"Imaji Terindah"
Disclaimer : Masashi Kishimoto. Kalau punyaku aku akan buat Naru-chan menderita deh… #disambit kusanagi
Warn : Sasuke OOC sangat, pembendaharaan kata masih ancur-ancuran, banyak typo —mungkin—
Inspirasi dari novel yang memiliki judul yang sama. Ini novel bikin nangis mulu walopun udah dibaca berapa kalipun… hiks… #nangis gaje
Ah sudahlah tak perlu mendengar ocehan gajeku ini.
Silahkan baca dan jangan lupa 'REVIEW', Flame pun taka pa :'(
Sasuke POV
Menyebalkan semuanya. Tak bisakah para cewek-cewek itu menutup mulut mereka sebentar saja. Mata hitamku menatap langit yang dihiasi awan-awan berwarna putih. Entah kenapa aku ketularan kebiasaan Shikamaru yaitu menatap langit.
"Hei, Sasuke kamu sudah tahu bahwa ada murid baru di kelas 2-2?" tanya seorang pemuda berambut cokelat panjang, Hyuuga Neji.
"Hn. Pasti dia seorang gadis yang sebentar lagi akan menjadi salah satu dari mereka." Aku menjawab sambil menunjuk kekerumunan cewek-cewek teman sekelasku.
"Hahahaha, kau narsis juga yah. Tapi sayangnya dia bukan seorang gadis tapi lelaki. Yah memang kuakui wajahnya manis sih." Jawab Neji santai.
"Hn? Lelaki?" tanyaku tanpa bisa menyembunyikan rasa penasaranku.
Neji menyeringai setelah mendengar pertanyaanku. Seringai Hyuuga yang menyebalkan, "Kenapa?"
"Sepertinya kau penasaran yah. Hari ini jadwalnya klub basket latihan, kamu ingin melihat si murid baru itu kan?"
"Apa hubungannya dengan klub basket?"
"Ah aku lupa, dia itu anggota tim inti klub basket sekolah kita." Mata hitamku sedikit membulat mendengar pernyataannya. Bukannya masuk klub basket sangat sulit mengingat seleksinya yang sangatlah ketat. Bukannya sombong, bisa saja aku masuk klub itu dengan mudah tapi aku terlalu malas dengan yang namanya berkeringat.
"Dia mempunyai talenta yang tinggi. Katanya sewaktu di Prancis dia juga masuk klub basket di sekolahnya apalagi dia menyandang kapten. Hebat sekali yah."
"Aku tak butuh prestasinya, tapi yang kubutuhkan yaitu nama dari si pendatang baru itu." Timpalku sarkatik.
"Hahaha iya, aku lupa. Namanya Namikaze Naruto pindahan Prancis. Memiliki rambut pirang, mata saphire, kulit kecokelatan dan tiga garis halus dimasing-masing pipinya." Jawab si lelaki tanpa pupil.
Namikaze Naruto yah. Aku ingin lihat orangnya seperti apa. Tanpa sadar aku menyunggingkan seriangai khas Uchiha yang aku yakin semakin memperlebar seringaian si Hyuuga.
Sasuke POV end
Lapangan basket sore harinya
Sesuai rencana, Sasuke dan Neji pergi ke lapangan basket untuk melihat si pendatang baru yang menghebohkan seluruh sekolah.
Kini ia berdiri tepat dibawah pohon yang rindang. Tempat dimana ia berada sungguh strategis, karena jangkauan pandangan matanya sangat luas. Mata hitam menyusuri setiap jengkal lapangan yang kini dipenuhi oleh anggota klub basket.
"Ayo oper-oper ke temanmu yang sedang kosong. Hey Kiba, cepat oper ke Naruto dia sedang bebas tanpa penjagaan." Teriak lelaki berambut bob hitam.
Bola berwaran orange kecokelatan itu kini berpindah tangan ke seseorang yang memiliki rambut pirang.
"Nice pass, Kib." Teriak pemuda pirang yang merupakan new comer di klub basket itu.
Kini Naruto berlari kearah ring lawan. Dengan mudah ia melewati lawan-lawannya. Dan sekarang ia bersiap untuk melakukan dunk smash.
Plush!
Bola itupun masuk ke keranjang lawan. Naruto berbalik kearah Kiba —teman sekelas si pirang— dan memberikan senyuman lebarnya. Kemudian memberikan cap jempol kearah pemuda yang memiliki tato segitiga di pipinya itu.
"Yak untuk hari ini kita selesai latihannya. Kalian hebat apalagi kamu, Naruto-kun. Tekhnikmu benar-benar sudah tahap professional." Puji Gai, sang pelatih klub basket.
"Ehhehe tidak juga, jangan memujiku terlalu berlebihan sensei. Aku tak sehebat itu." Ucapnya sambil menggaruk kepala bagian belakangnya.
"Ya sudah sekarang kalian pulang dan beristirahatlah yang cukup karena sebentar lagi aka nada pertandingan antar sekolah. Kita harus memenangkan piala kemenangan itu. Semangat anak-anak." Teriak Gai sambil mengacungkan tangannya ke atas.
"Yosh!" teriakan dari seluruh anggota klub basket menggema.
Setelah teriakan para murid kini mereka bubar ke tempat dimana barang-barang mereka disimpan. Dan si pirang alias Naruto berlari kearah seorang pemuda berambut raven.
Sasuke POV
Ah dia menuju kemari. Rambut pirangnya yang basah terlihat berkilau. Keringat mengalir dipelipisnya. Sungguh seksi. Mata birunya terlihat berbinar dan hidup.
"Hei Dobe."
"Hei senpai apa maksudmu dengan 'Dobe'?" tanyanya denga muka yang sedikit kesal.
"Aku menyukaimu, maukah kau menjadi pacarku?" ucapku tanpa sadar.
Sasuke POV end
Terlihat dua orang pemuda berdiri dibawah pohon yang cukup besar. Salah satu pemuda menatap tidak percaya.
"Hei senpai, pertama kau memanggilku Dobe sekarang kau mengajakku pacaran. Aneh sekali." Ucap salah satu pemuda yang memiliki rambut pirang.
"Aku tak bercanda, bodoh." Timpal pemuda yang memiliki mata Onyx.
"Ah jadi ini serius yah. Tapi maaf senpai aku masih ingin 'menikmati dunia' dan tak ingin terikat dengan siapapun."
"Jadi kau menolakku yah. Aku kira kau tidak akan menolak pesonaku." ucap Sasuke
"Hahaha senapi narsis yah, iya dengan sangat jelas aku menolak senpai." Ucap Naruto yakin.
"Baiklah, tapi kalau untuk berteman kamu mau kan?" tanya Sasuke dengan nada yang sedikit mengharap jawaban 'iya' dari si pemuda mungil itu. Ternyata tinggi Naruto tak lebih tinggi dari Sasuke, padahal dia atlet basket.
"Tentu saja, senpai. Mari berkenalan namaku Namikaze Naruto baru pindah dua hari yang lalu ke kelas 2-2." Ucapnya mantap sembari menyodorkan tangan meminta untuk bersalaman. Sasuke pun menerima uluran tangan tan itu.
"Namaku Uchiha Sasuke kelas 3-2."
Penolakan Uchiha Sasuke tak disaksikan oleh murid-murid yang ada disana. Padahal sore itu sangat ramai. Tapi untung saja tidak ada seorang pun, bila ada mungkin harga diri seorang Uchiha akan turun karena kesalahan dari anak bungsu Uchiha itu.
"Hei, Dobe aku mau tanya kenapa kau menolakku? Apa wajahku kurang tampan?" tanya Sasuke heran. Ya pasti heran, karena selama ini tak ada yang pernah menolak pesona seorang Uchiha yang memukau didukung dengan kekayaan yang melimpah.
"Wajahmu tampan, senpai. Sangat tampan malah..." terlihat warna muka Sasuke menjadi sedikit memerah. "..tapi seperti yang aku katakan tadi aku masih ingin 'menikmati dunia' tanpa terikat dengan siapapun. Senpai mengerti kan?"
"Iya aku mengerti, tapi aku akan terus mendekatimu sampai aku mendapatkanmu." Jawab Sasuke dengan penuh tekad.
"Hahaha iya-iya senpai."
"Sekarang kamu mau kemana?"
"Pulang." Jawab Si pirang singkat.
"Aku antar."
Tanpa menunggu persetujuan dari si pirang, Sasuke menggenggam tangan kecil milik Naruto menuju tempat parkir sekolah. Dengan tidak mengindahkan tatapan iri para lelaki dan wanita.
To Be Continued
Hhehehehe fict judul terbaru.
Maaf-maaf… yang lainnya juga masih dalam proses kok.
Ini hanya selingan saja. Otakku sudah tak mampu menampung ide-ide cerita.
RnR yah…
By Zizi Kirahira Hibiki69
