Blessing or Curse?

Disclaimer : Kuroshitsuji by Yana Toboso

Warning : Typo, gaje, OC

A/N : Fanfic pertama di fandom ini, kalau jelek mohon maaf ya. Silahkan membaca~ Satu hal lagi, DLDR

CHAPTER 1

Pagi hari yang cerah di kediaman Phantomhive, sang demon butler berjalan ke kamar tuannya. Sebastian Michaelis namanya. Sebastian mengetuk pintu kamar tuannya itu, namun tidak ada jawaban.

'Mungkin masih tidur.' Pikir Sebastian.

Sebastian lalu membuka pintu kamar tuannya itu, dan terlihatlah seorang Ciel Phantomhive yang sedang tertidur dengan lelap di kasurnya.

"Tuan muda, saatnya untuk bangun." Kata sang butler sambil membuka tirai di kamar sang earl.

"Ergh.. silau." Keluh Ciel.

Sebastian pun memandang ke arah Ciel. Mungkin sang demon butler ini sudah sering melihat peristiwa aneh seperti shinigami berambut merah (anehnya bukan karena rambutnya yaa -_-) tapi yang ini lebih aneh lagi. Ciel Phantomhive memiliki rambut yang panjangnya sepinggang, padahal kemarin baru saja potong rambut. Lalu badannya pun juga terlihat berbeda, lebih berbentuk, pinggulnya juga membesar. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ciel Phantomhive?

"T-tuan muda?" Kata Sebastian.

"Ada apa? Oh iya, sarapan hari ini apa?" Tanya sang tuan muda.

"Tuan muda.. rambut anda.." Sang butler berkata sambil memperhatikan rambut Ciel.

Ciel pun heran dengan tingkah Sebastian dan melihat rambutnya sendiri. Alangkah terkejutnya Ciel saat mendapati rambut kelabunya telah menjadi panjang dan lalu ia melihat tubuhnya. Seketika Ciel berlari ke kamar mandi untuk mengecek 'barang' miliknya.

"Ti..tidak mungkin.. Bagaimana ini bisa terjadi?!" Kata Ciel dari kamar mandi.

"Tuan muda, atau perlu saya panggil.. nyonya muda Ciella?" Sindir Sebastian kepada nyonya Ciella.

Ciel pun keluar dari kamar mandi sambil menghela napas. Keringat dingin mengalir dari dahinya. Jika lebih diperhatikan lagi, mata biru Ciel juga membesar, dan dia menjadi... cantik.

'Apa ini kutukan? Kenapa ini semua bisa terjadi padaku? Memang apa yang telah kulakukan? Astaga.. singkirkan kutukan ini!' Keluh Ciel dalam hati.

"Sebastian! Apa kau bisa menjelaskan apa yang terjadi?" Tanya Ciel, jika didengarkan, suaranya pun telah terdengar... lebih seperti perempuan.

"Saya tidak tahu, tuan muda. Tapi sepertinya saya mengenal orang yang mengetahui tentang kejadian seperti ini." Jawab Sebastian dengan sedikit simpati di matanya. Lihat saja, seorang Ciel Phantomhive yang dingin telah berubah menjadi Ciel yang feminin dengan fisik yang menarik.

"Siapa orang itu?" Tanya Ciel kepada Sebastian dengan sangat penasaran.

"Namanya, Jennie.. Jennie.." Sebastian mencoba mengingat-ngingat nama keluarga gadis itu.

"Jennie apa?" Tanya Ciel semakin penasaran.

"Dia.. tidak memberi tahu saya. Mungkin tuan muda, ralat, maksud saya nyonya muda harus mengganti pakaian dengan gaun baru dan saya akan membantu anda dengan rambut anda itu." Sebastian melihat ke arah baju ganti Ciel. Sebastian pun menghela napasnya dan mencarikan baju gaun untuk nyonya Ciel. Betapa beruntungnya Sebastian karena dia menemukan sebuah gaun berwarna hijau tua yang sangat elegan, entah ini gaun milik siapa, mungkin millik Lizzy yang tertinggal.

Sebastian tidak ingin memikirkan tentang bagaimana baju itu bisa berada di lemari pakaian Ciel, yang penting dia telah menemukan sebuah gaun. Sekarang korsetnya.

"Tunggu.. kalau aku memakai gaun, berarti.. aku harus pakai korset lagi?!" Ciel pun merinding hanya karena memikirkan jika dia harus memakai korset lagi, namun kali ini dia memakai korset sebagai wanita muda, bukan seperti yang dulu.

"Sayangnya, iya, nyonya muda, anda harus memakai korset lagi." Sebastian berkata kepada Ciel dengan senyum yang terbentuk di wajahnya yang tampan itu.

Lalu Ciel mulai berpikir, apakah itu berarti Sebastian akan melihat tubuhnya jika dia menggantikan pakaian untuknya? Pikiran itu pun mengganggu Ciel dan pipinya merona seketika.

Sebastian lalu mengambil kain untuk dijadikan sebagai penutup matanya, dan lalu mengikatkan kain itu menutupi matanya, dan setelah itu Sebastian pun menggantikan baju Ciel dengan gaun hijau tua itu.

Setelah Sebastian selesai menggantikan baju Ciel, dia pun membuka ikatan kain itu dan mengamati Ciel yang menggunakan gaun itu. Entah untuk alasan apa, Sebastian berpikir bahwa Ciel cantik juga, namun ia segera menyingkirkan pikiran itu, karena Sebastian sadar kalau Ciel adalah majikannya. Sebastian lalu berjalan ke belakang Ciel dan menguncir rambut Ciel dengan model seperti saat dia menyamar menjadi lady waktu itu.

"Aku ingin.. memakai topi." Ciel berkata sambil menarik poninya agar poninya dapat menutupi matanya itu, mata di mana kontrak faustian nya berada.

"Ini, ojou-sama." Sebastian menyerahkan topi yang cocok dengan gaunnya. Ciel pun memakai topi itu agar topi itu dapat menutupi mata kanannya. Senyum punmenghiasi wajah Ciel saat dia melihat ke arah cermin, puas dengan penampilan barunya.

"Sebastian, bawa aku ke Jennie, sekarang. Ini perintah."

"Yes, my lady."

.

.

"Hmmm... sulit. Aku tidak mau membantu demon seperti kau, Michaelis. Pergilah." Kata seorang gadis dengan kacamata dan warna mata kuning dan hijau. Gadis ini membawa sabit yang merupakan death scythe. Rambut hitamnya dikuncir sebagian. Namanya, Jennie, seorang shinigami yang cuek dan memiliki sifat gampang marah.

"Kumohon.." Kata Ciella (Sebastian memutuskan untuk memanggil Ciel dengan Ciella).

'Memohon? Seorang Ciel Phantomhive memohon? Sungguh langka..' Sebastian berkata dalam hatinya.

"Tapi.. tapi.. dia demon." Jennie pun merasa agak kasihan dengan nasib buruk yang menimpa Ciel. Namun, dia tetap tidak mau menolong Ciel, karena Sebastian.

"Ini memalukan, bayangkan saja, aku, Ciel Phantomhive terkena kutukan menjadi seorang gadis yang sekarang bernama Ciella Phantomhive." Keluh Ciel sambil berharap agar Jennie mau membantunya.

"Apa yang tepatnya aku, seorang shinigami dapat lakukan untuk membantumu? Dan apa untungnya aku jika aku membantumu? Jiwamu tetap akan menjadi milik Michaelis kan? Aku tidak mau membantu. Itu keputusan terakhirku." Jennie bersikeras tidak mau membantu Ciel.

"Kakakmu sering membantuku. Kau seharusnya lebih mirip sedikit dengan kakakmu, walau.. kakakmu agak gila." Sindir Ciel.

"Ugh, jangan bandingkan aku dengan Undertaker. Kalau kau memang mau bantuan, ini tidak akan gratis. Ada syaratnya." Kata shinigami wanita itu.

"Syarat? Apapun syaratnya jika kau mau membantuku, baiklah." Jawab Ciel, yang terlihat seperti menantang.

" Hmph! Baiklah, syaratnya adalah..."

TBC

A/N : maaf nih.. bikinnya malam.. jadi kalau jelek mohon dimaklumi, walau menurut saya itu gak ada hubungannya. Sekali lagi perlu diingat, Don't Like Don't Read. Kalau suka.. review juga boleh kok.