Love Competition
.
.
.
Disclaimer : Naruto by Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke Uchiha x Hinata Hyuuga
Genre : Romance & Drama
Warning : AU, OOC, typo, language, etc.
Rate : T – M
DLDR/R&R
.
.
.
Chapter 1
"WHO?"
.
.
.
Happy reading
.
.
.
ooOOOoo
.
.
.
"Ki-kita putus!"
"APA?"
"A-apa perlu a-aku mengulangnya?"
"Apa-apaan kau!"
"Te-terserah k-kau saja, dan terserah jawabmu apa, a-aku anggap k-kita selesai, ma-maaf!"
TUUT TUUT...!
"Klik"
Suara telepon genggam yang dimatikan.
.
.
Suasana malam ini adalah sangat indah untuk dinikmati, tapi hanya untuk para makhluk yang mau bersedia diri, menatap keindahan Tuhan yang menetapkan ketakdiran insan dan ciptaan-Nya.
Hamparan langit bersih dengan kekelaamannya berhiaskan beribu bintang bertaburan, ditemani pula sebuah bulan bulat yang bersinar terang sebagai pencahayaan kelamnya malam. Mungkin, hari ini adalah hari terakhir dari musim gugur, karena sebentar lagi adalah awal dari musim dingin, sayang sekali jika moment hari ini harus dilewatkan.
Sangat jauh berbeda, keadaan ini tak seperti suasana hati seorang penerus perusahaan raksasa berumur 24 tahun. Seorang pria yang tengah merutuki kesialan yang menimpa dirinya sekarang. Alasan konyol yang tak akan pernah dianggapnya, diputuskan oleh kekasih, membuat iris matanya tak berhenti memandang pemandangan luar lewat jendela kamarnya. Bagaimana bisa cuaca diluar sangat indah sedangkan dirinya sangat muram? Langit sialan!
Mereka sedang menertawakan dirinya yang dirundung gelisah.
Atau mengajaknya untuk bersenang-senang di kehampaan hatinya?
Bodoh!
Mata indah yang menyipit, senyum datar tak berarti, dan tangan kekar meremas handphone smartphone yang tengah digenggam, adalah gambaran aktivitas sang lelaki saat ini. Nafaspun ikut tak beraturan, membuat dadanya bergemuruh, serta gigi-gigi yang menggeretak beradu, seakan ingin mengatakan sesuatu atau berteriak sekencang-kencangnya.
Masih bisa tertawakankah kau, langit?
.
.
Ada apa ini?
Untuk kali pertama direktur muda berkompeten ini merasakan hal aneh di jiwanya. Perasaan yang sangat menyita seluruh tenaganya, hingga untuk berdiri guna menopang tubuhnyapun ia tak sanggup.
"Shit...!" umpatnya.
Mati-matian ia tak mengeluarkan amarah karena diputuskan oleh seorang perempuan.
Seorang perempuan?
Apa?
Sejak kapan?
Harusnya dirinya-lah yang menyakiti wanita, membuang sia-sia wanita seperti sampah, meninggalkannya seperti barang yang sudah tak layak pakai, karena ia memang suka mempermainkan mereka. Para racun dunia tersebut memang hanya mengincar hartanya, tak pernah ia pungkiri itu karena telah menjadi hal paling biasa dalam ketakdiran sebagai pengusaha terkenal.
Tapi wanita ini?
Sangat jauh berbeda dengan anggapannya kepada semua wanita.
Saat ia akan menyentuhnya, berbagai bentuk macam cara penolakan selalu dilantunkan, dengan cara baik maupun menghindar selalu gadis itu tekankan, meskipun hanya untuk mencium keningnya, gadis itu tak memperbolehkan. Bahkan gadis yang telah menyandang kekasihnya selama 1 bulan ini lebih dengan berani mengancamnya, gadis itu lebih memilih hubungannya berakhir jika ia berbuat aneh-aneh. Heh, apa-apaan itu? Dan hal terburuk yang harus dicatat oleh dunia adalah, dengan ikhlas ia mengalah demi seorang wanita tersebut. Ia tak ingin kehilangannya, ia tak ingin membuatnya takut, ia tak ingin wanita tersebut dimiliki oleh orang lain, kecuali dirinya. Obsesi itu yang membuat ia tak pernah bisa melenyapkan bayangan wanita ini diotaknya.
Wanita yang sangat cantik, bahkan lebih cantik dari bidadari manapun. Pesonanya sungguh sangat memikat hati para lelaki, serta kebaikan hati yang bahkan lebih indah dari bunga sakura yang mekar dipagi hari. Seorang yang berbeda dari kebanyakan para wanita yang hanya menginginkan hartanya, seorang wanita mandiri, lembut dan lemah untuk keadaan fisik, namun itulah yang ia ingin lindungi. Segalanya telah ia berikan, pikirannya telah habis untuk selalu memikirkan wanita itu, jiwa dan raga juga telah ia persembahkan pada wanita itu, untuk selalu melindunginya.
Tapi...
Apa yang wanita itu berikan? Ia tak pernah menganggap dirinya ada, ia menganggap hubungan mereka hanyalah suatu hal yang kebetulan kah?
Dan perasaan ini? Ini perasaan apa?
Gadis itu tak boleh meninggalkan dirinya begitu saja, apa yang telah ia miliki adalah miliknya, selamanya. Gadis itu harus bertanggung jawab, ia harus mendapatkan jawaban, alasan apa yang membuat dirinya memutuskan hubungan secara sepihak.
Apa-apaan perempuan itu? Siapa dia memangnya?
Cepat-cepat pria itu menghubungi seseorang disana melalui ponsel yang masih ia genggam. Dan beberapa detik kemudian, terdengar suara seseorang.
'Ya, Tuan?'
"Bawa wanitaku sekarang juga!"
TUUT TUUTT...!
Tanpa menunggu jawaban dari orang yang diajak bicara, pria itu telah menutup sambungan telepon. Sangat diyakinkan orang itu akan melakukan tugasnya dengan baik, karena yang memanggilnya adalah "Tuan".
Sang pemilik perusahaan besar tersebut akhirnya melepaskan penatnya diranjang yang biasa ia tiduri, sedikit tenang untuk melepaskan kekesalan dihati direktur muda dan tampan ini. Namun, beberapa menit kemudian, ponsel berwarna putih mewah disamping telinganya bergetar.
"Drrrrttt! Ddrrrtt!"
Tangan kirinya menggapai ponsel tersebut, dan dengan cepat menempelkan benda persegi itu untuk berhadapan dengan daun telinganya.
"Apa?"
'Tuan, Nona telah pergi meninggalkan apartemennya beberapa jam lalu'
"APA?"
Mendengar laporan orang yang jauh disana, segera saja tubuh sang pria yang sesaat lalu hanya tiduran mendadak bangun dengan cepat. Emosi yang tadi sedikit berkurang kembali meningkat diambang batas.
"Cepat cari keberadaannya!"
TUUTTT TUUUTTT...!
Kembali si pria tersebut menutup teleponnya lebih dulu sebelum ada jawaban dari orang yang diajak bicara. Ia tak butuh penolakan,
"Aku akan membawamu kembali kesisiku, Hinata"
.
.
oooOOOooo
.
.
Didalam pesawat yang sedang terbang tinggi, suara roda kecil berderik menggesek lantai pesawat. Beberapa pramugari yang memakai terusan hitam sedang mendorong meja kecil dengan roda meja yang kecil pula dan menggelinding sempurna tanpa menggores lantai pesawat. Wanita-wanita cantik tersebut tengah membawakan makanan ringan dan minuman kepada penumpangnya_Tuannya, yaitu laki-laki tampan yang tengah duduk dengan seorang gadis cantik diseberang.
"Permisi Tuan!" sapa mereka bersamaan sambil membungkuk sopan.
Tangan putih sang pelayan tersebut terjulur mengambil beberapa toples makanan kecil serta minuman kaleng dan air putih.
"Silahkan!" lanjut para pelayan tersebut setelah pekerjaannya selesai, kemudian pergi berlalu sembari mendorong meja kecil yang selalu mereka gunakan.
Pesawat mewah dengan ruangan istimewa itu adalah pesawat pribadi milik keluarga terhormat dan kaya. Interior dengan desain elegant dan modern menata seluruh ruangan pesawat menjadi terkesan sangat sempurna. Penataan dan segala dekorasi serta tata ruangan terlihat sangat diperhatikan oleh pemiliknya, bahkan oleh pelanyan disana lebih tepatnya.
Ya, walau tak sampai semewah sangat, pesawat bertuliskan Hyuuga corp. itu masih memperlihatkan keluarga jutawan.
Neji nama sang pria pemilik pesawat tersebut adalah keponakan dari Hyuuga Hiashi, pemimpin keluarga Hyuuga. Neji adalah lelaki tampan dan super kaya dengan kepemimpinannya di cabang utama Hyuuga sebagai direktur utama. Tak menjadi gunjingan jika pria ini sering digosipkan dengan berbagai artis atau wanita cantik di koran bisnisnya, karena memang ia selalu dekat dengan wanita-wanita kalangan atas dan sederajat. Namun, walaupun begitu, ternyata ia belum mempunyai kekasih, karena ia orang yang genius dan pandai dalam memilah-milah, mungkin dikarenakan dari kepandaiannya.
Tapi ada satu rahasia di dalam dirinya.
.
Pria berambut coklat panjang dan lembut itu segera menyadari ada makanan dimejanya, kemudian melipat koran bisnisnya untuk mencicipi makanan yang disuguhkan. Salah satu tangan mengambil salah satu makanan tersebut kemudian mengunyah dengan nikmat. Tiba-tiba mata pearl milik Neji tak bisa diajak kompromi untuk melirik gadis yang duduk berhadapan dengannya, tak kira Neji selalu memuja si gadis anggun itu.
Rambut ungu gelap dan lurus lembut dibiarkan tergerai, mata serupa dengan Neji dan wajah putih pucat namun terlihat ranum mengisyaratkan betapa pandainya gadis ini merawatnya. Tubuh langsing namun juga tidak terlalu kurus menambah nilai plus di penampilannya. Seperti yang banyak lelaki duga, semua yang ada pada diri gadis ini merupakan semua anugerah terindah yang Tuhan tak adil berikan. Sungguh, semua wanita akan iri jika berhadapan dengannya.
Ingin rasanya Neji memiliki semua kesempurnaan itu, segala yang ada pada diri gadis itu dan bersedia menerima semua kelebihan dan kekurangannya, tapi sepertinya tak ada kekurangannya, pikir Neji. Nah, itulah rahasia Neji.
Yach, sayang sekali mereka adalah saudara, Neji tak mungkin memiliki gadis itu kan. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa setiap lelaki pasti akan jatuh hati pada saudaranya ini.
Malangnya kau, Neji.
Udara diruangan pesawat tersebut menyejukkan. AC ruangan yang diatur dengan suhu yang pas membuat angin yang keluar dari mesin pemberi suhu itu menerpa wajah Neji yang tampan. Neji memejamkan mata putihnya, menghirup udara tersebut untuk mengisi paru-paru yang membutuhkan pasokan oksigen. Dengan begitu berharap dapat menenangkan hatinya yang mungkin sedang dilanda cinta yang tak mungkin tercapai.
'Tidak mungkin didunia ini?' pikir Neji.
"Nii-san?"
Suara sang gadis indigo membangunkan Neji yang terlena.
"Nii-san, apa kau tak membenci ayahku?"
Lanjut gadis itu yang masih terus menatap keluar jendela pesawat, seakan diluar sana lebih indah daripada memandang Neji.
Ya, suasana diluar sana sedang indah-indahnya. Langit yang terbentang luas tanpa coretan awan sedang menghias diri dengan kerlap-kerlip aneka bintang. Tak mengapa untuk alasan wanita ini bila diluar sana pemandangannya sangat indah untuk matanya.
"Hm?" Neji bingung dengan maksud perkataan dari gadis itu. Terlihat dari raut wajah tampannya yang sedikit menaikkan salah satu alisnya, ia tak mengerti maksud dari sepupunya itu.
Sepertinya putri Hyuuga yang cantik harus memperjelas maksudnya.
"Ayahku seenaknya saja memerintahmu untuk mengantarku jauh-jauh ke Konoha, dan menyuruhmu mengurus cabang Hyuuga disini sampai aku bisa. Kenapa Nii-san mau?" tanyanya pada Neji dengan masih menatap pemandangan luar jendela pesawat.
"Padahal Nii-san sendiri punya perusahaan Hyuuga yang besar pula kan?" lanjutnya lagi panjang lebar namun masih tetap tak mau melihat Neji, padahal ia yang mengajak bicara.
"Hn, aku hanya menjalankan tugasku" jawab Neji setenang mungkin, kemudian ia membuka kembali koran bisnisnya yang sempat terhenti karena perutnya meminta jatah setoran.
"Perusahaanku memang terbesar ke-3 disana setelah Hyuuga ayahmu, tapi aku tak terlalu ambil pusing, aku masih bisa mengontrolnya jarak jauh." lanjut Neji.
Gadis itu hanya menjawab dengan satu kali anggukan kepalanya, ia mengerti dengan kepribadian diri seorang kakak sepupunya ini, Neji adalah orang yang genius.
Sebesit rasa iri dan ingin melebihi dari Neji selalu mengganggu pikirannya, ia ingin membuat ayahnya bangga dengannya, seperti ayahnya yang selalu membanggakan saudaranya ini. Ia tak ingin menjadi lemah dan menyusahkan banyak orang, ia ingin membuat semua orang bahagia dan menjadikan posisinya yang berguna untuk keluarga. Ia hanya menyesali sifat kekanak-kanakannya saat masih kecil dan lemah dalam segala hal.
"Yach, kau memang genius stadium B, Nii-san" jawab gadis itu sekenanya.
"Oh, tentu" balas Neji dengan sedikit senyum dibibirnya. Bukan maksud membanggakan diri karena dibilang seorang yang genius, tapi ia senang karena gadis didepannya ini memujinya. Neji memang selalu berusaha menjadi lelaki yang dapat dibanggakan oleh gadis ini, ia selalu berusaha untuk membuat wanita ini bahagia dan menoleh padanya untuk menggagumi dirinya, dan sering gadis ini ucapkan, makanya ia selalu berusaha menjadi lebih dan lebih. Karena bagi Neji, kesuksesan hidup adalah ditentukan oleh pujian gadis cantik ini.
Tunggu dulu, tadi ia bilang apa? Stadium B? Sepertinya ini masih kurang.
" Kenapa di B? Kenapa tidak di A?"
"Untuk yang di A, khusus bagi orang yang mampu membuat 2-1=1 menjadi 2-1=0"
Maksudnya?
Neji menjadi bingung dibuat oleh pernyataan sepupunya itu. Oh, ayolah Neji, kau kan genius, coba berpikir sebentar apa maksud dari pernyataan itu.
"Oh, ya?" Neji meremehkan.
Hal yang sama saja hasilnya namun dengan usaha menjadikannya lebih sempurna dan lebih simpel, namun dengan suatu cara yang tak pernah ditanyakan, dan jika ditanyakan maka hasilnya tetap sama saja.
"Uum"
"Bagaimana bisa? Kurasa maksudmu itu malah terbalik, 1 untuk dia, dan 0 untuk kita. Karena 0 per 1 itu sama dengan 0, dan 1 per 0 itu adalah tak hingga" jelas Neji.
"Maka dari itu tak ada orang yang bisa, kecuali..." perkataannya terhenti, seakan sedang memikirkan lanjutannya, tapi bukan itu, melainkan ia tak sanggup melanjutkannya.
"Uchiha?" sambung Neji yang masih tetap tenang dengan membaca koran bisnis.
.
Hening
.
Hening, tak ada suara diantara percakapan keduanya, hanya suara guyuran AC yang menyisir rambut mereka dan hiruk-pikuk suara mesin yang menderu halus. Entah kenapa, kata terakhir Neji menyumpal mulut keduanya, seperti sebuah mantra yang tepat sasaran untuk menaklukkan mangsa.
.
.
.
Hinata nama gadis itu, putri sulung dari pemimpin Hyuuga, Hyuuga Hiashi, menyadari bahwa Neji memang pandai dalam hal bisnis, berbeda dengan dirinya yang tak tahu apa-apa tentang bisnis? Akankah ia dapat melihat ayahnya bangga dengannya seperti Neji yang dibanggakan Ayahnya?
Bagi Hinata, ia hanya wanita lemah, tapi berpura-pura kuat. Hanya karena janji pada ibu yang telah meninggalkan dirinya 10 tahun lalu. Ia tak boleh membuat orang-orang disekitarnya bersedih, membuat orang-orang yang menyayanginya khawatir. Hinata akan berusaha tegar untuk menghadapi semua, menjalani kehidupan dengan apa adanya, karena mau sampai kapan ia akan terpuruk seperti ini, ia harus menjadi lebih berguna seperti Neji yang mampu mengolah semuanya, mulai dari bisnis hingga waktu untuk bersama keluarga.
Baginya Neji adalah tokoh yang ia idolakan, namun juga merupakan orang yang ingin ia kalahkan, karena sesuatu yang lebih baik bukankah harus kita kejar kan? Bukan iri. Bukan. Ia hanya ingin menjadi sehebat Neji, sebergunanya Neji untuk keluarga.
Kebodohan Hinata adalah saat ia sempat ingin mengakhiri hidup dengan meminum pil melebihi dosis yang ditentukan. Saat itu, ia sangat rindu kasih sayang seorang ibu, karena itu ia ingin sekali menyusul dan bertemu dengan ibunya di alam sana, namun caranya yang salah. Karena kebodohannya ini, menyebabkan ayah Hinata masuk rumah sakit, penyakit jantung koronernya kembali kambuh, sehingga harus menginap di rumah sakit berhari-hari.
Sudah lama ayah Hinata menderita penyakit mematikan itu_lama sekali, bersamaan dengan kematian ibu dari gadis kecil bernama Hinata.
Kejadiannya berawal dari permainan saham yang berurusan dengan Uchiha corporation. Karena saking hebatnya Uchiha atau lemahnya Hyuuga, perusahaan ayah Hinata jatuh bangkrut, utang bank besar sehingga keluarganya tak kuat menanggung beban itu, ibu Hinata yang sedang butuh pengobatan tak bisa diselamatkan.
Semenjak kejadian itu, Hinata selalu menuruti kemauan ayahnya. Dan salah satunya adalah untuk pergi ke Konoha.
Demi ayahnya dan demi tekadnya untuk lebih dewasa dan mampu mengemban beban keluarga, Hinata akan berbuat sesuai kehendak nurani, setidaknya ia ikut berperan dalam hal kemajuan dan eksistensi perusahaan. Selain itu Hinata juga tak ingin terlalu larut dalam hal kekurangannya, ia akan menjadikan kelemahan itu sebagai awal untuk mendongkrak keberaniannya.
Mungkin hari ini adalah hari dimana ia harus mempersiapkan diri ke dunia bisnis, tapi sebelum ia terjun langsung ia hanya harus terfokus ke mata kuliah nanti, karena sebelumnya ia juga hanya konsen ke mata kuliah saja. Tapi Hinata juga yakin setelah itu selesai, ia akan seratus persen menghadapi dunia bisnis.
Bersiap-siaplah, Hinata. Pintu gerbang dari awal tekad menjadikan diri lebih berarti, hampir kau akan memulainya.
.
.
oooOOOooo
.
.
"Kyaaaaa...! Sasuke-kuuuuunn...!"
Jerit mahasiswi-mahasiswi kecentilan di Universitas Internasional Konoha. Lorong sempit yang berisikan ruang kelas berjajar menghadap jendela luar ke halaman depan terasa sempit kala Sasuke dan rombongan geng-nya melintas. Seperti sebulir gula pasir yang ditemukan semut-semut, mahasiswi tersebut rela berdesak-desakan demi melihat pujaan hatinya, terutama Sasuke, si pemimpin. Sebenernya bukan pemimpin dari kelompoknya, hanya saja mereka menganggap bahwa Sasuke adalah yang paling mendominasi dari segi apapun. Para mahasiswi tersebut men-dewakan seorang Sasuke sebagai ciptaan Tuhan ter-sempurna didunia, bagaimana tidak? Sasuke Uchiha.
Ya, Sasuke memang idola saentero jagad Konoha. Paras tampan, tubuh proporsional, prestasi membanggakan di Akademi dan Non-Akademi, dan tentunya ia adalah penerus Jutawan Uchiha ke-2 setelah Itachi, kakaknya. Perusahaan tersohor dan merupakan keluarga paling kaya didunia karena telah membawahi segala perusahaan-perusahaan ternama dan memonopoli hampir seluruh jenis transaksi perdagangan dunia.
"Berisik!" kata Sasuke tegas.
Lebih tepatnya bentakan karena saking gaduhnya para fans Sasuke dari berbagai belahan dunia yang rela datang dan bersekolah disitu demi melihat pujaan hati mereka. Sedangkan Sasuke adalah penyuka ketenangan.
Tanpa memperdulikan tatapan sedih dari para fans-fans fanatik-nya tersebut, Sasuke masuk ke kelas yang telah terisikan beberapa orang disana.
Sasuke tak pernah kaget dan bosan dengan kelakuan mahasiswi-mahasiswi itu, ia mendapat perlakuan tersebut seperti makanan untuknya tiap hari. Jadi untuk perkataannya menghentikan kelakuan para fans-nya adalah kata-kata yang juga sering ia utarakan.
Mengenai murid-murid wanita yang datangnya dari berbagai negara, sebenarnya ini malah menguntungkan dalam bisnis Uchiha, dengan begitu pemasukannya-pun melebihi batas kira-kira, walaupun patokan dana yang telah ditentukan harus dinaikkan. Tapi, hal itu tak menyulutkan tekad mereka. Dasar otak bisnis.
Tapi apa bisa dibilang kalo ketampanan Sasuke juga merupakan sumber daya dalam hal bisnis Uchiha?
Sayangnya Sasuke tak mau jadi artis, karena tanpa diminta jadi artis-pun, ia telah jadi idola seluruh dunia.
.
Sasuke duduk dibangkunya yang paling depan menghadap papan tulis, disusul disisi kirinya Naruto, dikanannya Sai selanjutnya Shikamaru dan Shino. Kelompok terpopuler sekampus dan merupakan ujung pangkal dari sekolah ternama tersebut.
Mereka adalah anak-anak dari para pendiri sekolah bergengsi itu, penyumbang saham terbesar dalam pendanaannya. Terkenal akan kesempurnaan dalam segala hal, berteman akrab dan menjadi idola dari segala tingkatan dan umur. Wow...
Srekk...
Decit pintu yang dibuka Kakashi pun menenangkan kegaduhan kelas. Sensei misterius dengan memakai masker tersebut melangkahkan kakinya memasuki ruangan yang telah penuh dengan anak didiknya. Setelah sampai di kursi yang di khususkan untuk para dosen, Kakashi meletakkan buku-buku materi di meja putih dan bersih mengkilap didepannya.
Dosen seribu kejutan itu mengedarkan pandangan mata ke segala penjuru kelas, selang beberapa detik ia memberikan salam terindahnya.
Entahlah, itu baginya, bagi murid-muridnya tak tahu senyumnya seperti apa, karena wajah sensei satu ini hanya setengah.
"Selamat pagi semua!"
"Selamat pagi, sensei!" balas para murid dengan serempak.
"Baiklah, sebelum kita mulai pelajaran, ada satu berita untuk kalian"
"..."
Semua siswa terdiam.
Penasaran?
Mungkin
"Kalian akan punya teman baru. Nah, sekarang dia akan mulai belajar dengan kita hari ini, tapi sepertinya dia belum datang" kata Kakashi dengan sedikit ling-lung dan menggaruk kepala belakangnya.
TOK...TOK...TOK...!
"Nah, mungkin dia. Silahkan masuk!" seru Kakashi pada entah siapa diluar sana.
Muncullah 2 orang dari bilik pintu. Satu orang yang dikenal dengan Rektor kampus Universitas bergengsi tersebut yaitu Tsunade Senju dan seorang lagi adalah perempuan anggun nan cantik yang semuanya belum tahu siapa wanita itu, mungkin dia adalah murid barunya.
Sang wanita baru tersebut mengenakan dress putih bersih selutut dengan ikat pinggang berwarna hitam, serta sweater hitam yang menimpa tubuhnya bagian atas, hingga menambah kesan kepaduan dengan tubuhnya yang putih ranum. Anggun.
Rambut ungu kelam menjulang lurus sepinggang dengan poni rata menutupi dahinya, serta kulit putih pucat namun kelihatan segar ditambah bibir sensual dengan sedikit rona merah alami menghiasi pipinya. Cantik.
Terakhir, senyum yang gadis itu perlihatkan untuk sekedar menyapa dengan tingkah laku dengan tidak memperlihatkan deretan giginya. Manis.
.
Kesan pertama untuk yang memandangnya adalah, wanita yang sangat cantik dan sempurna, membuat para pria gusar untuk memiliki dan mendapatkan cinta si wanita ini. Tapi tidak untuk para gadis lain, bagi mereka mahasiswi baru itu adalah saingan mereka terutama untuk Sakura, Ino dan Shion, wanita blasteran dengan segala kekayaannya ia pertaruhkan untuk menjadi paling cantik demi mendapatkan hati sang pujaan hati. Sasuke.
"Hm. Baiklah, dia adalah teman baru kalian" Tsunade membuka perkenalan.
"Perkenalkan namamu" lanjut Tsunade kepada perempuan baru tersebut.
Membalas dengan anggukkan lemah, perempuan indigo itu menarik nafas pelan dan dengan perlahan melepas udara yang baru beberapa detik masuk keparu-parunya. Ia memandang kearah depan melawan seluruh tatapan murid-murid yang menghantam dirinya. Wajahnya terasa panas, ia sedikit malu, hingga semburat merah terasa terpatri diwajah cantiknya. Sepertinya hawa sekitar sedang tidak bersahabat. Kemudian ia alihkan pandangannya ke tembok yang berada jauh didepan sana_menatap dinding berwarna putih yang berada di belakang orang-orang dihadapannya. Ia harap dinding disana bisa mengerti kegugupannya.
"P-perkenalkan, a-aku Hyuuga Hinata, salam kenal!" terang Hinata dengan senyum termanisnya, untuk kesan pertama.
Ia merutuki kegugupannya, karena membuat ia terbata-bata dalam berbicara. Tapi, mau bagaimana lagi, sudah menjadi kebiasaan.
Semua orang menatap Hinata, menatap seluruhnya ke arah ia berdiri, seakan mengintimidasi dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki. Membuat Hinata semakin memerah saja. Malu. Apa ada yang salah dengannya? Apa ia terlalu kuno untuk semua jenis makhluk yang ekstra modren?
"Hyuuga Hinata" desis Sasuke.
DEG...
.
.
.
To be Continue
