"Papa muda!"

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : SasuNaru pastinya

Warn : banyak yang OOC, Ada Typo gak tahu berapa .el


Sasuke POV

"Akh, dasar Uchiha brengsek."

Aku memukul orang itu dengan sekuat tenaga. Hanya dengan satu pukulan orang itu pun langsung rubuh.

"Che dasar banyak omong." akupun meninggalkan orang yang sudah babak belur aku pukul. Jangan berani menantang Uchiha, kalau tidak kau akan tahu akibatnya.

Aku menaiki motor sport biruku dan melaju menuju jalan besar. aku ingin segera sampai ke rumah dan berendam. Aku lelah sekali.

Dengan kecepatan diatas 100km/jam hanya dengan waktu 5 menit aku pun sampai di rumahku.

"Aku pulang!" namun tak terdengar jawaban dari penghuni rumah ini. "Mereka pada kemana, kenapa sepi sekali?" umpatku.

Kemudian aku memeriksa ke ruang keluarga barang kali mereka sedang berada di sana untuk bersantai.

Namun saat hasil yang kudapatkan yaitu Nihil. Ruangan itu sama sajaj dengan ruangan yang lainnya. Kosong. Tak sengaja mata hitamku melihat sesuatu yang putih diatas meja. ternyata itu sebuah kertas. aku membaca tiap bait yang ada di kertas itu. mataku membelalak lebar.

"Apa-apaan mereka ini. Seenaknya mereka pergi begitu saja."

'Sasuke, Maaf Ibu dan Ayah akan pergi berlibur ke Luar negeri untuk beberapa lama. Ini Ibu tinggalkan uang untuk membeli keperluan hidupmu. Uang ini lebih dari cukup untuk biaya hidupmu selama kami pergi. Hati-hati di rumah yah, dan jaga diri baik-baik.'

"Che, dasar brengsek."

Daripada terus mengumpat tak jelas lebih baik aku pergi mandi dan ke Supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan.

Sasuke POV ends

Terlihat seorang pemuda berambut hitam dan memiliki gaya condong ke belakang sedang memilih-milih bahan makanan. Saat ini dia sedang memilih makanan ringan untuknya ngemil saat di rumah nanti.

Betapa terkejutnya ia saat melihat keranjang dorongnya terdapat seorang anak mungil kira-kira berumur 3 tahun lebih. Dia tersenyum manis saat melihat Sasuke.

Lagi-lagi mata hitamnya melihat secarik kertas. Dan mata hitamnya pun kembali melebar saat melihat isi pesan itu.

'Maaf Nak, aku meninggalkan anak ini bersamamu. Aku tak sanggup merawatnya. Semoga kamu bisa merawatnya. Karna dilihat dari penampilanmu kamu itu termasuk orang kaya. Sekali lagi aku ucapkan terimakasih.

N.B : Nama anak ini adalah Naruto.'

"Apa lagi sekarang. Kh, sial!"

Malam hari di Konoha

Malam ini begitu sangat indah. Langit hitam dihiasi taburan bintang yang berkilau. Suara-suara binatang malam begitu nyaring menandakan bahwa malam itu sangat indah dan damai. Namun tidak bagi Uchiha bungsu ini. Wajahnya terlihat kesal sekali melihat sesuatu yang memiliki rambut kuning sedang menghancurkan rumahnya dengan menbuatnya berantakan. Buku-buku dan majalah bertebaran dimana-mana. Pakaian anak itu pun ikut berserakan.

Ya akhirnya Sasuke memutuskan untuk membawa pulang anak tersebut. Dia berencana akan menyerahkannya ke panti asuhan.

"Che, sial. Apa yang harus aku lakukan sekarang dengan anak ini?" dia terlihat sedang berpikir. Kedua alis hitamnya mengerut.

"Papa… Papa.. Nalu lapal. Pengen susu…" ucap seorang anak kecil yang memiliki cirri-ciri rambut hitam, sepasang mata berwarna biru, kulit berwarna coklat dan 3 pasang garis di kedua pipinya. Sasuke menoleh kearah sumber suara dengan pandangan sedikit horror.

".?" tanya Sasuke dengan penuh penekanan disetiap kata-kata yang ia ucapkan.

"Nalu lapal Papa." Ucapnya polos tanpa mengetahui maksud dari pertanyaan Sang Pemuda.

Dengan berat hati, ia pergi ke dapur. Dan menyiapkan sebotol susu formula yang memang sudah disiapkan didalam tas bayi lengkap dengan baju dan popoknya.

Tak lama kemudian ia kembali ke ruang keluarga dimana bayi sial itu menunggu susunya.

"Cepat habiskan dan tidur." Ucapnya kesal.

"Ukh, Papa nyebelin." Ucap Naruto kecil dengan mengembungkan pipi chubby-nya. Tak lama ia meminum susunya sambil tiduran.

Sasuke POV

'Ini anak sebenarnya berumur berapa tahun. Ucapannya tidak seperti anak kecil pada umumnya. Pintar sekali dia.'

Aku menengok ke tempat dimana bayi itu sedang tiduran dan meminum susunya. Tanpa sadar aku menyunggingkan seulas senyum saat melihat sang objek tertidur dengan wajah damainya.

"Kalau sedang seperti ini kamu manis sekali." Ucapku tanpa sadar.

'WHAT THE— Apa yang sudah aku ucapkan? Dia manis? Akh sudahlah lebih baik sekarang aku makan dan tidur. Hari ini sungguh melelahkan.'

Sasuke POV end's

Cuit! Cuit! Cuit!

Terdengar kicauan burung di pagi hari. Rumput-rumput basah karena tersiram oleh air embun. Pagi ini sungguh cerah dan menyegarkan Di sebuah rumah besar bergaya Eropa, tepatnya di sebuah ruangan serba biru, terdapat seorang pemuda yang masih bergumul dengan selimut tebalnya. Tak mengindahkan kicauan burung yang merdu dan cerahnya pagi itu. Ia masih menikmati alam mimpinya. Namun mimpi itu harus kandas saat sebuah tangan kecil menepuk-nepuk pipi pucatnya.

Dengan enggan ia membuka kelopak matanya. Terlihat sepasang mata beriris hitam di balik kelopak mata itu. Dengan kesal ia menatap sang pelaku penghancur mimpinya itu.

"Ada apa lagi?" tanyanya sedikit ketus.

"Ini sudah siang, Papa. Dan Nalu lapal, ingin makan." Ucapnya polos. Wajah tan-nya terlihat kusut karena baru bangun tidur.

"Nanti saja. Sekarang kamu tidur lagi." Perintah Sasuke.

"Ukh, Nalu gak mau tidur lagi. Nalu mau makan, Papa." Kali ini mata birunya tergenangi dengan sesuatu cairan yang bening.

"Jangan panggil aku 'Papa'. Aku bukan Papa-mu, mengerti Dobe."

"Hiks.. Papa-Teme jahat sama Nalu. Hiks... Hiks… huweeeeee nalu lapal Papa. Nalu lapal…" tangisannya semakin kencang saat Sasuke menatapnya tajam.

"Baiklah, sekarang hentikan tangisan berisikmu itu. Tangisanmu membuat telingaku sakit. Lebih baik kita mandi dulu nanti kita makan, mengerti. Dan jangan membantah." Sasuke buru-buru menambahkan saat ia melihat sang anak akan memberikan protesan kecilnya.

Kamar Mandi

Sasuke sedang melucuti pakaian Naruto kecil satu persatu. Jantungnya berdetak hebat saat melihat tubuh mungil itu telanjang bulat. Kulitnya yang berwarna coklat sungguh berkilau. 'Pasti sangat lembut." Pikir Sasuke.

"Apa yang kupikirkan? Dasar bodoh." Ucapnya berbisik namun masih terdengar oleh Naruto.

"Memang siapa yang bodoh?" tanya Naruto.

"Bukan apa-apa. Sekarang kau berbalik. Aku akan memandikanmu."

Saat tangan pucat nan besar itu menyentuh permukaan kulit sang anak ia terdiam sebentar.

'Benar-benar lembut.'

"Papa… Mata Nalu pelih… Papa melamun apaan sih? Sampai mata Nalu kena shampo." Sasuke tersentak mendengar pertanyaan dari Naruto yang secara tiba-tiba.

"Ah… Bukan apa-apa. Sekarang selesaikan mandimu sendiri, aku mau masak makanan." Jawab Sasuke yang tentunya dengan wajah memerah.

"Dasal aneh." Gumam Naruto pelan.

Dengan hati-hati Naruto menyelesaikan mandinya. Namun saat ia akan memakai handuk, tiba-tiba kakinya licin dan ia pun terpeleset.

"Hiks… Hiks… Huweeeee sakitttt…. Papa sakitttt…" teriak Naruto kesakitan.

Sasuke yang sedang memegang spatula, otomatis menjatuhkan spatulanya. Dengan wajah yang khawatir ia berlalri menuju kamar mandi yang terletak di lantai 2.

"Ada apa, Naruto?" ia kaget setengah mati ketika melihat 'anak angkat'nya terbaring di lantai.

Dengan tergesa-gesa ia menghampiri Naruto dan menggendongnya. Sesekali ia mengusap lembut punggung Naruto yang tak tertutup kain sehelai pun. Lalu ia dibaringkan di kasur king size milik Sasuke.

Terlihat dikening bocah itu darah keluar. Dengan hati-hati ia membersihkan cairan merah kental tersebut. Sesekali bocah pirang itu meringis kesakitan.

"Ukh, sakit. Hiks.. Hiks…" rintihan kesakitan kembali terdengar dari bibir mungil milik bocah yang bernama Naruto itu.

"Nanti juga sembuh. Tahan sebentar, aku akan membalut perban sementara. Nanti kita kan ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kepalamu."

Perban putih mulai dililitkan disekitar luka. Darah yang keluar cukup banyak. Dan itu membuat Sasuke khawatir. Setelah perban selesai dililitkan, kemudian Sasuke memakaikan bajunya supaya ia tidak masuk angin.

"Hiks.. Kita mau kemana, Pa?" tanya Naruto di sela-sela tangisannya.

"Seperti yang kukatakan tadi, kita akan ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kepalamu." Jawab Sasuke sambil memasangkan seatbelt di tubuh mungil itu.

"Lalu makannya bagaimana? Aku lapel, Pa."

Sasuke cengok mendengar penuturan dari bocah itu. "Kau ini yah, kepalamu itu terluka harus lebih dikhawatirkan daripada perutmu yang kelaparan itu. Sekarang diam dan duduklah yang tenang."

Mobil berwarna biru itu mulai jalan dan memasuki jalanan besar. Dengan kecepatan sedang ia melaju menuju Rumah Sakit terbesar di Konoha.

Rumah Sakit Konoha

"Yak sudah. Kamu hebat yah tidak menangis saat diobati tadi." Ucap seorang suster berambut hitam. Naruto hanya memberikan senyuman lebarnya saat ia dpuji oleh suster yang merawat lukanya.

"Apakah ada luka yang serius, Nona Tsunade?" tanya Sasuke kepada seorang dokter wanita berambut pirang.

"Ah, tidak ada yang serius. Lukanya hanya luka kecil, seminggu lagi juga kan sembuh. Dia anakmu, Sasuke?" tanya Tsunade yang sedari tadi penasaran saat melihat ia datang bersama seorang anak kecil.

"Bukan, tapi sebentar lagi ia akan menjadi bagian dari keluarga Uchiha."

"Bukannya kamu anak terakhir kan?"

"Iya." Jawabnya singkat.

Kemudian datang seorang anak kecil berambut pirang bersama dengan seorang wanita muda berambut hutam pendek.

"Papa, Nalu tidak nangis lho saat Kak Shizune mengobati lukaku." Ucapnya riang tentu dengan mimik yang sangat menggemaskan.

"Baguslah, kamu anak yang kuat." Balas Sasuke dan tanpa sadar tersenyum kepada Naruto. Tsunade dan Shizune kaget saat melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh kenalannya itu.

"Kau bisa tersenyum juga yah, Sasuke." Ujar Tsunade.

Sasuke kaget dan langsung memasang wajah stoic-nya lagi. Tsunade tertawa kecil melihat perubahan Sasuke.

Kini mereka berdua sedang berada di pelataran Rumah Sakit. Sasuke menggenggam tangan mungil Naruto. Sepanjang perjalanan menuju tempat parker banyak yang memperhatikan mereka. Kebanyakan dari mereka yaitu wanita tapi laki-laki pun ada.

"Sekarang kita akan makan diluar. Kamu mau makan apa?" tanya Sasuke sambil menstarter mobil sportnya itu.

"Ummmmmhhh… Apa yah…." Tampak Naruto sedang berpikir keras. "Ungh,, Nalu pengen makan mie yang enak."

Kemudian suara decitan ban pun terdengar. Mobil berwarna biru tua itu pergi meninggalkan area Rumah Sakit.

Tak sampai 15 menit, kini mereka berada di sebuah restoran yang lumayan mewah. Sasuke memperhatikan Naruto yang sedang memilih menu makanan.

"Nalu mau lamen saja." Ucapnya tiba-tiba dan membuat Sasuke kaget.

"Baiklah, kami pesan Ramen satu porsi dan Spagethi. Minumannya segelas jus tomat dan …."

"Jus jeluk." Potong Naruto yang membuat Si Raven kaget kembali.

"Baik akan saya ulang pesanan Anda. Satu porsi Spagethi dan Ramen serta segelas jus jeruk dan tomat. Apa ada tambahan lagi?" tanya sang pelayan.

"Tidak."

"Baiklah, silahkan menunggu beberapa menit lagi." Setelah mengucapkan itu, sang pelayan meninggalkan mereka berdua.

"Papa… Nanti Nalu tidul baling Papa yah." Pinta Naruto.

"Hn."

"Boleh apa tidak, Pa?" tanya Naruto lagi karena tidak mengerti dengan jawaban yang diberikan Sasuke.

"Iya. Dan jangan memanggilku Papa. Karena aku bukan Papa-mu, mengerti."

"Lalu aku memanggilmu siapa?"

"Sasuke."

"Baiklah, Sasuke-Nii." Ucap Naruto riang. Kemudian Sasuke teringat sesuatu.

"Keluargamu dimana?"

Sasuke menunggu jawaban dari si pirang. Setelah lama menunggu hanya gelengan kepala yang ia dapat. Sasuke menghela napas panjang. Tak memperdulikan kata orang bahwa menghela napas mengurangi kebahagiaan kita di dunia.

"Baiklah, kalau begitu kamu mulai sekarang akan tinggal bersamaku. Sekarang namamu adalah Uchiha Naruto. Kamu mengerti?"

Naruto mengangguk semangat. "Aku mengelti, Sasu-nii. Mmmh~ apa sekalang aku sudah boleh memakan lamennya?" setelah mendapat jawaban yang diinginkan tanpa menunggu aba-aba lagi si pirang memakan ramennya.

Mulai detik ini, si pirang mungil alias Naruto sudah menjadi bagian dari keluarga Uchiha. Walaupun tanpa harus persetujuan dari keluarganya. Karena Sasuke sangat yakin sekali, keluarganya kan menyukai bocah ini.

To Be Continued


hhehehe fict baru lagi nih...
maaf yah aku banyak ngeluarin fict baru tanpa meneruskan fict yang lainnya, tapi yang pasti aku akan menyelesaikan fict yang lainnya juga...
cuman tidak tahu kapan...
hhehehehe
RnR plisssssssssssss

by Zizi Kirahira Hibiki69