklah" ucapnya ramah diikuti senyuman yang kini terlihat jelas di wajahnya.

"Ini berkasnya" Naruto menyerahkan beberapa map yang sedari tadi masih setia digenggamnya.

Sejenak, Tsunade memandangi beberapa map yang kini telah berpindah dari tangan mungil Naruto dan kini berada di atas mejanya. Ia membuka halaman per halamannya, membacanya dengan seksama, lalu tersenyum kembali.

"Bagaimana kabar Minato-sama?" tanyanya seraya membereskan beberapa map yang ada didepannya dan menumpuknya menjadi satu.

"Tou-sama baik, beliau menitip salam untuk anda" lagi-lagi Naruto tersenyum, tampak keanggunan dari gaya bicara serta tingkah lakunya.

Tsunade mengannguk pelan kemudian berdiri. "Untuk kelas barumu, kau di tempatkan di kelas X.A. maaf aku tak bisa mengantarmu karena setelah ini ada rapat. Kau bisa melihat letak kelasmu di denah sekolah di depan ruang ini"

"Ah ne, arigatou, saya permisi kalau begitu" Naruto berbalik, bermaksud meninggalkan ruangan itu karena memang urusannya dengan kepala sekolah telah selesai.

"Ah, satu lagi" Naruto menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kepala sekolahnya itu "Apa kau akan tinggal di asrama?" tanyanya.

"Saya akan tinggal di asrama, tapi untuk sementara berhubung kami baru saja sampai di Jepang kemarin, mungkin untuk satu minggu kedepan saya harus pulang ke rumah dulu untuk memastikan semua urusan telah diselesaikan."

Tsunade mengangguk mengerti "Keluarlah" ucapnya.

"Kalau begitu saya permisi"

Blam!

Pintu besar itu tertutup sempurna. Naruto terdiam, dihirupnya nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan.

"Kau pasti bisa Naruton! Ganbatte!" gumannya seraya berjalan meninggalkan ruang kepala sekolah setelah sebelumnya melihat sekilas denah kelasnya.

"Hati-hati dengan para pengurus osis" Naruto menghentikan langkah kakinya ketika seorang pemuda berbicara padanya. Ia berbalik, dilihatnya punggung tegap pemuda entah siapa itu di hadapannya. Ia tak dapat melihat wajah pemuda itu karena membelakanginya.

"Kenapa?" tanya Naruto akhirnya. Ia melangkahkan kakinya perlahan menuju ke arah Pemuda yang membelakanginya itu.

"Berhati-hatilah saja" pemuda raven itu kemudian berjalan pergi meninggalkan Naruto yang kini hanya berdiri mematung. Mencoba mencerna arti dari setiap kata-kata yang keluar dari bibir pemuda yang telah menghilang dari balik lorong.

Pemuda pirang itu menghela nafas. Kemudian ia kembali melangkahkan kakinya menuju kelas barunya. Tentu saja pikirannya hingga kini masih sibuk dengan perkataan namja tadi.

Cklek!(anggep suara pintu -_-)

"Ohayo" ucap Naruto seraya masuk ke dalam kelas yang kini telah dimulai. Dilihatnya sekilas penghuni kelas yang akan menjadi teman barunya. Lalu senyuman manis tercetak dengan sempurna di wajahnya. "Maaf terlambat, sensei" Naruto sedikit membungkukkan badannya, memberi hormat pada guru muda di hadapannya.

"Tak apa, ayo perkenalkan dirimu"capnya ramah. Naruto mengangguk.

"Namikaze Naruto desu, yoroshiku"

"Kau duduklah, pelajaran akan segera dimulai"ucap Kakashi sensei yang diikuti anggukan pemuda pirang itu.

"Nde, Arigatou" dengan segera, Naruto an berjalan menuju kursi kosong yang ada di dekat jendela. Senyuman indah tak henti-hentinya menghiasi wajah manis dan tampan Naruto. Ia duduk, jendela yang terbuka membuat semilir angin malam menyapu lembut rambut pirang alami Naruto. Membuatnya harus beberapa kali merapikan rambutnya kembali.

"Ohayo, Haruno Sakura desu" ucap seorang gadis yang ada di samping Naruto. Ia menoleh ke arah gadis manis bernama Sakura itu, dan sedetik kemudian Naruto tersenyum dan menjabat tangan Sakura

"Namikaze Naruto, yoroshiku" ucapnya ramah dan pelajaran pun dimulai membuat mereka berdua harus menghentikan aktivitas mereka untuk mengenal satu sama lain.

=====(Skip Time)=====

Naruto POV_

Asrama

Sudah satu minggu lebih sejak aku bersekolah disini. Di Exsco high school, sekolah elit yang terkenal di seluruh Korea. Tak hanya kualitas serta para muridnya yang hampir semuanya dari kalangan berada. Sistem pengajaran di sekolah ini memang berbeda dari sekolah biasanya. Jika sekolah lain masuk dipagi hari, di Exsco high school ini masuk saat matahari terbenam hingga tengah malam.

Saat ini aku tengah berjalan melewati lorong asrama. Sinar matahari yang menyembul melewati celah gorden yang tertutup, membuatku harus melindungi wajahku dengan salah satu tanganku. Ternyata aku memang tak bisa bersahabat dengan sinar matahari!

Hari ini memang hari dimana aku mulai tinggal di asrama, barang-barangku telah sampai sehari yang lalu, jadi aku tak akan repot membawa banyak barang. Ku hentikan langkahku saat ku lihat sebuah papan yang menunjukkan angka kamar.

"53" gumanku dan segera membuka perlahan pintu disamping papan itu.

Cklek!

Pintu itu pun terbuka. Kulangkahkan kakiku masuk lebih dalam ke sebuah kamar yang lumayan luas itu. Pandanganku kini beralih ke seorang pemuda serba hijau yang entah dari mana telah berada di belakangku. Ia tersenyum dan berjalan sejajar denganku.

"Kau murid baru itu?" tanyanya, aku hanya tersenyum menanggapinya. "Rock Lee desu"

"Namikaze Naruto desu" ucapku seraya menjabat tangannya.

Pemuda serba hijau yang bernama Rock Lee itu akhirnya berjalan mendahuluiku dan duduk di salah satu ranjang yang mungkin itu memang ranjangnya. "Semoga kita bisa berteman" ucapnya seraya memperlihatkan senyummanisnya.

"Ne" ucapku akhirnya.

===EucallyscaPutly===

Selama seminggu ini perasaanku selalu tak enak. Entah mengapa aku selalu merasa ada seseorang yang terus memperhatikanku, tapi aku tak tahu siapa itu. Aku tak dapat merasakan kehadirannya.

"Apa yang kau lamunkan?" aku tersentak dan menoleh ke samping. Ku lihat Lee kini tengah tersenyum ramah kearahku.

"Iie" jawabku dan kini pandanganku beralih ke arah pintu tepatnya ke arah pemuda raven yang kini memasuki kelas. Uchiha Sasuke itu lah namanya. Yang kulihat ia selalu bersikap dingin, padahal wajahnya tampan, ah tidak benar-benar tampan, jujur aku sedikit iri dengan wajahnya. Banyak yang menyukainya tapi ia selalu dingin ke orang lain hingga sedikit yang mau berteman dengan pemuda itu.

"Ku lihat kau selalu memerhatikan Sasuke, apa kau menyukainya?" aku kembali tersentak, kini Lee lah yang berkata aku hanya bisa menggelengkan kepalaku dan membuat tanda silang dengan kedua tanganku.

"Tidak" ucapku akhirnya "Aku hanya penasaran" lanjutku. Memang yang ku rasakan, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. Entah apa itu aku pun tak tahu.

Ku lihat kini ia pun memandang ke arahku. Ia mendangku tajam membuat bulu romaku menegang karena pandangannya. Apa sebenarnya salahku hingga ia memandangku seperti itu?

BRAKKK!

Ku dengar pintu dibuka dengan keras. Ada apa dengan pemuda itu? pemuda yang bernama Chouji itu pun berjalan ke arahku "Kau dipanggil ketua osis, ia menyuruhmu untuk datang ke ruangannya" ucapnya aku hanya bisa terdiam dan melihat ke sekeliling kelas yang kini riuh akibat perkataan Choujio.

Ada apa lagi ini?! -_-

===EucallyscaPutly===

Naruto menggerutu selama ia berjalan melewati lorong menuju ruang osis. Satu kelas mendadak menjadi riuh saat Chouji mengatakan ia harus menghadap para anggota osis. Memangpa apa masalahnya? Bukankah ia hanya disuruh ke ruang osis?

Degg...

Kini, indra penciumnya mencium bau darah. Dengan segera ia mempercepat langkahnya ke sumber bau harum yang ia hirup itu. Dan yang ia dapatkan adalah bau itu berasal dari ruang osis yang kini telah ada dihadapannya.

Ia mengetuk pelan pintu bertuliskan 'OSIS' itu. Lama ia menunggu dan tak ada seorang pun yang membukakan pintu serta tak ada suara menyuruhnya untuk masuk. Segera ia meraih gagang pintu dan membukanya perlahan. Dan seketika bau darah iu menyeruak keluar, membuat Naruto menelan ludahnya.

Saat ia benar-benar dapat melihat segala yang ada di hadapnnya. Ia lagi-lagi hanya bisa terdiam mematung tak mengerti. Yang ia lihat kini bukanlah ruang osis melaikan sebuah lobi hotel! Tak ada meja panjang yang dikelilingi kursi dengan berbagai papan nama sesuai jabatan para anggota osis, tak ada rak-rak yang penuh dengan buku. Yang ada dihadapannya kini adalah sebuah ruangan besar mewah dengan gaya klasik. Didalamnya bahkan ada sofa panjang dan segala alat-alat yang sama sekali tak ada hubungannya dengan osis, bahkan ia melihat kulkas di dalam ruangn ini -_-

Tapi bukan itu yang membuatnya terdiam dengan tatapan tak percaya. Pandangannya kini hanya terfokus pada seorang pemuda tampan yang kini tengah berpelukan dengan seorang pemuda. Tidak! Bukan hanya perpelukan karena taring pemuda itu telah menancap tepat di leher putih pucat pemuda yang kini tengah merintih menahan sakit. Pemuda dengan rambut merah maroon itu hanya mendesah. Naruto menutup hidungnya, menahan aroma darah yang menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Bukan karena ia membenci harum darah, melainkan ia tak ingin lepas kendali hanya karena ia melihat darah yang begitu banyak kini menetes membasahi seragam yang dikenakan yeoja itu.

Awalnya, tak ada yang menyadari kedatangan Naruto. Entahlah, mereka semua seakan-akan sibuk dengan dunia mereka sendiri hingga seorang namja tampan lainnya menepuk bahu pemuda yang kini sibuk menghisap darah itu menghentikan aktivitasnya dan menghapus sisa darah yang masih ada di bibirnya sedangkan pemuda berambot maroon yang menjadi korban pemuda berambut coklat panjang yang kini tersenyum itu cepat-cepat mengancingkan beberapa kancing seragamnya kembali.

"Gomen, membuatmu kaget" Naruto tersentak dan memandang tajam ke arah pemuda yang tadi menepuk bahu pemuda tak sopan yang dengan seenaknya memperlihatkan adegan tak etis itu. "Perkenalkan aku Shikamaru, ketua osis disini" Naruto masih terdiam degan pandangan yang tak pernah lepas dari pemudaa bernama Shikamaru itu. Ia sendiri tahu jika Shikamaru adalah salah satu dari keluarga bangsawan kaum vampire.

"Hyuuga Neji" ucap namja tak sopan tadi dengan datar. Naruto hanya terdiam memandang pemuda bernama Hyuuga Neji itu, tak lama ia membuang mukanya dan beralih melihat ke arah pemuda yang kini duduk di sofa di tengah ruangan.

"Bukankah kita tak boleh menggingit? Bukankah itu sudah menjadi peraturan di sekolah ini" ucap Naruto dingin. Kedua pemuda itu hanya terdiam. Ia berjalan ke arah pemuda merah yang sedari tadi hanya terdiam. Naruto mengulurkan tisu ke arah pemuda di hadapannya itu "Pakailah" ucap Naruto lembut, nada bicaranya beda sekali saat ia berbicara dengan 2 pemuda tadi.

"Setidaknya kami hanya menghisap darah sesama vampire" ucap Neji mencoba membela dirinya. Naruto hanya mendengus.

"Bukankah kita telah punya tablet darah?" ucap Naruto lagi. Sebenarnya bukan hanya Shikamaru, Neji, Naruto dan pemuda merah yang entah siapa namanya itu yang ada diruangan itu. Mereka hanya bisa melihat tanpa bisa berkata atau kalau tidak melakukan sesuatu untuk pemuda yang hingga kini lehernya masih mengeluarkan darah itu walaupun sedikit karena lukanya perlahan sembuh dengan sendirinya. Mereka seolah masih sibuk dengan dunia mereka sendiri.

Naruto heran, mengapa tak ada yang mencoba menghentikan Neji saat ia akan menghisap darah pemuda merah itu? Bahkan ketua osis pun tak melarangnya. Ck!

"Lagi pula kami telah biasa melakukan ini, iya kan ?" ucap Neji seraya berjalan menuju pemuda merahnya dan memeluknya mesra. Sedang pemuda yang tadi menjadi korban tersenyum tipis dan mengannguk sembari mengeratkan pelukannya di tubuh Neji.

Lagi-lagi Naruto terdiam tak percaya melihat adegan yang ada di hadapannya. Ingin rasanya ia menjerit sekeras-kerasnya melihat vampir-vampir gila yang ada dihadapannya.

"Sudahlah, kau tak perlu melihatnya dengan pandangan seperti itu. Dia memang seperti itu" Naruto menoleh ke arah lain. Dilihatnya seorang pemuda kini berjalan ke arahnya. Pemuda itu tersenyum membuat kadar ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.

"Kyuubi, Uzumaki Kyuubi" ucapnya. Naruto menatapnya sejenak dan akhirnya tersenyum.

"Naruto" ucapnya ramah. Setidaknya ada orang vampir yang terlihat normal disini.

"Apa kau ingin menjadi anggota osis? Kami masih kekuaranga orang" ucap Shikamaru ramah.

Dan untuk kesekian kalinya Naruto menghela nafas "Dengan senang hati aku menolak!" ucapnya dengan nada penuh penekanan. Ia tak ingin berada disekitar makhluk-makhluk menyebalkan ini.

Kyuubi serta beberapa orang yang ada di ruangan itu pun seketika tertawa membuat Naruto mengangkat sebelah alisnya tak mengerti dengan keanehan makhluk-makhluk disekitarnya itu.

"Kau lucu sekali" ucap Kyuubi seraya mengacak rambut Naruto lembut. Naruto hanya bisa mempoutkan bibirnya sebal dan kembali menata rambutnya.

Sekilas Naruto menatap jam yang terpajang indah di sudut ruangan. "Ku rasa aku harus kembali ke kelas, jam pertama akan dimulai" ucapnya. Kyuubi tersenyum ramah seraya mengangguk mengerti. Sebelum ia benar-benar keluar Naruto kembali menoleh ke arah orang-orang yang tetap dngan setia berada di ruangan osis itu. "Apa kalian tak ke kelas?" tanyanya.

"Kami punya hak khusus untuk meninggalkan pelajaran" ucap Kyuubi. Dan Naruto sama sekali tak peduli itu, ia segera melangkahkan kakinya kembali. Berlama-lama di tempat itu rasanya benar-banar bisa membuatnya gila mendadak!

Pemuda pirang berjalan perlahan melewati lorong menuju kelasnya. Ia heran, mengapa tak ada seorang pun yang melewati lorong menuju osis? Ia sendiri memang pernah dengar bahwa para murid sangat takut sekaligus mengagumi mereka. Tapi setidaknya bukankah lorong ini membuat adalah jalan paling cepat untuk sampai ke bagian-bagian sekolah lain? Mengapa para murid lebih memilih untuk berjalan memutar yang akan membuat mereka capek karena area sekolah ini benar-benar luas.

Mendadak Naruto menghentikan langkahnya. Perasaan itu lagi. Segera ia berbalik, tak ada siapa pun. Ia mengedarkan pandangannya mengeliling, yang ia lihat hanya lah lorong dan tak ada siapapun orang yang berada disini. Ia memegang tengkuknya. Bulu romanya telah berdiri seolah-olah ia sedang diamati itu kembali muncul.

Perlahan ia menghembuskan nafasnya dan berjalan kembali. Mencoba tak terpengaruh dengan perasaan aneh yang ada disekitarnya.

Tap...

Naruto mendengar langkah kaki kini berjalan ke arahnya. Langkah kaki itu ada di belakangnya, semakin dekat hingga langkah kaki itu berhenti tepat dibelakangnya. Pemuda pirang itu berbalik dan dapat ia lihat seorang pemuda raven tersenyum ke arahnya. Pemuda itu terus berjalan hingga membuat Naruto terpaksa mundur kebelakang.

Duk!

Naruto menabrak dinding di belakangnya. "Uchiha Sasuke?" ucap Naruto tak percaya. Jadi selama ini, Sasuke yang memperhatikannya? Tapi mengapa ia tak bisa merasakan aura Sasuke? Mengapa hanya Sasuke yang tak dapat ia rasakan auranya?

"Bukankah sudah ku bilang jangan dekat-dekat dengan pengurus osis" ucapnya dingin. Naruto tersentak, kini ia tahu, pemuda yang memperingatinya saat hari pertamanya adalah Sasuke

"Mengapa aku tak boleh dekat dengan mereka?" tanya Naruto. Pikirannya tak menentu, bukannya ia takut tapi ada perasaan aneh yang secara naluri untuk menghormati Sasuke. Ia bahkan tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Sasuke hanya terdiam. Tangannya telah mengunci tubuh Naruto hingga pemuda pirang itu tak bisa bergetak. Perlahan wajahnya mendekat ke wajah Naruto. Pemuda pirang itu kemudian tersentak dan meronta, ia benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi bagaimana pun ia berusaha melepaskan diri, usahanya sia-sia. Ini aneh! Mengapa manusia mempunyai kekuatan sebesar ini, hingga ia pun tak bisa mengalahkannya.

"Apa yang ingin ka..."

#CUP!

Belum sempat Naruto menyelesaikan perkataannya Sasuke telah lebih dulu menyumpal bibir Naruto dengan bibirnya. Tak lama, tanpa adanya lumatan-luamatan hanya menempelkan bibirnya ke bibir Naruto saja akhirnya Sasuke melepas tautan bibirnya.

"Sudah lama aku ingin bertemu denganmu" ucapnya dan segera berjalan meninggalkan Naruto yang masih terdiam.

Perlahan Naruto menyentuh bibirnya yang masih bergetar akibat ciumannya dengan Sasuke

APA YANG TERJADI SEBENARNYA! Batinnya dan segera berlari.

======(TBC)======

Bagaimana-bagaiman? Apakah aneh? Jelek? Gak seru? Iya kan? Gomen kalo mengecewakan kalian semuanya hahaha. Tapi yah bagaimana lagi, masih belajar saya wkwkwk.

Riview Please~